OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang bera
da di
tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu
Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus da
n
dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Bi
asanya
organisasi ini memiliki seorang pembimbing seorang guru yang dipilih ol
eh pihak
sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS
itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk k
emudian
menjadi pengurus OSIS.
A. Latar Belakang berdirinya OSIS
Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan selur
uh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarka
n
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan Manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam
garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang ma
ha
Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda
yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa
dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila
dan
undang-undang dasar 1945.
C. Struktur Organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian
dalam OSIS terdiri atas:
a) Ketua Pembina (Biasanya Kepala Sekolah)
b) Wakil Ketua Pembina (Biasanya Wakil Kepala Sekolah)
c) Pembina (Biasanya Guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
d) Ketua Umum
e) Wakil Ketua I
f) Wakil Ketua II
g) Sekretaris Umum
h) Sektetaris I
i) Sekretaris II
j) Bendahara
k) Wakil Bendahara
l) Ketua dan Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa
yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus
yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakuriku
ler
yang ada di sekolah
LAMBANG OSIS
A. Pencipta Lambang OSIS
Lambang OSIS diciptakan oleh Idik Sulaeman. Idik menghabiskan masa kecil di
daerah kelahirannya, sampai tamat SMP di Purwakarta dan pindah ke Jakarta saat
masuk SMA. Sejak kecil, jiwa seni sudah terlihat dalam dirinya. Tak h
eran bila
setamat SMA Idik memilih seni rupa sebagai pilihan profesinya dengan menamatkan
pendidikan sebagai sarjana seni rupa di Departemen Ilmu Teknik Institut Teknolog
i
Bandung ITB pada 9 April 1960.
Idik Sulaeman memulai kariernya di Balai Penelitian Tekstil (1960-1964). Pada 1
Februari 1965 ia diangkat menjadi Kepala Biro Menteri Perindustrian dan Kerajina
n
yang saat itu dijabat Mayjen TNI dr. Azis Saleh.
Dunia seni dan tekstil harus ditinggalkan ketika Idik pindah kerja ke Departemen
4. Tangan terbuka
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat
yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap
mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.
5. Biduk/Perahu Lesung
Biduk / perahu lesung, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang
lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita
citakan.
6. Pelangi merah putih
Tujuan nasional yang dicita citakan adalah masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
sejahtera baik material maupun spiritual.
7. Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun ka
pas
Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas
kemerdekaan Indonesia mengandung nilai nilai perjuangan 45 yang harus
dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu
diisi dengan partisipasi penuh para siswa.
8. Warna kuning
Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan
bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat
melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah
satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara.
9. Warna coklat
Dapat berarti sifat kedewasaan dan sikap rela berkorban bagi tanah air.
10. Warna merah putih
Warna kebangsaan Indonesia yang menggambarkan hati yang suci dan
berani membela kebenaran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasion
al,
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diriny
a,
masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan pendidikan yang dikembangkan mencakup empat aspek
kecerdasan, yaitu kecerdasan spiritual (untuk memperteguh keimanan dan
ketaqwaan, meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti atau moral dan
B. Dasar Hukum
BAB II
PRINSIP DAN TEKNIS PELAKSANAAN
A. Prinsip Pelaksanaan
Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi
akademis antara lain Olimpiade Sains, lomba-lomba keilmuan, LPIR, Debat Bahasa
Inggris, maupun nonakademis antara lain: Olahraga, Seni, Kepribadian, Be
la
Negara, Wawasan Kebangsaan berdasarkan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). Untuk itu sangat dibutuhkan peran dan kreativitas warga sekolah terutama
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru pembina OSIS, pelatih dan siswa.
Pembina OSIS sebagai salah satu perangkat pembinaan kesiswaan di sekolah,
diharapkan mampu merencanakan dan melaksanakan program kegiatan baik
secara manajerial maupun teknis operasional. Pembina OSIS dalam menyusun dan
9. Akuntabel
Penyusunan dan pelaksanaan suatu program kegiatan kesiswaan harus
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan dan moral, baik kepada
warga sekolah maupun pemangku kepentingan.
B. Teknis Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Pada saat penyusunan suatu program kegiatan, masalah waktu dan tempat
harus dipilih secara cermat. Pemilihan waktu, harus berpedoman pada kalender
pendidikan dan kegiatan tahunan sekolah. Untuk kepentingan pemilihan wak
tu
dan tempat, agar dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para wakil kepa
la
sekolah. Pengaturan alokasi waktu dan tempat harus disesuaikan dengan jenis
kegiatan, alokasi dana yang tersedia, akses dan mobilitas, serta memenu
hi
unsur-unsur keamanan dan kenyamanan.
2. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan (panitia) baik dari unsur pimpinan, guru maupun siswa
agar sejak persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan selalu
diikutsertakan. Jika menginginkan suatu kegiatan dapat terlaksana sesuai
rencana, maka sejak awal pembentukan kepanitiaan, semua memiliki komitmen
yang jelas dan mampu bekerja dalam tim (team work) sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki (the right man on the right place). Wujudkan iklim yang
kondusif
dalam koordinasi, komunikasi, demokrasi, dan sosialisasi serta junjung t
inggi
transparansi. Para pelaksana kegiatan harus mampu menunjukkan dedikasi,
loyalitas dan pengabdian yang tinggi agar setiap program kegiatan yang
dilaksanakan selalu sukses, baik sukses dalam penyelenggaraan maupun sukses
hasil.
3. Sarana dan Prasarana Pendukung
Sarana dan prasarana merupakan bentuk fisik yang menjadi pendukung
dalam setiap pelaksanaan suatu program kegiatan baik yang dilakukan di sekitar
areal sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun suatu perencanaan kegia
tan
telah disusun dengan baik, namun jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang memadai maka hasilnya tidak akan optimal. Oleh karena itu, upayakan sejak
persiapan suatu kegiatan agar terlebih dahulu diinventarisir apa yang m
enjadi
kebutuhan pokok dan penunjang selama kegiatan berlangsung. Sebelum
kegiatan dilaksanakan, lakukan check and recheck tentang kelayakan, keamanan
dan kenyamanannya baik untuk kepentingan panitia (petugas pelaksana)
maupun peserta. Perlu dipikirkan sejak awal alternatif solusi yang dapat diambil
jika dalam pelaksanaan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Pendanaan
Masalah pendanaan merupakan salah satu unsur penting yang akan
menentukan terlaksana atau tidaknya suatu kegiatan, besar kecilnya jumla
h
peserta dan meriah tidaknya suatu kegiatan berlangsung. Sebaiknya sejak awal
penyusunan program kegiatan harus dengan jelas tertulis sumber dana yan
g
akan masuk dan rincian penggunaanya. Bila dana dari sekolah dan komite
sekolah tidak memadai perlu dikembangkan kreativitas dalam menggalang dana
untuk mencari pembiayaan alternatif.
BAB III
PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, TUGAS OSIS DAN
STRUKTUR OSIS
Dalam upaya mengenal, memahami, dan mengelola Organisasi Siswa Intera
Sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian, fungsi dan tujuan s
erta
Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS).
Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan serta struktur OSIS yang jelas,
maka akan membantu para pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk
mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
A. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan bahwa organisasi
kesiswaan di sekolah berbentuk Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) d
an
merupakan oraganisasi resmi di sekolah.
OSIS adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah. Masing-masing kata
mempunyai pengertian:
a. Oganisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan
untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan
sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam
usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya kesiswaan.
b. Siswa
Adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c. Intera
Berarti terletak didalam. Sehingga OSIS merupakan suatu oraganisasi
siswa yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d. Sekolah
Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, yang dalam hal ini sekolah menengah atas atau madrasah yang
sederajat.
2. Secara Organisatoris
OSIS merupakan satu-satunya oraganisasi siswa yang resmi disekolah. Oleh
karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intera Sekol
ah
(OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dangan oraganisasi
kesiswaan disekolah lainn dan tida menjadi bagian/ alat dari organisasi lain yan
g
ada diluar sekolah.
3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan, arti yang terkangdung lebih jauh dalam pengertian OSIS
adalah sebagai jalur pembinaan kesiswaan.
4. Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sebuah sistem, dimana para siswa
mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan sutatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan.
Oleh karena itu, OSIS sebagai suatu sistem ditandai dengan beberapa ci
ri
pokok yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan;
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok;
c. Memiliki sejumlah peranan;
d. Terkoordinasi;
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu;
B. Fungsi
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki sebagai macam
fungsi.
Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki beberapa fungsi da
lam
mencapai tujuan.
Sebagai jalur pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah:
1. Sebagai wadah
Organisasi Siswa Intera Sekolah merupakan organisasi resmi disekolah
dan sebagai wadah kegiatan para siswa di sekolah dengan jalur pembinaan
yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.
2. Sebagai Motivator
Motivator adalah pendorong lahirnya keinginan dan semangat para siswa
untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
OSIS sebagai motivator berperan untuk menggali dan mengembangkan
potensi siswa, yaitu minat dan bakat siswa serta mengembangkannya melalui
kegiatan-kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.
3. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat
menggerakan sumberdaya yang ada dan secara eksternal. OSIS mampu
mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS
ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam
maupun luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS
sebagai motivator lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
C. Tujuan
Setiap organisasi selalu memilki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan
2. Perwakilan Kelas
a) Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas.
b) Perwakilan kelas bertugas memilih pengurus OSIS, mengajukan usul-usul
untuk dijadikan program kerja OSIS dan menilai laporan pertanggungjawaban
pengurus OSIS pada akhir masa jabatannya.
c) Perwakilan kelas bertanggung jawab langsung kepada Pembina OSIS
d) Masa kerja perwakilan kelas selama satu tahun pelajaran.
e) Rincian tugas
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan;
5) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir
jabatannya;
6) Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada kepala sekolah selaku
ketua pembina;
7) Bersama-sama pengurus menyusun anggaran rumah tangga.
3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1) Taqwa tehadap tuhan yang Maha Esa;
2) Memiliki budi pekerti luhur atau akhlaq mulia dan sopan santun;
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin;
4) Tidak terlibat penyalahgunaan narkoba;
5) Memiliki kemauan, kemampuan pengetahuan yang memadai;
6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-sebaiknya, sehigga pelajarannya
tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS;
7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas;
8) Tidak duduk dikelas terakhir;
9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
b. Kewajiban Pengurus OSIS
1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga OSIS;
2) Selalu menjunjung tinggi nam baik, kehormatan dan martabat sekolahnya;
4) Wakil Sekretaris
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan;
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi.
5) Bendahara dan Wakil Bendahara
a) Bertanggungjawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran
uang /biaya yang diperlukan;
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan/pengeluaran uang
untuk pertanggungjawaban;
c) Bertanggungjawab atas inventaris dan perbendaharaan;
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
6) Ketua Seksi
a) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi
tanggungjawabnya;
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang telah diprogramkan;
c) Memimpin rapat seksi;
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat;
e) Menyampaikan laporan, pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
kepada ketua melalui koordiator.
d) Melaksanakan kewajiban dan hak sendiri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat;
e) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato;
f) Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;
g) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah;
h) Kegiatan lainnya.
6) Seksi Kreativitas, keterampilan dan Kewirausahaan, antara lain:
a) Menigkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu
barang menjadi lebih berguna;
b) Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa;
c) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi;
d) Menigkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi
kompetensi siswa berkebutuhan khusus;
e) Kegiatan lainnya.
7) Seksi Kualitas Jasmani, Kesehatan dan Gizi, antara lain:
a) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b) Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
c) Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV/AIDS;
d) Menigkatkan kesehatan reproduksi remaja;
e) Melaksanakan hidup aktif;
f) Melakukan diversifikasi pangan;
g) Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah;
h) Kegiatan lainnya;
8) Seksi Sastra dan Budaya, antara lain:
a) Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra;
b. Rapat Pengurus
1) Rapat pleno pengurus adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota
pengurus OSIS, untuk membahas :
a) penyusunan program kerja tahunan OSIS;
b) penilaian pelaksanaan program kerja pengurus OSIS tengah
tahunan dan tahunan;
c) membahas laporan pertanggungjawaban OSIS pada akhir masa
jabatan.
2) Rapat pengurus harian adalah rapat pengurus yang dihadiri oleh ketua,
wakil-wakil ketua, sekretaris, wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil
bendahara, untuk membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari.
3) Rapat koordinasi terdiri dari :
Rapat yang dihadiri oleh Ketua, wakil ketua , Sekretaris, wakil sekretaris
Bendahara dan wakil Bendahara serta seksi-seksi;
4) Rapat seksi adalah rapat yang dipimpin oleh ketua seksi;
5) Rapat luar biasa dapat diadakan dalam keadaan yang mendesak atas
usul pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu
dikunsultasikan dan disetujui pembina OSIS.
2. Tata Cara Pemilihan
Tata cara pemilihan Perwailan Kelas dan pemilihan Pengurus OSIS adalah
sebagai berikut;
a. Pemilihan Perwakilan Kelas.
1) Pemilihan perwakilan kelas diselenggarakan pada awal tahun pelajaran
baru, hari pertama masuk sekolah, semua siswa yang duduk di kelas
yang bersangkutan memilih ketua dan wakil ketua kelas.
2) Anggota perwakilan Kelas terdiri dari 2 (dua) orang siswa tiap kelas yang
dipilih secara langsung oleh anggota kelasnya yang dihadiri oleh wali
kelas.
3) Anggota perwakilan kelas dapat dirangkap oleh Ketua dan wakil ketua
kelas.
H. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indik
ator
antara lain:
1. Adanya ruang OSIS yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan
kepengurusan OSIS, program kerja, sarana dan prasarana yang memadai
serta berbagai macam piagam penghargaan yang diperoleh sebagai hasil
prestasi yang dicapai.
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan
sekolah dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional,
macam-macam kegaiatan lomba, kegiatan sosial, seni budaya, dan
sebagainya.
3. Terselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus,
perwakilan kelas, dan anggota, baik di lingkungan sekolah maupun
kabupaten/provinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam
kegiatan olah raga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum ilmiah di tingkat sekol
ah
maupun antar sekolah.
6. Terbinanya dengan baik pelatihan upacara bendera di sekolah.
7. Terselenggaranya latihan/lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara
terencana dan terus menerus.
8. Dilaksanakannya materi dan jenis kegiatan pembinaan kesiswaan secara
terencana dan berkelanjutan.
9. Terbinanya hubungan yang penuh kekeluargaan antar sesama siswa, antar
pejabat, hubungan dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat.
10. Terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala
menetapkan
BAB IV
ADMINISTRASI PEMBINAAN OSIS
A. Maksud dan Tujuan
Maksud pembinaan kesiswaan adalah mengusahakan agar para siswa
dapattumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.
Tujuan pembinaan kesiswaan adalah meningkatkan peranserta dan inisiatif
para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga
terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasion
al;
menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif yang datang
dari luar lingkungan sekolah; memantapkan kegiatan kurikuler dan ekstrakur
ikuler
a) Hadap Kanan,
b) Hadap Kiri,
c) Balik Kanan,
d) Hadap Serong Kanan,
e) Hadap Serong Kiri,
f) Jalan Ditempat,
g) Langkah Tegap Maju, dan
h) Meluruskan Barisan.
2) Baris Berbaris Tingkat Menengah :
a) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta
keempat jenis hadap-hadapan,
b) Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta
keempat jenis hadap-hadapan, dan
c) Buka - Tutup Barisan.
3) Baris Berbaris Tingkat Tinggi :
a) Langkah Tegap Maju beregu,
b) Haluan Kanan beregu,
c) Haluan Kiri beregu,
d) Belok Kanan beregu, dan
e) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat
jenis hadap-hadapan, dan Jalan Ditempat.
4) Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.
Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang
tinggi, terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada
umumnya diterapkan dalam LDK ialah :
1. Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat
waktu,
2. Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan
LDK. Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum,
saputangan, topi, ataupun atribut-atribut lainnya yang telah ditetapkan,
maka seluruh pesertalah yang akan menanggung hukumannya,
3. Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang
diberikan oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan
diberikan hukuman, dan
4. Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang
melakukan kesalahan.
Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott
jump untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK.
b. LDK Mental
Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis
besar ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang
biasa dilakukan dalam LDK Mental adalah :
1) Outbond / Kegiatan Alam, seperti :
a) Hiking
b) Menyebrangi sungai
c) Mendaki bukit
d) Menyusuri terasering / pematang sawah
2) Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti :
a) Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah
seorang yang lain memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk.
Dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis segala macam
kemungkinan dan kemampuan untuk memerintah secara hati-hati
dan terpertimbangkan agar bisa mencapai goal dari permainan ini
2. Pelantikan
Setelah seluruh calon Pengurus OSIS baru mengikuti kedua LDK ini,
sesegera mungkin atau paling lambat 2 minggu setelahnya mereka akan
dilantik menjadi Pengurus OSIS resmi. Pelantikan ini dilakukan oleh Pengurus
OSIS lama dan disahkan oleh Kepala Sekolah. Pelantikan dan Pengesahan ini
disaksikan oleh seluruh Dewan Guru dan Siswa/i sekolah yang bersangkutan
dan dilaksanakan dalam sebuah upacara besar yaitu Upacara Pelantikan
Pengurus OSIS baru Periode Kerja xxxx / xxxx.
F. Kegiatan Ekstrakulikuler
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang telah ditetapka
n
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasional. Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan kecerdasan
serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan Pembangunan Nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, dapat
dilakukan melalui berbagai jalur. Jalur kegiatan Ekstra kurikuler adalah
kegiatan
pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling yang merupakan
wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktifitas ses
uai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka baik yang terkait l
angsung
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum sebagai bagian tak terpis
ahkan
dari tujuan dan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan di seluruh lembaga
pendidikan.
a) Tujuan
Pembinaan siswa malalui jalur ekstrakurikuler bertujuan :
1. Agar siswa dapat memperluas wawasan tentang keilmuan dan kemampuan
berbahasa
2. Agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal
hubungan antara
BAB V
MUSYAWARAH PERWAKILAN KELAS (MPK)
A. Pengertian dan Fungsi
Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi bertanggung jawab kepada Pembina OSIS. Kedudukan MPK berada
dibawah Pembina OSIS dan sejajar dengan Pengurus OSIS.
Fungsi MPK adalah:
a. Aspirator
Artinya MPK berfungsi sebagai wadah penampung aspirasi siswa-siswi
yang ada di ruang lingkup sekolah itu sendiri juga memberikan aspirasi
kepada Pengurus OSIS untuk dijadikan Program Kerja.
b. Supervisor
5.
6.
7.
8.
6. Menyeleksi calon anggota OSIS dan MPK untuk masa jabatan berikutnya
7. Mengadakan PKO-PKM untuk calon ketua OSIS dan MPK
8. Memilih calon ketua OSIS dan MPK yang akan melaksanakan orasi
9. Tugas tambahan lainnya baik yang terprogram maupun yang incidental
Contoh: membersihkan lingkungan sekolah atas inisiatif MPK sendiri.
E. Program Kerja MPK
1. Program Kerja Secara Umum
Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) memiliki tugas yakni mengawasi
setiap program kerja OSIS dan menindak lanjuti apabila terjadi kekeliru
an
dengan cara mengevaluasi hasil kegiatan dengan diluruskan bersama di perbaiki
dan di tingkatkan dimassa mendatang.
2. Program Kerja Secara Khusus
1) Mengumpulkan pihak yang terkait dalam musyawarah khusus untuk
meluruskan suatu program kerja OSIS agar terlaksana dengan baik
2) Mengadakan Laporan Kegiatan OSIS setiap bulan
3) Mengadakan Laporan Pertanggung Jawaban OSIS pada pertengahan jabatan
4) Mengadakan Laporan Pertanggung Jawaban OSIS pada akhir kepengurusan
5) Memberikan laporan hasil pengawasan MPK kepada OSIS.
F. Hak dan Kewajiban MPK
1. MPK mempunyai hak:
a. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat di kelasnya.
b. Bersama pengurus OSIS menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
c. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS.
d. Member kritik dan saran terhadap kinerja pengurus OSIS.
e. Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari Pengurus OSIS.
2. MPK mempunyai kewajiban:
a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan.
b. Bersama pengrus OSIS membuat dan menetapkan Garis Besar Program Kerja
(GBPK) OSIS yang disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala Sekolah.
c. Menampung dan menyalurkan aspirasi siswa kepa pihak sekolah.
d. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja pengurus OSIS selama 1
tahun.
BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN OSIS
A. Pengertian dan Tujuan
Merupakan metode atau langkah-langkah yang harus diketahui untuk sebagai
pengetahuan dasar menjalankan OSIS sesuai dengan prosedur.
Tujuan mekanisme pelaksanaan OSIS bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan dasar tentang tatacara menjalankan OSIS dari
awal kepengurusan sampai berakhirnya kepengurusan;
b. 2 Kali Ketuk
1) Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup
lama (biasanya 2X ?? menit, dll) misalnya : istirahat, lobying,
sembahyang, makan, dll;
2) Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu;
3) Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam mengambil keputusan.
c. 3 Kali Ketukan
1) Membuka/menutup sidang atau acara resmi;
2) Mengesahkan keputusan final/hasil akahir sidang.
Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang :
1) Membuka Sidang
Dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrohim, Sidang Pleno 1 Saya
nyatakan dibuka.
(Tok Tok Tok)
2) Menutup Sidang
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, Sidang Pleno 1 Saya
nyatakan ditutup. (Tok Tok Tok)
3) Mengalihkan Pimpinan Sidang
Dengan ini pimpinan sidang Saya alihkan kepada pimpinan sidang
berikutnya.
(Tok )
7. Interupsi
8. Tata tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta
pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan
nilai-nilai universal dimasyarakat.
a. Sanksi-sanksi :
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang
ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan
mempertimbangkan saran, dan usuran peserta sidang yang lain. Biasanya,
mekanisme dalam pemberian sanksi didahulukan oleh peringatan kepada
peserta (biasanya sampai 3 kali). Kemudian dengan kesepakatan bersama,
presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau
mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang
lain.
b. Istilah dalam persidangan
1) Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
2) PK/peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan.
3) Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal
yang sangat penting untuk di ungkapkan
D. Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
Pemilihan Calon Ketua dan Wakil Ketua dilakukan dengan cara Demokrasi
melalui panitia pemilihan (MPK/OSIS). Sebelum dilakukan pemilihan ada tahapantahapan dalam memilih calon ketua dan wakil ketua yaitu :
1. Kriteria Calon Ketua dan Wakil
2. Penjaringan Bakal Calon Ketua/Wakil dan Penetapan Calon Ketua/Wakil
3. Penetapan Calon Ketua dan Wakil
4. Pelatihan Kepemimpinan calon ketua MPK dan atau OSIS
5. Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua
6. Pemungutan Suara
7. Penghitungan Suara
BAB VI
TATA PERSURATAN DAN KEARSIPAN
A. Beberapa Pengertian
Guna memudahkan pemahaman terhadap tata persuratan dan kearsipan perlu
diberikan beberapa pengertian sebagai berikut :
11. Surat kuasa adalah surat yyang berisis kewenangan penerima kuasa untuk
bertindak atau melakukan suatu kegiatan atas naka pemberi kuasa.
12. Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan mengenai
suatu hal yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum.
13. Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal
disertai pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut.
14. Surat keterangan adalah surat yang berisi keterangan mengenai suatu h
al
agar tidak menimbulkan keraguan.
15. Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadia
n atau
peristiwa mengenai waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan
petunjuk lain sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tersebut.
16. Penerima surat atau pengirim surat adalah petugas yangg menerima surat
masuk atau mengirim surat keluar.
17. Pengarah surat adalah pimpinann satuan kerrja yang menangani surat
menyurat dna kearrsipan atau petugas ysng ditunjuk untuk mengarahkan
surat sesuai dengan masalahnya.
18. Pengolah surat adalah petugas yang mengolah atau yang menyelesaikan isi
surat.
19. Penata arsip adalah petugas yang melaksanakan penataan arsip.
B. Pengurusan Surat
Pengurusan surat merupakan bagian dari administrasi kantor sekolah dan
dilaksanakan oleh petugas tata usaha sekolah.
Pengurusan surat meliputi mencatat, mengarahkan dan mengendalikan surat
baik surat masuk maupun surat keluar.
1) Pengurusan Surat Masuk
Proses pengurusan surat masuk dilaksanakan oleh petugas tata usaha
sekolah. Banyaknya petugas di sesuaikan dengan kebutuhan. Urusan kerjanya:
menerima surat masuk dan mengecek kebenaran alamatnya, membubuhkan
tanda tangan atau paraf pada buku ekspedisi pengantar surat, kemudian
memilah surat untuk memisahkan surat dinas dan pribadi, memilah surat dinas
atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak rahasia (terbuka). Begitu ju
ga
membuka surat surat yang tidak rahasia mengeluarkan dari sampulnya,
memilah surat surat yang penting dan tidak penting (rutin), dan menyampaikan
surat dinas yang sudah dipilah kepada petugas pencatat surat.
Selanjutnya proses pengurusan surat dilaksanakan melaui kegiatankegiatan pengurusan surat masuk biasa (rutin), penting dan rahasia (tertuttup).
a. Pengurusan Surat Masuk Biasa (Rutin)
Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana
pencatat surat, melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin.
Setiap surat yang diterima oleh satuan kerja yang menangani surat
menyurat dan kearsipan dikelompokkan berdasarkan instansi atau satuan
kerja asl surat. Selanjutnya masing masing kelompok surat dicatat pada
lembar pengantar surat berdasarkan satuan kerja pengolah surat yang
bersangkutan.
Prosedur pengurusan surat biasa dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penerima surat bertugas :
a) Menerima surat masuk dan memeriksa kebenaran alamat;
b) Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada buku ekspedisi
pengantar surat;
c) Memilah surat antara surat dinas dan surat pribadi;
d) Memilah surat dinas antara yang bersifat rahasia dan yang tidak
bersifat rahasia;
e) Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat
biasa dan surat penting, meneliti kelengkapan lampiran jika ada,
dan membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan
tanggal dan nomor urut tiap bulan.
2. Pencatat surat bertugas :
a) Menerima surat dari pengirim surat;
b) Mencatat surat dalam lembar pengantar surat biasa (rutin)
rangkap dua;
c) Menyampaikan surat beserta lembar pengantar rangkap dua
kepada pengarah surat.
3. Pengarah surat bertugas :
a) Menerima surat beserta lembar pengantar surat;
b) Meneliti surat apakah sesuai dengan lemvar pengantar;
d. Memilih surat dinas yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat
rahasia;
e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat
biasa dan surat penting, meneliti kelengkapa lampiran jika ada,
dan membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan
tanggal dan nomor urut tiap bulan.
2. Pencatat surat bertugas :
a. Menerima surat penting dari petugas penerima surat;
b. Mencatat surat penting pada kartu kendali;
c. Menyampaikan surat beserta kartu kendali rangkap tiga kepada
pengarah surat.
3. Pengarahan surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pencatat
surat dan meneliti kebenaran pengisi kartu kendali;
b. Menentukan kessatuan kerja dengan cara memlilih surat yang
harus di arahkan, dengan menuliskannya pada kolom pengolahan
yang tercantum dalam kartu kendali;
c. Menyampaian surat beserta kartu kendali pada oetugas tata
usaha penelola surat;
d. Menerima kembali kartu kendali dari petugas tata usaha pengolah
lembar kartu kesatu dan kedua;
e. Menyampaikan kartu kendali lembar kedua kepada penata arsip;
f. Menyimpan kartu kendali lembar kesatu.
4. Penata arsip bertugas :
a. Menerima kartu kendali lembar kedua dari pengarah surat dan
menyimpan di dalam file kartu kendali; dan
b. Menerima kartu kendali lembar ketiga bersama surat aslinya dari
unit pengolah untuk disimpaan kalau sudah inaktif serta
menyerahkan kartu kendali lembar kedua kepada petugas tata
usaha pengolah surat.
5. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pengarah
surat;
h) Susunanya
1) Objektif
2) Sistematis
3) Singkat, Jelas masalahnya, alamat tujuan dan alamat pengirim
4) Lengkap isinya
5) Sopan
6) Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas,bentuk surat,ketikan dan
sebagainya)
7) Bahasa Surat Menggunakan bahasa yang komunikatif, dapat di mengerti
artinya oleh penulis surat
8) Bahasa baku/resmi, yakni sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
BAB VII
ADMINISTRASI PERLENGKAPAN
A. Pengertian Dan Tujuan
1. Pengertian
Administrasi adalah proses mempergunakan dan mengikut sertakan
semua sumber potensi yang tersedia dan sesuai. Baik personal maupun material
dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Perlengkapan adalah kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan sarana
yang ada di sekolah agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
2. Tujuan
a. Pengadaan perlengkapan sesuai kebutuhan
b. Pendayagunaan yang ada secara optimal
b. Barang yang ada dipelihara dengan baik
c. Penghapusan barang yang rusak/hilang
d.
B.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
C.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
BAB VIII
ADMINISTRASI KEUANGAN OSIS
BAB IX
HAMBATAN DALAM PEMBINAAN OSIS
DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN
A. Hambatan Pembinaan OSIS
1. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah
Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai
bagian dari kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengaj
ar.
Berhasil tidaknya organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS
ini dapat menunjang proses belajar mengajar dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
2. Pengelolaan OSIS
Pengelolaan ini menyangkut segi kualitas pengelola/siswa seperti :
1. Kepemimpinan, merupakan kemampuan dan kewibawaan
menggerakkan segala sumber daya secara optimal.
2. Manajemen, merupakan kemampuan menyusun, mengatur,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan
dengan program
kesiswaan;
3. Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi;
4. Kemampuan, memahami makna OSIS sebagai organisasi yang memiliki
tujuan, sebagai kehidupan kelompok, memiliki sejumlah program
terkoordinasi serta berkelanjutan dalam waktu tertentu;
5. Hubungan kerjasama, baik antara sesama siswa maupun siswa dengan
pembinanya.
3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan wawasan wiyatamandala.
Siswa dan proses belajar mengajar merupakan nafas dari kehidupan
sekolah. Kelemahan
dalam segi ini merupakan kegagalan dari fungsi sekol
ah
yang bersangkutan. OSIS sebagai organisasi siswa di sekolah harus dapat
berfungsi sebagai benteng pertahanan kehidupan sekolah sebagai wawasan
wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap
pengaruh negatif
terhadap kehidupan sekolah, dan memiliki kemampuan
melaksanakan program kegiatan pembinaan kesiswaan agar dapat menunjang
4.
BAB X
EVALUASI DAN PELAPORAN
Selain untuk mengetahui keterlaksanaan program, evaluasi dan pelaporan juga
dapat dijadikan sebagai dasar penilaian dalam aspek kepribadian siswa dan menjad
i
dokumen penting bagi sekolah. Pada bagian ini diungkapkan tentang manfaat aspek
evaluasi dan pelaporan terkait dengan kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan ole
h
sekolah.
A. Keterlaksanaan program
Program kegiatan pembinaan OSIS yang direncanakan dan telah
dilaksanakan perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada
proses pelaksanaan, tetapi juga dilakukan pada akhir kegiatan, yang
dimaksudkan untuk mengukur keterlaksanaan program yang telah ditetapkan.
Jika terjadi penyimpangan dari tujuan, ada kendala serta perubahan dapa
t
segera diperbaiki untuk penyempurnaan pelaksanaan program dimasa yang
akan datang. Keterlaksanaan program pembinaan OSIS dapat dilihat kesesuaian
perencanaan dan pelaksanaan program yang direncanakan. Oleh karena itu
perlu mendapat perhatian apakah program yang telah direncanakan telah sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
B. Penilaian Sikap dan Perilaku Siswa melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan pengembangan diri siswa di sekolah diwujudkan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut difasilitasi dan/ atau dibimbin
g oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Kegiatan pengembangan diri dap
at
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaa
n
4. Nilai Ekstrakurikuler ;
% kehadiran + Praktek + Kemampuan
3
Rentang nilai ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
A : 85 - 00 = Baik Sekali
B : 7 - 84 = Baik
C. : 57 - 70 = Cukup
D. : 55
= Kurang
BAB XI
PENUTUP
Buku panduan teknis ini disusun sebagai pegangan bagi para Pembina OSI
S
dengan harapan untuk mendukung agar pembinaan kesiswaan dapat terealisasi secara
optimal di sekolah. Harapan ini ditujukan kepada semua pihak terutama para Pembi
na
OSIS yakni kepala sekolah, wakil bidang kesiswaan, konselor, pembina osis dan pe
latih
ekstrakurikuler untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing memba
ntu
pengembangan potensi siswa secara optimal sesuai dengan kecerdasan dan/a
tau
bakat istimewa yang dimilikinya.
Pengembangan potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di sekolah tida
k
cukup hanya dengan pelajaran di dalam kelas, melainkan harus didukung oleh kegia
tan
dan pengawasan di luar kelas, oleh karena itu dihimbau kepada setiap warga sekol
ah
untuk membantu memperlancar pembinaan kesiswaan di sekolah masing-masing.
Pihak internal sekolah yang terkait di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan
potensi siswa, sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah, untuk memberikan pengawasan secara optimal kepada
seluruh warga sekolah sehubungan dengan pembinaan kesiswaan di
lingkungan sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, untuk membantu dalam penyusunan
program, melakukan koordinasi, pemantauan dan pelaporan kepada kepala
sekolah.
3. Konselor, mengidentifikasi bakat dan minat siswa serta mengembangkan
potensi siswa.
4. Pembina OSIS, memberikan usulan yang berkaitan dengan program-program
pembinaan kesiswaan
5. Pelatih, memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan siswa
6. Organisasi kesiswaan, sebagai wadah dalam membina kegiatan, menyalurkan
dan mengembangkan potensi serta kemampuan yang dimiliki siswa.
7. Siswa, mengikuti seluruh program kegiatan dalam mengembangkan potensi diri
dalam pencapaian prestasi sesuai bakat, minat dan kreatifitas