Anda di halaman 1dari 5

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Oleh: Viqry Pramananda


(Mahasiswa S1-Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara)
e-mail: pramanandaviqry@gmail.com

“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum


mereka mengubah keadaan mereka sendiri…”
(Q.S. Ar-Ra’d: 11)

Indonesia adalah negara dengan hasil alam yang melimpah, baik


perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan maupun kelautan. Besarnya
potensi lokal yang ada di Indonesia secara langsung menuntut adanya para ahli
yang mampu mengolah hasil alam tersebut demi kemakmuran bangsa Indonesia.
Berdasarkan sensus penduduk, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326
jiwa (BPS, 2010). Hal ini menunjukkan sebenarnya Indonesia tidak hanya
memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi juga sumber daya manusia yang
besar. Namun faktanya, tidak semua masyarakat memiliki kompetensi yang
mumpuni untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Hal ini dikarenakan tidak
semua dari generasi muda berkesempatan mengenyam pendidikan hingga ke
tingkat perguruan tinggi.
Tulisan di awal esai ini adalah sepenggal terjemahan dari ayat suci
Alquran, Surah Ar-Ra’d ayat kesebelas. Penggalan ayat di atas secara jelas
menunjukkan bahwa nasib suatu bangsa berada di tangan bangsa itu sendiri, tak
terkecuali dengan Indonesia. Bila Indonesia ingin menjadi negara yang maju,
maka bangsa ini harus mau bekerja keras memajukan negeri ini. Dan tentu saja,
yang menjadi promotornya adalah para pemuda Indonesia dengan segala
potensinya.
Generasi unggul adalah generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan
intelektual, tapi juga berkarakter dan religius. Selain itu, generasi unggul juga
merupakan generasi yang peka terhadap kondisi di lingkungan sekitarnya dan
mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Selama ini,
paradigma masyarakat hanya terfokus pada bagaimana meningkatkan intelektual

1
dan menganggap kesuksesan hanya bisa diraih oleh orang orang yang cerdas
secara intelektual. Padahal, kecerdasan intelektual saja tidaklah cukup. Seseorang
dikatakan sebagai generasi unggul jika ia memiliki kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual yang baik.
Menjadi generasi unggul adalah kewajiban bagi seluruh pemuda
Indonesia, tak terkecuali bagi saya. Sejak kecil, saya berusaha untuk bisa
menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.
Berdasarkan alasan inilah saya memilih pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
(setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA) ketika saya lulus dari
sekolah dasar. Hal ini dikarenakan di lembaga pendidikan Madrasah, para siswa
tidak hanya mendapatkan pendidikan umum saja, tapi juga pendidikan Agama
Islam yang jauh lebih kompleks dari SMP atau SMA biasa. Dengan demikian,
para lulusannya diharapkan tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tapi juga
kecerdasan emosional dan spiritual yang lebih baik.
Dalam rangka mengembangkan kecedasan intelektual, saya berusaha
untuk mengikuti berbagai kompetisi keilmuwan seperti olimpade sains. Saya
mengikuti olimpiade untuk pertama kalinya ketika masih duduk di bangku
sekolah dasar. Ketika memasuki tingkat MTs dan MA, saya tetap mengikuti
berbagai olimpiade dengan fokus pada bidang biologi hingga pada akhirnya saya
berhasil meraih medali perak pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat
nasional di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016. Kompetisi
Sains Madrasah merupakan ajang tahunan setingkat OSN yang diselenggarakan
oleh Kementerian Agama bagi para mahasiswa Madrasah. Tujuannya untuk
melatih para siswa Madrasah sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan secara
spiritual saja, tapi juga secara intelektual.
Selain olimpiade sains, saya juga berkesempatan untuk mengikuti
beberapa lomba karya ilmiah remaja ketika duduk di bangku Aliyah, dan berhasil
meraih prestasi sebagai Juara II pada Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diadakan
oleh Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta dengan judul penelitian
“Potensi Limbah Kulit Bawang dalam Mereduksi Kolesterol pada Telur”.
Penelitian di bidang kesehatan ini bertujuan memanfaatkan limbah kulit bawang
yang mengandung antioksidan dan diaplikasikan pada perebusan telur untuk

2
menambah kualitas gizinya. Adapun kompetisi karya ilmiah lainnya yang pernah
saya ikuti adalah National Scientific Paper Competition (NSPC) Universitas
Malang (2015), PPIPM Fair Universitas Negeri Padang (2016), Chemistry and
English Competition Universitas Negeri Yogyakarta (2016) dan juga Karya Tulis
Ilmiah Olimpiade Kimia Universitas Udayana (2017).
Kompetisi di bidang keilmuwan juga tetap saya ikuti ketika memasuki
perguruan tinggi. Teknik kimia sebagai program studi yang saya ambil
berpengaruh pada kajian penelitian yang saya lakukan, dimana saat ini saya lebih
berfokus pada kajian yang berkaitan dengan ilmu teknik kimia, seperti
permasalahan lingkungan, energi terbarukan maupun perindustrian. Pada tahun
2017 saya mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa bidang karya ilmiah
Alquran, yakni sebuah ajang karya ilmiah yang didasarkan pada permasalahan
sekitar dan dikaitkan dengan dali-dalil Alquran. Saya dan tim saya mengajukan
penelitian di bidang lingkungan dengan judul “Teknologi Pengolahan Limbah
Cair Pabrik Tekstil dengan Metode BIOLOTION (Biological Adsorption) Melalui
Sistem Multilevel Filtering sebagai Solusi Permasalahan Kerusakan Lingkungan
Q.S Ar-Rum 41 dan Q.S. Al-A’raf 56”. Pada ajang ini saya dan tim menawarkan
gagasan berupa alat pengolah limbah indutsri tekstil yang menerapkan kosnep
filtrasi, adosrbsi dan fitoremediasi sebagai solusi terhadap pencemaran yang
disebabkan oleh industri tekstil.
Pada tahun 2018 saya mengikuti LKTI PEM AKAMIGAS dengan
mengusulkan karya tulis berjudul “Pemanfaatan Limbah Biji Nangka sebagai
Bahan Alternatif Pembuatan Pasta Elektrolit pada Biobaterai Ramah Lingkungan
dengan Metode Fermentasi sebagai Energi Terbarukan”. Karya ini merupakan
gagasan di bidang energi terbarukan yakni pengolahan limbah biji nangka menjadi
salah satu sumber energi dalam bentuk biobaterai melewati proses fermentasi.
Pada tahun 2018 saya juga berkesempatan untuk megikuti Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. PKM adalah suatu ajang untuk menggali
kreativitas mahasiswa yang dituangkan dalam 5 bidang kegiatan, yakni penelitian
(PKM-P), Kewirausahaan (PKM-K), Teknologi (PKM-T) Karsa Cipta (PKM-KC)
dan Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Dalam kegiatan ini saya dan tim saya

3
memilih bidang PKM-P dan membuat penelitian dengan judul “Karbon Aktif Kulit
Markisa sebagai Adsorben Pemurnian Gliserol Hasil Samping pembuatan
Biodiesel”. Penelitian di bidang perindustrian ini bertujuan mengolah limbah kulit
markisa sebagai salah satu potensi lokal Provinsi Sumatera Utara menjadi karbon
aktif yang akan dipalikasikan pada pemurnian gliserol. Gliserol merupakan
senyawa kimia yang merupakan hasil samping pembuatan biodiesel. Namun,
gliserol yang dihasilkan mash mengandung zat pengotor sehingga perlu melewati
proses pemurnian. Padahal gliserol banyak dibutuhkan dalam berbagai industri
seperti kosmetik, sabun, pasta gigi dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan mampu meningkatkan kemurnian gliserol yang berdampak pada
kenaikan nilai ekonominya sehingga dapat memajukan dunia perindustrian
Indonesia.
Selain karya tulis ilmiah, saya juga berkesempatan mengikuti kompetisi
esai yang bertujuan mengembangkan kemampuan literasi saya. Beberapa
kompetisi esai yang saya ikuti antara lain:
1. International Symposium OISAA (Overseas Indonesian Students
Association Alliance) yang diadakan oleh PPI Timur Tengah-Afrika
(2018) dengan judul esai “Membangun Indonesia Kuat dengan Ekonomi
Berbasis Nilai-Nilai Keislaman”.
2. International Essay Contest for Young People yang diadakan oleh The Goi
Peace Foundation (2018) dengan judul esai “The Peaceful World Because
of Religion”.
3. Lomba Esai Nasional yang diadakan Future Leader League (2018) dengan
judul “Kombinasi Membran Selulosa Asetat dan Karbon Aktif Berbasis
Pelepah Sawit dalam Mengolah Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
sebagai Karya Nyata untuk Indonesia”
Saya berusaha untuk terus berkarya lewat tulisan karena saya yakin
menulis merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk memberikan
perubahan bagi bangsa ini. Tulisan yang inspiratif serta mengandung solusi atas
permasalahan yang terjadi di lingkungan merupakan langkah nyata yang dapat
dilakukan oleh seorang generasi unggulan.

4
Selain aktif mengikuti kegiatan perlombaan saya juga terlibat dalam
kegiatan organisasi. Adapun organisasi yang saya ikuti adalah HIMATEK-FT
USU (Himpunan Mahasiswa teknik Kimia-Fakultas Teknik USU). HIMATK-FT
USU merupakan organisasi internal yang menaungi mahasiswa/i Departemen
Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. Melalui organisasi HIMATEK-FT
USU saya mendapat banyak pengetahuan terkhusus di bidang teknik kimia.
Beberapa kegiatan yang telah saya lakukan selama menjadi bagian dari
HIMATEK FT-USU adalah tentoran mata kuliah yang diadakan menjelang UTS
dan UAS, kunjungan ke pilot plant pembuatan biogas di LPPM (lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) USU, kunjungan ke PT Indonesia Asahan
Aluminium (PT. INALUM) di Kuala Tanjung, Kab. Batubara, Provinsi Sumatera
Utara, dan Workshop Critical Thingking for Chemical Engineering. Selain itu,
saya berkesempatan menjadi panitia pada 2 event olahraga yang diselenggarakan
HIMATEK-FT USU.
Selain HIMATEK-FT USU, organisasi lainnya yang saya ikuti adalah
Inkubator Sains USU. Inkubator Sains USU adalah organisasi yang bergerak di
bidang penelitian dan penulisan karya ilmiah. Dengan mengikuti UKM Inkubator
saya mendapat banya pengetahuan di bidang penelitian dan penulisan karya
ilmiah. Selain itu, melalui UKM Inkubator Sains saya juga belajar tentang
komunikasi di depan publik, kerja tim, dan kepemimpinan.
Saat ini, Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang cerdas dari
sisi intelektual, tapi juga cerdas dari sisi emosional dan spiritualitas. Generasi
yang tidak hanya pintar, tapi juga bermoral dan religius serta mampu memberikan
kontribusi nyata terhadap pembangunan Indonesia. Generasi seperti inilah yang
mampu membawa perubahan di Indonesia, dan mampu membawa kemakmuran
bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, saya berharap Beasiswa Unggulan
Kemendikbud 2018 dapat membantu membiaya studi saya agar saya mampu
mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual dan menjadi
generasi unggul yang dapat membawa perubahan bagi Indonesia. Saya, Viqry
Pramananda, adalah generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia, dan saya siap
berkontribusi untuk memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
~Prestasi Tiada Henti, Mengabdi untuk Negeri~

Anda mungkin juga menyukai