Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN INTERNET BAGI REMAJA

Di zaman yang modern seperti sekarang ini, internet sudah menjadi kebutuhan primer yang tidak
bisa dilepaskan dari segala aktivitas masyarakat umum, khususnya bagi kalangan pelajar. Hal ini bisa
kita buktikan dengan banyaknya warung intenet atau biasa disebut dengan warnet yang
memberikan pelayanan berupa akses internet dengan super cepat dan untuk kebutuhan lain
sebagainya.

Selain itu, internet juga sudah bisa diakses melalui PC yang disambungkan dengan menggunakan
modem bahkan menggunakan sudah  bisa smartphone. Perkembangan internet ini merupakan salah
satu dampak dari perkembangan teknologi yang saat ini sedang terjadi. Perkembangan internet ini
juga membawa dampak dan pengaruh terhadap kondisi psikologis pada remaja.

Untuk menanggapi adanya peristiwa ini, akan lebih baik kita tidak melihatnya hanya dari satu sisi
dan satu perspektif saja agar kita tidak terjebak dalam penyalahgunaan internet, apalagi bagi
seorang pelajar. Pada dasarnya, memang pemanfaatan internet tidak semestinya bisa merusak pola
pikir remaja. Internet juga bisa menyebabkan efek kecanduan atau ketergantungan sehingga untuk
bisa lepas dari penggunaan internet akan terasa sulit, sehingga untuk bersosialisasi kita akan terasa
sulit.

Disisi lain, internet juga mempunyai kelebihan. jika dilihat dari hal yang positif, bahwa internet bisa
membantu pelajar untuk mencari materi pelajaran menjadi lebih mudah tanpa terbatas seperti yang
ada pada buku. Tetapi,  hal ini belum tentu dimanfaatkan secara benar dan tepat sasaran.

Meskipun kedua fakta tersebut cukup logis dan masuk akal, sebagai seorang pelajar kita dituntut
agar bisa mempertanggungjawabkan tindakan kita ketika menggunakan internet. Dengan kata lain,
kita harus menggunakan internet dengan benar dan sewajarnya.

Pendapat yang pertama memang telah menjelaskan bahwa internet bisa menjadi senjata untuk
menemukan informasi dan pengetahuan dalam lingkup yang global. Selain itu, internet juga bisa
mempermudah menghubungkan orang untuk berkomunikasi sekalipun terpisah jarak yang sangat
jauh. Hal ini dibuktikan kembali melalui berkembangnya media sosial yang terkadang menuntut kita
untuk saling bertukar foto dan mengirim pesan dalam jarak yang jauh.

Hingga akhirnya sebagian orang sangat setuju jika ada pendapat yang mengatakan bahwa internet
memberikan dampak yang positif. Tetapi, pendapat seperti ini juga masih perlu dikaji ulang
menggunakan metode akademik. karena perkembangan internet ini juga terdapat banyak dampak
negatif yang diperoleh kalangan remaja ketika mereka salah memanfaatkan teknologi ini. Dari
pembahasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa tanggungjawab dari remaja itu sendiri untuk
menggunakan internet secara tepat sasaran sangat diperlukan.
PELAJAR BERMOTOR

Era globalisasi membuat banyak perubahan, termasuk mudahnya berbagai jenis transportasi canggih
masuk ke dalam negeri. Hal ini membuat berbagai tren baru muncul di kalangan remaja. Salah
satunya, yaitu tren pelajar mengendarai motor ke sekolah. Ada banyak alasan yang membuat pelajar
mengendarai motor ke sekolah, padahal mereka tahu itu adalah sebuah pelanggaran.

Fenomena pelajar mengendarai motor ke sekolah tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, namun
juga di desa-desa terpencil. Mereka cenderung ingin selalu tampil up to date agar mereka tidak
dikatakan ketinggalan zaman. Alasan yang semakin memperkuat adalah karena orang tua mereka
sibuk dengan pekerjaan yang padat. Kesibukan orang tua membuat mereka tidak bisa meluangkan
waktunya untuk mengantar dan menjemput anaknya bersekolah.

Dalam tren pelajar mengendarai motor ke sekolah memunculkan berbagai pendapat tentang
kelebihan dan kekurangannya. Ada yang berpendapat bahwa berkendara motor sendiri ke sekolah
lebih praktis, hemat waktu dan efisien. Siswa tidak perlu menunggu jemputan atau kendaraan umum
yang lewat. Selain itu, mereka juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tarif kendaraan umum
yang mereka tumpangi.

Pendapat lain mengatakan bahwa mengendarai motor ke sekolah dapat melatih kemandirian anak
karena siswa bisa langsung berangkat dan pulang sekolah sendiri. Hal ini mengurangi
ketergantungan mereka terhadap orang tua. Selain itu, tanggung jawab mereka akan terlatih
terhadap motor yang dibawanya.

Namun berbagai anggapan miring mengenai tren ini pun bermunculan. Sebagian besar pelajar yang
mengendarai motor merupakan remaja di bawah umur yang belum memiliki SIM sehingga dapat
dikatakan mereka melanggar peraturan. Banyak pelajar yang mengendarai motornya dengan ugal-
ugalan, terkadang membahayakan pengguna jalan lainnya. Penggunaan motor oleh remaja juga
banyak mendukung terjadinya penyimpangan. Penyimpangan ini biasa terjadi pada saat pulang
sekolah. Biasanya para pelajar yang mengendarai motor sendiri tidak langsung pulang, tetapi mereka
nongkrong terlebih dahulu.

Dengan demikian, penggunaan sepeda motor seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan remaja.
Para pengendara motor harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan tersebut
meliputi umur minimal 17 tahun, telah lulus uji mengendarai sepeda motor, dan telah memiliki SIM
dan STNK. Pengawasan pelajar yang mengendarai sepeda motor ke sekolah harus maksimal.
Pengawasan ini harus dilakukan tidak hanya oleh orang tua, tetapi juga aparat keamanan lalu lintas,
masyarakat, juga guru agar hal-hal yang tidak diinginkan dari pelajar yang mengendarai sepeda
motor tidak akan terjadi.
CONTOH TEKS ULASAN NOVEL

1. Identitas Buku

a. Judul Buku :Cinta Brontosaurus


b. Pengarang : Raditya Dika
c. Genre : Komedi, Percintaan
d. Penerbit : Gagas Media
e. Tahun Terbit : 2006
f. Tebal Buku : 160 Halaman.

2. Sinopsis Buku

Dika adalah seorang penulis yang baru saja putus cinta dengan Nina, pacarnya. Semenjak putus
cinta, dia percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa. Kosasih, agen naskah Dika, mencoba untuk membuat
Dika yakin terhadap cinta kembali. Seperti Kosasih yakin dengan istrinya Wanda. Usaha ini,
membawa Dika ke dalam serangkaian perkenalan absurd yang berdatangan.

Namun, cinta datang tanpa persiapan. Seperti saat Dika bertemu dengan Jessica, seorang
perempuan yang jalan pikirannya sama anehnya dengan Dika. Semakin Dika kenal dengan Jessica,
semakin dia bertanya: apa benar cinta bisa kadaluarsa? Di sisi yang lain, Mr. Soe Lim menawarkan
untuk memfilmkan buku Dika yang berjudul Cinta Brontosaurus.

Tertarik, Dika berusaha untuk menulis skrip film tersebut. Masalah mulai timbul ketika di tengah
jalan, Mr. Soe Lim mencoba untuk mengubah naskah asli Dika. Naskah diubah menjadi film horror
yang sedang laku. Buku ini adalah perjalanan Dika untuk memahami cinta, yang justru dia dapatkan
dari pengalamannya bersama Jessica, teman, dan keluarganya sendiri.

3. Penilaian

1. Tampilan : Tampilan cover buku sangat menarik. Tampilan di dalam nya juga jangan mendukung
buku ini sehingga terlihat lebih ceria.
2. Isi : Isi buku ini sangat bagus mulai dari komedi, kisah cinta, hingga kehidupan sehari-hari sang
tokoh. Kisah ini sangat sesuai dengan kehidupan remaja masa kini yang pastinya menarik untuk di
tonton.
3. Bahasa : Bahasa dibuku ini kebanyakan menggunakan bahasa gaul seperti, loe, gue, dsb. Bahkan
mungkin bahasa yang digunakan tidak mencakup Bahasa Indonesia yang baik. Namun, itu semua
sudah sesuai dengan tema dan isi buku yaitu tentang kehidupan remaja.

• Kelebihan
a. Buku ini menggunakan tema yang memiliki banyak peminat.
b. Banyak menampilkan kelucuan yang mengundang tawa.

• Kekurangan
a. Akhir cerita sangat mengambang dan membuat penasaran.
b. Kata-kata yang agak vulgar dan tidak disensor.
4. Kesimpulan

Buku Cinta Brontosaurus memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, dibalik semua itu buku ini
memilik daya tarik yang besar. Hal itu dikarenakan penulisnya adalah seorang penulis yang sudah di
kenal banyak orang yaitu Raditya Dika. Raditya Dika memiliki jiwa yang humoris. Hal itu sangat sesuai
dengan apa yang ia dituliskan di dalam buku.

Anda mungkin juga menyukai