Anda di halaman 1dari 5

Tahun 1997 Nama Helda Supianti terbit di sebuah surat kabar harian sebagai anak

berprestasi yang membanggakan kedua orangtuanya. Dengan harapan yang sama nama itu yang
diberikan oleh orang tua kepada saya agar dapat berprestasi dan membanggakan keduanya.
Terlahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari orang tua yang sehari-harinya sebagai
petani tentunya orang tua memiliki harapan yang besar kepada saya agar tidak sama seperti
keduanya yang hanya tamatan SD.

Menjadi orang yang bermanfaat adalah impian saya. Sukses bukan berarti memiliki
segalanya namun sukses adalah yang mampu bermanfaat untuk semua orang. Selama menempuh
pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, saya berusaha keras untuk selalu
juara umum dikelas. Jarak antara rumah dan SMA kurang lebih dua kilometer yang ditempuh
dengan jalan kaki tidak mematahkan semangat melanjutkan pendidikan. Selama di Sekolah
Menengah Atas (SMA), saya ikut bergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang
membuka wawasan dan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah. Kondisi keluarga yang
tidak mampu sehingga muncul fikiran untuk tidak lagi melanjutkan pendidikan. Namun tekad
dan semangat yang kuat untuk mengubah pola pikir keluarga dan masyarakat sekitar bahwa
dengan melanjutkan pendidikan kita bisa mengubah ketertinggalan pengetahuan dan membuka
cakrawala berfikir kita karna untuk menjadi orang yang bermanfaat tidak akan pernah cukup jika
hanya berdiam diri, kemampuan harus terus diasah dan potensi harus terus digali, akhirnya saya
memutuskan untuk memberanikan diri melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu
Perguruan Tinggi.

Mimpi duduk dibangku perkuliahan akhirnya terwujud setelah di terima di salah satu
perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sinjai dan diterima sebagai penerima beasiswa
BIDIKMISI. Memulai awal perkuliahan dirasa tidak cukup jika belajar hanya di dalam ruangan
di samping sebagai mahasiswa penerima BIDIKMISI harus jauh lebih produktif di banding
mahasiswa lain. Oleh karnanya saya ikut aktif dalam organisasi. Sebagai langkah awal, saya ikut
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yakni Himpunan Mahasiswa
Administrasi Negara (HIMARA), kemudian selanjutnya saya bergabung di organisasi
keagamaan yang berada ditingkat kampus yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM
STISIP). Setelah satu tahun menjadi anggota, saya kemudian di percaya memegang amanah
selama 2 tahun berturut-turut sebagai ketua bidang media dan Komunikasi di tingkat daerah
IMM Sinjai. Sebagai organisasi yang bergerak di bidang ilmu dan dakwah, dengan berbagai
agenda rutin, menjadi bagian kepanitiaan pelaksanaan program kerja mengisi hari-hari di tengah
kesibukan tugas kuliah, praktek magang dan kuliah kerja nyata. Dengan turut andil berkontribusi
dalam lingkup mahasiswa rasanya sangat indah meskipun masih dalam skala kecil. Akan tetapi,
saya percaya bahwa kontibusi besar di mulai dari hal-hal yang kecil. Menjadi mahasiswa dengan
tambahan amanah menjadi pengurus inti, yakni Sekretaris Umum IMM Sinjai. Belajar menjadi
pemimpin yang menuntut saya membuat program kerja dengan aksi yang lebih nyata dimana
ekspansi gerakan tidak lagi pada internal kampus namun pada eksternal kampus. Membangun
jaringan di lingkup pemerintahan dan kontribusi nyata di masyarakat harus terus berjalan
ditengah kondisi Indonesia dilanda wabah Covid 19 tahun 2020, langkah awal yang kami
lakukan adalah mengedukasi masyarakat untuk tidak panik dan tetap menjaga kesehatan,
penyemprotan disenfektan dan penerapan 3 M dilakukan di beberapa desa di Kabupaten Sinjai.

Penyelesaian masa akhir studi sembari tetap aktif di organisasi saya jalankan juga sebagai
tenaga honorer pada program studi Ilmu Administasi Negara dimana profesi yang sejalan dengan
program studi yang sedang saya tempuh. Akhir studi pun telah selesai sebagai bentuk kontibusi
untuk negara sebagai penerima beasiswa BIDIKMISI, saya pun tetap mengabdi pada Kampus
tercinta sebagai tenaga kependidikan yakni diterima sebagai staf Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sinjai. Ketertarikan dengan dunia
penelitian sehingga ikut aktif pada penelitian dosen dan hasil penelitian telah di muat dalam
jurnal. Faktor studi yang masih sarjana sehingga belum mampu berkontribusi terlalu jauh dalam
dunia penelitian.

Pasca wabah Covid 19 yang melanda Indonesia, dunia pendidikan mengalami perubahan
yang sangat drastis. Tidak pernah terfikirkan system pembelajaran yang awalnya menerapkan
sistem tatap muka/luring berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh/daring. Dengan
penerapan system pembelajaran jarak jauh yang dimulai dari tingkat sekolah paling dasar sampai
di perguruan tinggi, Generasi Android pun tidak dapat terbendung. Ketergantungan gadget yang
menyita waktu produktif, kemalasan belajar, meskipun semua ada dalam gengaman namun
konten-konten negative ataupun aplikasi-aplikasi jahat bermunculan di mana orang tua tidak
mampu mengawasi anak setiap saat dengan tontonannya. Inilah yang membunuh karakter
gerenerasi muda dimasa kini.
Saat membuka mata di pagi hari akan terlihat dilingkungan tempat saya tinggal anak-
anak mulai dari usia 5 tahun tunduk pada gadget. Tidak mengenal waktu pagi, siang, sore dan
malam, alih -alih alasan belajar yang cukup memakan watu kurang dari lima belas menit dan
selebihnya di gunakan untuk bermain game dan bermain social media. Beralih ke system
online/daring, masyarakat yang mampu mengikuti system teknologi akan terus berjalan
sedangkan yang tidak mampu maka akan tertinggal ditambah dengan kondisi wilayah Sinjai
yang tidak semua daerahnya memiliki system jaringan internet yang memadai. Yang memiliki
ekonomi kurang mampu banyak yang memilih untuk bekerja dan berhenti sekolah, uang lebih
menggiurkan ketimbang sekolah. Di dunia kampus, minat berorganisasi mahasiswa yang
semakin menurun, etika dan nilai kesopanan yang semakin tergerus baik antar siswa dan guru
maupun mahasiswa dan dosen, kepedulian social antar sesama masyarakat yang menghilang.
Tidak hanya itu system pelayanan pada masyarakat juga beralih pada system digitalisasi. Selama
pandemik banyak yang lebih memilih bekerja ketimbang sekolah online sampai akhirnya lebih
nyaman dengan pekerjaan, kebanyakan perempuan lebih tertarik menikah muda di bandingkan
melanjutkan pendidikan.

Kabupaten Sinjai saat ini telah di berlakukan system blended learning di mana sistem
pembelajaran dilakukan dengan menggabungkan antara pembelajaran daring dan luring. Akan
tetapi sistem pembelajaran ini tidak dapat mengembalikan sistem pendidikan seperti sebelumnya.
Karna teknologi yang semakin canggih yang tidak dapat terelakkan yang tentunya memiliki
dampak positif dan negative. Salah satu dampak positif karna keadaan yang menuntut adalah
system pembelajaran online, pelayanan terhadap masyarakat dengan system online namun disisi
lain memiliki banyak faktor negative, seperti kehidupan yang individual, kurangnya kepedulian
social, dunia bermain anak yang beralih kegadget, masyarakat yang tidak mampu membedakan
mana berita hoax dan fakta, sampai merambat ke ekonomi masyarakat serta merajalelanya
pembohongan public dan sehingga muncul ketidakpercayaan public, dan ditambah berbelit-
belitnya dalam pengurusan administrasi.

Dilansir pada okezone.com pada tahun 2021 yang menuliskan bahwa negara dengan
system pendidikan terbaik adalah Amerika Serikat yang di kenal dengan dua system pemikiran
dan pada Kompasiana.com, menyatakan Negara Jepang dengan konsep menumbuhkan
pendidikan karakter pada anak usia dini untuk membentuk kepribadian anak, Korea Selatan
dengan bagaimana membentuk mental anak-anak sekolah dengan pendidikan yang keras dan
termanage, serta Firlandia yang memberi kebebasan pada muridnya sesuai dengan minat dan
bakat. Beberapa negara dengan system pendidikan yang baik, namun bagaimana dengan
Indonesia? Yang mana kah yang cocok di terapkan? Tentu ini adalah tanggung jawab kita
bersama untuk memperbaiki system pendidikan kita. Salah satu yang perlu kita perbaiki adalah
bagaimana pola asuh orang tua yang menjadi ujung tombak pengembalian etika dan karakter
generasi muda. Orang tua yang paham teknologi akan mengetahui bagaimana pola pengawasan
terhadap anaknya namun di daerah atau pedesaan seperti di desa saya ini dimana tidak semua
orang tua paham dengan teknologi mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap anak. Disini
lah peran kita dibutuhkan untuk membangun kembali karakter generasi muda yang beretika dan
santun tanpa gagap teknologi, terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pendidikan,
terkhusus para perempuan, harus menghilangkan stigma perempuan tidak harus berpendidikan
tinggi yang pada akhirnya hanya berkutat di dapur. Perempuan haruslah berpendidikan karna
perempuaan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Bersama masyarakat, kita
mengembalikan dunia anak yang sebenarnya dengan etika dan moral, mengedukasi ke
masyarakat bagaimana menghadapi dunia teknologi dengan bijak termasuk pengurusan
administrasi yang serba digital bersama organisasi yang saat ini sedang dijalani yakni Nasyiatul
Aisyiah.

Dengan melanjutkan studi pasca sarjana saya akan memiliki ilmu yang spesifik sehingga
dapat memecahkan masalah dengan lebih baik, memiliki kemampuan menganalisis yang lebih
baik. Suatu permasalahan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang hingga dapat memunculkan
solusi yang tepat dari masalah tersebut. Dengan melanjutkan studi, saya akan lebih belajar lagi
mengenai cara berkomunikasi, membangun jejaring yang lebih luas, memunculkan konsep yang
mudah dipahami sehingga dalam melakukan transfer pengetahuan dapat berjalan efektif.

Indonesia yang akan datang terkhusus di daerah Kabupaten Sinjai, masyarakat akan
mampu berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi namun tidak krisis dengan moral
dan etika. terbuka Memiliki cara pandang yang lebih mengenai Pendidikan. Tidak ada lagi
masyarakat yang putus sekolah terkhusus perempuan. Perempuan juga bisa memiliki pendidikan
yang tinggi dan mampu tampil di depan publik. Sistem pelayanan public yang tidak lagi berbelit-
belit sehingga segala pengurusan administrasi dapat dengan mudah diakses masyarakat dan itu
akan lahir dari masyarakat yang sadar dengan penting nya pendidikan dan implementasi dari apa
yang di dapatkan selama menempuh pendidikan.

Bila berkesempatan mendapatkan beasiswa ini, maka saya akan mengambil peran sebagai
dosen di sebuah institusi pendidikan tinggi, berperan aktif dalam melakukan penelitian-penelitian
yang hasilnya dapat di publikasikan ke masyarakat. Serta berkontribusi langsung ke masyarakat
yakni melanjutkan pengabdian kepada masyarakat bersama organisasi untuk tetap mengedukasi
masyarakat pentingnya pendidikan, dengan moralitas dan etika yang baik sebagai ciri khas
negara kita. Generasi muda yang ketergantungan gadget namun bermanfaat bukan hanya untuk
dirinya sendiri, akan tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Revolusi mental yang harus di
tanamkan pada generasi muda yakni bagaimana menghargai sesama. Segala aktivitas yang
dilakukan hendaknya bermanfaat, menilai tingkat kesuksesan bukan dari angka akan tetapi
bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain.

Menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat adalah kesuksesan yang sangat saya
impikan. Saya percaya untuk mewujudkan itu maka saya harus memulai dari diri sendiri.
Bagaimana membangun kepercayaan diri dan menggali potensi diri bahwasanya saya bisa
menggapai kesuksesan bukan hanya untuk diri pribadi tapi juga untuk masyarakat Indonesia
terkhusus untuk kota yang tercinta, yaitu Kabupaten Sinjai. Selanjutnya tentunya dengan
melanjutkan pendidikan agar yang dapat kita lakukan jauh lebih besar dan luas. Dengan belajar
hingga magister kita akan tau betapa hebat dan luasnya pendidikan sangat banyak yang bisa kita
lakukan. Motivator Mary Riana mengatakan kesuksesan bukan dinilai dari banyaknya harta
melainkan berapa banyak dampak positif yang bisa kita berikan kepada orang lain, kesusahan
bukanlah sesuatu yang abadi. Milikilah mimpi yang nyata, buat rencana yang nyata, ambil
tindakan nyata maka keberhasilanmu akan menjadi nyata. Inilah salah satu alasan saya untuk
terus bermimpi dan belajar dengan melanjutkan pendidikan magister. Banyak orang
berpendidikan, tapi kurang peduli terhadap kehidupan sekitar. Semoga dengan semangat dan
tekad yang saya miliki ini mimpi dan cita-cita saya dapat terwujud karna tidak ada yang tidak
mungkin selagi masih ada kemauan dan usaha.

Anda mungkin juga menyukai