Retinopati Diabetikum
PUSKESMAS LOLO
Pendahuluan
• Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik degeneratif tersering dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia.
Dua tipe sel -batang dan kerucut- ialah elemen peka cahaya dari retina di mana
proses transduksi dimulai.
Sel batang berbentuk silindris, sementara sel kerucut agak meruncing ke ujung.
Di titik buta tidak ada sel batang dan kerucut dan maka dari itu penglihatan
tidak memungkinkan.
Sel kerucut paling banyak ditemui di bagian retina yang disebut fovea, yang
tidak mengandung sel batang sama sekali.
Fovea merupakan bagian retina yang kita pakai untuk melihat objek yang ingin
kita lihat dengan jelas.
Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina,dan terdiri atas
lapisan :
1) Epitel pigmen retina(RPE) : terbentuk atas satu lapisan sel yang melekat
longgar pada retina kecuali di perifer(ora serata)
2) Fotoreseptor : merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut
4) Lapis nukleus luar : merupakan susunan lapis nucleus sel kerucut dan
batang.Ketiga lapis diatas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler
koroid
5) Pleksiform luar : merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
6) Nukleus dalam : merupakan tubuh sel bipolar,sel horizontal dan
sel Muller.Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
1.Pembentukan microaneurisma
2.Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
3.Penyumbatan pembuluh darah
4.Proliferasi pembuluh darah baru (neovasularisasi) dan jaringan fibrosa di retina
5.Kontraksi dan jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.
Kebutaan akibat diabetik retinopati dapat terjadi
melalui beberapa mekanisme berikut :
Edema macula atau nonperfusi kapiler
Pembentukan pembuluh darah baru pada diabetik
retinopati proliferative dan kontraksi jaringan fibrosis
yang menyebabkan ablation retina (retinal
detachment)
Pembuluh darah batu yang terbentuk menimbulkan
perdarahan preretina dan vitreus
Pembentukan pembuluh darah baru dapat
menimbulkan glaucoma.
Mikroaneurisme
Pada DM terjadi persistensi kadar glukosa darah yang tinggi - glukosa yang
berlebih dalam aldose reductase pathway terbentuk di jaringan, yang
mengubah gula menjadi alkohol (glukosa menjadi sorbitol, galaktosa
menjadi dulcitol).
Perisit intramural pada kapiler retina terkena pengaruh dari peningkatan
kadar gula darah oleh karena kadar aldosteron reduktse yang tinggi memicu
hilangnya fungsi utama dari perisit dalam hal autoregulasi kapiler retina.
Glikasi nonenzimatik
Glikasi nonenzimatik terhadap protein dan DNA yang terjadi selama
hiperglikemi dapat menghambat aktivitas enzim dan keutuhan DNA.
Protein yang teroglikosilasi membentuk radikal bebas dan akan
menyebabkan perubahan fungsi sel.
Protein kinase C
Protein kinase C (PKC) diketahu memiliki pengaruh
terhadap pemeabilitas vascular, kontraktilitas, sintesi
membrana basalis dan proliferasi sel vascular. Dalam
kondisi hiperglikemia aktivitas PKC di retina dan sel
endotel meningkat akibat peningkatan sintesi de novo
dari diasilgliserol, suatu regulator PKC yang berasal
dari glukosa.
Perubahan anatomis
Capilaropathy
Degenerasi dan hilangnya sel-sel perisit
Proliferasi sel endotel
Penebalam membrane basalis
Sumbatan microvaskuuler
Arteriovenous shunts
Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA)
Neovaskularisasi
Apoptosis sel perisit dan sel endotel Penurunan aliran darah ke retina, Fotokoagulasi pan retinal
meingkatkan hipoksia
VEGF Meningkatkan hipoksia retina,
menimbulkan kebocoran, edema macula,
neovaskularisasi
Vena melebar
Eksudat kecil-kecil, tampak seperti lilin, tersebar atau terkumpul seperti
bunga (circinair/ rosette) yang secara histologist terletak didaerah lapisan
plexiform luar
Stadium III
Stadium II dan cotton wool patches, sebagai akibat iskemia pada arteriol
terminal. Diduga bahwa cotton wool patches terdapat bila disertai
retinopati hipertensif atau arteriosklerose.
