Anda di halaman 1dari 7

Al-Asalmiya Nursing

Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Sciences)


http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019
p-ISSN: 2338-2112
e-ISSN: 2580-0485

PENGALAMAN IBU DALAM PENANGANAN TERSEDAK PADA BAYI

Sulistiana(1), Dian Roza Adila(2), Sekani Niriyah(3)


(1)
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Email: sulis8671@gmail.com
(2),(3)
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Abstrak
Tersedak merupakan suatu kondisi adanya hambatan di jalan napas karena benda asing. Penyebab
utama tersedak adalah minuman dan makanan. Sistem pernapasan atas pada bayi yang masih
relatif sangat kecil, serta bayi belum bisa mengunyah dan menelan dengan baik merupakan faktor
resiko terjadinya tersedak pada bayi. Tersedak adalah keadaan kegawatdaruratan yang harus
ditangani dengan segera, jika tersedak berlangsung kurang lebih 4 menit, maka bisa berakibat
fatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman ibu dalam penanganan
tersedak pada bayi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi
fenomenologi. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 7 orang ibu yang mempunyai anak dengan
tersedak pada usia bayi. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data dianalisa dengan
menggunakan analisa collaizi. Penelitian ini diperoleh 5 tema terkait pengalaman ibu dalam
penanganan tersedak pada bayi yaitu penyebab tersedak, tanda dan gejala tersedak pada bayi,
respon psikologis dan penanganan tersedak, waktu penanganan tersedak, serta pencarian
pertolongan dan upaya pencegahan tersedak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat terutama ibu dalam penanganan tersedak pada bayi,
sehingga ibu dapat melakukan penanganan pertama dengan baik ketika bayi mengalami tersedak,
sehingga tidak menimbulkan bahaya yang lebih serius.

Kata kunci: Penanganan, Pengalaman ibu, Tersedak

Abstract
Choking is a condition of obstacles in the airway cause to a foreign body. The main causes of
choking are drink and food. The upper respiratory system in infants is still relatively small, and
cannot chew and swallow well is a risk factor for the occurrence of choking in infants. Choking
is a emergency condition that must be handled immediately, if choking lasts about 4 minutes, then
it can be fatal. The objective of this research is to determine the description of mother's experience
in choking treatment in infants. This research used qualitative method by phenomenology study
approach. Participants in this study were amounted to 7 mothers who have children with choking
at the age of the baby. The sampling technique used purposive sampling. The data collection
method used in-depth interviews. The data was analyzed by using collaizi analysis. The result of
this study was obtained 5 themes related to the experience of mother in the choking handling on
the infant was the cause of choking, signs and symptoms of choking in infants, psychological
responses and to overcome choking, time of handling choking, looking for help and prevention
efforts of choking. The conclusions of this research was expected to increase insight and
knowledge for the community, especially mothers in the choking handling on the infant, so that
the mother can do the first handling well when the infant suffers from choking, so it does not cause
a more serious danger.
Keywords: Handling, Mother's Experience, Choking

Page | 89
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

PENDAHULUAN fatal pada anak kurang dari satu tahun


Bayi merupakan masa pertumbuhan (Wong, 2009).
dari umur 28 hari – 1 tahun. Bayi Penyempitan pada saluran
memiliki pertumbuhan yang cepat, pernapasan ini, yang bisa menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan kerusakan oksigenasi dan ventilasi dari
tersebut dapat dilihat dari segi aspek sistem tubuh itu merupakan keadaan
motorik, kognitif, dan sosial serta serius yang berakibat fatal, antara lain
pertumbuhan rasa percaya diri yang kuat apabila oksigen tidak bisa masuk
(Maryunani, 2012). Salah satu kedalam tubuh, maka yang terjadi tubuh
perkembangan aspek motorik pada bayi kekurangan oksigen, khususnya pada
yaitu fase oral, dimana bayi suka jaringan otak, jika kondisi ini
memasukan benda kedalam mulut. berlangsung selama 4 menit, maka
Umur 0-3 bulan yaitu melakukan jaringan otak yang tidak tersuplai
gerakan reflek seperti menelan, oksigen mengalami kerusakan, apabila
menghisap, mencari puting susu, serta kejadian ini terus berlanjut maka akan
memainkan lidah (Fadhli, 2010). Umur mengakibatkan kerusakan otak, bahkan
3-6 bulan bayi sudah mampu kematian bagi individu tersebut
menggenggam benda, bayi suka mainan (American Academy of Pediatrics, 2013)
dan memainkannya. Umur 6-9 bulan American Academy of Pediatrics
bayi mampu memegang kakinya lalu (AAP) 2010, mejelaskan bahwa tersedak
dimasukan kedalam mulut (Wong, merupakan penyebab utama kesakitan
2009). Pada umur 9-12 bulan bayi dan kematian dikalangan anak-anak.
memperlihatkan minat yang besar dalam Prevalensi tersedak pada anak usia
mengeksplorasi benda disekelilingnya, kurang dari 1 tahun sebesar (30,5%)
dan ingin menyentuh apa saja didekatnya tersedak pada anak usia 3 tahun kebawah
(Dewi, 2010). sebesar (77,1%). Untuk kasus di
Faktor resiko penyebab tersedak Indonesia sendiri belum ada data yang
pada bayi adalah mengunyah dan menunjukan berapa persen kasus
menelan. Selain itu pada bayi juga belum tersedak. Tanda awal tersedak yaitu
mempunyai gigi, sehingga belum bisa tercekik, muntah, suara napas mengi dan
untuk mengunyah dengan baik yang batuk, dan apabila benda menutupi
dapat menyebabkan terjadinya tersedak. seluruh saluran pernapasan maka
Faktor lain yang dapat menyebabkan ditandai dengan anak kehilangan
tersedak yaitu sistem pernapasan atas kesadaran, dan meninggal karena
pada bayi karena masih relatif sangat kekurangan oksigen. Tingkat keparahan
kecil. Ibu yang memiliki anak dalam fase tersedak dapat dilihat dari lokasi, jenis
oral membutuhkan pengawasan ekstra benda yang masuk, dan luasnya
dan secara teliti sehingga mengurangi penyempitan pada saluran pernapasan.
kejadian tersedak tersebut (Maryunani, Luas penyempitan saluran pernapasan
2012). ini didukung dari ukuran benda yang
Tersedak dapat terjadi pada semua masuk, ukuran, dan konsistensi makanan
usia tetapi paling banyak terjadi pada atau benda yang dapat mengakibatkan
usia tiga tahun kebawah. Kejadian kondisi fatal (Wong, 2009).
tersedak dapat mengakibatkan asfiksia
yaitu suatu keadaan terhentinya asupan METODE
oksigen akibat adanya hambatan berupa Penelitian ini, menggunakan jenis
benda asing dijalan napas. Keadaan ini penelitian kualitatif, dengan pendekatan
merupakan penyebab nomor satu cedera fenomenologi deskriptif. Penelitian

