Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENILAIAN POSISI KERJA PADA PENENUN DI

PERKAMPUNGAN ADAT SIJUNJUNG DENGAN METODE


RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli


Madya Hiperkes dan Keselamtan Kerja

Oleh:

ALVI SAPUTRA
1910038120010

PRGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
PADANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Study tentang musculoskeletal disorder adalah masalah ergonomi yang sering


dijumpai di tempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan
ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami
para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus menerus
(Dina,2009)

Menurut WHO (2007) keluhan musculoskeletal adalaah Penyakit Akibat Kerja


terbesar di Eropa, dan diderita oleh jutaan pekerja National Health Interview Study
(NHIS) (2008) melaporkan bahwa keluhan mesculoskeletal merupakan penyabab dari
50% penyakit akibat kerja pada ekstrimitas atas atau anggota gerak tubuh bagian atas
yang meliputi bahu, lengan atas siku, lengan bawah, pergelangan tangan, dan telapak
tangan. The Bureau of Labor Statistic (BLS) melaporkan bahwa pada tahun 2011
keluhan musculoskeletal menyumbang 33% dari semua kasus cidera akibat kerja dan
penyakit akibat kerja dengan jumlah kasus 387.820

International Labour Organization (2013) dalam program The Prevention Of


Occupational Diseases menyebutkan musculoskeletal disorders termasuk carpal
tunnel syndrome, mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang Ditemukan
pada tahun 2005 di Eropa. Laporan Komisi Pengawas Eropa menghitung kasus
musculoskeletal disorders menyebabkan 49,9% ketidakhadiran kerja lebih dari tiga
hari dan 60% kasus ketidakmampuan permanen dalam bekerja. Sedangkan di Korea,
musculoskeletal disorders mengalami peningkatan yang sangat tinggi dari 1.634 pada
tahun 2001 menjadi 5.502 pada tahun 2010. Di Argentina, pada tahun 2010
dilaporkan 22.013 kasus dari penyakit akibat kerja. dengan musculoskeletal disorders
diantaranya merupakan kejadian yang paling sering terjadi.
Berdasarkan data riset yang dilakukan oleh International Labour Organization
(2003) bahwa setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang
setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang pertahun akibat kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja. Sedangkan anggaran untuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
terbanyak yaitu penyakit musculoskeletal disorder sebanyak 40%, penyakit jantung
sebanyak 16%, kecelakaan sebanyak 16%, dan penyakit akibat saluran pemapasan
sebanyak 19%. Dari 27 negara yang dipantau olch International Labour Organization
(ILO), Indonesia menepati urutan ke-26 dalam kasus kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.

Hasil studi departemen kesehatan tentang profil masalah di Indonesia tahun 2015
menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaannya. Menurut studi yang dilakukan terhadap 9482 pekerja di 12
kabupaten/ kota di Indonesia, umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%),
kardiovaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%), dan
gangguan THT (1,5%) (Sumiati, 2007).

Perkampungan adat Sijunjung, berdiri kokoh 76 rumah gadang ,Perkampungan


Adat Sijunjung dihuni oleh anak kemenakan yang terbagi atas enam suku. Suku
tersebut adalah suku Chaniago, Piliang, Malayu, Tobo, Panai, serta Malayu Tak
Timbago. Tiap suku dinaungi seorang panghulu, berikut datuak bajinih berpangkat
manti, malin, dubalang. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat
setempat mayoritas berprofesi sebagai petani penggarap sawah dan kebun karet. Kaum
perempuan selain memiliki tanggung-jawab mengurus rumah/keluarga, rata-rata juga
pandai menenun. Tak heran bila di tiap rumah sekaligus terdapat alat tenun tradisional
(Narizal Dt.Pangulu Sati,2020).

Menurut penelitian Muhamad Iwan Ramdan dalam jurnalnya yang berjudul


Menurunkan Keluhan Gangguan Muskuloskeletal Pada Penenun Tradisional Sarung
Samarinda Melalui Pelatihan Peregangan Otot di Tempat Kerja menyatakan gangguan
musculoskeletal yang dilaporkan oleh penenun adalah keluhan nyeri pada leher atas,
leher bawah, bahu kiri dan kanan, lengan atas kiri dan kanan, punggung, pinggang,
pantat, siku kiri dan kanan, lengan bawah kiri dan kanan, pergelangan tangan kiri dan
kanan, tangan kiri dan kanan, paha kiri dan kanan kiri dan kanan, betis kiri dan kanan,
pergelangan kaki kiri dan kanan, serta kaki kiri dan kanan.

Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja misalnya
menggunakan metode (RULA) Gutierrez (1998) telah menganalisa para pekerja
bagian perakitan pada bagian pabrik elektronik dan membandingkan antara postur
kerja aktual dan postur kerja usulan. Hedge (1995) juga telah menganalisa perbedaaan
penggunaan peralatan komputer. Selain itu, Cook dan Kothiyal menganalisa pengaruh
posisi mouse untuk aktivitas otot dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) dan EMG (elektromiografi).

Dalam jurnal berjudul A Proposed RULA for Computer Users oleh Rani Leuder
(1996) dijelaskan cara pengaplikasian metode Rapid Upper LimbAssessment (RULA),
khususnya untuk para pengguna komputer Penelitian menggunakan metode Rapid
Upper Limh Assessment (RULA) lainnya juga telah dilakukan oleh Mohammad
Pourmahabadian, Mehdi Akhayan dan Kamal Azam dalam sebuah jurnal yang
berjudul Investigation of Risk Faktors of Wark- Related Upper-Limb Muskuloskeletal
Disoders in a Pharmaceutical Industry Penelitian tersebut dilakukan pada pekerja
bagian pengepakan industri farmasi di Iran, dimana para pekerja banyak melakukan
postur kerja duduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor RULA adalah 3
dan 4 yang mengindikasikan bahwa pekerjaan pengepakan pada industri farmasi di
Iran memiliki level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja
beberapa waktu kedepan

Pada penelitian ini penilaian posisi kerja akan menggunakan metode Rapid
RULA, RULA merupakan suatu metode penilaian postur untuk menginvestigasi
gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini menggunakan diagram dari
postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko yang telah
diinvestigasi oleh Mc Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu jumlah gerakan, kerja
otot statik, tenaga/kekuatan, penetuan postur kerja oleh kondisi lingkungan kerja yang
sehat yaitu kondisi dimana pekerja dapat bekerja dengan rasa nyaman, aman dan
mampu berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.
Pengembangan RULA dilakukan melalui evaluasi mengenai postur yang di
adopsi pekerja, tenaga yang dibutuhkan serta gerakan otot baik oleh operator display
maupun operator yang bekerja dalam berbagai tugas manufaktur dimana resiko yang
terkait dengan kelainan otot rangka pada tubuh bagian atas yang mungkin ada. Metode
ini menggunakan diagram-diagram dari postur tubuls dan tabel-tabel penilaian untuk
menyediakan evaluasi paparan faktor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko yang di
jelaskan merupakan faktor beban eksternal yaitu jumlah repetisi gerakan yang
dilakukan oleh penenun di kampung adat Sijunjung yang dilakukan secara terus
menerus, pekerjaan dengan menggunakan otot statis, jumlah tenaga yang dikeluarkan,
sikap tubuh penenun saat bekerja, waktu kerja yang tanpa istirahat.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran penilaian


posisi kerja pada penenun di perkampungan adat Sijunjung menggunakan metode
(RULA) adalah sesuatu yang penting untuk di teliti karena menenun merupakan
kegiatanyang dilakukan secara berulang kali oleh penenun penelitian ini berusaha
untuk menggali dan mengeksplorasi tingkat resiko yang dialami penenun di
perkampungan adat Sijunjung.
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penilaian posisi


kerja pada penenun di perkampungan adat Sijunjung menggunakan metode Rapid
Upper Limb Assessment (RULA) tahun 2022

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Diketahui gambaran keluhan sikap dengan menggunakan

Standard Nordic Questioner

1.3.2.2 Diketahui gambaran penilaian sikap kerja pada pada sikap kerja

membungkuk dan berdiri dengan menggunakan metode Rapid

Upper Limb Assessment (RULA)

1.3.2.4 Dilakukan pengendalian terhadap tindakan untuk mengurangi

resiko ergonomi yang ditimbulkan

1.4 Manfaat Bagi Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Memberikan masukan kepada penenun tentang bagaimana sikap


kerja yang benar agar dapat mengurang tingkat resiko kerja yang terjadi
pada penenun di perkampungan adat Sijunjung. Serta dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk perbaikan sikap kerja penenun dimasa yang
akan datang.
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan, memperluas


wawasan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
penggunaan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

1.4.3 Manfaat Bagi Prodi Hiperkes Keselamatan Kesehatan Kerja

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi serta


menambah wawasan bagi mahasiswa di perpustakaan dan bagi peneliti
selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah gambaran gambaran penilaian


posisi kerja pada penenun pada saat menenun di perkampungan adat
Sijunjung menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA).
Penelitian ini mengangkat masalah tentang sikap tubuh penenun di
kampung adat Sijunjung. Sasaran penelitian ini adalah sikap kerja penenun
pada saat melakukan aktivitas menenun. Metode RULA digunakan untuk
menilai resiko ergonomi terkaik sikap kerja perawat. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kuisioner, observasi, dan wawancara untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai