Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PERILAKU KESELAMATAN DALAM BERKENDARA PADA SOPIR TRUK

DOUBEL DI CV SUKSES BERSAMA SEJAHTERA KOTA SEMARANG

SEMARANG TAHUN 2023

Program studi S1 kesehatan Masyrakat Universistas Dian Nuswantoro

ABSTRAK

Kecelakaan pada lalu lintas biasanya terjadi kelalaian manusia data dari Komite Nasional
Keselamatan Transportasi Kurun waktu pada tahun 2007 sampai 2018 telah terjadi banyak
kecelakaan. Dari hasil laporan telah terjadi 64 kali kecelakaan transportasi. Kecelakaan ini
terdiridari 42 kasus tabrak lari,19 kasus terguling, dan 3 kasus terbakar. Tujuan penalitian ini
adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat pada karyawan
sopir CV sukses bersama sejahtera semarang tahun 2023

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cross sectional pengambilan Hasil
penelitian menggunakan total sampling berupa alat ukur kuesioner perilaku berkendara aman
,sikap,pengetahuan dengan jumlah responden 32 di cv sukses bersama sejahtera dengan waktu
penelitian april 2023.analisis uji statik

Hasil penelitian menuunjukan bahwa terdapat hasil dari umur (p=1000) ,lama kerja (
p=0,00),pengetahuan(p=0,00),sikap(0,00),tingkat pendidikan(p=0.00) tidak ada hubungan dengan
perilaku berkendara aman

Kata kunci: umur,lama kerja,sikap,pengetahuan,tingkat pendidikan,perilaku berkendara aman


Abstrak

Accidents in traffic usually occur with delays in human data from the National Transportation
Safety Committee. The period from 2007 to 2018 has seen many accidents. From the results of
reports there have been 64 times transportation accidents. This accident consisted of 42 cases of
hit and run, 19 cases of overturning, and 3 cases of burning.

The purpose of this penalty is to find out whether there is a relationship between the independent
and dependent variables on CV driver employees who are successful with prosperous Semarang
in 2023 This study used a quantitative method with cross-sectional sampling

The results of the study used total sampling in the form of a questionnaire measuring safe driving
behavior, attitude, knowledge with a total of 32 respondents in CV Success and Prosperity with
research time of April 2023. Static test analysis The results of the study showed that there were
results from age (p=1000), length of work (p=0.00), knowledge (p=0.00), attitude (0.00), level of
education (p=0.00) has no relationship with safe driving behavior

Keywords: age, length of work, attitude, knowledge, level of education, safe drivin
Pendahaluan

Transportasi darat adalah suatu infrakstruktur yang dibuat untuk meringankan beban manusia.
Kecelakaan pada lalu lintas biasanya terjadi kelalaian manusia data dari Komite Nasional
Keselamatan Transportasi Kurun waktu pada tahun 2007 sampai 2018 telah terjadi banyak
kecelakaan. Dari hasil laporan telah terjadi 64 kali kecelakaan transportasi. Kecelakaan ini terdiri
dari 42 kasus tabrak lari,19 kasus terguling, dan 3 kasus terbakar. Pasal 1 angka 24 undang undang
nomor 22 tahun 2009 yang berisi tentang kecelakaan lalu lintas dalam setiap kejadian sebuah
kecelakaan perlu adanya suatu investigasi mengenai kecelakaan yang menimbulkan kerugian harta
dan fisik. Faktor infrakstruktur adalah sebuah komponen penting dalam mengurangi kecelakaan
mengakibatkan kecelakaan bisa terjadi, 9dari kerusakan jalan yang belum ada pembenaahan dari
pemerintah. Faktor lingkungan merupakan peranan penting dalam sebuah keadaan yang
mengakibatkan tindakan kecelakaan. (1) Masyarakat memiliki mata pencarian dalam rangka untuk
kebutuhan perekonomian. Salah satu jenis pekerjaan yaitu jasa pengiriman. Jasa pengiriman
membantu memudahkan masyarakat agar tidak perlu berbelanja langsung ke toko. Jasa pengiriman
saat ini cenderung cepat dan mudah karena menggunakan aplikasi online karena banyaknya
permintaan, risiko kecelakaan transportasi darat pun meningkat. (2) Masyarakat Semarang 2
banyak pelaku usaha UMKM dari industri kecil yang berbasis online biasanya masyarakat marak
mengguanakan aplikasi belanja online. Dari belanja kosmetik, baju, makanan, dan peralatan dapur
sampai pertukangan bisa secara online sehingga banyak pesanan yang harus diantar menggunakan
kurir. Dengan pesanan yang banyak dapat disimpulkan banyak profesi pengiriman barang
menggunakan truk cargo agar kefisien waktu dapat tercapai(3) Truk cargo adalah alat transportasi
perusahaan industri yang bertugas mengangkut barang. Truck cargo sendiri memiliki 2 jenis yang
memiliki ukuran 20 feet dan 40 feet. Perbedaan dari 20 feet dan 40 feet yaitu 20 feet memiliki
spefikasi panjang 6,058 lebar 2,438 ukuran dimensi dalam panjang dimensi 5,919 lebar dimensi
2,340 tinggi dimensi 2,380 dengan berat maksimun 22,1 ton barang 40 feet memiliki kareristik
spesifikasi panjang 12,192 lebar 2,438 tinggi 2,591,panjang dimensi 12,045,lebar dimensi 2,340
tinggi dimesi 2,380 dengan berat maksimun 27,4. Truck cargo memiliki kapaisitas maksimal 5 ton
dan volume 24 meter cubik. Dengan ukuran yang besar dan permintaan yang tinggi, truk cargo
berisiko mengalami kecelakaan. (4) Kecelakaan truck cargo biasanya terdiri dari 2 faktor, yaitu
faktor lalu lintas dan faktor manusia. Faktor manusia akibat kelalaian sopir mengakibatkan truck
menabrak pembatas jalan. Faktor lalu lintas adalah kondisi jalan yang buruk dan mengakibatkan
kecelakaan serta faktor kesehatan juga paling penting untuk sopir karena sopir sering mengabaikan
kesehatanya yang bisa menimbulkan kecelakaan dan faktor cuaca juga bisa 3 menjadi kendala yang
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas, seperti kurangnya sudut pandang dalam berkendara aman,
kurangnya perawatan kendaraan truk secara berkala dan truk yang mengalami mesin turun karena
pada mesin truk perlu melakukan pergatian mesin atau sperpat. (5) Salah satu factor manusia yang
menyebabkan kecelakaan adalah kurangnya waktu istirahat sopir. Tenaga kerja di Indonesia
memiliki waktu isitirahat perminggu adalah 8-10 jam perhari untuk berkerja. Data kasus kelelahan
pada sopir 36% dalam kecelakaan kerja pada tahun 2012. (Permenaker 15/Men/VII/2005). Sesuai
dengan amanat UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja agar
tercipta produktivitas kerja yang optimal. Berdasarkan data dari safety and eviroment (SHE) di PT
Hasnur Riung pada tahun 2018 ada 1 kasus ada kasus kelelahan ringan pada dump truck sopir
dengan usia 36 tahun. (5) Beban kerja sopir yaitu shift kerja yang menentu,sopir kurangnya waktu
istirahat yang mengakibatkan kewaspadaan sopir pun menurun. Positif negatif beban kerja
merupakan masalah prepsesi menurun kewaspadan dan menimbulkan kecelakaan kerja, beban
kerja sopir cargo harus membuat manajamen istirahat baik dari manajamen istirahat agar tidak
adanya kecelakaan karena kelelahan. Kelelahan dibedakan menjadi 2, yaitu kelelahan ringan
dengan umur 36 tahun dan kelelahan kerja itu tidak bisa dihilangkan. Tapi bisa dikendalikan
dengan manage mengatur stamina tubuh dan 4 kelelahan berat jika melawati kelelahan ringan.
Misalnya melebihi umur 36. Tapi perusahaan memberikan waktu libur dan sopir yang melakukan
pekerjaan lebih dalam pengiriman atau pendistribusi barang. (6) Kecelakaan pada lalu lintas yang
meliputi prepsepsi dan perilaku. Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposi, faktor
enabling dan faktor reinforcing. Penyebab kecelakaan adalah sikap buruk sopir itu sendiri berupa
mengendarai dengan keadaan mengantuk atau kurang mengusai jalan. Dalam mengemudi prepsesi
yang kurang tepat dalam kondisi terburuk. Dengan penentuan jalan yang harus dilewati sopir,
berdasarkan data perilaku kerja mempengaruhi oleh beban kerja, lama kerja dan tingkat
pengetahuan berkerja. (7) Perilaku tidak selamat dalam sopir yaitu stres kerja. Stres kerja biasanya
timbul karena faktor psiologis dan perilaku mengemudi argesif. Faktor psiologis biasanya timbul
kareana adanya dorongan beban kerja berlebih. Perilaku mengemudi argesif dipengaruhi oleh
environment condiotion, personality / dispostional factors, demographic variabel, perilaku
mengemudi bisa terjadi karena kemarahan, stres, dan kecamasan di jalan yang mengakibatkan
kecelakaan di jalan. (8) Berdasarkan Noviana dan Robiana (2019) kecelakaan dan penyakit akibat
kerja bisa menyebabkan kerugian pada perusahaan salah satu menyebabkan kerugian pada
perusahaan. Salah satu hal yang sering ditemui yaitu penyakit akibat kerja karena kelelahan.
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian di dunia. Pada data WHO
kematian tiap 5 tahunya 1,24 juta dan berarti kematian sopir per hari 3.397 orang meninggal. (8)
Kelelahan kerja bisa menyebabkan penyakit seperti MSDs sesak nafas, thpus, dan lainya. Di lain
hal kecelakaan kerja salah satunya bisa disebabkan karena kurangnya perawatan pada mobil truk
doubel yang kurang berkala, perawatan truk diperlukan karena sebagai alat transportasi
pengangkutan dan pendristrubusian barang ke ke toko-toko. Bila sopir mengalami kecelakaan
perusahaan masih menangung biaya kerusakaan akibat sopir. Dengan investigasi dari perusahaan
kerusakaan diperbuat karena kelalian atau musibah. (8) Sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan bagi pelaku industri. Disektor industri harus ada kepercayaan satu sama lain antara
karyawan dan pemimpin. Pemimpin harus memberikan rasa nyaman bagi keluarga kedua bagi
pekerja tetapi pemimpin menyatukan rekan teman sesama sopir perusahaan harus memberikan
reeward sebagai apersiasi perusahaan perusahaan harus membuat program liburan untuk
menghilang stress para pekerja dan sopir. (9) CV Sukses Bersama Sejahtera berawal merupakan
perusahaan swasta yang dikelola dan dikusai peseoragan .begerak dalam bidang percetakan .produk
utama yang diproduksi oleh perusahaan ini dengan produk (buku tulis, map, folio, buku gambar,
ES QRISTAL dll). Perusahaan berdiri dan memulai kegiatan produksinya tahun 2008 hingga saat
ini. Perusahaan telah berhasil memasarkan produknya ke berbagai provinsi. Perusahaan ini
memiliki 6 jumlah pengiriman, penjualan, pembelian, omset, produksi, gudang, teknisi, cleaning
servis dan memiliki karyawan 125 anggota di berbagai divisi. CV sukses bersama sejahtera
merupakan CV bergerak di percetakan dan pembutan es qristal Kegiatan pengiriman yang
dilakukan sopir dan staff pengiriman dengan penyesuaian draft pengiriman dari berbagai toko
dengan membuat alur pengiriman .waktu kerja sopir ditentukanoleh staff pengiriman secara
bergantian agar menjaga stamina sopir, keluhan sopir sering mengejar bonus dari pengiriman, sopir
terpacu oleh aturan perusahaan setiap pengiriman luar kota itu mendapatkan bonus
besar.perusahaan memberikan aturan tersebut agar sopir menjadi motivasi dan waktu tidur yang
sangat kurang .keluhan sopir bisa berupa tifus ,nyeri otot ,kaki merasa pegal. Karena kurangnya
waktu tidur dan ada berbagai kecil maupun besar .untuk kecelakaan kecil berupa truck menabrak
pagar ,kurangnya pengecekan mesin truk tidak berkala .untuk kecelakaan besar truk tergiling ,lalai
saat bekerja membahayakan pengguna jalan yang lain

Metode Penelitian

Penelitian merupakan peneleitian kuantatif dengan mengunkan pendekatan cross sektional


pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara secara langsung
menggunakan kuesioner
Perilaku berkendara aman,pengetahuan,
Sikap dengan 32 responden penelitian ini dimulai bulan mei – juni 2023

Hasil penelitian
1. Umur responden
Tabel 1 umur responden
Umur responden dalam penelitian ini yaitu dengan usia 24 tahun sampai 45
Variabel Min Max Mean median
Responden
Umur 32 24 45 32.72 30.50

Berdasarkan tabel frekuensi variabel umur dapat diketahui umur yang paling muda 24 tahun dan umur yang
paling tua 45 tahun sedangkan rata rata umur responden 32.72 tahun dan nilai tengah dari umur yang paling tua
adalah 30.50
Kategori Frekuensi Persen

Muda 16 50%

tua 16 50%

total 32 100%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa umur karyawan yang masuk kategori muda >30.50 16 responden
atau 50% dan umur yang masuk kategori usia paling muda >30.50 sebanyak 16 Responden (50%)
2. Pendidikan responden
Tingkat pendidikan Frekuensi %
SD 4 12.5

SMP 9 59.4

SMA 19 28.1

TOTAL 32 100

Berdasarkan data penelitian dengan jumlah


32 responden sopir mengenai pengetahuan,sikap,perilaku dengan tingkat pengetahuan tertingi sma yaitu
sopir dengan jumlah 19 orang dengan presentase
28.1% dan jumlah terkecil dengan tingkat
pendidikan rendah rendah yaitu SD dengan
Variabel Responden Min max Mean Median
jumlah 4 orang presentase 12.5% dan
Pengetahuan 32 9 19 14.38 14.50
pendidikan menegah smp berjumlah 9
orang 28.1%
3. Lama kerja
Variabel Responden Min Max Mean Median
Lama kerja 32 2 1 4.50 4.50 Berdasarkan tabel data frekuensi variabel lama
kerja dapat diketahui lama kerja Dari responden
32 lama kerja paling banyak adalah 1 tahun
sedangkan pekerjan Lama kerja paling rendah
2 tahun dengan jumlah masing frekuensi 16
Responenden Dari baru maupun lama dengan
mean dan median 4.50
Kategori Frekuensi Persen
Lama 16 50%
Baru 16 50%
Total 32 100%

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa


Karyawan dengan lama kerja Kerja

yang masuk dalam kategori lama


Kerja yang masuk dalam kategori lama dan baru dengan 32 responden Presentase 50%

4. Gambaaran pengetahuan responden

Berdasarkan tabel data frekuensi untuk mengetahui pertanyaan 19 pengetahuan paling banyak sopir
menjawab dengan baik 19 dan pengetahuan buruk adalah 9 dengan rata rata nilai tengah 14.50%

Kategori Frekuensi Persen


Berdasarkan tabel analisa distribusi
Tinggi 16 50%
dikategoriakan menjadi dua yaitu tinggi
Rendah 16 50%
Rendah dalam frekuensi 16 dan presentase
Total 32 100%
50% dengan total responden 32
5. Gambaran sikap

Variabel Responden Min max Mean Median


Sikap 32 3 7 14.38 14.50

Berdasarkan data dalam kuesioner sikap yaitu dalam data hasil 32 responden Bahwa

ditemukan sikap perilaku buruk sebanyak 3 dan perilaku baik sebanyak 7

Sedangakan nilai rata rata 5.00

Kategori Frekuensi Persen


Baik 20 62.5%
Kurang 12 37.5%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel analisa distribusi


sikap maka dibedakan menjadi 2 Kategori
rendah dan tinggi dalam data kuesioner
responden sikap berkendara Kategori
tinggi frekuensi 20 responden presentase 62.5 % dan kategori rendah Frekuensi 12 dari
presentase 37.5% dari total 32 responden

Variabel Responden Min max Mean Median


Perilaku berkendara 32 11 17 13.50 13.50
Aman

Berdasarkan data diatas berdasarkan


Kuesioner yang telah diisi 32 responden
Perilaku yang paling kurang sebanyak
11 dan perilaku baik 17 demgan nilai
Kategori Frekuensi Persen
Baik 12 37.5%
Kurang 20 62.5%
Total 32 100%

Berdasarkan data analisa data perilaku


berkendaraa dalam kuesioner di kategoriakn
menjadi 2 kategori rendah yaitu tinggi kategori
tinggi frekkuensi 12 presentase 37.5% dan
kategori rendah frekuensi 20 dengan presentase
62.5% dengan total sampling 32 responden
HASIL UJI R SPERMAN
1. Hasil uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan untuk

menguji hubungan antara variabel, uji normalitas yang digunakan adalah tabel

Kolmogrov-smirnova karena sampel 32 responden


variabel p-value Kologrov keterangan

Sinov test

Umur 343 937 Tidak

normal

Tingkat 131 1.167 Tidak

pendidikan normal

Pengetahuan 217 1.053 Tidak

normal

Sikap 287 175 Tidak

normal

Perilaku 187 1.089 Tidak

berlendara normal

aman

dari hasil penelitian yang dilakukan didapat

hasil data yang berdistribusi tidak normal

dari semua variabel uji normalitas

menggunakantes kolmogrov- smirnov.

Uji statistik menggunakan rank spearman

sehingga tidak bisa menggunakan


uji alternatif preason product moment.

2.uji korelasi data

Variabel Variabel P– R HASIL


bebas terikat value

Umur Perilaku 996 0,01 Tidak


Berkendara Ada
aman hubungan

Tingkat Perilaku 185 -240 Tidak


Pendidikan Berkendara Ada
aman hubungan

Pengetahuan Perilaku 0.27 0.57 Ada


Berkendara Hubungan
aman Kolerasi
Lemah
Sikap Perilaku 0.007 391 Ada
Berkendara Hubungan
aman Kolerasi
Lemah
Lama Kerja Perilaku 757 0.57 Tidak
Berkendara Ada
aman hubungan
Bedasarkan uji normalitas dari semua variabel bedistribusi tidak normal oleh

karena itu uji korelasi statistik menggunakan uji rank spearman. Dari hasil

uji hubungan untuk variabel pengetahuan yang memiliki niali p-value 0,006 < 0,05

dengan niali koefisien korelasi sebesar 0,00 – 0,24 yaitu terdapat korelasi yang

bermakna ada hubungan dengan tingkat keeratan yang sangat lemah. Pada

variabel sikap memiliki p-value 0,007 < 0,05 dengan nilai koefisiean kirelasi

0,00 – 0,24 yaitu terdapat korelasi yang bermakna ada hubungan dengan tingkat

keeratan yang sangat lemah. Sedangkan pada variabel umur dan tingkat

pendidikanyang memiliki nilai p-value > 0,05 yaitu memiliki korelasi yang tidak

bermakna artinya dimana tidak terdapat hubungan dengan perilaku berkendara

aman

1. Hubungan antara umur dengan perialakuberkendara

Perilaku berkendara aman adalah perilaku pada saat mengemudikan truk Saat di

jalan raya.hal yang harus diperhatikan dalam mengemudiakan truk Perilaku saat

mengemudikan truk.umur adalah faktor sopir dalam berkendaraDalam perilaku

berkendara usia yang masih muda ketajaman mata tinggi dan fungsi Organ tubuh

masih berjalan dengan lancar rata rata usia responden berumur 24-45 tahun

tergolong usia masih produktif di umur kepala 2 sampai sedangkan umur 40 tahun

fungsi tubuh mengalami penuruan ketajaman,kesigapan,reflek tangan saat

mengemudikan truk
hasil statik menunjukan bahwa tidak adanya antara umur dengan perilaku

berkendara aman. Hasil kuesioner penelitian kepada 32 sopir responden yang

produktif bahwa umur adalah bukan patokan perilaku berkendara tetapi kelalain

dan kelelahan sopir karena beban kerja yang melebih porsi. kemampuan sopir

yang mengakibatka insiden kecelakaan itu terjadi kecelakaan.(35) WHO

menyatakan sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas berada pada umur

produktif yakini 22- 50 tahun. Pernyataan lainya juga mengatkan bahwa

kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian anak anak di dunia

dengan rentang umur umur 10- 24 tahun menurut UU Tahun 2019 yang

menyaratkan umur pembuatan SIM adalah minimal usia 17 tahun hal ini sejalan

dengan penelitian zaenal arifin 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara umur dengan perilaku berkendara aman(35)

Menurut teori max Webber yang dikemukaan oleh ritzer menyatakan bahwa setiap

Indivindu akan melakukan suatu tindakan berdasarkan lama kerjanya atau

pengalaman. jadi semakin umur tua maka tingkat pengalaman sopir akan menjadi

luas dan sedangkan umur yang muda akan tingkat pengalaman berkerja semakin

sedikit.(38)

Dalam hal ini pekerja mengemudi adalah pekerjaan yang bersifat khusus yang

menutut keterampilan dan kewaspadaan serta konsentrasi seseorang dalam

mengemudikan kenderaanya pada kondisi apapun sehingga pengalaman

seseorang tidak menjadi ukuran umur muda atau tua seseorang untuk mampu

dalam bertindak berkendara aman dalam berkendara(oktariana2012).mengemudi

bukanlah pekerjaanya yang semestinya mengemudi,melainkanlebih kepada

kesadaran dari pengemudi tersebut hanyalah menutut seseorang memiliki


pengetahuan dan penglaman pengemudi tersebut untuk selalu waspada dalam

menghadapi kondisi yang terjadi jalan raya .(38)Hasil penelitian

memnunjukan terdapat 15 orang memiliki perilaku yang baik mengenai perilaku

berkendara dengan pengalaman pengemudi kurang. Hal tersebut terjadi karena

pengemudi kurang. Hal tersebut terjadi karena pengemudi masih tergolong umur

muda sehingga konsentrasi dalam mengemudikan kenderanya sangat baik.umur

muda tergolong baik,berbeda dengan kondisi umur yang lebih tua.(38)

2. Hubungan Lama Kerja Dengan Perilaku Berkendara

Lama kerja menentukan seberapa mahir dalam mengenderai Sopir truk dan pengalaman

berkendara pada di jalan raya Perilaku dengan sifat kebiasaan dapat menganalisa resiko

Minimal dalam bertindak dalam kecelakaan kerja dalam Mengenderai truk. Hasil statik

menunjukan bahwa adanya hubungan lama Kerja dengan perilaku berkendara berpengaruh

dalam perilaku Perilaku dan jam terbang rendah bisa beresiko dalam kecelakaan Namun

harus memiliki kesadaran dan peka keadaan lalu lintas. Kesadaran dan peka itu timbul lama

kerja sopir Agar peka keadaan baik buruk dalam mengahdapi dan Mengurangi resiko

kecelakaan kerja(36)Lama kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu

berkerja dis suatu tempat pengalaman seseorang dalam pekerjanya dan lingkungan pada

saat berkerja dipengaruhi oleh lama kerja tersebut seharusnya semakin lam seorang pekerja

maka makin. Banyak pula pengalaman dan keterampilan. Pengalaman hal apapun akan

meningkatkan salah satu kewaspadaan salah satu kecelakaan kerja sering bertambahanya

lama kerja.(36)Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun

2014 menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara menunjukan bahwa tidak adanya

hubungan antara lama kerja dengan perilaku berkendara aman pada pengemudi angkutan

johar- banyumanik kota semarang(36)


lama kerja berkendara mempunyai hubungan dengan perilaku berkendara aman Hubungan

dengan perilaku berkendara aman karena sopir yang memiliki masa kerja yang lebih

cenderung lebih berpengalaman dan terampil diandingkan dengan sopir dengan

pengalaman dengan umur yang paling tua dan lebih terampil dalam berkendara. (39 Hasil

penelitian yang dialkukan avendika (2016) dengan judul faktor faktor yang berhubungan

dengan perilaku berkendara aman pada pengemudi bus di terminal terboyo semarang. (39)

Peraturan mengenai lama kerja pada sopir menurut undang undang republik

indonesia nomor 22 tahun 2009 ayat 2 disebutkan bahwa kendaraan bermotor umum

paling lam kerja adalah 8 jam dalam sehari. Lama kerja berhubungan dengan perilaku

berkendara lebih dari 8 jam kerja sehari dengan cenderung mengalami kelelahan dan bisa

mengurangi konsenterasi dan berdampak dalam perilaku berkendara aman (39)Lama kerja

akan menyebkan pengemudi mengalami kelelahan dan bisa menyebabkan pengemudi

mengantuk .menurut marsaid (2013) faktor manusia seperti lelah mengantuk lelah

mabuk,tidak terampil dan berkecepatan tinggi dengan berpotensi kecelakaan lalu lintas.ini

sejalan dengan penelitian putra (2015) menjelaskan mengemudi yang mengalami

kelelahan dapat menimbulkan kantuk. (39) Kelelahan yang dialami pengemudi

disebabkan karena durasi pengemudi yang tidalsesuai dengan standart untuk setiap harinya

atau minggunya yaitu 9 jam perhari atau 48 jam permingunya.(39)

3. Hubungan tingakt pendidikan dengan perilalu berkendara aman

Perilaku berkendara tidak dipengerahui mutlak dengan tingkat pendidikan karena

berkendara ketika berkendara dijalan semua tergantung dengan skill, tanggung

jawab dan kesadaran sopir masing masing. tingkat pendidikan juga sebagai

penunjang pengetahuan
Bagi para sopir.karena bagaiamanapun semua yang dilakukan dilapangan

dibutuhkan ilmu dan kemudian diolah kemudian diolah.hasil uji statik kepada 32

responden 19 responden dengan pendidikan SMA dengan presentase 28.1% dan

jumlah terkecil dengan tingkat pendidikan rendah yaitu SD dengan jumlah 4 orang

dengan presentase 12.5% dan pendidikan menegah SMP berjumlah 9 orang

responden 28.1% Pendidikan tinggi atau rendah bisa mempelajari peranan penting

dalam berkendara aman pada truk dengan memperhatikan aspek dalam

berkendara dari pengecekan kendaraan dan mempelajari sikap dan perilaku

berkendara. Dengan penelitian,pelatiahan dan kemampuan (skill) pengemudi akan

menigkat sehiningga kesalahan manusia (human eror ) akibat kurangnya

pengetahuan dan kemampuan dapat diminimalisir.manusia juga cenderung

melakukan salah atau lupa, maka diperlukan peltihan penyegaran untuk

mengulangi kembali apapun tingkat lanjutan(37) Hasil penelitian

menunjukan 6 orang yang berpendidikan rendah namun memiliki perilaku

berkendara aman. Hal ini bisa terjadi karena mengemudi bukan hanya berkaitan

dengan pengetahuan seseorang melainkan lebih kepada sikap tindakan dalam

mengalami berkaitan dengan pengetahuan seseorang melainkan lebih dari sikap

dan tindakan dalam mengatasi situasi tidak aman yang dihadpi sebelum ,saat dan

setelah mengemudi.faktor lain, seperti pelatihan dapat meningkatkan kemampuan

pengemudierpendidikan rendah namun tetap berperilaku baik dalam hal perilaku

berkendara.(38)Hasil penelitian juga menunjukan terdapat 2 responden yang berpendidikan

tinggi namun tetap berperilaku buruk. Hal ini dapat terjadi karena faktor lain seperti

bertambahnya usia pengemudi yang juga mengakibatkan penurunan energi baik fisik

maupun mental seseorang. Hal tersebut dapat memperlambat respon pengemudi dalam hal
sikap dan tindakan dalam mengantisipasi setiap resiko bahaya yang ada di jalan

(38)penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan sedang antara tingkat pendidikan

dengan perilaku safety driving. Hasil ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rizky (2009) yang menyatakan bahwa pengemudi yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi (SMA/STM dan Akademi/PT) memiliki kecenderungan untuk berperilaku aman

dalam berkendara bila dibandingkan dengan pengemudi yang memiliki tingkat pendidikan

yang rendah (SD dan SMP) (38)

4. Hubungan pengetahuan dengan perilku berkendara aman

Hasil penelitian menunjukan pada 32 responden 50 % responden memiliki

pengetahuan tinggi dan 50% pengetahaun rendah dengan ini berdasarkan teori

ini menyatakan semakin tinggi pengetahuan seseorang terhadap suatu

manfaatnya bagi diri sendiri maupun orang lain maka tingkat pengetahuan atau

pemahamanya maka semakin baik tingkat perilakunya yang baik sangat baik saat

mengmudikan kenderanyaa.(37)Penelitian ini telah membuktikan andanya

hubungan antara pengetahuan dengan praktik safety driving. Pv = 0,006 < 0,05

dengan kekuatan korelasi 0,350 yang berarti kekuatan korelasinya lemah. Karena

pengetahuan bermanfaat bagi seseorang untuk memutuskan tindakan baik,

buruknya yang dia ambil sehingga sesorang yang memiliki pengetahuan yang luas

maka akan lebih bijak dalam memutuskan suatu tindakan.(37)

Penelitian ini sejalan dengan hasil raditya ariwibowo 2013 yang mengatakan

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mendsari seseorang dalam perilaku

pengetahuan bermanfaat mengungkapkan sikap atau tindakan yang baik dan

salah dengan seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih bijak
dalam mengambil keputusan.semakin banyak pengetahuan yang diperoleh maka

akan semakin

Positif perilaku yang dilakukan.faktor yang mendasari seseorang berperilaku

pengetahuan bermanfaat bagi seseorang dalam memutuskan tindakan yang

diambil sehingga maka akan lebih bijak dalam memutuskan keputusan.(37)

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang

menunjukan adanya hubungan anatara pengetahuan dengan perilaku berkendara

aman Pada pengmudi mobil sid tank x dengan nilai signifikan p- value sebesar

0,018.(37)Pengemudi yang memiliki pengetahuan tinggi akan mampu membedakan antara

cara mengemudi aman dan yang tidak aman, sehingga kecelakaan dapat dihindari.

Pengemudi yang memiliki pengetahuan tinggi akan berusaha menghindari kecelakaan

ringan karena mereka sadar bahwa kecelakaan ringan akan menyebabkan kecelakaan berat.

Jika pengemudi memiliki pengetahuan yang baik maka mereka akan bertindak positif dan

berusaha untuk menghindari kecelakaan. Sebaliknya pengemudi yang memiliki

pengetahuan rendah akan cenderung mengabaikan bahaya disekitarnya dan tidak

melakukan pekerjaan sesuai prosedur karena ketidaktahuan.(38)

pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan formal.(38)Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang menunjukan

adanya hubungan antara pengetahuan dengan praktik keselamatan berkendara pada

pengemudi mobil skid tank di PT X dengan nilai signifikansi pvalue sebesar 0,018
Berdasarkan penelitian Augustie (2017) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku safety driving pada sopir bus di terminal tirtonadi, menyatakan bahwa .

Sopir yang memiliki pengetahun tinggi cenderung mempunyai perilaku safety driving yang

aman, di bandingkan dengan pengetahun rendah. Pengetahuan sopir yang tinggi dapat

dipengaruhi oleh faktor pengalaman, faktor lingkungan kerja, faktor latar belakang

pendidikan, yang dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang.(39)

5. Hubungan sikap dan perilaku berkendara aman

Hasil penelitian menunjukan terhadap 32 responden didapatkan 62.5% didpatkan

responden setuju ketika mengemudikan truk tidak diperbolehkan mengantuk

pada saat mengemudikan harus mengunakan seat belt pada jarak dekat atau

jauh.responden menjawab 75.0% setuju.penelitian ini membuktikan adanya

hubungan antara sikap dengan perilaku berkendara pv= 2.19< 0.05 dengan

kekuatan kolerasi 4.75 yang kekuatan kolerasinya lemah.karena sikap baik buruk

seseorang terdapat dipengaruhi di lingkungan (37)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus

sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan

motif tertentu.sikap belum merupakan suatu tindakan sikap perilaku (370 penelitian

Raditya Ariwibowo 2013 mengukapkan sikap atau tindakan yang baik sangat diperlukan

dalam praktik safety driving karena dalam berkendara yang aman dibutuh kan suatu respon

yang cepat dan tepat sehingga pengendara akan lebih tanggap terhadap lingkukan sekitar

dan mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Avendika yang mengukapkan sikap cenderung berhubungan dengan hal yang akan
dilakukan ketika berkendara. Sikap itu juga yang memberikan pengaruh saat berkendara

sikap dalam cara mengatasi situasi yang tidak aman sebelum dan setelah mengemudi.(37)

6. Menurut noatmodjo sikap merupakan perilaku yang masih tertutup (covert

behavior). Maka dapat disimpulkan, dari sikap yang positif terhadap keselamatan ketika

mengemudikan maka akan ada keceduran perilaku sopir truk akan bertindak aman dan

menjaga keselamatan mengemudikan maka diharapkan dapat dihindari (37)

7. pada pengemudi yang memiliki sikap kurang dikarenakan pengemudi tersebut

masih belum bisa menyikapi kejadian kejadian tertantu saat mengemudikan kendaraan

contohnya seperti mengangkat telfon saat mengemudi, makan snack dan minum untuk

menghilangkan kantuk. Tentu hal tersebut dapat menurunkan konsentrasi pengemudi dan

dapat menimbulkan pengemudi menjadi langah saat berkendara. Pada pengemudi yang

memiliki sikap baik dalam mengemudikan kendaraan cenderung akan berperilaku safety

driving baik, karena mereka tahu mengenai hal-hal yang mungkin terjadi selama

mengemudi dan tahu bagaimana harus bersikap. Hal ini sejalan dengan teori, sikap yang

baik akan mempengaruhi perilaku seseorang secara baik. (39)

8. bahwa faktor penyebab kecelakaan yang terjadi selama 3 tahun terakhir di

sepanjang Jalan Raya Daan Mogot sebanyak 145 kali kecelakaan, dimana faktor yang

paling dominan yang terjadi pada periode sebelum pandemi (2018 – 2019) karena dari

faktor manusianya dengan jumlah 70 kali kecelakaan dengan nilai persentase 95%,

kemudian pada saat pandemi (2020 – 2021) faktor manusia sebanyak 69 kali dengan

persentase sebesar 97%. Dari Tabel 5.19 dan Gambar 5.32 dapat dilihat dari periode

sebelum dan saat pandemi terjadi penurunan sebesar 2% dari persentase 51% menjadi 49%.

Dari hasil analisa di atas didapatkan hasil faktor terjadinya kecelakaan paling dominan

adalah manusia. Seperti kurang berhati – hati, lengah, dan kurangnya berkonsentrasi. Ada
juga pengendara yang sengaja melanggar aturan lalu lintas dikarenakan mengejar

waktu.(40)

9. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kareristik karyawan di CV sukses bersama sejahtera pada penelitian 125 karyawan tetapi

responden utama sopir 2 pabrik pabrik paper star dan bintang es dengan mayoritas 100% laki

laki

2.Umur karyawan paling muda 16 responden dan umur paling tua 16 untuk sopir di dua pabrik

tersebut dengan presentase 50%

3. Tidak adanya hubungan umur dengan perilaku berkendara aman pada sopir truk

doubel di CV sukses bersama sejahtera

4. Tidak adanya hubungan lama kerja dengan perilaku berkendara aman pada sopir truk doubel

di CV sukses bersama sejahtera

5.Tidak adanya hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku berkendara aman pada sopir truk

doubel di CV sukses bersama sejahtera.

6...Tidak adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku berkendara aman pada sopir truk

doubel di CV sukses bersama sejahtera

7.Tidak adanya hubungan sikap dengan perilaku bekendara aman pada sopir truk doubel di

CV sukses bersama sejahtera

SARAN

1. Bagi industri

Pihak perusahaan di CV sukses bersama sejahtera untuk memberikan waktu istirahat dan libur

untuk melakukan perengangan otot setiap pagi sebelum menjalankan pekerjaan sopir dan

perusahaan bisa menghimbau setiap pagi resiko pekerjaan tentang arahan pekerjaan mengenai

kegiatan distribusi
2.Bagi pekerja

Pekerja harus memanajamen kondisi tubuh dalam berkendara selalu mengikuti arahan

perusahaan dalam menentukan jadwal atau draft pengiriman selalu berkondinasi pada

staff maupun
daftar Putaka

1. Krug E. Decade of action for road safety 2011-2020. Injury.


2012;43(1):6–7.
2. Musyafah AA, Khasna HW, Turisno BE. Perlindungan Konsumen Jasa
Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Keterlambatan Pengiriman Barang.
Law Reform. 2018;14(2):151.
3. Sarwono HA. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm).
Bank Indones dan LPPI. 2015;1–135.
4. Sihombing SN, Imanuel SD, Sembodo A. Analisis pemilihan moda antara
truk petikemas dan kereta api petikemas di kawasan industrijababeka. Digit
Libr PTDI-STTD. 2021;(Terminal 3):1–10.
5. Jaya KA, Budiartha INP, Ujianti NMP. Tanggungjawab Perusahaan Ekspedisi
terhadap Kerusakan dan Kehilangan Barang Muatan dalam Pengangkutan
Darat. J Interpret Huk. 2020;1(1):66–71.
6. Setiawan B, Fauzan A, Norfai. Tingkat Kelelahan Kerja Pada Driver Dump
Truck Ditinjau Dari Aspek Masa Kerja Dan Usia Di Pt Hasnur Riung Sinergi
Site Pt Bhumi Rantau Energi Tahun 2019. Med Technol Public Heal J.
2020;4(2):134–45.
7. Hernaningsih F. Hubungan Motivasi, Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Driver Outsourcing Pt. Permata. J Ilm M …
[Internet]. 2022;12(1):60–9. Available from:
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/ilmiahm-
progress/article/view/866%0Ahttps://journal.universitassuryadarma.ac.i
d/index.php/ilmiahm-progress/article/download/866/848
8. Noviandi AAR, Hartanti RI, Ninggrum PT. Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Mengemudi Tidak Aman Pada Sopir Bus Trayek Jember Kencong
Lumajang (Influence Factor Of Unsafe Driving On Bus Driver Jember-
Kencong-Lumajang Route). J Kesehat. 2017;5(2):58–66.
9. Gustami GA. Hubungan Stres Kerja Dengan Perilaku MengemudiAgresif
Pada Sopir Bus. Univ Islam Indones. 2014;5(3):15–7.
10. Hadi SN, Malagano T. Analisis Penerapan Undang-Undang Nomor 22Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dalam Mewujudkan
Kesadaran Hukum Berlalu Lintas (Penelitian Di Polres Pesawaran). J
Kepastian Huk dan Keadilan. 2021;2(1):19.
11. Herawati H. Karakteristik Dan Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Di
Indonesia Tahun 2012. War Penelit Perhub. 2019;26(3):133.
12. Sairo MPMK, Muliawan IW, Aryastana P. Analisa Faktor Penyebab
Kecelakaan Pada Daerah Rawan Kecelakaan Di Ruas Jalan SumbaBarat -
Sumba Barat Daya. Paduraksa. 2018;7:210–8.
13. Udiana dkk. Analisis Faktor Penyebab Kerusakan jalan. J Tek SIpil.
2014;3(1):13–8.
14. Iswahyudi RD, Adindira SP, Rizqi FSA, Oktopianto Y. Pengaruh Curah
Hujan Terhadap Kecelakaan. 2021;(November):4–6.
15. Guritnaningsih G, Tjahjono T, Maulina D. Kelalaian Manusia (HumanError)
Dalam Kecelakaan Lalu Lintas: Analisis Berdasarkan Pemrosesan
Informasi. J Indones Road Saf. 2018;1(1):30.
16. Prakoso GD, Fatah MZ. Analisis Pengaruh Sikap, Kontrol Perilaku, DanNorma
Subjektif Terhadap Perilaku Safety. J PROMKES. 2018;5(2):193.
17. Yayan Adhanudin, Ekawati IW. Analisis Perilaku Safety Riding PadaWarga
Kampung Safety Di Kelurahan Pandean Lamper Kota Semarang. J Kesehat
Masy. 2017;5:332–9.
18. Rusmanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku
Masyarakat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria Di RW II
Kelurahan Pondok Aren. Skripsi [Internet]. 2013;118. Available from:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24113/1/RUS
MANTO-fkik.pdf
19. Salim & Sahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif.pdf. 2012. p. 141–2.
20. Utari GC. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi Dan Keterampilan
Mengendara Mahasiswa Terhadap Perilaku Keselamatan Berkendara(Safety
Riding) Di Universitas Gunadarma Bekasi. 2010;
21. Riding S, Di PS, Martapura S, Masyarakat K, Kalimantan UI,
Masyarakat K, et al. 3 1. 2. 3.
22. Yuwan Martus Tegar Charisma, Ekawati BW. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Defensive Driving Pada Pengemudi Bus RapidTransit
(Brt) Trans Semarang Koridor Ii, Iii, Dan Vi. J Kesehat Masy. 2019;7(1):365–
73.
23. Opitasari O, Ridwan R, ... Peran Instruktur Dalam Proses PembelajaranKursus
Mengemudi Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (Lkp) Borneo Samarinda. …
dan Pemberdaya … [Internet]. 2022;3(1):90–7. Available from:
https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/ls/article/view/1165
24. Khakim R. Hubungan Antara Umur, Tingkat Pendidikan, Masa Berkendara
Dan Pengetahuan Dengan Perilaku Safety Riding. Promot Kesehat Masy.
2016;9(1):75.
25. Waldani D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Safety Driving Pt. Bus
Telaga Indah Jurusan Alahan Panjang – Padang. EnsiklopediaJ. 2021;3(2):49–
58.
26. Arianto ME, Feriana S. Pengetahuan Keselamatan Berkendara, Masa Kerja
Dan Peran Manajemen Dengan Perilaku Keselamatan Berkendara Pada
Pengemudi Truk Bermuatan Semen Di PTEnergi Sukses Abadi Cilacap. An-
Nadaa J Kesehat Masy. 2021;8(1):14.
27. Fadilah U, Nur M, Sari T, Iskandar M, Arab PB, Artikel I, et al. Konsep
Pendidikan pada Perspektif Supir Truk. 2023;2(1):99–105.
28. Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Peraturan Menteri

Anda mungkin juga menyukai