Anda di halaman 1dari 33

TEKNOLOGI

PRAPERLAKUAN BIOMASSA

Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM


Departemen Teknik Kimia, USU
Medan
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

2 Praperlakuan Biomassa Lignoselulosa


 Dua cara utama pemanfaatan lignoselulosa untuk
dikonversi menjadi bahan bakar cair, etanol adalah
berdasarkan jalur termokimia dan biokimia.
 Jalur termokimia merupakan konsep yang relatif baru
yang mengubah bahan baku padat menjadi bentuk gas
yang terdiri dari CO, H2, CO2, CH4 dan gas lain sebelum
dikonversi dengan mikroba menjadi etanol. Metode
produksi biofuel ini memerlukan unit operasi yang rumit
dan energi yang intensif.
 Jalur biokimia fokus pada praperlakuan kimia terhadapat
biomassa selulosa diikuti oleh hidrolisis enzimatik dan
fermentasi untuk menghasilkan etanol.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

3 Praperlakuan Biomassa Lignoselulosa (2)


 Keuntungan jalur biokimia dibandingkan dengan
termokimia adalah kematangan prosesnya, sehingga
meningkatkan kepercayaan investor.
 Selain itu, jalur biokimia menghasilkan lebih banyak
energi (per energi yang dikonsumsi). Etanol yang
dihasilkan lebih murah.
 Praperlakuan biomassa dibagi atas:
1. Secara fisika
2. Secara kimia dan
3. Biologi kadang-kadang termasuk
4. Termal
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

4 Tujuan Praperlakuan
 Memaksimumkan perolehan gula C5 dan C6 untuk
pemrosesan downstream dengan degradasi gula yang
dihasilkan seminimum mungkin.
 Memfasilitasi pemulihan lignin sebagai produk bernilai
tinggi.
 Meminimumkan pembentukan bahan-bahan kimia
penghambat yang larut meliputi furfural, hidroksi-
metilfurfural, asam-asam organik dan senyawa-senyawa
fenolik dalam hidrolisat untuk hidrolisis enzim dan
fermentasi downstream.
 Mampu mengakomodasi secara efektif berbagai bahan
baku tanpa perubahan proses dan kualitas produk yang
signifikan.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
5 Tujuan Praperlakuan (2)
 Memerlukan sedikit atau sama sekali tidak perlu
tahap prapemrosesan, mis: pengecilan ukuran
dengan penggilingan, milling, pulverizing, dll
 Memiliki derajat kesederhanaan yang tinggi.
 Menggunakan bahan kimia yang murah dan
menghasilkan limbah yang sedikit.
 Menggunakan energi yang lebih sedikit dan
biaya modal dan operasi yang rendah.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

6 Teknologi Praperlakuan
Praperlakuan biokimia dapat diklasifikasikan
menjadi 4 kategori:
1. Fisika
2. Kimia
3. Biologi dan
4. Kombinasi dari berbagai metoda.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

7 Praperlakuan Fisika
Contohnya: comminution, steam explosion, dan hot
water washing.
 Comminution:
 Pengecilan ukuran yang intensif dikenal sebagai
comminution yang mencakup berbagai peralatan
fisika seperti ball milling, attrition milling,
compression milling dan disk refining basah atau
kering.
 Isu utama metode ini: biaya energi tinggi.
 Comminution dan bentuk lain pengecilan ukuran
menghasilkan perolehan gula yang lebih rendah.
Metode ini sering dikombinasikan dengan teknologi
lain untuk meningkatkan pelepasan gula.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

8 Praperlakuan Fisika (2)


 Steam explosion (SE):
Ada 2 bentuk:
 Biomassa dipanaskan dengan suhu dan
tekanan tinggi (140-240oC dan 0,32–3,4 MPa)
sebelum dilepaskan segera ke tempat
pengumpulan.
 Substrat yang bersuhu dan bertekanan tinggi
dibiarkan secara perlahan mencapai kese-
timbangan dengan kondisi lingkungannya,
dilanjutkan dengan blending.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

9 Praperlakuan Fisika (3)


 Steam explosion (SE):...
 SE tanpa tambahan suplemen bahan kimia atau biologi
dikenal sebagai autohidrolisis. Pada kondisi yang demikian
gugus asetil pada hemiselulosa menghasilkan asam (asetat,
format, levulinat) yang diyakini meningkatkan efisiensi
menyeluruh pra-perlakuan. Tapi senyawa yang sama
merupakan inhibitor bagi mikroba yang digunakan pada
proses fermentasi, sehingga upaya-upaya harus dilakukan
untuk menghilangkan sifat racun hidrolisat.
 Keefektifan praperlakuan ini disebabkan dekomposisi yang
mendadak dan pemutusan ikatan kimia struktur
makromolekul selanjutnya, yang mempertahankan integritas
biomassa.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

10
Praperlakuan Fisika (4)
 Steam explosion (SE):...
 SE tanpa menggunakan katalis tidaklah umum akibat
perolehan (yield) gula yang rendah dari pemulihan
hemiselulosa yang mana sering kali < 65%.
 Perolehan gula yang tinggi dapat dihasilkan jika SE
digabung dengan jenis praperlakuan lain.
 Hot Water Washing (HWW):
 Tidak membutuhkan katalis kimia yang mahal seperti
asam dan basa yang sering kali memerlukan tahapan
pemrosesan tambahan untuk memulihkan bahan kimia
dan/atau netralisasi sebelum dibuang.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

11 Praperlakuan Fisika (5)


 Hot Water Washing (HWW):
 Namun HWW tidak layak untuk scale up karena
jumlah panas yang dibutuhkan sangat banyak
untuk perlakuan beban biomassa yang tinggi.
 Air membutuhkan energi yang lumayan besar
karena kapasitas panasnya yang tinggi 4,186
kJ/kg.K.
 Mempertahankan fasa cair pada 190oC (suhu
optimal perlakuan) juga sukar karena memerlukan
sistem rancangan bertekanan.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

12 Praperlakuan Kimia
 Lignin dan hemiselulosa adalah target utama pada
praperlakuan kimia terhadap biomassa ligno-
selulosa.
 Hemiselulosa yang paling dicurigai menjadi larut
oleh asam dan basa akibat sifatnya: struktur non
kristal dan gugus fungsi yang bercabang.
 Praperlakuan kimia terbagi atas: asam encer dan
basa.
 Praperlakuan asam encer:
 Berbiaya murah dan konversi hemiselulosa yang
tinggi menjadi gula.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

13 Praperlakuan Kimia (2)


 Praperlakuan asam encer: ...
 Menghidrolisis komponen hemiselulosa pada biomassa
menjadi mono dan oligosakarida yang terutama terdiri
dari xylosa dan glukosa dengan sejumlah gula lainnya.
 Transfer hemiselulosa menjadi fasa cair menghasilkan
pori-pori di dalam struktur selulosa-lignin, sehingga
rentan diserang secara enzimatik oleh selulase. Gula
yang dilepaskan dapat difermentasi menjadi alkohol.
 Asam sulfat encer yang paling ekstensif dikaji karena
harganya yang murah dan kemampuannya memecah
hemiselulosa menjadi gula monomer.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

14 Praperlakuan Kimia (3)


 Praperlakuan asam encer:...
 Tetapi efek asam sulfat encer pada sakarifikasi lignoselulosa
biomassa sangat bergantung pada jenis biomassa dan
kondisi optimal dari berbagai substrat harus diselidiki
tersendiri.
 Banyak hambatan dalam praperlakuan ini, misalnya untuk
menghidrolisis secara sempurna hemiselulosa menjadi
monomer-monomer memerlukan pH yang sangat rendah
dan/atau suhu tinggi, akibatnya degradasi glukosa dan
xylosa akan meningkat.
 Meskipun praperlakuan ini yang termurah dibandingkan
dengan HWW, ammonia fiber expansion, ammonia recycle
percolation dan lime, perlakuan ini memerlukan peralatan
yang tahan terhadap sifat korosif asam sulfat.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

15 Praperlakuan Kimia (4)


 Praperlakuan basa:
 Menggunakan bahan kimia seperti: NaOH, urea, KOH, lime
dan amoniak.
 Perlakuan ini melarutkan lignin dan/atau hemiselulosa
menjadi fasa cair dan seterusnya membuat struktur
komponen menjadi tidak stabil.
 Amoniak telah digunakan dalam sejumlah aplikasi yang
meliputi: ammonia recycle percolation (ARP), soaking dalam
larutan air ammonia (SAA) dan ammonia fiber expansion
(AFEX).
 SAA berusaha menahan hemiselulosa dalam fraksi padat
dengan menjaga suhu relatif rendah.
 Ammonia percolation cendrung melarutkan lignin dan
hemiselulosa menjadi fasa cair.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

16 Praperlakuan Biologi
 Praperlakuan biologi biomassa cukup menarik
karena menghindari penggunaan bahan kimia
berbahaya, membutuhkan lebih sedikit energi dan
rancangan reaktor tidak kompleks.
 Minat dalam penggunaan mikroba untuk produksi
etanol tidak besar hingga belakangan ini karena
lajunya yang rendah dan kemungkinan kehilangan
gula karena dikonsumsi oleh mikroba.
 Kemuktahiran teknologi dan peningkatan
pemahaman tentang mekanisme molekul dalam
mengatur degradasi telah memperbaharui minat
dalam bidang ini.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

17 Praperlakuan Biologi (2)


 Baktreri:
o Berbagai bakteri mampu memproduksi selulase
dalam lingkungan aerobik maupun anaerobik.
o Beberapa diantaranya: Rhodospirillium rubrum,
Cellulomonas fimi, Pyrococcus furiosus, dan
Clostridium spp.
o Bakteri anaerobik memiliki kemampuan yang unik
untuk memproduksi suatu multi-enzyme complex
yang disebut cellulosome. Enzim ini dapat
meningkatkan efisiensi hidrolisis dengan tetap
mempertahankan komponen enzimatik kunci.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

18 Praperlakuan Biologi (3)


 Jamur (Fungi):
o Organisme yang paling umum untuk biokonversi
lignoselulosa biomassa adalah jenis fungi terutama fungi
white rot.
o Fungi white rot mampu mengeluarkan enzim
ekstrasellular yang dapat mendegradasi struktur
tanaman.
o Namun, tiap spesies menghasilkan kuantitas enzim yang
berbeda sehingga mempengaruhi efisiensi dan tingkat
hidrolisis biomassa.
o Fermentasi substrat padat lebih baik daripada fermentasi
submerged karena lebih mudah dioperasikan,
menurunkan bahan baku dan biaya dan mengurangi isu
lingkungan yang berkaitan dengan limbah air.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

19 Praperlakuan Biologi (4)


 Jamur (Fungi):....
o Selain itu, kondisi substrat padat lebih sesuai dengan
habitat alami spesies white rot.
o Dua kekurangan utama dari perlakuan mikroba adalah
laju sakarafikasi yang lambat dan kehilangan gula karena
konsumsi mikroba.
o Tantangan lainnya adalah startup dan perawatan
lingkungan praperlakuan.
o Germinasi spora fungi biasanya lambat, karena spora
harus diaklimatisasi dengan lingkungannya dan menjaga
fungi tetap hidup dengan memberikan substrat dan
nutrisi, demikian juga suhu harus konsisten.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

20 Praperlakuan Hybrid (Kombinasi)


 Praperlakuan hibrid menggunakan dan menggabungkan
keuntungan-keuntungan yang berkaitan dengan
berbagai jenis pilihan praperlakuan biomassa.
 Yang paling umum adalah gabungan praperlakuan fisik
dengan kimia atau bantuan mikroba.
 Contoh:
 Ball milling: menggunakan obyek bulat untuk
menghancur-kan/menggiling biomassa menjadi
partikel-partikel halus. Hal ini akan meningkatkan
luas permukaan sehingga memberi lebih banyak
lokasi bagi enzim untuk pemecahan katalitik
komponen gula. Biaya sering kali menjadi faktor
penentu pada jenis praperlakuan ini.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

21 Praperlakuan Hybrid (2)


 Contoh:...
 Hammer milling: peralatan ini sama seperti
ball milling, bertindak untuk mengurangi
ukuran biomassa lignoselulosa dan mening-
katkan kerja enzim. Perbedaan utama kedua
metode ini adalah penggunaan palu logam
(sebagai pengganti bola) untuk meng-
hasilkan tegangan geser benturan pada
umpan. Menurut hasil penelitian, konsumsi
daya mill ditentukan oleh jenis substrat dan
kandungan moisture.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

22
Praperlakuan Hybrid (3)
 Contoh:...

Hammer mill
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

23 Praperlakuan Hybrid (4)


 Contoh: ...
 Wet oxidative alkaline (WOA): menggabungkan
oksidasi basah dan kondisi alkali untuk praperlakuan
biomassa lignoselulosa. Pada metode ini, kondisi WOA
tidak akan mengijinkan pembentukan inhibitor mikroba
(furfural dan HMF = 5-hidrok-silmetilfurfural) yang akan
membatasi fermentasi etanol.
 Salah satu faktor penentu pada metode ini adalah biaya
yang berkaitan dengan start up dan operasi. T dan P
tinggi diperlukan untuk memperoleh yield yang besar dan
oksigen murni diperlukan sebagai komponen oksidasi.
 Untuk menekan harga banyak peneliti menggunakan
kapur (lime) pada metode ini. Kapur berharga murah dan
memiliki kemampuan untuk didaurulang.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
24 Praperlakuan Hybrid (5)
 Contoh:...
 Ammonia Fiber Expansion (AFEX): pada metode ini
reaktor diisi dengan biomassa dan amoniak cair kemudian
dipanaskan selama waktu yang telah ditentukan. Cairan
NH3 masuk ke dalam struktur gula substrat, dan ketika T
naik, P akan meningkat dalam reaktor. Setelah tercapai
waktu tinggal tertentu, P tiba-tiba diturunkan menyebab-
kan penguapan fraksi cairan NH3. Ledakan yang
mendadak menghasilkan bukaan fisik di dalam struktur
biomassa.
Keuntungan AFEX: seluruh NH3 dapat dipulihkan, tidak
perlu alur pencucian, selulosa dan hemiselulosa hanya
terdegradasi sedikit, dan biomassa tidak perlu
dinetralisasi.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

25 Praperlakuan Hybrid (6)


 Contoh: ...
 Ammonia Fiber Expansion (AFEX): …
NH3 yang dipakai tidak boleh dibuang ke lingkungan
karena berbahaya sehingga pemulihan dan pendaur-
ulangan sering diterapkan pada proses yang
menggunakan bahan kimia ini.
 Acid Impregnation and Steam Explosion (SE):
Penggunaan asam selama praperlakuan SE telah
dievaluasi pada sejumlah bahan baku. Keistimewaan dari
jenis pra-perlakuan ini adalah:
1). meningkatkan pelepasan gula dari hemiselulosa dalam
fraksi cairan,
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
26 Praperlakuan Hybrid (7)
2). meningkatkan hidrolisis enzimatik
3). input energi lebih rendah karena T dan waktu yang
diperlukan berkurang.
Asam yang biasa digunakan asam sulfat dan SO2.
Gas SO2 lebih disukai karena dapat terdistribusi
secara merata ke dalam biomassa, dan tidak
mengonsumsi steam sebanyak H2SO4 , tetapi
masalah penyimpanan dan penggunaannya
meningkatkan pertimbangan H2SO4
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

27 Praperlakuan Hybrid (8)


 Contoh: ...
 Ultrasound: metode ini merupakan konsep baru.
Metode ini bertujuan memecahkan struktur yang
bandel dengan meningkatkan kavitasi di dalam
biomassa oleh vibrasi medium cairan yang dipicu
oleh ultrasound.
Ultrasound sendiri tidak cukup untuk mendapatkan
yield gula yang banyak dari lignoselulosa, tetapi
kemungkinan kombinasi teknologi ini dengan
praperlakuan kimia atau fisika lainnya adalah
berpotensi.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
28 Praperlakuan Hybrid (9)
 Contoh: ...
 Microwave (MW): teknologi ini adalah metode yang
innovatif untuk praperlakuan biomassa karena
memanfaatkan 2 keistimewaan kunci gelombang radio.
1. MW menghasilkan pemanasan secara volumetrik dari
biomassa, sehingga waktu pemanasan lebih singkat.
2. MW memicu vibrasi yang cepat di dalam molekul bio-
massa yang mana dapat menambah gangguan/keru-
sakan pada struktur komponen yang bandel.
Namun, MW megonsumsi sejumlah energi yang banyak
dan tidak layak untuk operasi skala besar. Rancangan
reaktor mahal karena MW tidak dapat digunakan pada
logam industri tradisional.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

29 Perb. Berbagai Teknologi Praperlakuan

Teknologi
Kelebihan Kekurangan
Praperlakuan

Fisika • Mampu menangani • Yield gula rendah


ukuran biomassa yang • Memerlukan energi
besar yang sangat besar
• Tidak memerlukan untuk peralatan
bahan kimia yang korosif mekanik
• Pengoperasian • Memerlukan tahapan
sederhana praperlakuan
• Hanya menghasilkan tambahan
sedikit atau tidak ada
bahan kimia
penghambat (inhibitor).
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
30 Perb. Berbagai Teknologi Praperlakuan (2)

Teknologi
Kelebihan Kekurangan
Praperlakuan
Asam encer • Banyak data analisis • Memerlukan bioreaktor
tekno-ekonomi yang tahan asam yang
sudah dipublikasi mahal
• Efektif untuk bermacam- • Memerlukan netralisasi
macam bahan baku asam pada
• Efektif untuk downstream
memperoleh yield gula • Mendegradasi gula
yang tinggi via hidrolisis karen kondisi yang
hemiselulosa dan ekstrim
hidrolisis enzimatik dari • Menghasilkan produk-
fraksi selulosa. produk inhibitor yang
bersifat racun terhadap
fermentasi mikroba.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan
31 Perb. Berbagai Teknologi Praperlakuan (3)
Teknologi
Kelebihan Kekurangan
Praperlakuan
Steam • Tidak • Degradasi gula karena
explosion memerlukan reaksi steam explosion
peralatan dan • Menghasilkan produk-
reaktor yang produk inhibitor yang larut
tahan korosi • Kurang efektif untuk kayu
• Mampu lunak
menangani beban • Memerlukan pencucian
padatan yang untuk biomassa yang
tinggi diolah atau pengkondisian
• Cocok untuk kayu hidrolisat untuk
keras. memisahkan produk
inhibitor.
Taslim - Energi Baru dan Terbarukan

32 Perb. Berbagai Teknologi Praperlakuan (4)

Teknologi
Pra- Kelebihan Kekurangan
perlakuan
AFEX • Sangat efektif untuk • Hemiselulosa tidak
residu pertanian dan terhidrolisis, sehingga
herbaceous crops selulosa dan
• Gula tidak hemiselulosa harus
terdegradasi dihidrolisis.
• Yield gula tinggi • Modal investasi tinggi
• Tidak menghasilkan karena perlu
bahan kimia menangkap dan
penghambat mendaur ulang NH3.

Anda mungkin juga menyukai