Page | 90
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

dilakukan di Puskesmas Harapan Raya Penyebab tersedak pada penelitian ini


pada bulan Mei sampai Juni. paling sering yaitu makanan dan
Pengambilan data menggunakan teknik minuman.
purposive sampling, dengan “Dulu pernah tersedak waktu 1
pengumpulan data menggunakan bulan saat minum ASI … sekarang
wawancara mendalam. Keabsahan data waktu dia lagi usia apa MP-ASI
diukur dengan partisipan menggunakan makan (menggaruk-garuk kepala)…
triangulasi sumber yaitu partisipan kunci dulu waktu usia 1 bulan saya
yang dekat dengan partisipan utama. minumin ASI itu posisinya tiduran,
Jumlah partisipan yaitu 7 orang. Analisa dan posisi apa namanya penuh ASI
data menggunakan analisa Collaizi lalu nya, nah saya minumin gak taunya
ditentukan tema dalam bentuk teks. dia lagi nyedotnya kuat banget ,
jadinya kefull lan dalam mulut dan
HASIL tersedak jadinya… saya suapin
Para ibu di Puskesmas Harapan Raya dengan posisi tidur, saya suapin 1
melakukan penanganan pada bayi yang atau 2 gitu tapi dalam porsi penuh,
tersedak berbeda-beda diantaranya jadi mulutnya penuh, jadi kesedak
menepuk punggung, pundak, mengelus gitu (menggerakan tangan ) (P6)
dada dan meniup ubun-ubun. Penyebab Tanda dan Gejala Tersedak Pada
tersedak berbeda-beda bisa berupa Bayi
makanan dan minuman, apabila terjadi tanda gejalanya yang didapat pada
tersedak tanda gejalanya yaitu batuk, penelitian ini adalah batuk, menangis
menangis, teriak dan napas tidak dan napas tidak beraturan.
beraturan. Respon ibu saat bayi tersedak “Ya reaksi nya dia langsung nangis
ibu merasa panik, bingung dan kaget ya, langsung nangis, langsung batuk
Pencegahan yang dilakukan oleh ibu ya, anaknya itu napasnya langsung
agar tidak terjadi tersedak yaitu rasanya enggak beraturan , terus
melakukan teknik menyusui yang baik, anaknya menangis (memegang
posisi kepala bayi ditinggikan. Apabila kaki).”(P7)
penanganan tidak berhasil maka Respon Psikologis dan Penanganan
sebaiknya dibawa kepelayanan Tersedak
kesehatan ataupun tenaga kesehatan. Partisipan mengatakan saat bayinya
Gambaran Informan tersedak merasa panik, bingung, kaget
Mayoritas partisipan utama dengan karena takut terjadi apa-apa dengan
berpendidikan Sekolah Menengah Atas bayinya, namun partisipan tetap
sampai Sarjana. Umur partisipan utama melakukan penanganan terhadap
26 sampai 31 tahun dengan pengalaman bayinya.
penanganan tersedak pada usia bayi. “tentunya saya sebagai ibu panik,
Sedangkan Umur partisipan kunci 26 bingung gitukan terus ee,,, (melihat
sampai 52 tahun. Partisipan kunci keatas) saya secara pelan-pelan
diambil berdasarkan orang terdekat menepuk-nepuk pundaknya, e,, saya
dengan partisipan, yaitu orang yang gendong (menggerakan tangan dan
tinggal satu rumah ataupun rumahnya jari).” (P3)
berdekatan yang setiap harinya bersama “Kaget terus bingung mau diapain
partisipan utama. gitu, habis itu ada yang ngasih tau
Penyebab Tersedak saya (suami), terus saya berdirikan
terus saya ketuk-ketuk punggungnya
itu dengan pelan-pelan

Page | 91
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

(menggerakan tangan dan jari).” menelan belum maksimal, dan fungsi


(P6) pernapasan dalam tahap perkembangan.
Menurut teori AAP (2013), cara
Waktu Lamanya Penanganan makan yang kurang baik dapat
Tersedak menyebabkan tersedak, yaitu anak
Partisipan mengatakan waktu makan sambil berjalan, berlari,
penanganan tersedak itu berkisar kurang bercanda, serta mengunyah terlalu cepat
1 menit sampai 3 menit. dan ibu yang menyuapkan makanan
“Enggak sampai 1 menit dengan posisi bayi berbaring.
(mengerutkan dahi ).”(P1) Hal ini sejalan dengan penelitian
“Pada waktu anak saya tersedak Palimbunga, Palendeng, dan Bidjuni
biasanya saya menananganinya (2017), sebanyak 124 responden,
lamanya kurang lebih 3 menit didapatkan responden posisi menyusui
(memegang kepala).”(P3) dengan riwayat tersedak meliputi posisi
berdiri sebanyak 0 (0%), posisi duduk
Upaya Pencegahan dan Pencarian 47 (37,9%), posisi berbaring 64 (51%).
Pertolongan Pada Tersedak Hal ini menujukan posisi menyusui
Pencegahan agar tidak tersedak serta berbaring berhubungan dengan tersedak.
pencarian pertolongan oleh partisipan Pada penelitian ini penyebab
meliputi pengaturan posisi, teknik tersedak pada bayi yaitu ASI, MP-ASI,
menyusui, dan memanfaatan pelayanan posisi ibu pada saat menyusui, dan posisi
dan tenaga kesehatan. bayi pada saat diberi ASI dan makan, hal
“…. sebaiknya menyusui anak itu ini dikarenakan rongga pernapasan atas
digendong ditangan kita terus pada bayi masih relatif kecil sehingga
dalam posisi kepala anak itu agak beresiko menyebabkan tersedak.
keatas gitu enggak kebawah , Tanda dan Gejala Tersedak Pada
karena saat anak itu tidur saluran Bayi
pernapasanya itukan maksudnya Menurut Wong (2009), tanda dan
itu kalau dia lagi nyusu sambil tidur gejala tersedak adalah batuk, tercekik,
itu mengganggu saluran muntah serta suara mengi. Sejalan
pernapasanya (menggerakan dengan Maryunani (2012), tersedak
tangan dan jari).” (P2) yaitu batuk yang terjadi secara
“Ya kami langsung aja ya ke apa mendadak ditandai dengan muka merah
(menggaruk-garuk kepala dan kebiruan dan sulit bernapas, hal ini
melihat keatas) ke pelayanan dikarenakan adanya benda asing yang
kesehatan ataupun ke puskesmas ya, menghambat saluran pernapasan.
kita konsultasi sama bidan gimana Hal ini sama dengan penelitian
caranya supaya anak ini Palimbunga, Palendeng, dan Bidjuni
tersedaknya berhenti batuknya (2017), pada 81 bayi riwayat tersedak,
(menggerakan kepala).”(P7) sebanyak 54 (66,7%) bayi riwayat
tersedak tanda dan gejalanya adalah
PEMBAHASAN batuk, berhenti menyusui 4 (4.9%),
Penyebab Tersedak muntah 12 (14,8%), dan 11 (13,6%)
Menurut Arthasalina (2017), dan adalah menangis. Menurut Handy
Moci (2013), penyebab tersedak yaitu (2016), batuk merupakan reflek
payudara ibu yang terlalu penuh pertahanan tubuh dari berbagai
sehingga mengakibatkan ASI mengalir rangsangan disaluran pernapasan akibat
dan memancar terlalu deras, refleks dari benda asing.

Page | 92
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Rata-rata bayi yang mengalami wajah bayi. Selanjutnya posisikan bayi


tersedak tanda gejalanya adalah batuk telentang, telapak tangan penolong
dan beberapa bayi menangis serta napas diatas paha untuk menopang kepala
tidak beraturan, karena batuk merupakan bayi.
respon tubuh untuk mengeluarkan benda Lamanya Penanganan Tersedak
asing berada didalam saluran Menurut IDAI (2016), kecukupan
pernapasan. oksigen pada anak sangat berhubungan
Respon Psikologis dan Penanganan dengan gangguan pada saluran
Tersedak pernapasan. Apabila anak mengalami
Mayoritas respon psikologis ibu sumbatan pada saluran pernapasan, hal
adalah panik, dan cara penanganan yaitu ini menyebabkan anak tersebut
ibu langsung melakukan penanganan kekurangan oksigen. Teori dari Norirs
seperti mengubah posisi, menepuk bahu, dan Smith (2002) dalam Abdullat, et al.,
meniup ubun-ubun dan mengelus dada. (2015), penanganan tersedak yang tidak
Panik merupakan perasaan cemas cepat akan berdampak fatal. dikarenakan
dan takut berlebihan, bisa membuat otak seseorang yang tidak tersuplai oleh
penderitanya melakukan hal secara oksigen selama 4 menit akan mengalami
sepontan diluar akal sehat (Naviri. kerusakan jaringan, lama-kelamaan akan
2015). Hal ini sejalan dengan penelitian menyebabkan kerusakan otak, dan
Rohmawati, Safitri, dan afni (2015), kematian.
saat anaknya tersedak ibu merasa panik, Pada penelitian ini waktu
takut, khawatir saat melihat anaknya penanganan tersedak adalah dibawah 3
tersedak, takut benda asing yang tertelan menit, kondisi ini masih bisa ditangani
tidak bisa keluar. apabila penanganannya cepat. Apabila
Hal ini sejalan dengan penelitian terlambat 4 menit mengakibatkan
Palimbunga, Palendeng, dan Bidjuni kematian.
(2017), dari 81 bayi yang memiliki Upaya Pencegahan dan Pencarian
riwayat tersedak, penanganan terbanyak Pertolongan Pada Tersedak
saat bayi tersedak dengan cara Pada penelitian ini pencarian
mengubah posisi menyusui bayi pertolongan ketika bayi tersedak adalah
sebanyak 44 (54,3%), mengusap dada pelayanan kesehatan seperti rumah
bayi sebanyak 19 (23,5%) dan respon sakit, puskesmas, klinik, dan bidan.
paling sedikit saat bayi tersedak dengan Menurut Tilong (2014), pertolongan
cara meniup ubun-ubun bayi sebanyak pertama sangatlah penting pada keadaan
18 (22,2%).Pada penelitian ini dari ke 7 gawatdarurat. Tujuannya untuk
partisipan ketika anaknya tersedak menyelamatkan nyawa korban dan
adalah menepuk punggung, mengusap mencegah keadaan yang lebih parah
dada, serta meniup ubun-ubun. dari sebelumnya.
Penanganan yang lebih tepatnya Hasil penelitian ini sesuai dengan
ketika bayi tersedak adalah menurut penelitian Sumarningsi, (2015), yaitu
AAP (2013), dengan cara sebagian besar keluarga dalam
memposisikan bayi telungkup melakukan pertolongan tersedak adalah
selanjutnya tepuk pada bagian menangani tersedak terlebih dahulu,
punggung bayi menggunakan pangkal selanjutnya membawanya kepelayanan
lengan, lakukan sebanyak 5 kali, posisi kesehatan apabila penanganan tidak
tangan penolong yaitu tangan kanan di berhasil.
belakang kepala bayi posisi lebih Menurut Ambarwati et al (2015),
rendah, dan tangan kiri di mulut dan mencegah bayi tersedak adalah ibu harus

Page | 93
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

memperhatikan perlekatan bayi saat posisi yang benar pada saat menyusui
menyusui, yaitu perut ibu dan perut bayi dan memberi makan sambil duduk, serta
harus menempel, badan ibu dan bayi teknik menyusui, karena dengan posisi
saling berhadapan. Perlekatan yang duduk akan mengurangi efek gaya tarik
benar akan mencegah hidung bayi bumi sehingga membantu bayi menelan
tertutup oleh payudara ibu sehingga bayi ASI yang keluarnya cepat, pada keadaan
tidak tersedak. ini membuat bayi tetap dapat bernapas
Menurut Simkin, Whalley, dan dan mencegah bayi tersedak. Serta pada
Keppler (2008), posisi yang baik ketika penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
menyusi adalah lengan atas ibu tindakan selanjutnya apabila penangan
menyangga punggung dan leher bayi lalu tersedak dirumah tidak berhasil adalah
tangan ibu yang satunya memegang membawa ke pelayanan kesehatan.
payudara dan menekan puting. Hal ini
memudahkan ibu melihat bayi saat KESIMPULAN
menyusui, melihat mulut bayi menempel Berdasarkan hasil penelitian tentang
dengan baik atau tidak, serta membantu pengalaman ibu dalam penanganan
bayi apabila ibunya mempunyai tekanan tersedak pada bayi, dapat disimpulkan
ASI yang sangat besar. Posisi ibu hasil tema yang didapatkan adalah lima
menyusui duduk mengurangi efek gaya tema yaitu: penyebab tersedak, tanda dan
tarik bumi sehingga membantu bayi gejala tersedak pada bayi, respon ibu
menelan ASI yang keluarnya cepat, pada dalam penanganan tersedak, lamanya
keadaan ini membuat bayi tetap dapat penanganan tersedak, serta upaya
bernapas dan mencegah bayi tersedak. pencegahan dan pencarian pertolongan
Menurut Bahiyatun (2008) apabila pada tersedak.
ASI penuh, sebaiknya ASI terlebih
dahulu dikeluarkan sehingga UCAPAN TERIMAKASIH
menghindari bayi tersedak, jika ASI Peneliti ingin mengucapkan terimakasih
penuh, bayi tidak bisa mengontrol reflek untuk semua partisipan dan pihak-pihak
menelanya karena mulut bayi penuh ASI terkait yang telah berpartisipasi dan
dan mengakibatkan tersedak. mendukung dalam penelitian ini dari
Selain menyusui, resiko terjadinya awal sampai akhir.
tersedak yaitu makanan, dimana
pencegahannya Menurut Purwoko dan DAFTAR PUSTAKA
Satyanegara (2007), adalah mengajari Abdullat, E. M., Ader-Rahman, H. A., Al
anak tidak berbicara saat makan, tertawa Ali, R., & Hudaib, A. A. (2015).
dan menarik napas secara tiba-tiba, Choking among Infants and Young
pastikan posisi bayi duduk pada saat Children. Jordan Journal of
makan, sebelum memberikan makanan Biological Sciences, 147(3380), 1-5.
keras kepada bayi, sebaiknya potonglah American Academi of Pediatrics. (2010).
makanan dengan ukuran yang kecil, Prevention Of Choking Among.
hindari memberikan makanan pada anak American Academi of Pediatrics,
dibawah usia 1 tahun. Pada saat 125(3), 601-607.
memberikan makanan yang terdapat American Academi of Pediatrics. (2013).
tulang ayam atau duri ikan, apel ibu Choking Prevention and First Aid
harus lebih memperhatikan lagi saat for Infant and Children.
menyuapkan. Ambarwati, D., et al. (2015). Superbook
Pada penelitian ini upaya For Supermom. Jakarta : FMedia.
pencegahan tersedak meliputi mengubah

Page | 94
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Ajar faktor-penyebab-tersedak-pada-


Asuhan Kebidanan Nifas dan bayi/
Menyusui. Jakarta: CV. Trans Info Naviri. (2015). 1001 Makanan Sehat.
Media. Jakarta: Pt Alex Media Kompotindo
Arthasalina, Dian. (2017). Awas 5 Hal Palimbunga, A., P,. S., & Palendeng, O.,
Ini Bisa Sebabkan Bayi tersedak E., L., Bidjuni., H. (2017).
saat menyusu. Diperoleh dari: Hubungan Posisi Menyusui dengan
https://www.popmama.com/baby/0- Kejadian Tersedak pada Bayi di
6- Puskesmas Kota Bahu Manado. E-
months/dianarthasalina/penyebab- Journal, 5(1).
bayi-tersedak-saat- Purwoko, S., & Satyanegara, S. (2007).
menyusu.Diakses tanggal tgl 5 juli Pertolongan Pertama dan Rjp Pada
2018 Anak. Jakarta: Arcan.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Rohmawati., V., R., Safitri., W., Afni.,
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: A., C., N. (2015). Pengalaman Ibu
EGC. dalam Menanganani Anak Tersedak
Dewi, Vivian Nani Lia S.ST. (2010). Pada Usia Toddler di Posyandu
Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Dusun Kalongan Papahan
Balita. Jakarta: Salemba Medika. Tasikmadu. Surakarta: Kusuma
Fadhli, Aulia. (2010). Buku Pintar Husada.
Kesehatan Anak. Yogyakarta: Sumarningsih, Dwi. (2015). Pengaruh
Pustaka Anggrek. Edukasi Keluarga Tentang
Friedman, M. M., Vicky, R. B & Elaine, Pencegahan dan Penanganan
G. J. (2014). Buku Ajar Tersedak Pada Anak Terhadap
Keperawatan Keluarga: Riset, Pengetahuan dan Keterampilan
Teori & Praktik. Jakarta: EGC Keluarga Dusun Ngebel Rt 09
Handy, Fransisca. (2016). A-Z Penyakit Tamantirto Kasihan Bantul.
Langganan Anak. Jakarta: Pustaka Makalah dipublikasikan
Bunda. Simkin, P., Whalley, J., Keppler., A.
IDAI. (2014). Yang Harus Dilakukan (2008). Panduan Lengkap
Jika Anak Tersedak. Indonesian Kehamilan. Jakarta: Arcan.
Pediatric Society. Diperoleh dari: Tilong, A, D. (2014). Buku Lengkap
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/ Pertolongan Pertama Pada
keluhan-anak/yang-harus- Beragam Penyakit. Yogyakarta:
dilakukan-jika-anak-tersedak Flash Book.
Maryunani, Anik. (2012). Ilmu Wong, D. L,. Marilyn, H. E., David, W.,
Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Marilyn, L. W., & Patricia, S.
Jakarta : CV Trans Info Media. (2009). Buku Ajar Keperawatan
Moci. (2013). 5 Faktor Penyebab Pediatrik Wong. (Ed. 6, Vol. 1).
Tersedak Pada Bayi. Diperoleh dari: Jakarta: EGC.
http://ciricara.com/2013/08/01/5-

Page | 95

Anda mungkin juga menyukai