CA OVARII
Disusun oleh:
Khujaefah
30101607670
Pembimbing :
dr. Edy Wibowo Ambari, Sp.OG (K)
1. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 3 Desember 2020.
Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli RSI Sultan Agung dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah sejak 2 bulan SMRS. Nyeri semakin hari semakin berat.
Nyeri dirasakan hilang timbul, membaik dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan berat badan turun 7 kg. Perdarahan dari jalan lahir (-), mual
muntah (-). Tidak ada keluhan gangguan BAK dan BAB. Riwayat trauma
dan jatuh disangkal.
1 bulan SMRS pasien mengeluhkan perut bagian bawah teraba benjolan.
Benjolan dirasakan semakin membesar. Kemudian pasien melakukan
pemeriksaan di RSI Kudus. Dari hasil pemeriksaan didapatkan adanya
kista ovarium kanan. Setelah itu pasien dirujuk ke RSI Sultan Agung untuk
penanganan lebih lanjut.
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari, tertatur
Lama haid : ± 7 hari
Dismenore : (-)
HPHT : (-) sudah menopause
1. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah
1. Riwayat Obstetri
P1A0
Laki-laki, lahir di bidan, spontan, BB: 2800 g, sehat, usia ibu 28 tahun
2. Riwayat ANC
Selama kehamilan pasien mengaku melakukan ANC secara teratur
3. Riwayat KB
Riwayat menggunakan KB suntik 1 bulan
Sekarang tidak menggunakan KB
Menopause usia 48 tahun
1. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
TD : 127/80 mmHg
Nadi : 96 x/mnt TB : 160 cm
RR : 18 x/mnt BB : 56 Kg
Suhu : 36,50 C
2. Status Internus
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-),
Telinga : Normotia, Ottorhea (-/-), CAE hiperemis (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-) pembesaran tiroid (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus +/+ simetris , nyeri tekan (-/-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi :
Batas Atas Jantung :ICS II Linea Parasternal Sinistta
Batas Jantung Kanan :ICS II-III Linea Parasternal Dextra
Batas Pinggang Jantung :ICS V Linea Midclavicularis
Sinistra
Auskultasi : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Kesan : Normal
Abdomen
o Perkusi : timpani
mobile
Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
3. Status Ginekologi
Genitalia Eksterna
Vulva oedem (-), massa (-), perlukaan (-), eritema (-), vaginal
discharge (-), pembengkakan kelenjar (-).
1. Genitalia Interna (VT)
VT dan inspekulo tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah 06-11-2020
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
HEMATOLOGY
Hemoglobin 11.7 11.7 - 15.5 g/dl
Hematokrit 37,2 33 – 45 %
Leukosit 5.96 3.6 - 11.0 ribu/uL
Eritrosit 4.2 4,2-5,4 ribu/ul
Trombosit 347 150-440 -
Kesan :
Uterus ukuran 7x3 cm
Tampak massa kistik dengan diameter 11x12 cm dengan gambaran
padat di dalamnya.
Ascites (+)
E. RESUME
Seorang wanita P0A0 usia 24 tahun datang ke poli RSI Sultan Agung
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 6 bulan SMRS. Nyeri
dirasakan terutama saat menstruasi.
5 bulan SMRS pasien mengeluhkan perut bagian bawah teraba
benjolan dan dirasakan semakin membesar. Dari hasil pemeriksaan di RSI
kudus didapatkan adanya kista ovarium kanan.
Riwayat haid teratur, siklus 28 hari, dismenore (-), pasien belum menikah.
bawah dan benjolan kistik dan mobile di perut kanan bawah, nyeri tekan perut
A. DIAGNOSA AWAL
Wanita P0A0 usia 24 tahun dengan Kista Ovarium
B. INITIAL PLAN
S : - Setiap menstruasi darah yang keluar banyak atau sedikit?
- Warna darah menstruasi yang keluar merah muda, merah atau
kecoklatan
- Sudah pernah berhubungan seksual atau belum?
