Anda di halaman 1dari 3

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Oleh: Suriyah Satar

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia adalah kalimat yang mebawa
saya kepada arti membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan
perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia
menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Membangun jiwa yang merdeka mengingatkan saya pada suatu wacana tentang
gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada
Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional
Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan
Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Revolusi dizaman kemerdekaan adalah sebuah
perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kini, beberapa hari lagi sudah 72 tahun setelah bangsa kita
merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua
masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat
senjata, tapi membangun jiwa bangsa.

Satu-satunya jalan untuk revolusi sebagaimana yang dimaksudkan itu adalah melalui
pendidikan yang berkualitas dan merata. maka tak berlebihan bila kita menyebut guru adalah
tokoh kunci sukses revolusi mental yang digagas Presiden Jokowi. Revolusi mental memang
harus dimulai dari dunia pendidikan dan secara simultan berkembang dibidang-bidang
lainnya. “Mengapa dunia pendidikan?” Setidaknya 18 tahun waktu anak manusia dihabiskan
di bangku pendidikan, mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Lembaga
pendidikan menjadi “rumah kedua” untuk menempatkan anak-anak menjadi manusia dewasa
yang bermartabat.

Satu mimpi sederhana saya, yaitu menjadi salah satu bagian “pembangun” jiwa
bangsa, yaitu pengajar profesional. Profesional dalam arti mampu menjadi pengajar yang
bukan hanya sekedar mentransfer ilmu, tetapi turut serta dalam mencapai cita-cita bangsa
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Maka dari itu saya sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia harus
mampu mencurahkan setiap waktu untuk berbagai aktivitas/kegiatan yang memberikan
manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai kegiatan
yang telah saya lakukan mulai dari mengikuti beberapa seminar yang berhubungan dengan
pendidikan dan kajian ilmu biologi seperti Training Pendidikan Karakter (2011),
Participation at international workshop “How to Get Your Paper Published in Jornal”
(2012), Seminar Nasional dengan tema Pengajaran dan Peneitian Biokimia dalam
Pengendalian Pemanasan Global (2013), Seminar Nasional dengan tema Penerapan Biologi
Molekuler dalam Bioteknologi: Peluang dan Tantangan (2014), Peserta Pelatihan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen (2015), Peserta seminar dan
workshop Enterpeneur Nasional Kesehatan Terupdate (2015), hingga Intensive course
Tutorials in English for Subject Matter selama delapan semester (2011-2015).

Dengan bekal pengalaman dimulai sebagai mahasiswa S-1 (Strata-1) Pendidikan


Biologi International Class Program, asisten laboratorium pada jurusan biologi dan jurusan
pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Makassar, dan berkat kerja keras dan perjuangan
yang ditempuh selama 4 tahun pada jenjang pendidikan Perguruan Tinggi S-1 saya
dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik III tingkat Program Studi Pendidikan Biologi,
Universitas Negeri Makassar. Piagam penghargaan yang diberikan kepada saya pun menjadi
tiket bebas tes pada tahap seleksi mahasiswa baru Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar tahun akademik 2016/2017. Sehingga saat ini, saya berstatus sebagai mahasiswa
semester II (dua) Jurusan Pendidikan Biologi dan pada bulan September lagi sudah memasuki
semester ke-3. Selain disibukkan dengan aktivitas perkuliahan, saya juga merupakan
freelance educator mata pelajaran Biologi disalah satu konsultan pendidikan di kota
Makassar, meskipun bukan sebagai guru tetap. Kegiatan berbagi ilmu lainnya saya lakukan
sebagai asisten laboratorium pada Jurusan Biologi S-1 FMIPA Universitas Negeri Makassar
tahun ajaran 2016/2017

Melalui bidang dan keahlian saya pada bidang Pendidikan Biologi, selain menjadi
pengajar profesional, saya juga memiliki cita-cita menjadi salah satu generasi Indonesia yang
pakar di bidang Pendidikan Biologi. Kedepan Saya bercita-cita akan menjadi peneliti
profesional di bidang pendidikan Biologi dan menemukan temuan terbaru yang dapat
bermanfaat untuk pembangunan Indonesia, karena kita ketahui bersama bahwa Indonesia
adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam yang belum diketahui manfaat
dan bagaimana cara mengolahnya dengan baik. Seperti halnya penelitian lebih lanjut tentang
ulat sutera, mengingat kota kelahiran saya yaitu kota Sengkang merupakan salah satu
penghasil sutera terbaik di kawasan Indonesia Timur, sehingga pembudidayaan ulat sutera di
kota Sengkang bisa lebih meningkat dan tidak mengimpor kokon (kepompong) lagi dari luar
negeri seperti cina, tentunya akan mendukung pemberdayaan Indonesia dan menghidupkan
lagi lapangan kerja masyarakat lokal. Padahal dulu, semua proses produksi sutera Sengkang
mulai dari pengembangbiakan ulat hingga produksi kain semuanya dilakukan di kota
Sengkang. Bahkan semasa kecil saya berfikir bagaimana cara menjadikan ulat sutera bisa
membuat kepompong dengan warna yang diinginkan sehingga tidak menhasilkan lagi limbah
dari pewarna sintetik yang dapat mencemari lingkungan yang ada disekitarnya.

Hal besar yang juga ingin saya lakukan untuk Indonesia di generasi masa depan yang
lebih baik adalah mendirikan lembaga pembelajaran dengan konsep eco-school: learn from
nature and act for nature, asyik dan menyenangkan dan dapat diakses wilayah pedalaman
Indonesia. Dan untuk mewujudkan hal tersebut saya akan belajar dengan giat untuk
mewujudkannya.

Sebagai salah satu bagian dari “pembangun”, guru sebagai tenaga profesional
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan nasional
2025, yakni menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi
guru harus dihargai dan dikembangakan sebagai profesi yang bermartabat, sebagaimana
diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk mewujudkan kondisi yang


memungkinkan guru dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional, bukan hanya
untuk kepentingan guru, tetapi juga untuk pengembangan peserta didik, dan demi masa depan
bangsa Indonesia.

Ada satu pengalaman berharga dalam kehidupan saya, yang membuat saya tidak
berhenti untuk belajar. Ketika dosen saya memberikan amanah untuk membimbing peserta
Olimpiade Nasional Biologi anak berkebutuhan khusus, mulai dari tuna rungu, tuna netra
maupun tuna wicara, namun saya tidak melihat sebagai kekurangan dari justru saya melihat
kelebihan dari mereka yang tidak dimiliki manusia normal seperti kita yaitu semangat belajar
yang luar biasa. Keterbatasan bukan menjadi alasan untuk tidak belajar itu pelajaran yang
saya petik dari mereka. Saya bangga pada mereka karena berhasil membawa piagam untuk
Sulawesi Selatan dan membuktikan kepada Indonesia bahwa mereka bisa. Saya yakin mereka
adalah bagian dari generasi unggul kebanggan bangsa indonesia.

Dengan restu dari orang tua, tekad yang besar dan kerja keras, saya yakin mampu
menjadi salah satu “pembangun” jiwa merdeka dan “pengubah” cara pandang, pikiran, sikap,
dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia
menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai