Anda di halaman 1dari 10

KARYA TULIS ILMIAH

DAMPAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PELAJAR DI


BAWAH UMUR

Disusun Oleh:
MIA ERWINNA
XII IPS 1
Guru Pembimbing:
ROSLINA,S.S

MAN 1 PADANG PARIAMAN


KAB. PADANG PARIAMAN
SUMATERA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah
dengan judul “DAMPAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PELAJAR DI BAWAH
UMUR”. Tak lupa Shalawat dan salam dihadiahkan selalu kepada Rasul tercinta,
Muhammad SAW. Sebagai uswatun hasanah, teladan terbaik sepanjang zaman.
Perjuangan dan ketekunan beliau sangat perlu kita contoh sebagai sikap hidup dan
landasan amaliah (etos kerja) dalam mewujudkan usaha dan cita-cita.

Makalah ini tidak mungkin dapat terjadi tanpa bantuan dan dorongan serta keterlibatan
banyak pihak. Untuk itu kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Roslina,S.S Selaku Guru pembimbing di MAN 1 PADANG PARIAMAN


2. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pula disampaikan kepada semua pihak
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di
masa mendatang. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak. Aamiin.

Lubuk Alung,22 Juli 2022

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak terjadi kecelakaan yang disebabkan
oleh pengendara motor di bawah umur. Keterlibatan pelajar atau siswa SMP sebagai
pengendara motor di bawah umur yaitu pengendara motor yang bertentangan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 pasal 81 ayat 2, bahwa seseorang
berhak memiliki SIM C pada usia 17 tahun (Chrisharyanto, 2011). Sedangkan, siswa SMP
merupakan remaja awal yang rentang usianya 12 sampai 15 tahun (Monks, dkk, 2002, hlm.
260). Oleh karena itu, siswa SMP semestinya belum berhak mengendarai kendaraan bermotor
dan belum berhak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Namun kenyataannya, banyak
siswa SMP yang mengendarai kendaraan bermotor, hal ini jelas melanggar hukum.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2013 mencatat, bahwa kasus kecelakaan
kendaraan bermotor yang disebabkan oleh pelajar terjadi sebanyak 2.214 kecelakaan.
Kabupaten Subang merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki tingkat kecelakaan
pelajar tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya, yaitu sebanyak 208
kecelakaan (BPS Jawa Barat, 2013, hlm. 197-198). Adanya kebebasan dalam berkendara ini
membuat maraknya pengendara motor di bawah umur, sehingga mengakibatkan resiko
terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor yang cukup tinggi.

Maraknya kasus kecelakaan menjadi fenomena yang sangat memprihatinkan, kasus


kecelakaan yang dikutip dari Hamzah (dalam Republika.co.id, 2013), merupakan kecelakaan
maut yang dialami oleh AQJ berusia 13 tahun, seorang anak dari musisi ternama Indonesia
menjadi pusat perhatian masyarakat karena kecelakaan yang dialaminya mengakibatkan 7
orang meninggal dunia, hal ini tidak terlepas dari adanya izin serta kebebasan yang diberikan
oleh orang tua dalam mengemudikan kendaraannya di jalanan umum yang seharusnya tidak
diperbolehkan, dalam kasus ini perilaku remaja juga cenderung bebas, perilaku ini terjadi
karena kurangnya kontrol dari orang tua dan merupakan penunjukan keinginan remaja untuk
dicintai dan diperhatikan.

Beberapa kasus kecelakaan pengendara motor di bawah umur lainnya yang banyak terjadi di
Indonesia, yakni kasus balapan kendaraan bermotor di Bale Pute, Luwu Sulawesi Selatan

1
dikutip dari Suyeppa (dalam Wordpress.com, 2011) kecelakaan dialami oleh remaja yang
mengendarai kendaraanya dengan kecepatan tinggi, serta tidak memperhatikan peraturan lalu
lintas, mengakibatakan seorang pria mengalami koma akibat kelalaian remaja tersebut. Kasus
kecelakaan lainnya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dikutip dari Ferdianto (dalam
Merdeka.com, 2014) remaja berusia 11 tahun, remaja tersebut mengalami kecelakaan hingga
meninggal dunia, karena mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan tanpa
menggunakan helm pengaman. Kebanyakan dari kasus kecelakan yang dialami pengendara di
bawah umur ini terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor, hal ini karena sepeda motor
termasuk unsafe vehicle yang mengharuskan pengendaranya memiliki keahlian dan
pengalaman (Lulie dan Hatmoko, 2003, hlm. 142).

Berdasarkan penjelasan mengenai fakta, teori dan penelitian sebelumya, perbedaan pola asuh
yang diberikan oleh orang tua terhadap remaja memungkinkan terjadinya pembentukan self-
control yang berbeda- beda pula pada setiap remaja. Oleh karena itu, hal ini yang
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi
tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di
Kabupaten Padang Pariaman.

B. Rumusan Masalah

Pengendara motor di bawah umur semakin meluas di kalangan remaja di Indonesia, sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku bahwa pengendara motor wajib memiliki Surat Ijin
Mengemudi (SIM) yaitu pada usia 17 tahun. Maka dari itu siswa SMP seharusnya tidak
diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor namun kenyataannya banyak siswa SMP
yang mengendarai kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM. Akibatnya, berbagai fenomena
kecelakaan bahkan kematian juga banyak dialami oleh pengendara motor di bawah umur.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini, yaitu:

 Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control
pengendara motor di bawah umur di kabupaten Padang Pariaman?

2
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

 Untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-
control pengendara motor di bawah umur di kabupaten Padang Pariaman.

D. Manfaat Penelitian

a. Menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memberikan pola asuh yang tepat bagi
remaja dalam kaitannya dengan pengendara motor di bawah umur.

b. Menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dan pihak sekolah agar mensosialisasikan
mengenai aturan hukum mengenai larangan penggunaan kendaraan bermotor kepada siswa.

c. Menjadi salah satu bahan yang dapat memberikan gambaran mengenai fenomena
kecelakaan pengendara motor di bawah umur.

d. Memberikan gagasan untuk meneliti faktor lain yang juga berhubungan dengan
permasalahan remaja yang berkaitan dengan pengendara motor di bawah umur.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Negatif Bagi Pengendara Motor Di Bawah Umur

1. Akan Ditilang Polisi

2. Akan terjadi kecelakaan

3. Belum memiliki surat izin mengemudi

Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2021,tentunya
di Kabupaten Padang Pariaman jumlah kendaraa bermotor (Sepeda Motor) adalah 43.316.
Dari tahun ke tahunnya semakin banyak orang yang menggunakan sepeda motor untuk
keperluan aktivitas hariannya dan rata-rata mayoritas pengguna sepeda motor terbanyak
adalah kalangan para Pelajar terutama yang masih di bawah umur.

Namun sebaiknya kita sebagai pelajar yang mengerti akan peraturan yang telah diterapkan
oleh pemerintah hendaknya harus bisa menaati peraturan atau tata tertib tersebut,dan
sebaiknya untuk kalangan pelajar diutamakan untuk menggunakan kendaraan umum
(Angkutan Kota),agar mengurangi terjadinya kecelakaan yang merugikan kedua belah pihak
dan juga hal ini dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan akibat asap kendaraan.

B. Cara Pencegahan (Solusi)

Ada beberapa solusi yang akan saya referensikan untuk keselamatan generasi muda yang
masih di bawah umur. Hal ini bisa dimulai dari tingkat keluarga,sekolah,serta masyarakat:

1. Memberikan pengawasan yang ketat kepada pengendara di bawah umur

Memperketat keamanan dengan melakukan razia kendaraan kepada anak sekolah


yang masih dibawah umur yang belum boleh menggunakan kendaraan bermotor.

2. Sosialisasi ke Sekolah

Pihak Kepolisian harus menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah baik dari tingkat
TK,SD,SMP,hingga SMA tentang pentingnya menaati peraturan lalu lintas untuk
keselamatan pribadi maupun orang lain.

4
3. Peran penting Orang Tua

Dalam hal ini,keluarga memegang peranan yang paling penting. Orang Tua wajib
mengawasi anak-anaknya dalam beraktivitas dijalan terutama saat mengendarai
sepeda motor.

Beberapa solusi atau langkah-langkah ini seharusnya dilakukan secara bertahap dan usaha
yang tekad agar dapat terlaksana dengan baik,dan bisa membuahkan hasil yang baik bagi
anak-anak yang belum mengetahui bahayanya berkendara dijalan tanpa pengalaman dan
beberapa syarat keselamatan berkendara.

C. Faktor Penyebab Maraknya Pengendara Motor Di bawah Umur

Faktor Pertama penyebab mereka menggunakan sepeda motor adalah Orang Tua atau pihak
keluarga,karena pada dasarnya Orang Tualah yang memiliki wewenang untuk memfasilitasi
motor kepada anaknya,baik itu untuk sekolah maupun untuk bermain.

Faktor Kedua dipengaruhi oleh efisiensi waktu yang digunakan,hal ini dikarenakan jarak
tempuh yang jauh akan mudah jika menggunakan motor. Bahkan pengguna sepeda motor
dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum.

Faktor Ketiga yang mempengaruhi banyaknya pengendara sepeda motor di bawah umur
adalah teman. Teman sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seorang
individu untuk melakukan perilaku yang meyimpang dalam masyarakat.

Faktor Keempat adalah gaya hidup,gaya hidup juga mempengaruhi maraknya penggunaan
sepeda motor pada anak-anak di bawah umur. Kadang Siswa yang tidak bisa mengendarai
sepeda motor dianggap tidak gaul oleh temannya.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendara motor di bawah umur melakukan hal tersebut karena adanya
kesempatan,hobi,keinginan bahkan hanya meniru atau sebagai trend Zaman sekarang.
Padahal dalam peraturan berlalu lintas mereka belum memenuhi persyaratan yang cukup
untuk berkendara. Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan pengendara
motor di bawah umur. 1) Dampak negative bagi pengguna sepeda motor di bawah umur. 2)
Solusi pencegahan terhadap pengguna motor di bawah umur. 3) Faktro penyebab maraknya
pengguna motor di bawah umur.

B. Saran
Saya harap setelah pembaca membaca tulisan ini kita dapat menyadari bahwa sebagai pelajar
yang baik hendaknya harus menaati Tata Tertib atau Peraturan yang telah ditetapkan oleh
pihak Pemerintahan

6
DAFTAR PUSTAKA
Researchgate.net.”Peran Pengawasan Orang Tua Terhadap Pengendara Motor Di Bawah
Umur”. Diakses pada Rabu,3 Agusutus 2022,pukul 10:14

https://www.resarchgate.net

7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Dampak Negatif Bagi Pengendara Motor Di Bawah Umur.............................................4


B. Cara Pencegahan (Solusi)..................................................................................................4
C. Faktor Penyebab Maraknya Pengendara Motor Di Bawah Umur.....................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7

ii

Anda mungkin juga menyukai