O : MSCT-Abdomen
A : Kista Ovarium
P : Rawat inap
Pengawasan: Keadaan umum, Tanda-tanda vital
Program SOU + FS Untuk mengetahui kista ovarium ganas/jinak
Terapi Medikamentosa :
Infus Ringer laktat 20 tpm
Premed operasi: Cefazoline 2gr iv.
C. LAPORAN OPERASI
• Aseptik , pasang dock steril
• Insisi
• Ambil cairan asites PA
• Eksplorasi :
- Massa kistik diameter 15 cm dari ovarium kanan Frozen
Section
- Uterus ukuran normal
- ovarium kiri ukuran 6 cm
• Ovarium kanan adhesi, dibebaskan
• Hasil FS Ganas
• Dilakukan omentektomi dan limfadenektomi pelvis kanan PA
• Ditemukan kista di ovarium kiri
• Rawat perdarahan , operasi selesai
D. DIAGNOSA SEMENTARA
Wanita P0A0 usia 24 tahun dengan Ca Ovarium
E. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
- Monitoring
- TTV & KU
- Diet lunak
- Monitoring
Monitoring
-
F. HASIL PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
G. DIAGNOSA AKHIR
Wanita P0A0 usia 24 tahun dengan Kista Ovarium (kista endometriosis)
S O A P
• Nyeri pada • TD : Kista Ovarium : • Rujuk untuk
terapi di
bagian perut 100/70 Endometriosis Ovarium
RSDK
bawah (-) • HR : 80 kiri
• Mual (-) • RR : 24
• Muntah (-) • T’ :
• Nafsu makan. 37.2
menurun (-)
• BAB BAK
dbn
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak
lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. Karsinoma ovarium
merupakan tumor yang berasal dari sel-sel yang menyusun ovarium yaitu sel
epithelial, sel germinal dan sel stromal.
Penderita umumnya terlambat didiagnosis, karena belum adanya metode
deteksi dini yang akurat untuk karsinoma ovarium, sehingga hanya 25-30% saja
yang terdiagnosis pada stadium awal.Kanker ovarium merupakan kasus kedua
tersering dari seluruh keganasan ginekologi dan sebagai penyebab kematian
nomor satu dari seluruh kematian akibat kanker ginekologi.
2.2 Epidemiologi
Diperkirakan insiden kanker ovarium sekitar 4% dari seluruh keganasan
pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker,
dengan angka kematian yang tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu.
Kanker ovarium umumnya dijumpai pada wanita usia yang lebih tua atau usia
pasca menopause. Kanker ovarium jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun.
Di Indoneisa, ditemukan kanker ovarium merupakan kanker yang tersering pada
wanita (829 kasus baru dan 7,77% dari semua kanker kanker pada wanita
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko
a. Etiologi
Hipotesis Incessant Ovulation
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972 yang menyatakan
bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium.
Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu.Jika sebelum
penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan
akan terganggu sehingga dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel
tumor.
Hipotesis gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan binatang dan data
epidemiologi.Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen
rendah di sirkulasi perifer, kadar hormon gonadotropin akan
meningkat.Peningkatan kadar gonadotropin ini ternyata berhubungan dengan
makin bertambah besarnya tumor ovarium pada binatang tersebut
Hipotesis androgen
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Risch pada tahun 1998 yang mengatakan
bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker
ovarium.Teori ini didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung
reseptor androgen. Dalam percobaan invitro androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker ovarium epitel dalam
kultur sel.Dalam penelitian epidemiologi juga ditemukan tingginya kadar
androgen dalam darah penderita kanker ovarium
Hipotesis progesterone
Pemberian pil yang mengandung estrogen saja pada wanita pascamenopause akan
meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi
dengan progesteron akan menurunkan risikonya.Pemakaian depo
medrosiprogesteron asetat ternyata tidak menurunkan risiko terjadinya kanker
ovarium
Faktor Lingkungan :
Insiden tertinggi kanker ovarium pada negara- negara industry. Penyakit ini tidak
ada hubungannya dengan obesitas, minum alcohol, merokok maupun minum kopi.
Faktor Reproduksi :
- Semakin meningkatnya pada siklus haid berovulasi berhubungan dengan
meningkatnya resiko timbulnya kanker ovarium. Hal ini berhubungan dengan
pertumbuhan aktif permukaan ovarium setelah ovulasi.
- Induksi siklus ovulasi dengan klomifen sitrat meningkatkan resiko 2-3 kali
- Pemakaian pil KB menurunkan resiko sampai 50% karena menurunkan siklus
ovulasi
- Riwayat pemberian ASI termasuk menurunkan resiko kanker ovarium
Faktor genetik :
5%- 10% penyakit ini disebabkan karena faktor herediter. Ada 3 jenis kanker
ovarium yang diturunkan, yaitu :
1. Kanker ovarium site specific familial
2. Sindrom kanker payudara- ovarium. Disebabkan oleh mutase dari gen
BRCA 1 dan beresiko Panjang sampai 85% timbulnya kanker payudara dan
resiko sampai 50% pada kanker ovarium
3. Sindrom kanker Lynch tipe II dimana beberapa anggota keluarga dapat
timbul berbagai macam kanker termasuk kanker kolorektal nonpolyposis,
endometrium, ovarium.
2.4 Gejala
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70%
penderita kanker ovarium sudah dalam stadium lanjutGejala kanker ovarium yang
sering ditemukan :
Nyeri perut (50,8%)
Perut buncit (49,5%)
Gangguan fungsi saluran cerna (21,6%)
Berat badan turun secara nyata (17,5%)
Perdarahan pervaginam yang tidak normal (17,1%)
Gangguan saluran kencing (16,4%)
Rasa tertekan pada rongga panggul (5,0%)
Nyeri punggung (4,9%)
Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut (2,8%)
2.5 Penegakan Diagnosis
- Penegakan diagnosis dilaksanakan dengan anamnesis lengkap serta
pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaa darah tepi, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, serta biokimia
perlu dilakukan.
- Pemeriksaan radiologi berupa foto paru- paru untuk mengevaluasi adanya
metastasis paru, efusi pleura, dan pemeriksaan Ct-Scan abdomen pelvis.
Jika ada keluhan simtomatik perlu dilakukan pielografi intravena barium
enema untuk evaluasi kandung kemih dan perluasan ke usus.
STADIUM
Stadium surgical pada kanker ovarium (FIGO 1988) :
Tumor terbatas pada ovarium
1A : Tumor terbatas pada 1 ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
pada bilasan peritoneum
1B : tumoer terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan
asites atau bilasan peritoneum
1C : tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari
tanda- tanda sebagai berikut : kapsul pecah, tumor pada permukaan
luar kapsul, sel kanker positif pada cairan asites atau bilasan
peritoneum
Tumor mengenai 1 atau 2 ovarium dengan perluasan ke pelvis
IIA : Perluasan dan/ implant ke uterus dan/ atau tuba fallopii. Tidak
ada sel kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum
IIB : perluasan ke organ lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites
atau lapisan peritoneum
IIC : tumor pada stadium IIA/ IIB dengan sel kanker positif pada
cairan asites atau lapisan peritoneum
Tumor mengenai 1 atau 2 ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang
dipastikan secara mikroskopik di luar pelvis dan atau metastasis ke kelenjar
getah bening reginonal.
IIIA : metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIB : metastasis peritoneum makroskopik di luar pevis dengan
diameter terbesar 2 cm atau kurang
IIIC : metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diametes terbesar .2
cm dan/atau metastasis kelenjar getah bening regional
IV : metastasis jauh dilaur rongga peritoneum. Bila terdapat effuse
pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati
HISTOPATOLOGI
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika
terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan
jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis
kanker ovarium.
Jenis epitel terdiri dari serosum 20%-50%) musinosum (15-25%),
endometrioid (5% dan kira- kira 10% bersama dengan endometriosis), sel
jernih (5%, prognosis buruk) dan Brenner (2-3%, Sebagian besar jinak). Kira-
kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan potensi keganasan rendah.
HISTEREKTOMI
Histerektomi berasal dari bahasa Yunani yakni hystera yang berarti “rahim” dan
ektmia yang berarti “pemotongan”. Histerektomi berarti operasi pengangkatan
rahim.28 Akibat dari histerektomi ini adalah si wanita tidak bisa hamil lagi dan
berarti tidak bisa pula mempunyai anak lagi. Tujuan atau kegunaan histerektomi
adalah untuk mengangkat rahim wanita yang mengidap penyakit tertentu dan
sudah menjalani berbagai perawatan medis, namun kondisinya tidak kunjung
membaik.Pengangkatan uterus merupakan solusi terakhir yang direkomendasikan
pada pasien, jika tidak ada pengobatan lain atau prosedur yang lebih rendah resiko
untuk mengatasi masalah tumor atau kista pada organ reproduksinya.
Jeni jenis histerektomi :
1. Histerektomi Radikal : mereka yang menjalani prosedur ini akan
kehilangan seluruh sistem reproduksi seperti seluruh rahim dan
serviks, tuba fallopi, ovarium, bagian atas vagina, jaringan lemak dan
kelenjar getah bening.
2. Histerektomi Abdominal:
1. Total : seluruh rahim dan serviks diangkat jika menjalani prosedur
ini. Namun ada pula jenis histerektomi total bilateral
saplingoooforektomi yaitu prosedur ini melibatkan tuba fallopi dan
ovarium. Keuntungan dilakukan histerektomi total adalah ikut
diangkatnya serviks yang menjadi sumber terjadinya karsinoma
dan prekanker
2. Subtotal : Pengangkatan bagian atas uterus dengan meninggalkan
bagian segmen bawah rahim. Tindakan ini umumnya dilakukan
pada kasus gawat darurat obstetrik seperti pendarahanpaska
persalinan yang disebabkan atonia uteri, prolapsus uteri, dan
plasenta akreta
3. Eksenterasi Pelvik : pengangkatan semua jaringan dalam rongga
panggul. Tindakan ini dilakukan pada kasus metastase daerah
panggul.
2.6 Faktor Prognosis
Faktor yang memperbaiki prognosis diantaranya derajat diferensiasi rendah,
stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda.
Sedangkan faktor yang memperburuk prognosis aadalah karsinomal sel jernih,
jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, derajat diferensiasi tinggi, usia tua.
2.7 Rute penyebaran penyakit
Penyebaran transcoelomic
Penyebaran dimulai apabila tumor telah menginvasi kapsul. Selanjutnya sel-sel
tumor yang mengalami eksfoliasi akan menyebar sepanjang permukaan
peritoneum kavum abdomen (trancoelomic) mengikuti aliran cairan
peritoneum.Aliran cairan peritoneum karena pengaruh gerakan pernapasan akan
mengalir dari pelvis ke fossa paracolica, terutama yang kanan, ke mesentrium dan
ke hemidiagfragma kanan. Oleh karena itu, metastasis sering ditemukan di kavum
douglasi, fossa paracolica, hemidiagfagma kanan, kapsul hepar, peritoneum usus,
dan mesentrium, dan omentum
Penyebaran limfatik
Penyebaran kanker ovarium dapat juga melalui pembuluh getah bening yang
berasal dari ovarium. Melalui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh
darah di ligamentum infundibulo pelvikum, sel-sel kanker dapat menyebar
mencapai kelenjar getah bening di sepanjang aorta dan kelenjar getah bening
interkavoartik.
Penyebaran hematogen
Penyebaran hematogen dari kanker ovarium jarang sekali terjadi.Bila terjadi,
penyebaran tersebut dapat ditemukan di parenkim paru dan hepar 2-3 % kasus
Imanuel et.al. 2016. Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado periode Januari 2013 - Desember 2015. Manado