Stadium IV
Vena-vena melebar, cyanosis, tampak sebagai sosis, disertai dengan
sheathing pembuluh darah. Perdarahan nyata besar dan kecil, terdapat
pada semua lapisan retina, dapat juga preretina.
Stadium V
Perdarahan besar diretina dan preretina dan juga didalam badan kaca yang
kemudian diikuti dengan retinitis proliferans, akibat timbulnya jaringan
fibrotic yang disebtai dengan neovaskularisasi. Retinitis proliferans ini
melekat pada retina yang bila mengkerut dapat menimbulkan ablasi retina
dan dapat mengakibatkan terjadinya kebutaan total.
Klasifikasi retinopati diabetikum menurut Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia ialah sebagai berikut :
NPDR PDR
Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Diagnosis
Deteksi dini retinopati DM di pelayanan kesehatan primer
dilakukan melalui pemeriksaan funduskopi direk dan indirek
Area yang tidak mendapat perfusi tampak sebagai daerah gelap homogen
yang dikelilingi pembuluh darah yang mengalami oklusi.
• Uji ini digunakan untuk menentukan ketebalan retina dan ada atau
tidaknya pembengkakan di dalam retina akibat tarikan vitreomakular.
DIAGNOSIS BANDING
Branch Retinal Vein Occlusion
Macular drussen: Bilateral, titik kekuningan focal yang dapat di salah artikan sebagai hard
exudate. Namun pada kelainan ini, titik-titik tersebut tidak membentuk sebagai rosette.
Hypertensive retinopathy: terdapat tanda khas yang berupa oedema retinal bilateral,
terdapat eksudat keras dan flame shapped haemorrages dan dapat bersamaan dengan
adanya BDR. Namun hard exudates membentuk macular star dan tidak membentuk cincin.
Retinal artery macroaneurysm: terdapat oedem retina, hard exudates, dan haemorrhages,
namun biasanya unilateral dan perubahan lebih terlokalisir.
Diet
Diet makan yang sehat dengan makanan yang seimbang penting
untuk semua orang dan terutama untuk pasien diabetes. Diet
seimbang bisa membantu mencapai pengontrolan berat badan
yang lebih baik dan juga pengontrolan diabetes.
Aktivitas
Mempertahankan gaya hidup sehat dengan olah raga yang teratur
penting untuk semua individu, terutama individu dengan
diabetes. Olah raga bisa membantu dengan menjaga berat badan
dan dengan absorpsi glukosa perifer. Hal ini dapat membantu
meningkatkan kontrol terhadap diabetes, dan dapat menurunkan
komplikasi dari diabetes dan retinopathy DM.
Terapi Laser
Pembuluh darah baru yang tidak mempunyai struktur yang kuat dan mudah
rapuh sehingga mudah mengakibatkan perdarahan.
4. Ablasio retina
Merupakan keadaan dimana terlepasnya lapisan
neurosensori retina dari lapisan pigmen epithelium.
Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa
menyebabkan gambaran bentuk-bentuk ireguler yang
melayang-layang atau kilatan cahaya, serta
menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Prognosis
Faktor prognostik yang menguntungkan
Eksudat yang sirkuler.
Kebocoran yang jelas/berbatas tegas.
Perfusi sekitar fovea yang baik.
Faktor prognostik yang tidak menguntungkan
Edema yang difus / kebocoran yang multiple.
Deposisi lipid pada fovea.
Iskemia macular.
Edema macular kistoid.
Visus preoperatif kurang dari 20/200.
Hipertensi.
Kesimpulan
Retinopathy DM adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh
kerusakan dan sumbatan pembuluh darah halus yang meliputi arteriol prekapiler
retina, kapiler-kapiler dan vena.
WHO melaporkan, 4,8 persen penduduk di seluruh dunia menjadi buta akibat
retinopathy DM.
Pemeriksaan oftalmologi retinopathy DM secara khas terbagi dalam Diabetic
Retinopathy Severity Scale meliputi : Non proliferative, prolifertative dan
maculopathy DM dengan masing-masing temuan klinis yang khas pada tiap
tingkat perkembangan penyakitnya.
Terapi retinopathy DM mencakup perawatan medis untuk kontrol gula darah dan
terapi oftalmologi yang mencakup terapi bedah dan medikamentosa.