Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK KESELAMATAN

BERKENDARA SEPEDA MOTOR PADA SISWA SMK SEMESTA BUMIAYU


Tangguh Dwi Pramono1), Agung Tyas Subekti2), Dwi Atmoko3)
1)2)3)
Program Studi DIV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi
Korespondensi:tggh.dp@gmail.com
Abstrak

Meningkatnya volume kendaraan di jalan raya menjadikan risiko kecelakaan juga semakin tinggi.
kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karakteristik kendaraan, lingkungan,
dan manusia. Untuk faktor sumber daya manusia, kecelakaan disebabkan oleh perilaku tidak aman
(unsafe action) para pengendara motor yaitu perilaku atau kebiasaan tidak aman ketika sedang berkendara
dari seseorang yang menimbulkan bahaya terhadap dirinya maupun orang lain. perilaku tidak aman
(unsafe action) para pengendara motor disebabkan karena rendahnya disiplin berlalu lintas serta
kurangnya kesadaran akan keselamatan berkendara. salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk
mencegah kejadian kecelakaan adalah dengan menerapkan Safety Riding atau Keselamatan berkendara.
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan maka penelitian ini memfokuskan untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan dan Sikap mengenai keselamatan berkendara dengan praktik keselamatan
berkendara pada Siswa SMK Semesta Bumiayu, Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukan
Pengetahuan responden mengenai keselamatan berkendara sepeda motor dengan kategori baik sebesar
58,82%, Sikap responden mengenai keselamatan berkendara sepeda motor dengan kategori baik sebesar
57,65 %, Praktik responden mengenai keselamatan berkendara sepeda motor dengan kategori baik
sebesar 55,29 % Selain itu terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan praktik keselamatan
berkendara sepeda motor dengan nilai rho sebesar 0,747, dan terdapat hubungan yang kuat antara sikap
dengan praktik keselamatan berkendara sepeda motor dengan nilai rho sebesar 0,731
Kata Kunci : Keselamatan Berkendara, Pengetahuan, Sikap, Praktik
Abstact

Increasing the volume of vehicles on the highway makes the risk of accidents is also higher. Traffic
accidents are caused by various factors, including the characteristics of vehicles, environment, and
humans. For human resources factors, accidents caused by unsafe action of motorcyclists are unsafe
behavior or habits while driving from someone who poses a danger to himself and others. unsafe behavior
of motorists is due to low traffic discipline and a lack of awareness of the safety of driving. one effort that
can be taken to prevent accident incident is by applying Safety Riding or Safety driving. Based on the
problems that have been submitted, this research is focused to know the relationship of knowledge and
attitude about driving safety with driving safety practice at SMK Semesta Bumiayu Student, Brebes
Regency. The result showed that respondents knowledge about the safety of motorcycle riding with good
category was 58,82%, respondent attitude about motorcycle safety with good category equal to 57,65%,
respondent practice about motorcycle driving safety with good category equal to 55,29% In addition there
is a strong relationship between knowledge with the practice of motorcycle safety with a rho value of
0.747, and there is a strong relationship between attitude with the practice of driving safety motorcycle
with a rho value of 0.731
Key words : Safety Riding, Knowledge, Attitude, Practice

1
PENDAHULUAN telah dilakukan oleh Mahawati (2013)
Pertumbuhan kendaraan motor dari tahun ke Sebanyak 42% responden memiliki praktik
tahun semakin pesat. Jumlah kendaraan safety riding atau keselamatan berkendara
bermotor di Indonesia pada tahun 2014 sebesar kurang baik. Penelitian tersebut juga
114.209.266 Unit. Dari data tersebut jenis membuktikan bahwa faktor determinan perilaku
kendaraan sepeda motor sebesar 92.976.240 secara signifikan berpengaruh terhadap
Unit atau 81,4 % dari seluruh jenis kendaraaan keselamatan berkendara.
yang ada di Indonesia (data.go.id). SMK Semesta Bumiayu merupakan sekolah
Bertambahnya volume kendaraan di jalan raya kejuruan yang berada di Jalan P. Diponegoro
menjadikan risiko terjadi kecelakaan lalu lintas Km 1, Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
di jalan raya semakin tinggi. Menurut World Berdasarkan kategori usia, Siswa SMK Semesta
Health Organization (WHO) kecelakaan lalu termasuk dalam kategori usia remaja yang
lintas jalan menjadi penyebab utama kematian mana merupakan kategori usia yang paling
kedelapan secara global dengan dampak yang banyak mengalami kecelakaan. Dari
sama dengan yang disebabkan oleh banyak pengamatan langsung yang dilakukan oleh
penyakit menular, seperti malaria. kecelakaan peneliti, beberapa pengendara masih ada yang
lalu lintas jalan menjadi penyebab utama belum mengerti mengenai keselamatan
kematian bagi kaum muda berusia 15-29 tahun, berkendara (safety ridding) diantaranya ada
dimana pada usia tersebut korban memasuki yang tidak menggunakan helm, membonceng
usia mereka yang paling produktif. lebih dari satu penumpang, dan masih ada yang
Dalam Handbook of Traffic Psychology melanggar rambu-rambu lalu lintas. Oleh sebab
(2011) dijelaskan kejadian kecelakaan lalu itu, perlu adanya pengkajian yang lebih
lintas disebabkan oleh beberapa faktor antara mendalam dengan melakulan penelitian
lain faktor dari karakteristik kendaraan sendiri, mengenai keselamatan berkendara (safety
faktor lingkungan seperti kondisi jalan raya dan riding) di SMK Semesta Bumiayu, Kabupaten
faktor manusia sebagai pengendali atau Brebes.
pengendara kendaraan. Faktor manusia ada Adanya risiko kecelakaan yang ditimbulkan
beberapa hal yang kurang diperhatikan oleh oleh proses berkendara, maka perlu dilakukan
masyarakat sehingga dapat terjadi kecelakaan. suatu pencegahan salah satunya dengan
Menurut laporan yang diterbitkan oleh menerapkan keselamatan dalam berkendara
WHO Kecelakaan lalu lintas merupakan bagi remaja, dimana remaja merupakan
penyebab utama kematian di kalangan remaja generasi penerus bangsa. Penerapan perilaku
antara 10 dan 24 tahun,. Dimana hampir keselamatan berkendara atau safety riding
400.000 anak muda berusia di bawah 25 tahun sangat penting guna meminimalisasi angka
tewas dalam kecelakaan lalu lintas setiap tahun. kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada usia
Jutaan lainnya terluka atau cacat. produktif. Perilaku dipengaruhi oleh berbagai
unsafe action atau perilaku tidak aman para aspek salah satunya adalah pengetahuan dan
pengendara motor menjadi Faktor dominan sikap. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
penyebab kecelakaan lalu lintas. Dari penelitian meneliti apakah ada hubungan antara
tentang praktik keselamatan berkendara pada pengetahuan dan sikap siswa mengenai
kelompok usia remaja di Depok Jawa Barat keselamatan berkendara terhadap praktik
yang dilakukan oleh Utari (2009) perilaku tidak keselamatan berkendara (safety riding) di SMK
aman ketika berkendara lebih dominan dari Semesta Bumiayu, Kabupaten Brebes.
pada perilaku aman. Kelompok usia remaja Penelitian ini diharapkan memberikan
merupakan kelompok usia yang rawan akan manfaat bagi Siswa SMK Semesta Bumiayu
terjadinya kecelakaan lalulintas di jalan. sebagai informasi mengenai keselamatan
Penelitian sebelumnya tentang praktik berkendara sepeda motor dan dapat
keselamatan berkendaran terhadap kelompok menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
usia muda atau dibawah 25 tahun, dengan objek keselamatan berkendara (safety Riding)
penelitian siswa Sekolah Menengah Atas yang sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan.

2
Sedangkan untuk institusi SMK Semesta membandingkan dengan teori yang ada dan
Bumiayu penelitian ini dapat memberikan dijelaskan dengan menggunakan narasi.
gambaran mengenai keselamatan berkendara Menurut Notoatmodjo (2012) analisa
(safety riding) sehingga dapat mengambil bivariat dilakukan pada dua variabel yang
kebijakan mengenai penggunaan sepeda motor diduga terdapat suatu korelasi atau hubungan.
di lingkungan sekolah dan dapat mencegah Variabel tersebut antara lain yakni pengetahuan
terjadinya kecelakaan. mengenai keselamatan berkendara sepeda
motor dengan praktik keselamatan berkendara
METODE PENELITIAN sepeda motor dan sikap mengenai keselamatan
Desain penelitian mengenai hubungan berkendara sepeda motor dengan praktik
pengetahuan dan sikap keselamatan berkendara keselamatan berkendara sepeda motor.
sepeda motor dengan praktik keselamatan Pada penelitian ini, analisa hubungan yang
berkendara sepeda motor adalah deskriptif akan dipakai adalah uji korelasi Rank
dengan pendekatan yang digunakan adalah Spearman. Uji korelasi Rank Spearman
kuantitatif untuk mengetahui hubungan bermaksud Untuk mencari hubungan antar
pengetahuan, sikap mengenai keselamatan variabel. Menurut Sugiyono (2007), Uji
berkendara sepeda motor dengan praktik korelasi Rank Spearman sumber data untuk
keselamatan berkendara sepeda motor di SMK kedua variabel berasal dari data yang tidak
Semesta Bumiayu, Kabupaten sama dan jenis datanya adalah ordinal, serta
BrebesPendekatan penelitian ini menggunakan data kedua variabel tidak harus membentuk
pendekatan cross sectional. distribusi normal.
Penelitian ini dilakukan di SMK Semesta
Bumiayu, Kabupaten Brebes. yang beralamat di HASIL DAN PEMBAHASAN
jalan Diponegoro Km 1, Kecamatan Bumiayu, Hasil
Kabupaten Brebes. Waktu penelitian a. Analisa Univariat
dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai 1 Karakteristik Responden
dengan Februari 2017. a. Usia
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Usia siswa yang menjadi responden dalam
siswa SMK Semesta Bumiayu yang penelitian ini berkisar antara 15 sampai 18
mengendarai sepeda motor. Jumlah sampel tahun. Usia tersebut tergolong dalam kelompok
pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus usia remaja. Sebaran umur siswa yang menjadi
Slovin dalam Notoatmojo (2002) dengan hasil responden dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
sejumlah 85 responden. ini.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini Tabel 1. Distribusi frekuensi usia responden
adalah Kuesioner, yang berisi tentang Umur Jumlah Prosentase(%)
pertanyaan pengetahuan siswa tentang
15 11 12.94
keselamatan berkendara, sikap siswa terhadap
keselamatan berkendara, serta praktik siswa 16 23 27.05
dalam menerapkan aspek keselamatan 17 31 36.47
berkendara sepeda motor. 18 20 23.54
Analisa data penelitian dilakukan dengan Total 85 100
dua cara yanitu analisa unuvariat dan analisa
bivariat. Menurut Notoatmodjo (2012) analisa b. Jenis kelamin
univariat dilakukan untuk mendiskripsikan Sebagian besar responden berjenis kelamin
setiap variabel dalam penelitian. Analisa perempuan. Responden berjenis kelamin
univariat dilakukan dengan menggunakan tabel perempuan sebanyak 73 siswa dari total 85
distribusi frekuensi dari variabel pengetahuan, responden, sisanya dalah siswa laki-laki.
sikap dan praktik mengenai keselamatan Komposisi jenis kelamin siswa yang menjadi
berkendara sepeda motor kemudian data yang responden dapat dilihat pada tabel 2.
didapat dilakukan pembahasan dengan cara

3
Tabel 2. Distribusi frekuensi Jenis Kelamin kategorikan kedalam dua kelompok kategori,
responden yaitu kategori baik dan kurang baik.
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Tabel 5. Kategori pengetahuan keselamatan
L 12 14.12 berkendara responden
Pengetahuan
P 73 85.88 Kategori
Jumlah Prosentase
Total 85 100
Baik 50 58.82
c. Jenis Motor Kurang baik 35 41.18
Terdapat tiga jenis sepeda motor yang
digunakan responden, yaitu sepeda motor jenis Total 85 100
matic, bebek, dan sport. Sebagian besar jenis Dari tabel 5 diketahui distribusi pengetahuan
motor yang digunakan siswa adalah matic. responden mengenai keselamatan berkendara
Sebaran jenis sepeda motor siswa yang menjadi sepeda motor lebih banyak dikategorikan baik.
responden dapat dilihat pada tabel 3 Sebanyak 50 responden dikategorikan baik
Tabel 3. Distribusi frekuensi Jenis sepeda dengan presentase 58,82%, sedangkan sisanya
motor responden sebanyak 35 responden atau 41,18 %
jenis motor Jumlah Prosentase dikategorikan kurang baik.
Matic 71 83.52
3 Sikap
Bebek 11 12.94 Untuk mengetahui gambaran Sikap
Sport 3 3.54 keselamatan berkendara sepeda motor
Total 85 100 responden, peneliti menggunakan kuesioner.
Sikap responden mengenai keselamatan
d. Usia awal menggunakan sepeda motor berkendara di kategorikan kedalam dua
Usia awal menggunakan sepeda motor kelompok kategori, yaitu kategori baik dan
cukup bervariasi. Untuk dapat mengetahui kurang baik.
sebaran usia awal responden menggunakan Tabel 6. Kategori sikap keselamatan
sepeda motor dapat dilihat pada tabel 4. berkendara responden
Tabel 4. Distribusi frekuensi usia awal Sikap
menggunakan sepeda motor responden Kategori
Jumlah Prosentase
Usia awal Jumlah Prosentase Baik 49 57.65
10 1 1 Kurang baik 36 42.35
11 3 4
Total 85 100
12 10 12
13 9 11 Sikap responden mengenaik keselamatan
14 19 22 berkendara sepeda motor lebih banyak yang
15 30 35 berkategori baik. Jumlah responden yang
16 9 11 memiliki kategori baik sebanyak 49 atau
dengan presentase 57,65 %. Sedangkan sisanya
17 4 5
sebanyak 36 responden atau 57,65 %
dikategorikan memiliki sikap mengenai
2. Pengetahuan keselamatan berkendara yang kurang baik.
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
keselamatan berkendara sepeda motor, 4. Praktik.
digunakan kuesioner. Kuesioner mengenai Sama halnya denga variabel pengetahuan
pengetahuan keselamatan berkendara sepeda dan sikap, praktik responden mengenai
motor yang berisi sepuluh pertanyaan. keselamatan berkendara di kategorikan kedalam
Dalam penelitian ini, pengetahuan
responden mengenai keselamatan berkendara di

4
dua kelompok kategori, yaitu kategori baik dan faktor yaitu faktor manusia, faktor lingkungan
kurang baik. dan faktor kendaraan.
Tabel 7. Kategori praktik keselamatan Posisi tubuh saat berkendara yang benar
berkendara responden belum banyak diketahui oleh responden. Dari
Praktik hasil penelitian hanya 36,47% responden yang
Kategori menjawab benar mengenai posisi tubuh yang
Jumlah Prosentase
benar saat berkendara. memposisikan tubuh
Baik 47 55.29 sejajar dengan sepeda motor atau sedikit
Kurang baik 38 44.71 sedikit membungkuk baik dalam situasi jalanan
Total 85 100 lurus maupun ketika pengendara melewati
Praktik keselamatan berkendara sepeda tikungan akan lebih mudah dan stabil, hal ini
motor responden sebanyak 47 responden akan lebih aman bagi diri sendiri maupun orang
dengan presentase 55,29 % dikategorikan baik lain di sekitar kendaraan. selain posisi tubuh
dalam praktik keselamatan berkendara sepeda yang sedikit membungkuk, siku tangan juga
motor. Sedangkan sisanya sebanyak 38 sedikit menekuk. Siku tangan yang lurus akan
responden atau 44,71 % dikategorikan kurang membuat tangan cepat pegal dan menyulitkan
baik dalam hal praktik keselamatan berkendara pengendara mengendalikan kemudi sepeda
sepeda motor. motor terutama ketika hendak berbelok.
Pengecekan kendaraan sebelum digunakan
b. Analisa Bivariat merupakan hal yang sangat penting. Dalam
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, penelitian ini responden yang menjawab dengan
sikap, dan praktrik keselamatan berkendara benar sebanyak 47,06 %. Kondisi sepeda motor
sepeda motor digunakan analisa statistik harus dalam keadaan yang baik, untuk
korelasi Rank Spearman. memastikan sepeda motor dalam keadaan baik
Dari hasil pengolahan data penelitian pengecekan perlu dilakukan sebelum
hubungan antara pengetahuan dan praktik digunakan. Pengecekan sepeda motor sebelum
keselamatan berkendara sepeda motor digunakan dapat mengurangi risiko kecelakaan
diperoleh ρ value= 0,000 dan rho= 0,754. Dari di jalan raya.
hasil tersebut maka terdapat hubungan yang Selain posisi tubuh saat berkendara dan
kuat antara pengetahuan dan praktik pengecekan kendaraan sebelum digunakan,
keselamatan berkendara sepeda motor. pemahaman tentang batas kecepatan sepeda
Selanjutnya hubungan antara sikap dan motor saat memasuki keramaian atau dalam
praktik keselamatan berkendara sepeda motor kota masih ada beberapa yang belum paham.
diperoleh ρ value= 0,000 dan rho= 0,731. Dari Memperhatikan batas kecepatan saat
hasil tersebut maka terdapat hubungan yang berkendara sangat penting, karena dengan
kuat antara sikap dan praktik keselamatan memperhatikan batas kecepatan dapat
berkendara sepeda motor. mengurangi risiko kecelakaan baik untuk
pengendara sendiri maupun pengguna jalan
Pembahasan lainnya.
1. Pengetahuan Keselamatan berkendara Menteri Perhubungan (Menhub)
sepeda motor mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Sebagian besar pengetahuan siswa yang Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara
menjadi responden dalam penelitian ini Penetapan Batas Kecepatan. Penetapan batas
dikategorikan baik. Dari sepuluh pertanyaan kecepatan untuk mencegah kejadian dan
dalam kuesioner ada tujuh pernyataan yang fatalitas kecelakaan serta mempertahankan
memiliki prosentase jawaban benar di atas 50% mobilitas lalu lintas.
sedangkan tiga pertanyaan jawaban benarnya Edukasi kepada pengguna jalan sangatlah
masih di bawah 50%. Kuesioner yang penting untuk mengurangi risiko terjadinya
digunakan dalam penelitian ini mencakup tiga kecelakaan di jalan raya. Seperti yang
dikemukakan oleh yamamoto dalam Utari

5
(2009) perlunya adanya edukasi mengenai Sama halnya dengan variabel pengetahuan
keselamatan berkendara kepada para pengguna dan sikap keselamatan berkendara sepeda
jalan raya terutama pengendara kendaraan motor, pada penelitian ini untuk mengetahui
bermotor karena masih minimnya pengetahuan praktik yang sudah dilakukan oleh responden
akan faktor-faktor penting keselamatan dan mengenai keselamatan berkendara sepeda
kenyamanan berkendara di jalan raya. motor digunakan kuesioner dengan jumlah
sepuluh pernyataan. Sebagian besar responden
2. Sikap keselamatan berkendara sepeda motor telah mempraktikkan keselamatan dalam
Sebagian besar sikap keselamatan berkendara sepeda motor dengan baik. Namun
berkendara sepeda motor responden dari sepuluh pernyataan tersebut ada beberapa
dikategorikan baik. Jumlah responden yang pernyataan yang belum bisa dipraktikan oleh
memiliki kategori sikap baik mengenai responden, salah satunya pernyataan mengenai
keselamatan berkendara sepeda motor sebanyak kejadian kecelakaan atau hampir celaka,
49 atau dengan presentase 57,65 %. Sedangkan responden sebagian bersar pernah
sisanya sebanyak 36 responden atau 57,65 % mengalaminya. Pada pernyataan mengenai
dikategorikan memiliki sikap mengenai pelanggaran rambu lalu lintas ada beberapa
keselamatan berkendara yang kurang baik. responden pernah melanggar rambu lalu lintas.
Sikap siswa yang positif terhadap safety riding Dalam pernyataan mengenai penggunaan
diharapkan telah menjadi buktikesiapan siswa telepon seluler ketika berkendara sepeda motor,
untuk mengaplikasikan perilaku aman jawaban responden yang pernah menggunakan
berkendara. telepon selular lebih banyak dari pada yang
Dari sepuluh pernyataan yang ada dalam tidak pernah menggunkan telepon selular saat
kuesioner penelitian responden memiliki berkendara.
jawaban positif, namun ada beberapa Masih adanya praktik yang kurang baik
pernyataan yang masih kurang baik disebabkan oleh beb erapa faktor, salah
penilaiannya, salah satunya mengenai satunya adalah kurangnya pengetahuan. Dengan
penggunaan telepon seluler ketika berkendara. adanya ketidaktahuan maka akan sangat sulit
Responden menilai penggunaan telepon seluler untuk mempraktikan hal-hal yang baik atau
ketika berkendara sepeda motor tidak posistif. Rogers dalam Mahayati (2013)
berbahaya. Menurut Dewan Keselamatan mengungkapkan bahwa sebelum orang
Nasional (NSC) Amerika Serikat dalam mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang
Mahawati (2013), kecelakaan lalu lintas setiap tersebut tejadi proses yang bertautan seperti
tahun yang melibatkan pengemudi Awareness, interest, Evalution, Trial, dan
menggunakan telepon seluler diperkirakan adoption.
kurang lebih 28 % dari semua kecelakaan lalu4. Hubungan pengetahuan, sikap keselamatan
lintas. berkendara sepeda motor dengan Praktik
Keselamatan berkendara sepeda motor.
3. Praktik keselamatan berkendara sepeda
motor 4. Hubungan pengetahuan dengan praktik
Sebagian besar praktik keselamatan keselamatan berkendara sepeda motor
berkendara sepeda motor responden Dari hasil penelitian didapatkan ρ-value
dikategorikan baik. Praktik keselamatan 0,000 (ρ<0,05), dan nilai rho 0,754 menunjukan
berkendara sepeda motor responden sebanyak ada hubungan yang kuat antara pengetahuan
47 responden dengan presentase 55,29 % keselamatan berkendara sepeda motor dengan
dikategorikan baik dalam praktik keselamatan praktik keselamatan berkendara sepeda motor.
berkendara sepeda motor. Sedangkan sisanya Keterkaitan antara pengetahuan keselamatan
sebanyak 38 responden atau 44,71 % berkendara dengan praktik keselamatan
dikategorikan kurang baik dalam hal praktik berkendara sepeda motor dapat dilihat dari
keselamatan berkendara sepeda motor. jawaban pernyataan dalan kuesioner penelitiian.
Pada pernyataan pengetahuan tentang
pentingnya cek kendaraan sebelum dipakai

6
jawaban responden yang benar sebanyak 47,06 berkendara sepeda motor dapat dilihat dari
%, Pada praktiknya responden yang melakukan jawaban pernyataan dalan kuesioner penelitiian.
pemeriksaan kondisi kendaraan sebelum Pada pernyataan praktik keselamatan
berkendara sekitar 50%. Sebagaimana diketahui berkendara sepeda motor, beberapa responden
pengecekan kendaraan sebelum digunakan pernah mengalami kecelakaan maupun hampir
merupakan hal yang penting. Mengecek celaka ketika berkendara sepeda motor.
kendaraan sebelum digunakan dapat Kecelakaan di jalan raya disebabkan oleh
meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan berbagai faktor, antara lain, faktor manusia,
raya. kendaraan, dan lingkungan. Penggunaan
Pengetahuan tentang peraturan batas telepon seluler ketika berkendara sepeda motor
kecepatan merupakan aspek yang harus dapat mengurangi konsentrasi pengendara saat
diketahui oleh pengendara sepeda motor. Pada berkendara sepeda motor. Berkurangnya fokus
pernyataan pengetahuan tentang batas pengendara sangat berbahaya bagi pengendara
kecepatan yang harus dipatuhi pengendara, itu sendiri, karena dapat meningkatkan risiko
responden yang menjawab benar sebanyak kecelakaan berkendara di jalan raya. Selain
47,06 %. Pada praktiknya responden yang penggunaan telepon seluler saat berkendara, hal
pernah melanggar peraturan lalulintas lebih lain yang berisiko meningkatkan kecelakaan
banyak dibanding yang belum pernah adalah faktor manusia dan kondisi sepeda
melanggar. Mentaati peraturan lalulintas motor. Selain penggunaan telepon seluler oleh
termasuk mematuhi batas kecepatan pengendara ketika berkendara, kurangnya
berkendaraan dapat mengurangi risiko pemahanan terhadap peraturan lalulintas,
kecelakaan di jalan raya yang dapat merugikan kurangnya keterampilan juga dapat
pengendara maupun orang lain. menyebabkan kecelakaan lalulintas. Faktor
Peneltian ini sejalan dengan penelitian yang kendaraan sendiri dapat berupa kendaraan yang
pernah dilakukan oleh Notosiswoyo (2014) tidak layak jalan, untuk mengetahui layak
yang menyatakan adanya hubungan antara tidaknya kendaraan yang akan digunakan
pengetahuan dengan perilaku atau praktik dilakukan pengecekan secara rutin sebelum
dengan tingkat signifikan (p=0,018). Namun kendaraan digunakan.
dalam penelitian Asdar dkk (2014) beberapa Adanya hubungan antara sikap dan praktik
siswa berpengetahuan cukup namun dalam keselamatan berkendara sepeda motor sejalan
praktiknya masih kurang baik dikarenakan dengan beberapa penelitian yang telah
kurangnya kesadaran serta pemahaman siswa dilakukan sebelumnya. Notosiswoyo (2014)
terhadap pentingnya berkendara yang aman dalam penelitiannya menyatakan sikap
menyebabkan hanya sekedar tahu tanpa bisa berpengaruh terhadap perilaku dengan tingkat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. signifikan (ρ =0,021). Perwitaningsih (2013)
Menurut Kholid (2015) pengetahuan melakukan penelitian yang sama didapatkan ρ-
merupakan suatu stimulusi atau perangsang value 0,000, yang menunjukan adanya
terhadap suatu tindakan yang dilakukan oleh keterkaitan antara sikap mengenai keselamatan
seseorang. berkendara sepeda motor dengan praktik
keselamatan berkendaran sepeda motor.
5. Hubungan sikap dengan praktik keselamatan
berkendara sepeda motor KESIMPULAN
ρ-value yang didapatkan dari hasil penelitian Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
adalah 0,000 (ρ<0,05), dan nilai rho 0,731 yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
menunjukan ada hubungan yang kuat antara 1. Pengetahuan responden mengenai
sikap keselamatan berkendara sepeda motor keselamatan berkendara sepeda motor
dengan praktik keselamatan berkendara sepeda dengan kategori baik sebesar 58,82%
motor. Keterkaitan antara sikap keselamatan 2. Sikap responden mengenai keselamatan
berkendara dengan praktik keselamatan berkendara sepeda motor dengan kategori
baik sebesar 57,65 %

7
3. Praktik responden mengenai keselamatan 2005.pdf Diakses Tanggal 16 Desember
berkendara sepeda motor dengan kategori 2016
baik sebesar 55,29 % Porter, B. 2011. Handbook of Traffic
4. Terdapat hubungan yang kuat antara Psychology 1st edition. USA : Elsevier
pengetahuan dengan praktik keselamatan Inc
berkendara sepeda motor dengan nilai rho Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan
sebesar 0,747. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
5. Terdapat hubungan yang kuat antara sikpa R&D. Bandung: Alfabeta
dengan praktik keselamatan berkendara Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22
sepeda motor dengan nilai rho sebesar 0,731 Tahun 2009. Tentang Lalu Lintas dan
Permasalahannya.
Utari, G. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap,
DAFTAR PUSTAKA Persepsi dan Keterampilan Mengendara
Mahasiswa Terhadap Perilaku
Asdar, Muhammad, dkk. 2014. Perilaku Safety Keselamatan Berkendara (Safety Riding)
Riding Pada Siswa SMA Kabupaten di Universitas Gunadarma Bekasi Tahun
Pangkep safety riding behaviour on 2009 (Skripsi)
senior high school students in pangkep http://repository.uinjkt.ac.id diakses
district. FKM UNHAS tanggal 2 Desember 2016
Kholid, Ahmad. 2015. Promisi Kesehatan : WHO. 2007. Road traffic crashes leading cause
dengan pendekatan teori perilaku, media, of death among young people
dan aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. http://www.who.int/mediacentre/news/rel
Mahawati, E. 2013. Pola Interaksi Determinan eases/2007/pr17/en/ diakses Diakses 11
Perilaku “Safety Riding” Dalam Upaya November 2016
Eliminasi Gangguan Kesehatan dan WHO. 2013. Global status report on road
Kecelakaan Lalu Lintas Guna safety 2013.
Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi http://www.who.int/violence_injury_prev
Muda. ention/publications/road_traffic/en/
http://eprints.dinus.ac.id/15108/12/lapora diakses Diakses 12 November 2016
nAkhir_Eny_Mahawati_0627117501_.pd Jumlah kendaraan Bermotor (Unit) di
f diakses tanggal 12 Desember 2016 Indonesia. http://www.data.go.id.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Diakses 11 November 2016.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notosiswoyo, mulyono. 2014. Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Siswa SLTA Dalam
Pencegahan Kecelakaan Sepeda Motor di
Kota Bekasi.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index
.php/jek/article/view/3937 Diakses
Tanggal 02 Januari 2017
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111
Tahun 2015 tentang tatacara penetapan
batas kecepatan.
Pewitaningsih, Riyan. 2013. hubungan antara
pengetahuan dan sikap terhadap praktik
keselamatan dan kesehatan berkendara
sepeda motor pada mahasiswa kesehatan
masyarakat udinus semarang 2013.
http://eprints.dinus.ac.id/6474/1/jurnal_1

Anda mungkin juga menyukai