Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN BIOMASSA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

DENGAN PROSES LIQUIFAKSI BIOMASSA

KELOMPOK:
1. ADE KURNIAWAN (03031181520008)
2. AL-KAUTSAR DWI ARYA (03031181520010)
3. ANDI ANTONIUS SIAHAAN (03031181520014)
4. M.YUDHA DWI RAMADHAN (03031181520018)
5. FEBRIAN GLENDI PRADITA (03031181520094)
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pemanfaatan biomassa sebagai bakan bakar
alternatif dengan proses liquifaksi?
Bagaimana optimasi proses likuifaksi mikroalga
spirulina sp. Untuk produksi bahan bakar cair LATAR BELAKANG
menggunakan metode respon permukaan pengaruh Biomassa adalah energi dibuat untuk bahan bakar yang
tekanan awal dan konsentrasi katalis? didapatkan dari sumber alami yang dapat diperbarui. Jadi,
Bagaimana proses hydrothermal liquefaction limbah energi biomassa ini bisa menjadi jalan keluar dari bahan bakar
distilasi bioetanol generasi-2? yang selama ini tidak dapat diperbaharui dan mencemari
lingkungan hidup.
TUJUAN
Untuk mengetahui pemanfaatan biomassa sebagai
bakan bakar alternatif dengan proses liquifaksi.
Untuk mengetahui optimasi proses likuifaksi
mikroalga spirulinasp.Untuk produksi bahan bakar BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
cair menggunakan metode respon permukaan:
pengaruh tekanan awal dan konsentrasi katalis.
Untuk mengetahui proses hydrothermal liquefaction
limbah distilasi bioetanol generasi-2.

MANFAAT BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dapat mengetahui optimasi proses likuifaksi
mikroalga spirulina sp. Untuk produksi bahan
bakar cair menggunakan metode respon
permukaan: pengaruh tekanan awal dan
konsentrasi katalis.
Dapat mengetahui proses pembuatan gas hidrogen BAB I PENDAHULUAN
dari gasifikasi biomassa dengan proses
oksidasi menggunakan katalis Water Gas Shift
(WGS).
Dapat mengetahui proses hydrothermal
liquefaction limbah distilasi bioetanol generasi-2.
Pengembangan produksi bahan bakar sintetis pertama
kali dilakukan di Jerman tahun 1900-an dengan menggunakan
proses sintesis Fischer-Tropsch yang dikembangkan Franz
Fisher dan Hans Tropsch. Pada 1930, disamping menggunakan
metode proses sintesis Fischer-Tropsch, mulai dikembangkan
pula proses Bergius untuk memproduksi bahan bakar sintesis.
Hydrothermal Liquefaction Limbah Distilasi Bioetanol Generasi-2

Hydrotermal likuifaksi (HTL) adalah Proses HTL limbah dari tandan kosong
proses dimana biomassa diubah dalam kelapa sawit difokuskan untuk
air yang terkompresi panas untuk
dijadikan minyak mentah bio. Untuk mengetahui pengaruh parameter-
teknologi HTL memiliki kisaran suhu parameter fisik dan kimia terhadap
pengolahan antara 200oC-350oC, karakteristik produk cair yang
tekanan 15-20 Mpa, pada kondisi dihasilkan. Limbah utama yang
tersebut air memiliki sifat yang luar dihasilkan merupakan limbah dari
biasa sebagai media reaksi untuk
membantu biomassa kompleks proses pre-treatment serta limbah
memecahkan molekul menjadi molekul distilasi. Komponen utama dari limbah
yang lebih kecil yang mungkin kembali distilasi ini adalah air, selain itu
ke polimerisasi senyawa minyak. terkandung juga lignin
Meskipun komponen utama limbah HTL merupakan proses konversi
distilasi adalah air, namun tidak bisa biomassa (padatan), dimana struktur
dibuang langsung ke lingkungan biopolimer biomassa dipecah menjadi
karena dapat menyebabkan komponen cair dalam kondisi super
pencemaran air. Maka diperlukan kritik dengan kisaran suhu antara 247-
teknologi lanjutan untuk mengolah 374C. Sementara itu, penggunaan
limbah. Salah satu metode yang dapat katalis dalam proses HTL biomassa
diterapkan pada proses pengolahan sudah dilakukan untuk meningkatkan
limbah distilasi ini adalah HTL. Dengan efisiensi proses dan konversi
menggunakan metode ini limbah biomassa. Dari sekian banyak katalis,
distilasi dapat diproses tanpa melalui KOH, LiOH, NaOH, Na2CO3 dan K2CO3
tahapan pengeringan terlebih dahulu, adalah jenis katalis yang paling sering
karena kandungan air yang sangat digunakan.
tinggi dalam limbah distilasi dapat
digunakan sebagai pelarut (solven).
Optimasi Proses Likuifaksi Mikroalga Spirulina sp. Untuk Produksi
Bahan Bakar Cair Menggunakan Metode Respon Permukaan :
Pengaruh Tekanan Awal dan Konsentrasi Katalis
Mikroalga merupakan mikroorganisme Dalam proses ini, suhu berkisar 200-350oC,
fotosintetis penghasil minyak yang berpotensi tekanan berkisar 15 Mpa. Proses likuifaksi
sebagai bahan baku biodiesel dengan kandungan biomassa ini menggunakan mikroalga
lipid 30% dan dapat memproduksi minyak 200 Spirulina sp. kering yang memiliki kandungan
kali lebih banyak dibandingkan sumber nabati kandungan lipid 17,92% berat, protein
lainnya atau sebanyak 58.700 L/ha. Dalam 56,39% berat dan karbohidrat 8,03% berat.
penelitian ini, mikroalga diekstraksi untuk Bubuk Spirulina sp. ditambahkan akuades
dijadikan biofuel dengan menggunakan sifat dengan rasio 1:3 dan dilakukan konversi
fluida pada keadaan subkritis atau biasa juga secara hidrotermal likuifaksi dalam reaktor
disebut dengan Hydrothermal Liquefaction (HTL) autoklaf berpengaduk yang memiliki tekanan
atau likuifaksi. dan suhu yang tinggi dengan suhu reaksi
sebesar 300o C. Dalam konversi biomassa ini
menggunakan katalis berbasis besi (5% berat)
dan diaktifasi dengan sulfur (0.8% berat).
Optimasi proses likuifaksi dilakukan dengan
metode statistik respon permukaan pada
variasi tekanan awal 0,5-2 MPa dan variasi
konsentrasi katalis 0-7%.
Perbandingan Pada Proses Jurnal Terkait
JURNAL 1 JURNAL 2

Bahan baku yang digunakan adalah limbah Bahan baku yang digunakan adalah
sisa produksi bioethanol. mikroalga Spirulina sp. Kering.

Rentang suhu yang digunakan pada reactor Rentang suhu yang digunakan pada reactor
adalah 250-310 o C. adalah 200-350 o C.
Katalis yang digunakan adalah Na2CO3 dan Katalis yang digunakan adalah katalis
K2CO3. berbasis besi (5% berat) dan diaktifasi
dengan sulfur (0.8% berat).
Tidak ada optimasi Terdapat optimasi dengan memvariasikan
tekanan dan konsentrasi katalis.

Nilai kalornya kecil karena bahan bakunya Nilai kalor lebih besar karena bahan bakunya
limbah hasil pengolahan biomassa. biomassa murni yang belum diolah.
KESIMPULAN
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai