Anda di halaman 1dari 30

Intervensi dalam

Pembangunan Sosial

Mata Kuliah
Pembangunan Sosial

Indah Listyaningrum
Apa Itu Intervensi Sosial ?
• Intervensi : Adanya campur tangan pihak
ketiga untuk merubah/menyelesaikan
suatu masalah
• intervensi sosial: merupakan perubahan
sosial yang terencana yang dilakukan
untuk menangani masalah-masalah sosial.
• Midgley (1995) mengemukakan bahwa
ada tiga strategi besar pembangunan
sosial dalam upaya meningkatkan taraf
hidup masyarakat :
1.pembangunan Sosial melalui Individu
(social development Individuals)
2.Pembangunan Sosial melalui Komunitas
(Social Development by comunities), dan
3.Pembangunan Sosial melalui Pemerintah
(Social Development by Governments)
• Tiga strategi besar yang di kemukakan
oleh Midgley tersebut juga dapat dilihat
sebagai tiga level intervensi sosial, yang
dapat dikembangkan oleh pelaku
perubahan (change agents).

• Kemudian Grey (1997), mengungkapkan


bahwa level pembangunan dalam
pembangunan sosial terdiri dari empat
level intervensi , yaitu :
1. Pembangunan sosial di level mikro (individual
level)
2. Pembangunan sosial di level mezzo
(community level)
3. Pembanguan sosial di level makro (national
level)
4. Pembangunan sosial di level global
(international level)
 Empat level intervensi dari Grey trsbt,
dapat dikatakan memiliki kelebihan jika
dilihat dari 3 level intervensi yang di
ungkapkan oleh Midgley.
Pembahasan Empat Level
Intervensi Pembangunan Sosial
(sumber : Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi
Komunitas : Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta :
Rajawali Pers)
1. Pembangunan di level individu
dan keluarga (level mikro)
 menitik beratkan pada pembangunan melalui
intervensi sosial (perubahan sosia yang
terencana) yang dilakukan pada tingkat
Individual
 Biasanya lebih mengarah pada fungsi
rehabilitatif dan remedial dimana fokus
penangan pada individu ataupun keluarga yang
bermasalah
 Misalnya ; penangan anak-anak korban tindak
kekerasan, ataupun penyalahgunaan NAPZA.
 Adapun pelaksana dan penggagas dari penangan
masalah sosial secara rehabilitatif ini bisa
dilakukan oleh individu (tokoh) yang menonjol di
lingkungan masyarakat (misal, tokoh agama),
 ataupun sekelompok individu yang saling
bergabung dan mengupayakan usaha
kesejahteraan sosial yang sering kali bersifat
remedial ataupun rehabilitatif.
 Maupun individu-individu di masyarakat yang
secara bersama-sama membentuk organisasi
sosial guna menangai permasalahan di tingkat
mikro yang ada di masyarakat.
 Dengan kata lain, organisasi non-pemerintah
2. Pembangunan di Level Organisasi dan
Komunitas (level mezzo)
 Pembangunan pada level ini lebih mengarah pada
program yang bersifat kreatif, proaktif, dan preventif,
yang biasanya dilakukan melalui intervensi komunitas,
seperti :
 pengembangan masyarakat (community development)
 pendekatan layanan masyarakat (community service
approach)
 perencanaan komunitas (community planning)
 Pendidikan masyarakat (community education)
 Pemasaran sosial (social marketing)
 Administrasi dan manajemen pada berbagai jenis
organisasi layanan masyarakat (human service
organizations)
 Pembangunan di level organisasional bisa
mengarah pada peran sebagai enterpreneur,
yaitu peran pelaku perubahan dalam
menyediakan beberapa bentuk layanan yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
 Misal : Suatu organisasi Pelayanan Masyarakat,
memberikan jasa layanan Tempat Penitipan
Anak (Day Care Service)  masy. yg akan
menitipkan anak harus membayar biaya tertentu
utk mdptkn layanan bisa saja antara Day care
satu dg yg lain berbeda harga tergantung
fasilitas yang diberikan masyarakat memilih
sesuai keuangan & keinginan mereka.
• Berbeda dengan di community discourse ,
yang lebih terkait dengan pengembangan
masyarakat  penekanan lebih pada
peran mempercepat perubahan di
komunitas  aspek partisipasi dan
pengambilan keputusan secara
demokratis menempati peran yg sentral.
Misalnya :
• pada suatu komunitas di tingkat lokal,
perkumpulan warga di tingkat kelurahan
berinisiatif dan memutuskan untuk
membangun sebuah taman bermain bagi
anak pada suatu areal kosong yang
kurang terpelihara.
• Untuk pembangunan dan pendanaannya
kemudian bekerjasama dengan pihak
pendonor dari lembaga pemerintahan atau
swasta.
Lanjutan....

• Setelah taman dibangun dan telah


dimanfaatkan oleh warga, maka untuk
pengelolaan taman tersebut, para
pengunjung dikenakan biaya masuk
sebesar Rp. 1000 misalnya. Melalui
pemasukan ini dan sumbangan donatur,
taman ini dapat tetap berdiri dan
dimanfaatkan masyarakat.
• Setelah taman dibangun dan telah
dimanfaatkan oleh warga, maka untuk
pengelolaan taman tersebut, para
pengunjung dikenakan biaya masuk
sebesar Rp. 1000 misalnya. Melalui
pemasukan ini dan sumbangan donatur,
taman ini dapat tetap berdiri dan
dimanfaatkan masyarakat.
• Dari contoh ini dapat di katakan bahwa,
partisipasi masyarakat di daerah tersebut
telah menghasilkan suatu taman bermain
umum bagi anak.
3. Pembangunan di Tingkat Provinsi,
Regional, antar daerah, ataupun nasional
(level makro)

 Merupakan intervensi pembangunan pada


level normatif . Dimana agen perubahan
berusaha melibatkan diri pada upaya
perencanaan dan pembuatan kebijakan
sosial sehingga warna proses
perencanaan dan pembuatan kebijakan
yang dilahirkan tidak bersifat instruktif,
sentralistik, dan otoriter.
Lanjutan...

 Tetapi sebaliknya lebih memperhatikan unsur


partisipasi publik, desentralistik, dan demokratis.
 Sehingga kebijakan-kebijakan yang di
munculkan tidaklah kaku yang hanya
menempatkan masyarakat banyak sebagai
objek dari pembangunan itu sendiri.
Lanjutan...
• Sebagai contoh :Dalam intervensi komunitas
tadi (mengenai taman yang dihasilkan dari
pasrtisipasi warga komunitas lokal), bisa saja
negara atau pemerintah kemudian membuat
kebijakan lingkungan dengan penyediaan
fasilitas sosial dalam bentuk taman yang
dikelola oleh pemerintah kota, sehingga taman
menjadi fasilitas publik yang harus disediakan
oleh pemerintah kota.
• Atau di Ptk punya komitmen dalam mewujudkan
kota Layak Anak.
 Berbagai model intervensi yang terkait dalam
proses intervensi sosial di level makro antara
lain :
 Proses perencanaan sosial,
 Pembuatan kebijakan sosial,
 Perundang-undangan sosial,
 serta pemasaran sosial untuk memperbaiki
kualitas kehidupan masyarakat ; seperti
menyediakan paru-paru kota yang dpt mudah
di akses msy dan mnjadi bagian dlm
pembangunan kota.
4. Pembangunan di tingkat Internasional
(level global)
• Pada dasarnya menitik beratkan pada peran
agen perubahan dalam mempengaruhi
kebijakan di tingkat antarnegara.
• Misalnya : dalam agenda pengembangan
partisipasi masyarakat dan pemerintahan yang
baik dan bersih (good and clean governance),
baik pelaku perubahan pd organisasi
pemerintah & non pemerintah berusaha aktif
terlibat dlm berbagai pertemuan dan studi
perbandingan antar negara.
• Masing-masing agen perubahan tdk hanya
berusaha untuk dpt mempengaruhi
kebijakan di tkt nasional saja, tetapi juga di
tingkat internasional
• Dalam kaitannya dg pembangunan sosial
di tingkat internasional, negara-negara
berkembang sprti Indonesia pd dasarnya
lebih berperan sebagai penerima, dan
negara-negara yg relatif lebih maju di
bidang ekonominya mnjd pendonor.
• Tidak jarang negara pendonor yang kemudian
menentukan kriteria keberhasilan dari suatu
program. Karena suara-suara negara industri
maju cendrung lebih keras dan di dengarkan
dalam pertemuan-pertemuan internasional.

• Maka untuk memperbaiki kondisi di berbagai


negara yang belum atau sdg berkembang, maka
proses negosiasi dengan berbagai lembaga
pendonor di tingkat global memainkan peranan
yang sangat penting.
Refleksi pemikiran :
 Terkait dengan pemikiran bahwa pendekatan
pembangunan sosial muncul sebagai koreksi
thdp kecendrungan pembangunan yang
berfokus pada sektor ekonomi dan fisik saja
yang mengakibatkan ‘kegagalan’ dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Hal ini tidak berarti bahwa, proses pembangnan
sosial akan meninggalkan proses pembangunan
ekonomi dan pembangunan fisik  Justru
upaya pembangunan sosial, baik secara
langsung maupun tidak langsung, haruslah tetap
memperhatikan dan melibatkan aspek
pembangunan fisik dan ekonomi.
Contoh Kasus :
• Untuk mengembangkan pola hidup sehat pada
masyarakat, sekurang-kurangnya harus tersedia
sarana dan prasarana yang terkait aspek fisik,
seperti ; penyediaan air bersih, saluran
pembuangan,tempat-tempat sampah yang
memadai, fasilitas MCK, perangkat pembersih
yang terkait dengan personal hygiene (seperti
sabun , odol, dan handuk), serta perumahan
yang memadai.
• Apakah jika sarana dan prasarana fisik sudah
terpenuhi semua, maka program
pengembangan pola hidup sehat masyarakat
sudah tercapai??
Jawabanya Belum… !!!
Karena  pengembangan fasilitas fisik yang
memadai, tanpa disertasi upaya
memasyarakatkan pola hidup sehat,
tidaklah berarti sama sekali bagi
masyarakat  sehingga tidak jarang
dapat kita jumpai beberapa MCK yang
berada di daerah kumuh pada akirnya
terbengkalai, tidak di gunakan olh masy
karena tidak disertai proses penyadaran
terhadap pentingnya menggunakam
fasilitas MCK yang sehat.
Intervensi yang dapat dilakukan
seperti apa … ??
• Terkait dengan pembangunan sosial
dalam contoh kasus yang ada, maka
intervensi yang dapat dilakukan adalah:
 intervensi yang di arahkan pada
munculnya perubahan pada aspek
pengetahuan (knowledge), keyakinan
(belief), sikap (attitude), dan niat individu
(intention).
 Urutan perubahan pada aspek
pengetahuan hingga niat individu tersebut,
merupakan proses penyadaran terhadap
kelompok sasaran dalam kerangka
pembangunan sosial
 Sehingga ketika community worker ingin
mengubah perilaku sekelompok
masyarakat yang terkait dengan personal
hygiene, termasuk mandi, mencuci, dan
buang air besar (MCK), perubahan
perilaku kelompok tersebut sebaiknya di
mulai dari :
 pengembangan pengetahuan keyakinan
 sikap  dan niat individu dlm
kelompom trsebut = pada akhirnya di
harapkan akan mampu mengubah
perilaku individu dan kelompok untuk
hidup lebih sehat.
Sampai Jumpa Pada
Pertemuan Selanjutnya
Sekian dan Terima Kasih…
( ^_^)
Tugas Individu
• Coba anda ilustrasikan tentang kondisi
pembangunan sosial di Indonesia pada
umumnya atau di Kalimantan Barat pada
Khususnya
• Kemudian dari poin tersebut, berikan
rekomendasi intervensi berdasarkan salah
satu strategi dalam pembangunan sosial,
sertakan argumentasi anda.
• Masing-masing poin cukup satu halaman.

Anda mungkin juga menyukai