Konsep Tidur
1. Pengertian Tidur
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
kesejahteraan fisik dan mental. Kesehatan tidur yang baik ditandai dengan
kepuasan subjektif, tidur pada waktu yang tepat, durasi tidur yang
kembali tidur
c. Waktu tidur (Timing): Penempatan tidur dalam sehari 24 jam
d. Kewaspadaan atau kantuk (Alertness/sleepiness): Kemampuan untuk
Dimensi Tidur:
1. Durasi tidur
Genetik, System-Level
(Sleep duration) Kesehatan
2. Efisiensi tidur molekular, Processes
dan Penyakit
(Sleep efficiency) proses 1. Peradangan
3. Waktu tidur selular: 2. Sistem saraf
(Timing) simpatik
4. Kewaspadaan 3. Respon
atau kantuk hormonal
(Alertness/ 4. Respon sirkuit
Gambar 2.1 Model Konseptual Kesehatan
sleepiness) saraf Tidur
5. Kepuasan atau (Buysse, 2014)
Model
Kualitas konseptual tersebut menerangkan bahwa berbagai dimensi
tidur
(Satisfaction/
quality)
fungsi tidur-bangun dapat mempengaruhi hasil distal dari kesehatan.
perubahan fungsi dari sirkuit saraf serta yang lebih proksimal terkait
3. Kualitas Tidur
Menurut Buysse (1989) kualitas tidur merupakan fenomena
kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, lama waktu atau durasi tidur,
disfungsi pada siang hari. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain
tersebut terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan
kualitas tidur.
sangat buruk.
b. Latensi tidur
Latensi tidur adalah durasi mulai dari berangkat tidur hingga
malam.
d. Efisiensi kebiasaan tidur
Efisiensi kebiasaan tidur adalah rasio persentase antara jumlah
total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang dihabiskan di tempat
seseorang.
f. Penggunaan obat
Penggunaan obat-obatan yang mengandung sedatif
terhadap terganggunya tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah
kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa
kepulasan tidur. Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi dan
individual yang dapat dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur
tidur dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur
yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan
energik dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki
kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang.
dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan
a. Tanda Fisik
b. Tanda Psikologis
Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan,
4. Fisiologis tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur
atau terjaga umunya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus
menutup mata dan melemaskan semua otak, maka otak akan menghasilkan
menit. Pada saat 70-90 menit sesudah mulainya tidur, sesuatu yang khas
yang bergerak sangat cepat dan tidak teratur. Kecepatan detak jantung
teratur, pada wajah dan jari mungkin terdapat sedikit kejang. Pada saat
mencegah otak yang aktif menghasilkan gerakan fisik. Karena otak berada
dalam kondisi sangat aktif sementara tubuh tidak aktif sama sekali, maka
paling dalam selama tidur adalah indra penciuman. Hal ini dapat
dibuktikan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi pada malam hari tanpa
pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa orang sakit dan
berada di lingkungan yang bising acap kali tidak dapat tidur (Asmadi,
2008).
5. Tahapan Tidur
Menurut Vaughans (2011) tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat
orang yang sadar atau tidak tidur (Asmadi, 2008). Selama tidur
rileks (gerakan sedikit atau tidak ada). Pada tahap ini, seseorang
enuresis.
4) NREM tahap 4
Termasuk tingkat tidur paling nyenyak (tahap terdalam dari
secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun. Pada tahap
jantung dan pernafasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan
(Vaughans, 2011)
Tahap tidur REM menurut Vaughans (2011) dapat dilihat
dalam siklus tidur, dan tanda-tanda vital tidak tentu. Pada tahap ini,
6. Fungsi tidur
Green (2011), dalam Tarihoran S.E (2013) menjelaskan tentang teori
periode tanpa aktivitas supaya fungsi biologi tubuh yang adekuat dapat
dipastikan.
Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena
bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan
Diani 2014)
Tidur berkontribusi dalam menjaga kondisi fisiogis dan psikologis.
sepanjang hari rata-rata 70-80 denyut per menit atau kurang jika individu
dalam kondisi yang sangat baik. Namun, selama tidur denyut jantung turun
sampai 60 denyut per menit atau kurang, ini berarti bahwa selama tidur
jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam setiap menit 60-120 kali
lebih sedikit dalm setiap jam. Oleh karna itu, tidur nyenyak bermanfaat
menurun selama tidur adalah pernafasan, tekanan darah dan otot (Mc
energi selama tidur. Otot-otot rangka semakin rileks, dan tidak adanya
menyaring informasi yang tersimpan tentang kegiatan hari itu (Potter dan
Perry, 2010).
Tidur REM diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya
terjadi. Perubahan dalam fungsi imun alami dan seluler juga muncul akibat
Rachman 2015).
7. Siklus Tidur
Pola tidur normal pada orang dewasa dimulai dengan periode pra
tidur dimana orang tersebut hanya sadar dan kantuk secara bertahap
seseorang memiliki kesulitan untuk tidur hal itu akan berlangsung satu
lengkap dalam satu malam, masing-masing terdiri dari empat tahap tidur
NREM dan periode tidur REM, setiap siklus berlangsung sekitar 90-100
NREM, di ikuti oleh pembalikan dari tahap 4-3 sampai 2 dan berakhir
tidur bergerak maju mundur untuk interval pendek anatara tahap NREM
2,3 dan 4 sebelum memasuki tahap REM. Jumlah waktu yang dihabiskan
di setiap tahap bervariasi selama rentang hidup. Bayi baru lahir dan anak-
b. Bayi
1) Pada malam hari tidur 8-10 jam.
2) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun tidur 14 jam/hari.
3) Tahap REM 20-30%
c. Toddler (3-6 tahun)
1) Tidur 10-12 jam/hari.
2) Tahp REM 25%
d. Prasekolah
1) Tidur 11 jam pada malam hari
2) Tahap REM 20%
e. Usia sekolah (6- 12 tahun)
1) Tidur 10 jam pada malam hari
2) Tahap REM 20%
f. Remaja (12-20 tahun)
1) Tidur 8,5 jam pada malam hari.
2) Tahap REM 20%
g. Dewasa Muda (20-40 tahun)
1) Tidur 7-9 jam/hari.
2) Tahap REM 20-25%
h. Usia Dewasa Pertengahan (40-60 tahun)
1) Tidur 7 jam/hari.
2) Tahap REM 20%
9. Gangguan Tidur
Gangguan tidur merupakan perubahan dalam pola tidur atau
muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut (Japardi, 2002
a. Disomnia
1) Insomnia
C., 2008).
memadai serta disertai kualitas tidur yang buruk, tidur yang tidak
2) Hipersomnia
hari. Hal ini tidak disebabkan oleh gangguan tidur malam hari atau
3) Narkolepsi
yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut
juga sebagai serangan tidur atau sleep attack. Penyebabnya
beberapa tipe yang berbeda. Pada apnea tidur sentral murni, upaya
aliran udara dan pernafasan berhenti saat episode apneik dan mulai
yang tampak atau sangat memburuk hanya saat tidur tanpa adanya
terbangun sesaat.
keluar dari ritme 24 jam. Akan ada pola yang berulang terus-
menerus dari gangguan tidur yang disebabkan oleh perubahan dari
jenis gangguan tidur irama sirkadian: tipe fase tidur tertunda, tipe
jet lag, tipe kerja bergiliran, dan tidak tergolongkan (Sadock, 2010
Pada tipe fase tidur tertunda, pola onset tidur dan waktu
diinginkan. Tipe jet lag ditandai dengan rasa mengantuk dan sadar
yang terjadi pada saat yang tidak tepat dibandingkan dengan waktu
satu zona waktu. Pada tipe kerja giliran, insomnia terjadi selama
2011).
b. Parasomnia
Menurut Buysse (2013) dalam jurnalnya yang berjudul Sleep
dengan tidur NREM dan tidur REM. Gangguan tidur yang terkait
dengan tidur NREM seperti sleep terrors (teror tidur) dan sleep
malam selama tidur NREM yang dalam (tahap 3 dan 4). Gangguan
ini hampir selalu diawali dengan jeritan atau tangisan pilu yang
dan spontan berhenti pada saat sekitar usia pubertas. Orang yang
upaya orang lain untuk berbicara dengan mereka, dan sangat sulit
dari episode berjalan dalam tidur, tidak ada aktivitas atau perilaku
buruk terutama saat stress dan sakit. Saat bangun dari mimpi yang
yaitu:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih
kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada klien dengan
d. Kelelahan
Aktivitas dan latihan fisik dapat meningkatkan kelelahan dan
kebutuhan untuk tidur. Masalah umum yang biasa terjadi pada usia
kesulitan tidur
e. Stres emosional
Kecemasan tentang masalah-masalah pribadi atau situasi dapat
serius pada saat pemberian dan setelah putus zat. Insomnia setelah
tidur. Perokok memiliki tidur yang lebih sedikit daripada orang yang
bangun pada otak. Zat ini menyebabkan efek seperti sedatif pada EEG
pasien sadar, dan individu yang mengkonsumsi obat ini akan menurun