Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Safety Driving merupakan dasar pelatihan mengemudi yang lebih lanjut


memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang.Safrety Driving dirancang untuk
meningkatkan kesadaran mengemudi terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama
mengemudi (Indonesia Defensive Driving Center,2009).Safety Driving dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor manusia seperti umur,pendidikan,lama bekerja,pengetahuan,
faktor kendaraan seperti kapasitas muatan penumpang, faktor lingkungan dalam al ini kondisi
jalan serta cuaca (Bustan,2007).

Cidera dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas merupakan masalah terbesar dan
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting diseluruh dunia (Departemen
Perubungan Rrpublik Indonesia, 2019) menurut World Healh Organization (WHO, 2018),
Pertahun sekitar 1,35 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, jumlah tersebut berarti
tiap 24 detik ada nyawa yang melayang akibat kecelakaan lalu lintas. WHO memperkirakan akan
terdapat jumlah korban yang meningkat menjadi 1,9 juta orang pada tahun 2020.

Jumlah kecelakaan di Indonesia menurut data “the global report on road safety”
tahun2015 yang dikeluarkan WHO,Indonesia menempati posisi ketiga sebagai Negara dengan
jumlah kecelakaan lalu lintas di Asia setelah Tiongkok dan India dengan total 38.279 kematian
akibat kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban meninggal sekitar 0,015 persen dari total
populasi penduduk Indonesia. Data WHO tahun 2011 menyebutkan bahwa sebanyak 67%
korban kecelakaan lalu lintas beerada usia produktif,yakni 22-50 tahun. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2017 jumlah kecelakaan lalu lintas sebesar 103.228
jiwa dengan jumla korban meninggal 30.568 orang,luka berat 14.395 orang,dan luka ringan
119,945 orang. Berdasarkan jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan adalah sepeda motor
sebesar 52,5%,mobil pribadi 20%,truk 17,5% dan angkutan umum 10% (Korlantas Polri, 2015).

Departemen Perhubungan Republik Indonesia mengumumkan sekitar 85% kejadian


kecelakaan disebabkan oleh faktor pengendara. Faktor-faktor tersebut antara lain pengemudi
tidak sabar dan tidak mau mengalah (52%), menyalip atau mendahului (17%),berkecepatan
tinggi (11%), Sedangkan penyebab lainnya seperti pelanggaran rambu,kondisi pengemudi dan
lain-lain berkisar antara 0,5 sampai 5% (Muhaz,2013).

Banyak nya kendaraan yang ada dijalan raya saat ini cukup berisiko untuk terjadinya
kecelakaan. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor roda dua dengan atau tanpa rumah rumah
dan dengan atau tanpa kereta disamping atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumah
rumah (UU.RI No.22 Tahun 2009).

Kementerian Kesehatan RI (2015) dalam buku faktor penyebab kecelakaan


disebabkan oleh 75% faktor manusia itu sendiri,kebanyakan kecelakaan terjadi karena kurang
nya pengetahuan dan perilaku tidak aman dari pengemudi seperti tidak memakai alat pelindung
diri (APD), penggunaan handphone saat berkendara, mengendarai dengan kecepatan
tinggi,merokok,konsumsi alkohol dan obat-obatan serta tidak menaati peraturan lalu lintas.

Faktor yang menimbulkan terjadinya kecelakaan dijalan raya yaitu : faktor manusia
(sipengendara) sekitar 91%, siapa (dia berkendara) sekitar 5%, (faktor lingkungan) sekitar 1%,
(faktor kondisi/situasi jalan raya) sekitar 3%. Dari faktor kesalahan manusia 80% adalah karena
kacaunya konsentrasi pada saat berkendara seperti telepon/sms,merokok,berbicara atau
mengantuk dan lain lain. (Andyta, 2015).

Peraturan lalu lintas dan rambu-rambu lalu lintas dimana setiap pengendara harus
mengerti,memahami dan menaati peraturan dan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan UU
No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan,setiap pengendara wajib menggunakan
helm,dilarang menggunakan telpon genggam dan mendengar music pada saat mengendarai
sepeda motor (Hubdat, 2009).

Kecelakaan lalu lintas sering dialami oleh pelajar SMA saat perjalanan menuju
kesekolah maupun sepulang sekolah. Ada beberapa pelajar SMA yang tidak menggunakan helm
saat berakendara sepeda motor dengan alas an jarak antara rumah mereka dengan sekolah itu
dekat. Ada juga beberapa pelajar SMA yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi
dengan alas an karena takut terlambat tiba disekolah,sehingga mereka melawan arus lalu lintas
agar mempersingkat waktu tempuh. Padahal melakukan hal tersebutb sangat beresiko bahaya
yang cukup mengancam keselamatan nyawa pengendara. Penyumbang kasus kecelakaan lalu
lintas yang terbesar melibatkan pelajar SMA , dimana usia 17 thn mereka sudah mendapatkan
SIM (Surat Izin Mengemudi) padahal mereka kurang mengetahui tentang peraturan lalu lintas.
Kurangnya pengetahuan tentang mengemudi dan pengalaman yang minim sering menyebabkan
kecelakaan sepeda motor. Kurangnya kesadaran akan keselamatan berkendara sepeda motor
pada pelajar SMA karena hal tersebut baru bagi mereka. Selain kurangnya pengetahuan
pengakaman perilaku saat mengendarai sepeda motor serta tidak menggunakan helm saat
berkendara sepeda motor,juga diperlukan adanya dukungan dan motivasi keluarga pendewasaan
maupun pembentukan perilaku anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Riqky (2019)

Berdasarkan data Polri Metro Jaya Lalu Lintas, Satuan wilayah jakarta timur pada
tahun 2015, Menunjukkan bahwa kasus kecelakaan lalu lintas rata-rata dialami oleh pelajar SMA
sebanyak 760 jiwa korban kecelakaan berkendaraan bermotor,yang meninggal dunia sebanyak
84 jiwa,yang mengalami luka berat sebanyak 202 jiwa dan luka ringan sebanyak 474 jiwa.
Berdasarkan data tahun 2016,menunjukkan bahwa kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh
pelajar SMA sebanyak 919 jiwakorban kecelakaan berkendara bermotor sepeda motor,yang
meninggal dunia sebanyak 80% jiwa,yang mengalami luka berat sebanyak 92 jiwa dan luka
ringan 749 jiwa (Polr Metro Jaya Lalu Lintas Jakarta Timur, 2017).

Berdasarkan penelitian oleh Colle (2016) menunjukkan bahwa siswa kelas XI dan
XII pada perilaku berkendara yang aman sebanyak 67,2% sedangkan responden perilaku buruk
sebanyak 32,8%, untuk kepemilikan SIM C sebanyak 53,4%, respondenyang tidak memiliki SIM
C sebanyak 22,4% responden yang paling sedikit mendapat dukungan dari keluarga. Hasil
penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan dengan SIM C.

Dari sekian banyak kecelakaan yang terjadi diindonesia, sebagian besarnya (90,3%)
disebabkan oleh faktor manusia. Lebih jauh lagi, dari 90,3% kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor manusia tersebut, sebesar 86,8% disebabkan oleh kesalahan pengemudi yang ditunjukkan
dari kurangnya perilaku berkendara yang baik (Data Direktorat Perhubungan Darat Departemen
Perhubungan RI, 2006).

Melihat banyak nya jumlah kecelakaan lalu lintas tiap tahunnya maka diperlukan
kesadaran berlalu lintas yang baik dan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
angka kecelakaan lalu lintas adalah dengan berprilaku safety driving. Perilaku safety driving
merupakan upaya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan cidera akibat kecelakaan
lalu lintas. Safety driving merupakan perilaku mengemudi yang aman yang bisa membantu untuk
menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas yang didalamnya merupakan dasar pelatihan
berkendara dengan memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang (Ariwibowo,
2013).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang


Faktor-faktor yang berhubungan dengan safety driving pada pengemudi sepeda motor di SMAN
1 BATANG KAPAS.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja faktor yang berhubungan dengan safety driving pada pengemudi sepeda
motor di SMAN 1 BATANG KAPAS
2. Bagaimana gambaran persepsi pada pengemudi sepada motor berdasarkan faktor-
faktor safety driving?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan safety driving pada pengemudi


sepada motor di SMAN 1 BATANG KAPAS

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran safety driving pada pengemudi sepada motor pada


siswa SMAN 1BATANG KAPAS
b. Diketahuinya gambaran kepemilikan surat izin mengemudi (SIM)oleh siswa
pengemudi sepada motor di SMAN 1 BATANG KAPAS
c. Diketahuinya gambaran pengetahuan dalam keselamatan berkendara oleh
siswa pengemudi sepeda motor di SMAN 1 BATANG KAPAS

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti dalam mengaplikasikan


ilmu selama dibangku kuliah ke dalam bentuk penelitian.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang penting nya
berprilaku safety driving.

3. Bagi siswa pengendara sepada motor

Memberikan gambaran informasi kepada siswa mengenai faktor-faktor yang


berhubungan dengan safety driving dalam upaya menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya keselamatan saat berkendara.

4. Bagi peneliti lain

Memberikan informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang fakor-
faktor yang berhubungan dengan safety diriving pada pengemudi sepeda motor.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang Lingkup penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan safety
driving pada pengemudi sepada motor di SMA N 1 BATANG KAPAS. Penelitian ini
dilakukan karena kurangnya pengetahuan berkendara dan tidak mematuhi safety driving
(keselamatan berkendara)oleh siswa saat mengendarai sepeda motor.

Anda mungkin juga menyukai