Subjek 65 studi yang mewakili 3.577 subjek berusia 5 tahun sampai 102 tahun.
Noted :
1. Pada studi diatas tidak dibahas apakah ada efek kualitas tidur secara umum terkait dengan
peningkatan usia?
2. Terdapat banyak perbedaan ukuran tergantung pada factor eksklusi dan inklusi partisipan
3. Terdapast asosiasi antara menurunnya efisiensi tidur dan penuaan di kalangan wanita
Remaja
Catatan: Berhubungan
Gender Dipertanyakan
Tidak Berhubungan
2. Risk Factors for Sleep Disturbances in Older Adults: Evidance From Prospective Studies
Sthephen F. S M.S, Katie L. S Ph.D, Anthony Fabio, Ph.D, Jane A. C Dr.P.H
Tujuan Untuk menemukan hubungan faktor resiko terhadap gangguan tidur pada
lansia.
Desain Prospective study / Cohort
Subjek Pencarian pada database PubMed dengan mentargetkan beberapa domain
yaitu :
a. Penuaan, pengaruh usia, perubahan usia, lansia
b. Gangguan tidur, kualitas tidur, tidur panjang
c. Prospective, cohort
Sehingga didapat 21 studi yang cocok dengan kriteria.
Parameter Hanya 2 studi yang menilai secara objektif gangguan tidur, sementara 6
menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan 13 menggunakan
gejala insomnia atau keluhan tidur lainnya (Self-reported sleep
complaints/insomnia symptoms).
Hasil Pada Self-reported sleep complaints/insomnia symptoms wanita,
Mood, depresi dan aktivitas fisik teridentifikasi sebagai faktor resiko
independen yang paling banyak mempengaruhi gangguan tidur.
Adapun faktor resiko lainnya yang meningkatkan resiko gangguan
tidur adalah: demografi, ras, pekerjaan sebelumnya, aktivitas rumah
tangga dan status ekonomi
Pada psqi depresi mood berhubungan dengan gangguantidur, tingginya
tingkat inflammatory markers (interleukin-6 and soluble intercellular
adhesion molecule-1) memprediksi panjangnya (> 8 hours) bukan
pendeknya (<6 hours) durasi tidur di masa yang akan datang.
Buruknya status kesehatan fisik secara independen mempengaruhi
gangguan tidur pada 11/14 studi. Penyakit kronik, penyakit jantung
meningkatkan resiko gejala insomnia
Kesimpulan Studi membenarkan studi cross-sectional sebelumnya mengenai faktor
resiko gangguan tidur. Jenis kelamin yaitu wanita secara konsisten
berhubungan dengan gangguan tidur. Hal ini serupa dengan depresi yang
secara konsisten mempengaruhi gangguan tidur.
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan tidur hanya terdapat
pada dewasa tengah dan tidak konsisten terhadap lansia.
Butir-butir Terdapat perbedaan pendapat pada review jurnal-jurnal tentang
peningkatan resiko gangguan tidur terhadap usia.
Sleep-reported sleep complaints/insomnia symptoms adalah instrument
yang paling sering digunakan. Pittsburgh sleep quality index/PSQI
merupakan instrument pemeriksaan kualitas tidur dengan subjektif.
Noted :
1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan durasi lebih lama untuk memahami bagaimana terjadi
perubahan tidur sepanjang rentang kehidupan
2. Tidak dijelaskan aktifitas fisik seperti apa yang dapat meningkatkan gangguan tidur
3. Inflamasi seperti apa yang dimaksud yang mempengaruhi lansia?
4. Gangguan tidur apa yang dipengaruhi oleh variable diatas tidak dijelaskan secara spesifik
dalam ke 7 komponen PSQI
2 (C)
Gender
Catatan: Berhubungan
Dipertanyakan
Tidak Berhubungan
3. Effects of sleep changes on pain-related health outcomes in the general population: A
systematic review of longitudinal studies with exploratory metaanalysis
Esther F. Afolalu, Fatanah Ramlee, dan Nicole K. Y. Tang
Noted :
1. Terjawab bahwa peningkatan respon inflamasi dan tingkat sitokin, yaitu protein
interleukin-6 (IL-6), C-Reactive Protein (CRP), kortisol, prostaglandin E2 (PGE2), dan
faktor nekrosis tumor alpha (TNF- a), juga diyakini terkait dengan rasa nyeri yang
dilaporkan lebih besar, kepekaan nyeri berlebihan, kelelahan, dan akibatnya penurunan
status kesehatan.
2. Terjawab pula bahwa perubahan dalam pola tidur dapat meningkatkan risiko
pengembangan kondisi nyeri berikutnya
3. Perlu di selidiki keefektifan intervensi, seperti terapi perilaku kognitif, exercise, obat-
obatan, sebagai alat yang mungkin untuk meningkatkan hasil kesehatan terkait rasa nyeri
dan kualitas hidup secara umum dengan mempromosikan tidur
Kualitas tidur (Sleep patterns)
Latensi tidur Depresi
Tidur tahap 1
Tidur tahap 2
Aktivitas fisik
Tidur Rapid Eye Movement
1
Gender (SR
) 2 (C)
2 Peny.kronik
(C) 1 Peny. Jantung
Kualitas tidur (Sleep architecture) (SR)
2 (C) Fibromyalgia
Total Sleep Time (TST)
Sleep Efficiency
Slow Wave Sleep (SWS)
Wake After Sleep Onset (WASO)
3
1
(SR)
(SR)
Lanjut Usia
3
(SR) Kualitas tidur (PSQI) Kualitas Hidup (SF-36)
Fungsi sosial
4. Old People in Pain: A Comparative Study
Ulf Jakobsson, RN, Rosemarie Klevsga°rd, RNT, PhD, Albert Westergren, RN, PhD, and
Ingalill Rahm Hallberg, RNT, PhD
3 (SR)
Kualitas tidur (PSQI) Kualitas Hidup (SF-36)
Fungsi sosial
5. Evaluation of Sleep Quality in Subjects With Chronic Noncologic pain
Alfredo Covarrubias-Gomez and Jonathan J. Mendoza-Reyes
Parameter Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and Visual Analogue Scale
Noted :
Hipotesis ini mengatakan peningkatan intensitas nyeri bisa memperbaiki arsitektur tidur.
Pernyataan ini membutuhkan jalur penelitian baru yang bertujuan untuk mengidentifikasi
pola polysomnographic pada pasien dengan nyeri non-kanker kronis.
Kualitas tidur (Sleep patterns)
Depresi & mood
Latensi tidur
Tidur tahap 1 Aktivitas fisik
Fungsi sosial
6. The Association of Sleep and Pain: An Update and a Path Forward
Patrick H. Finan,* Burel R. Goodin, y,z and Michael T. Smith*
Kriteria eksklusi Artikel tambahan yang tidak diidentifikasi oleh pencarian asli.
Noted :
1. Bagaimana pengaruh peningkatan usia terhadap insidensi nyeri?
2. Tidak jelas apakah gangguan tidur dapat mengembangkan mekanisme rasa nyeri
yang berbeda atau meningkatkan rasa nyeri yang ada.
3. Terdapat bias pendapat antara apakah kualitas tidur dapat mempengaruhi nyeri atau
apakah nyeri dapat mempengaruhi kualitas tidur?
Kualitas tidur (Sleep patterns)
Depresi & mood
Latensi tidur
Tidur tahap 1 Aktivitas fisik
Fungsi sosial
7. Bodily pain, social support, depression symptoms and stroke history are independently
associated with sleep disturbance among the elderly: a cross sectional analysis of the
Fujiwara-Kyo study
Yuko Kishimoto, Nozomi Okamoto, Keigo Saeki, Kimiko Tomioka, Kenji Obayashi, Masayo
Komatsu, Norio Kurumatani1
Untuk menentukan efek independen dari berbagai faktor (termasuk
Purpose karakteristik usia tua) yang berasosiasi dengan gangguan tidur pada
lansia
Fungsi sosial
PERMASALAHAN
Dari hasil kerangka konsep diatas maka dapat kita ketahui bahwa kualitas tidur (Kesulitan untuk
mulai tidur, Kesulitan dalam mempertahankan tidur, Lebih cepat bangun tidur pada pagi hari dan
Tidur yang tidak memuaskan, serta latency tidur, efisiensi tidur, waktu tidur total, tidur tahap 1,
tidur tahap 2, tidur gelombang lambat, tidur REM, latency REM, atau satu menit terjaga setelah
onset tidur) berkaitan erat dengan faktor usia, dimana semakin bertambahnya usia semakin besar
pula penurunan kualitas tidur seseorang, didalamnya dipengaruhi lagi oleh berbagai macam
faktor perancu. Dalam kerangka konsep ini terdapat dua pendapat yang bersifat timbal balik,
yaitu: adanya dua jurnal yang berlainan dimana dikatakan bahwa kualitas tidur secara signifikan
mempengaruhi rasa nyeri dan kedepannya mempengaruhi kualitas hidup pada lansia, sedangkan
di jurnal lainnya dikatakan bahwa nyeri berpengaruh pada kualitas tidur pada lansia. Belum
dijelaskan disini bagaimana perbaikan kuantitas dan kualitas tidur secara konsisten dikaitkan
dengan hasil kesehatan yang lebih baik maupun kualitas hidup yang lebih baik pada lansia?
Adakah faktor perancu lain yang dapat mempengaruhi rendahnya kualitas tidur dengan nyeri
seperti riwayat penyakit, jenis kelamin; usia, lifestyle? Adakah mekanisme yang mendasari
hubungan kausal antara tidur dan rasa nyeri secara jelas ?