Anda di halaman 1dari 79

Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

SEJARAH SINGKAT TENTANG OSIS

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat
sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang
terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing
seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.

Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu
berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi
pengurus OSIS.

A. Latar Belakang berdirinya OSIS

Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang- Undang
Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan Manusia


Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan
pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar
haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.

Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di
dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.

1
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan
Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang
merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya
mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler.

B. Wawasan Wiyatamandala

Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya
masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan
untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor:


13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana
ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah
bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mengeterapkan Wawasan
Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai
berikut.

1. Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh


digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang
harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1) Meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2) Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3) Mempertinggi budi pekerti,
4) Memperkuat kepribadian,
5) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan
kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
4. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa
menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat

2
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.


5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah
masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan
pertientangan antara kita sama kita.

Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi


di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan
terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan
ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.

Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan


sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi
kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, dan kekeluargaan yang mantap

Kegiatan Pengembangan Diri yang termasuk ke dalam Pembinaan Wawasan


Wiyatamandala yaitu:

1. Bekerja sama dengan Bimbingan dan Konseling, melakukan penyuluhan dan


Bimbingan karier bagi seluruh peserta didik
2. Mengadakan/mengikuti Lomba Tata Laksana dan kebersihan kelas
3. Berkebun dan memelihara taman sekolah
4. Kerja Bakti kebersihan lingkungan sekolah dan sekitar sekolah
5. Mengadakan/mengikuti Olahraga bersama antara peserta didik dan seluruh Guru
dan karyawan sekolah
6. Berperan sebagai Pengasuh pada program Pengasuhan sebagai Mentor (kakak
asuh), Leader dan Pembimbing Siswa (Bingsis)
7. Mengikuti ceramah dan seminar Ketahan Sekolah.

3
C. Struktur Organisasi

Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS
terdiri atas:

a) Ketua Pembina (Biasanya Kepala Sekolah)


b) Wakil Ketua Pembina (Biasanya Wakil Kepala Sekolah)
c) Pembina (Biasanya Guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
d) Ketua Umum
e) Wakil Ketua I
f) Wakil Ketua II
g) Sekretaris Umum
h) Sektetaris I
i) Sekretaris II
j) Bendahara
k) Wakil Bendahara
l) Ketua dan Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang
berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.

Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang
bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah

4
LAMBANG OSIS

A. Pencipta Lambang OSIS


Lambang OSIS diciptakan oleh Idik Sulaeman. Idik menghabiskan masa kecil di daerah
kelahirannya, sampai tamat SMP di Purwakarta dan pindah ke Jakarta saat masuk SMA.
Sejak kecil, jiwa seni sudah terlihat dalam dirinya. Tak heran bila setamat SMA Idik
memilih seni rupa sebagai pilihan profesinya dengan menamatkan pendidikan sebagai
sarjana seni rupa di Departemen Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung ITB pada 9 April
1960.
Idik Sulaeman memulai kariernya di Balai Penelitian Tekstil (1960-1964). Pada 1
Februari 1965 ia diangkat menjadi Kepala Biro Menteri Perindustrian dan Kerajinan yang
saat itu dijabat Mayjen TNI dr. Azis Saleh.
Dunia seni dan tekstil harus ditinggalkan ketika Idik pindah kerja ke Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan
Latihan pada 1 Desember 1967. Saat inilah, ia banyak membantu Husein Mutahar dalam
mewujudkan gagasannya membentuk Paskibraka.
Pada 30 Juni 1975, ia diangkat menjadi Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembinaan
Kegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi Muda (Ditbinmud). Pada 9 Maret 1977, ia
mencapai posisi puncak di Ditbinmud setelah ditunjuk sebagai Pelaksana Harian Direktur
Pembinaan Generasi Muda, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga
(Ditjen PLSOR). Tiga tahun penuh ia benar- benar menjadi ”komandan” dalam latihan
Paskibraka, yakni Paskibraka 1977, 1978 dan 1979.
Pada 24 November 1979, Idik ditarik ke Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Dikdasmen) dan menjabat Direktur Pembinaan Kesiswaan sampai 15 November 1983.
Selama empat tahun itu, dengan latar belakang pendidikan seni rupa dan pengalaman kerja
di bidang tekstil, Idik mencatat sejarah dalam penciptaan seragam sekolah yang kita kenal
sampai sekarang: SD putih-merah, SMP putih-biru dan SMA putih-abu-abu, lengkap dengan
lambang sekolah dasar (SD) dan OSIS yang kini selalu melekat di saku kiri seragam
sekolah.

5
B. Arti Lambang OSIS
Arti Lambang OSIS berdasarkan Kepala Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
No.206/C/Kep. E.81 :

1. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga


Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima
menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya
upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang
baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun
bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif, dan amal (5A).
a. Abdi yang berasal dari kata mengabdi
b. Adab yang berasal dari kata sopan dan santun
c. Ajar yang berasal dari kata mengajar
d. Aktif yang berarti orang yang melakukan kegiatan atau suatu ivent tertentu
e. Amal yang berasal dari kata beramal
2. Buku terbuka
Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih
siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara.
3. Kunci pas
Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan
bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani
mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan
kunci pemecahan dari segala kesulitan.
6
4. Tangan terbuka
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang
memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa
yang baik dan bertanggung jawab.
5. Biduk/Perahu Lesung
Biduk / perahu lesung, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih
baik, yaitu tujuan nasional yang dicita – citakan.
6. Pelangi merah putih
Tujuan nasional yang dicita–citakan adalah masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik
material maupun spiritual.
7. Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun kapas Pada
tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan
Indonesia mengandung nilai–nilai perjuangan ’45 yang harus dihayati para
siswa sebagaikader penerus perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu
diisi dengan partisipasi penuh para siswa.
8. Warna kuning
Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan bila
generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi,
untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata
kepada tanah air, bangsa dan negara.
9. Warna coklat
Dapat berarti sifat kedewasaan dan sikap rela berkorban bagi tanah air.
10. Warna merah putih
Warna kebangsaan Indonesia yang menggambarkan hati yang suci dan berani
membela kebenaran.

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan pendidikan yang dikembangkan mencakup empat aspek kecerdasan,
yaitu kecerdasan spiritual (untuk memperteguh keimanan dan ketaqwaan, meningkatkan
akhlak mulia, budi pekerti atau moral dan kewirausahaan); kecerdasan intelektual
(membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi); kecerdasan
emosional (meningkatkan sensitivitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni
dan budaya), dan kecerdasan kinestetis (meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan,
kesigapan fisik, dan keterampilan).
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut di atas, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan. Pada tingkat teknis, peraturan tersebut dijabarkan dalam bentuk Pedoman
Pembinaan
Kesiswaan yang menjadi panduan dalam pengembangan berbagai kegiatan siswa di
sekolah. Pelaksanaan pembinaan kesiswaan di sekolah adalah menjadi tanggung jawab
kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dalam kapasitas

8
sebagai manajer maupun leader seharusnya dapat memberdayakan seluruh potensi yang
dimilikinya. Dalam pembinaan dan pengembangan potensi, bakat serta minat siswa, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan dan pembina OSIS harus berperan dalam menyusun
rencana program kegiatan pembinaan kesiswaan.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah sangat tergantung pada komponen warga sekolah dalam
merencanakan dan melaksanakan program yang telah dibuat bersama komite sekolah
berdasarkan prinsipprinsip manajemen berbasis sekolah.
Fenomena di lapangan dalam hal ini di tingkat sekolah, kabupaten/ kota, ataupun
provinsi menunjukkan masih terdapat banyak perbedaan dalam penyusunan program
kegiatan kesiswaan baik dari segi manajemen maupun teknis operasionalnya. Oleh
sebab itu, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah melalui
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Departemen Pendidikan Nasional
memandang perlu adanya Panduan Teknis Pembina OSIS.
Dengan adanya panduan ini, Pembina OSIS sebagai bagian penting dalam
menunjang keberhasilan pembinaan kesiswaan di sekolah, diharapkan memiliki
kompetensi manajerial dan teknis operasional yang memadai dalam pengelolaan dan
pengembangan program tentang Guru dan Dosen;
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
6. Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Siswa yang Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan;
8. Buku Pedoman Pembinaan Kesiswaan.

9
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4496 );
2. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002
tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Di sekolah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau
Bakat Istimewa;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan.

C. Tujuan
1. Pembina OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) memiliki persepsi yang sama dalam
memahami dan mengimplementasikan program-program kegiatan kesiswaan di sekolah.
2. Meningkatkan kemampuan teknis manajerial dan operasional bagi pembina OSIS dalam
mengoptimalkan bakat dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
3. Membantu pembina OSIS dan siswa untuk melaksanakan 0 (sepuluh) materi jenis
kegiatan kesiswaan.
4. Menumbuhkembangkan sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Pembina OSIS mampu melaksanakan evaluasi dan pelaporan yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan dokumentasi, laporan hasil belajar dan pemetaan kegiatan kesiswaan
di sekolah.

10
D. Hasil Yang Diharapkan
1. Pembina OSIS dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai panduan teknis.
2. Meningkatnya kemampuan teknis manajerial dan operasional bagi pembina OSIS dalam
mengoptimalkan bakat dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
3. Pembina OSIS dan siswa dapat melaksanakan 0 (sepuluh) materi jenis kegiatan
kesiswaan.
4. Tumbuhkembangnya sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan oleh guru pembina OSIS sebagai bahan
dokumentasi dan pemetaan kegiatan kesiswaan di sekolah.

E. Manfaat
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari buku panduan teknis ini baik bagi sekolah
secara khusus mapun bagi pemangku kepentingan pendidikan secara umum.
1. Bagi Sekolah
a. Memberikan pemahaman kepada warga sekolah tentang arti pentingnya
penyelenggaraan pendidikan yang seimbang dan saling menunjang serta saling
melengkapi antara kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
b. Menjadi acuan guru pembina OSIS dalam melakukan kegiatan kesiswaan yang
mampu menumbuhkembangkan bakat, minat dan berbagai potensi siswa
berdasarkan 0 (sepuluh) materi jenis kegiatan.
c. Sebagai panduan bagi guru pembina OSIS untuk mengusulkan rencana program
kegiatan kesiswaan yang kreatif, inovatif, proporsional, efektif dan efisien.
d. Sebagai acuan dalam membangun kultur sekolah menuju wawasan wiyata mandala
dan ketahanan sekolah.
e. Sebagai panduan dalam melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan hasil-hasilnya.

11
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

2. Bagi Pemangku Kepentingan Pendidikan


a. Menjadi panduan untuk melakukan langkah-langkah pembinaan kesiswaan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
b. Menjadi panduan dalam upaya meningkatkan koordinasi dan komunikasi tentang
pelaksanaan dan pengembangan program kegiatan kesiswaan di sekolah.
c. Sebagai panduan untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan kesiswaan.
d. Sebagai panduan dalam melakukan supervisi tentang keterlaksanaan program
kegiatan kesiswaan di sekolah yang dapat dijadikan pemetaan kegiatan kesiswaan
pada tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

12
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB II
PRINSIP DAN TEKNIS PELAKSANAAN

A. Prinsip Pelaksanaan
Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi akademis
antara lain Olimpiade Sains, lomba-lomba keilmuan, LPIR, Debat Bahasa Inggris, maupun
nonakademis antara lain: Olahraga, Seni, Kepribadian, Bela Negara, Wawasan
Kebangsaan berdasarkan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk itu sangat
dibutuhkan peran dan kreativitas warga sekolah terutama wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, guru pembina OSIS, pelatih dan siswa.

Pembina OSIS sebagai salah satu perangkat pembinaan kesiswaan di sekolah,


diharapkan mampu merencanakan dan melaksanakan program kegiatan baik secara
manajerial maupun teknis operasional. Pembina OSIS dalam menyusun dan melaksanakan
program kegiatan perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Mudah dan Bermanfaat


Pelaksanaan pembinaan kesiswaan dibuat dalam program kegiatan yang mudah
dilaksanakan, sederhana, terukur dan dapat dilakukan sesuai waktu yang telah
direncanakan. Kegiatan yang dilaksanakan harus berdampak positif (bermanfaat), yaitu
dapat membawa perubahan pada sikap, perilaku dan perbuatan siswa yang semakin
cerdas secara intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik.

2. Normatif dan Bernilai


Pelaksanaan pembinaan kesiswaan harus didasarkan pada aturan yang berlaku
baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
warga sekolah. Norma dan nilai-nilai harus menjadi ukuran dan acuan dalam
penyusunan program kegiatan kesiswaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
sampai dengan pelaporan.

3. Fleksibel dan Berkembang


Program kegiatan pembinaan kesiswaan dikemas dalam bentuk yang dinamis
sehingga dapat menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan fasilitas

13
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

sekolah. Program kegiatan yang telah dirancang harus dapat dikembangkan untuk
kepentingan penyaluran bakat dan minat siswa, baik kegiatan yang bersifat situasional
sampai pada tahap tertentu maupun kegiatan pada jenjang berkelanjutan
(kabupaten/kota, provinsi, nasional, internasional).

4. Tidak Diskriminatif
Pelaksanaan program kegiatan pembinaan kesiswaan harus dapat dirasakan dan
dinikmati oleh semua warga sekolah. Sekolah memberi kesempatan dan keleluasaan
untuk menentukan program kegiatan yang direncanakan.

5. Kreatif dan Menyenangkan


Setiap program kegiatan kesiswaan yang dilaksanaan sekolah menuntut peran
aktif dari pelaksana kegiatan. Program kegiatan sedapat mungkin menumbuhkan
kreativitas dan inovasi di kalangan siswa. Pelaksanaan suatu program kegiatan
sesungguhnya merupakan aspirasi siswa yang selalu diupayakan agar dapat
membangkitkan keceriaan dan penuh semangat.

6. Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa


Dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program kegiatan harus
memperhatikan potensi, minat dan bakat siswa. Hal ini penting karena suatu program
kegiatan yang disusun dan dilaksanakan sudah merupakan hasil penelusuran potensi,
minat dan bakat siswa.

7. Terprogram dan Berkelanjutan


Dalam pembinaan kesiswaan diperlukan perencanaan yang terprogram dengan
baik dan berkelanjutan agar hasil yang diharapkan setiap kegiatan yang dilaksanakan
dapat terukur dan menunjang mutu pendidikan. Program kegiatan juga harus
berkesinambungan.

8. Koordinatif dan Kolaboratif


Program kegiatan diselenggarakan melalui koordinasi dengan semua pelaksana
kegiatan baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaan. Dalam koordinasi diperlukan
upaya menggabungkan beberapa unsur yang relevan dan saling menunjang.

14
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

9. Akuntabel
Penyusunan dan pelaksanaan suatu program kegiatan kesiswaan harus dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan dan moral, baik kepada warga sekolah
maupun pemangku kepentingan.

B. Teknis Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Pada saat penyusunan suatu program kegiatan, masalah waktu dan tempat harus
dipilih secara cermat. Pemilihan waktu, harus berpedoman pada kalender pendidikan dan
kegiatan tahunan sekolah. Untuk kepentingan pemilihan waktu dan tempat, agar
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para wakil kepala sekolah. Pengaturan alokasi
waktu dan tempat harus disesuaikan dengan jenis kegiatan, alokasi dana yang tersedia,
akses dan mobilitas, serta memenuhi unsur-unsur keamanan dan kenyamanan.

2. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan (panitia) baik dari unsur pimpinan, guru maupun siswa agar
sejak persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan selalu diikutsertakan. Jika
menginginkan suatu kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, maka sejak awal
pembentukan kepanitiaan, semua memiliki komitmen yang jelas dan mampu bekerja
dalam tim (team work) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (the right man on the
right place). Wujudkan iklim yang kondusif dalam koordinasi, komunikasi, demokrasi,
dan sosialisasi serta junjung tinggi transparansi. Para pelaksana kegiatan harus mampu
menunjukkan dedikasi, loyalitas dan pengabdian yang tinggi agar setiap program
kegiatan yang dilaksanakan selalu sukses, baik sukses dalam penyelenggaraan maupun
sukses hasil.

3. Sarana dan Prasarana Pendukung


Sarana dan prasarana merupakan bentuk fisik yang menjadi pendukung dalam
setiap pelaksanaan suatu program kegiatan baik yang dilakukan di sekitar areal sekolah
maupun di luar sekolah. Betapapun suatu perencanaan kegiatan telah disusun dengan
baik, namun jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana

15
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

yang memadai maka hasilnya tidak akan optimal. Oleh karena itu, upayakan sejak
persiapan suatu kegiatan agar terlebih dahulu diinventarisir apa yang menjadi kebutuhan
pokok dan penunjang selama kegiatan berlangsung. Sebelum kegiatan dilaksanakan,
lakukan check and recheck tentang kelayakan, keamanan dan kenyamanannya baik
untuk kepentingan panitia (petugas pelaksana) maupun peserta. Perlu dipikirkan sejak
awal alternatif solusi yang dapat diambil jika dalam pelaksanaan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

4. Pendanaan
Masalah pendanaan merupakan salah satu unsur penting yang akan menentukan
terlaksana atau tidaknya suatu kegiatan, besar kecilnya jumlah peserta dan meriah
tidaknya suatu kegiatan berlangsung. Sebaiknya sejak awal penyusunan program
kegiatan harus dengan jelas tertulis sumber dana yang akan masuk dan rincian
penggunaanya. Bila dana dari sekolah dan komite sekolah tidak memadai perlu
dikembangkan kreativitas dalam menggalang dana untuk mencari pembiayaan alternatif.

Demi baiknya pengelolaan dana, bendahara harus orang yang memiliki komitmen
tentang ketelitian, kejujuran, akuntabilitas dan transparansi.

16
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB III
PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, TUGAS OSIS
DAN STRUKTUR OSIS

Dalam upaya mengenal, memahami, dan mengelola Organisasi Siswa Intera Sekolah
(OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian, fungsi dan tujuan serta Organisasi Siswa Intera
Sekolah (OSIS).
Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan serta struktur OSIS yang jelas, maka
akan membantu para pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS
ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

A. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di
sekolah berbentuk Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) dan merupakan oraganisasi
resmi di sekolah.
OSIS adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah. Masing-masing kata mempunyai
pengertian:
a. Oganisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan
atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya kesiswaan.
b. Siswa
Adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c. Intera
Berarti terletak didalam. Sehingga OSIS merupakan suatu oraganisasi siswa
yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

17
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

d. Sekolah
Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
yang dalam hal ini sekolah menengah atas atau madrasah yang sederajat.
2. Secara Organisatoris
OSIS merupakan satu-satunya oraganisasi siswa yang resmi disekolah. Oleh karena
itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS), yang tidak
mempunyai hubungan organisatoris dangan oraganisasi kesiswaan disekolah lainn dan
tida menjadi bagian/ alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah.
3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan, arti yang terkangdung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah
sebagai jalur pembinaan kesiswaan.
4. Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sebuah sistem, dimana para siswa
mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan sutatu organisasi yang mampu
mencapai tujuan.
Oleh karena itu, OSIS sebagai suatu sistem ditandai dengan beberapa ciri pokok
yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan;
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok;
c. Memiliki sejumlah peranan;
d. Terkoordinasi;
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu;

18
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

B. Fungsi
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki sebagai macam fungsi. Demikian
pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai jalur pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah:
1. Sebagai wadah
Organisasi Siswa Intera Sekolah merupakan organisasi resmi disekolah dan
sebagai wadah kegiatan para siswa di sekolah dengan jalur pembinaan yang lain
untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.
2. Sebagai Motivator
Motivator adalah pendorong lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk
berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS sebagai
motivator berperan untuk menggali dan mengembangkan potensi siswa, yaitu minat
dan bakat siswa serta mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan OSIS dan
ekstrakulikuler.
3. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat
menggerakan sumberdaya yang ada dan secara eksternal. OSIS mampu
mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut
mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar.
Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai motivator lebih
dahulu harus dapat diwujudkan.

C. Tujuan
Setiap organisasi selalu memilki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS,
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Memahami, mengahargai lingkungan hidup dan nilai-nilai dalam mengambil
keputusan yang tepat.
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan mengahargai Hak Azasi
Manusia (HAM) dalam konteks kemajuan budaya bangsa.
3. Membangun, mengembangkan wawasan kebangasaan dan rasa cinta tanah air dalam
era globalisasi.

19
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama


secara mandiri, berfikir logis dan demokratis.
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik,
budaya, dan intelektual.
Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, memantapkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

D. Perangkat OSIS
Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, Perwakilan Kelas, dan Pengurus OSIS.
1. Pembina OSIS
a. Pembina OSIS terdiri dari :
1) Kepala Sekolah, sebagai ketua
2) Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, sebagai wakil ketua.
3) Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan dapat bergantian setiap
tahun pelajaran.
b. Rincian Tugas
1) Kepala Sekolah Sebagai ketua:
a) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan
pengembangan OSIS disekolahnya;
b) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
c) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala
sekolah;
d) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan kepala
sekolah;
e) Mengarahkan penyusunan anggaran rumah tangga dan program kerja OSIS;
f) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengurus OSIS.
2) Wakil Kepala Sekolah sebagai wakil ketua.
a) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pengeloaan, pembinaan dan
pengembangan OSIS di sekolahnya;
b) Memberikan bimbingan dan latihan kepada perwakilan kelas dan pengurus;

20
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

c) Menyusun dan memproses rekruitmen keanggotaan perwakilan kelas untuk


ditindak lanjuti dengan surat keputusan kepala sekolah;
d) Memfasilitasi pengesahan dan pelantikan pengurus OSIS oleh kepala
sekolah;
e) Memfasilitasi dan membimbing penyusunan anggaran rumah tangga dan
program kerja OSIS;
f) Mefasilitasi dan membina dan penyusunan program kerja OSIS;
g) Mengahadiri rapat-rapat OSIS;
h) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengurus OSIS secara
berkala setiap tiga bulan sekali;
i) Memberikan laporan seluruh kegiatan OSIS secara berkala setiap bulan
kepada kepala sekolah (program yang dilaksanakan serta daftar hadir kegiatan
serta sasaran yang dicapai).
3) Guru, sebagai anggota.
a) Bertanggung jawab atas seluruh operasional pelaksanaan pengelolaan
pembinaan dan pengembangan OSIS di sekolahnya;
b) Memberikan bimbingan dan latihan kepada perwakilan kelas dan pengurus;
c) Membantu Wakesek kesiswaan menyusun dan memproses rekruitmen
keanggotaan perwakilan kelas untuk ditindak lanjuti dengan surat keputusan
kepala sekolah;
d) Membantu dan memfasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pelantikan
pengurus OSIS;
e) Memfasilitasi dan membina secara teksnis penyusunan anggaran rumah
tangga dan program kerja OSIS;
f) Memfasilitasi dan membina secara teknis pelaksanaan program kerja OSIS;
g) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengurus OSIS secara
berkala setiap tiga bulan sekali;
h) Memberikan laporan seluruh kegiatan OSIS secara berkala setiap bulan
kepada wakil kepala sekolah (program yang dilaksanakan serta daftar hadir
kegiatan serta sasaran yang dicapai).

21
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

2. Perwakilan Kelas
a) Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas.
b) Perwakilan kelas bertugas memilih pengurus OSIS, mengajukan usul-usul untuk
dijadikan program kerja OSIS dan menilai laporan pertanggungjawaban pengurus
OSIS pada akhir masa jabatannya.
c) Perwakilan kelas bertanggung jawab langsung kepada Pembina OSIS
d) Masa kerja perwakilan kelas selama satu tahun pelajaran.
e) Rincian tugas
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan;
5) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir
jabatannya;
6) Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada kepala sekolah selaku ketua
pembina;
7) Bersama-sama pengurus menyusun anggaran rumah tangga.

3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1) Taqwa tehadap tuhan yang Maha Esa;
2) Memiliki budi pekerti luhur atau akhlaq mulia dan sopan santun;
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin;
4) Tidak terlibat penyalahgunaan narkoba;
5) Memiliki kemauan, kemampuan pengetahuan yang memadai;
6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-sebaiknya, sehigga pelajarannya tidak
terganggu karena menjadi pengurus OSIS;
7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas;
8) Tidak duduk dikelas terakhir;
9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
b. Kewajiban Pengurus OSIS
1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga OSIS;
2) Selalu menjunjung tinggi nam baik, kehormatan dan martabat sekolahnya;
22
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif;


4) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pembina OSIS dan
Tembusannya kepada perwakilan kelas pada akhir masa jabatannya;
5) Selalu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Pembina OSIS.

c. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus OSIS


1) Ketua
a) Memimpin Organisasi dengan baik dan bijaksana;
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan;
c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh
aparat kepengurusan;
d) Memimpin rapat;
e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah dan mufakat;
f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan.
2) Wakil Ketua
a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan;
b) Memberi saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan;
c) Menggantikan ketua jika berhalangan;
d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya;
e) Bertanggung jawab kepada ketua;
f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-
seksi
3) Sekretaris
a) Memberi saran/masukan kepada ketua dalam mengambil keputusan;
b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat;
c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan;
d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan;
e) Bersama ketua menandatangani setiap surat;
f) Bertanggungjawab atas tertib administrasi organisasi;
g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil
sekretaris;

23
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4) Wakil Sekretaris
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan;
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi.
5) Bendahara dan Wakil Bendahara
a) Bertanggungjawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang
/biaya yang diperlukan;
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan/pengeluaran uang untuk
pertanggungjawaban;
c) Bertanggungjawab atas inventaris dan perbendaharaan;
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
6) Ketua Seksi
a) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi
tanggungjawabnya;
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang telah diprogramkan;
c) Memimpin rapat seksi;
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat;
e) Menyampaikan laporan, pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada
ketua melalui koordiator.
4. Pokok-Pokok Kegiatan Seksi
1) Seksi Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain :
a) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing- masing;
b) Memperingati hari-hari besar keagamaan;
c) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;
d) Mebina toleransi kehidupan antar umat beragama;
e) Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;
f) Mengembangkan dan memperdayakan kegiatan keagamaan di sekolah;
g) Kegiatn lainnya;
2) Seksi Budi Pekerti Luhur/ Akhlaq Mulia, antara lain:
a) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;
b) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti social);

24
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

c) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tata karma pergaulan;


d) Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap
sesama;
e) Menumbuhkembangkan sikap hormat dan mengahargai warga sekolah;
f) Melaksanakan kegiatan 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan);
g) Kegiatan lainnya.
3) Seksi Kepribadian Unggul, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, anatara lain:
a) Melaksanakan upacara bendera pada hari Senin dan atau Sabtu, serta hari-hari
besar nasional;
b) Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);
c) Melaksanakan kegiatan kepramukaan;
d) Mengunjungidan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah;
e) Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan semangat
perjuangan para pahlawan;
f) Melaksanakan kegiatan bela negara;
g) Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar Negara;
h) Kegiatan lainnya.
4) Seksi Prestasi Akademik, Seni, dan atau Olahraga, antara lain:
a) Mengadakan lomba mata pelajaran /program keahlian;
b) Menyelengarakan kegiatan ilmiah;
c) Mengikuti kegiatan kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa
iptek;
d) Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat- tempat
sumber belajar;
e) Mendesain dan memproduksi media pembelajaran;
f) Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian;
g) Mengoptimalkan pemanfaatan perpusatakaan sekolah;
h) Membentuk klub sains, seni dan olaharaga;
i) Menyelenggarakan festival lomba seni;
j) Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga;
k) Kegiatan lainnya;

25
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

5) Seksi Demokrasi, HAM, Pendidikan Politik, Lingkungan Hidup, Kepekaan dan


Toleransi Sosial, antara lain :
a) Memantapkan dan mengembangkan peran siswa didalam OSIS sesuai degan
tugasnya masing-masing;
b) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa;
c) Melakasanakan kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan
professional;
d) Melaksanakan kewajiban dan hak sendiri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat;
e) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato;
f) Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;
g) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah;
h) Kegiatan lainnya.
6) Seksi Kreativitas, keterampilan dan Kewirausahaan, antara lain:
a) Menigkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu barang
menjadi lebih berguna;
b) Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa;
c) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi;
d) Menigkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi
kompetensi siswa berkebutuhan khusus;
e) Kegiatan lainnya.
7) Seksi Kualitas Jasmani, Kesehatan dan Gizi, antara lain:
a) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b) Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
c) Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV/AIDS;
d) Menigkatkan kesehatan reproduksi remaja;
e) Melaksanakan hidup aktif;
f) Melakukan diversifikasi pangan;
g) Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah;
h) Kegiatan lainnya;
8) Seksi Sastra dan Budaya, antara lain:
a) Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra;
26
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

b) Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya;


c) Meningkatkan daya cipta sastra;
d) Meningkatkan apresiasi budaya;
e) Kegiatan lainnya.
9) Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), antara lain:
a) Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran;
b) Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi;
c) Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan;
d) Kegiatan lainnya.
10) Seksi Komunikasi dalam Bahasa Inggris, antara lain :
a) Melaksanakan lomba debat dan pidato;
b) Melaksanakan lomba menulis dan korespondensi;
c) Melaksanakan English Day;
d) Melaksanakan kegiatan berceritera dalam Bahasa Inggris (Storry Telling);
e) Melaksanakan lomba puzzies words/ scrabble;
f) Kegiatan lainnya.
Pokok-pokok kegiatan seksi tersebut di atas dapat dikembangkan sesuai dengan situasi
dan kondisi daerah dan sekolah masing-masing.

E. Forum Organisasi
1. Rapat-rapat
a. Rapat Pleno Perwakilan Kelas adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota
perwakilan kelas.
Rapat ini diadakan untuk :
1) Pemilihan pimpinan rapat perwakilan kelas yang terdiri dari seorang ketua,
seorang wakil ketua, dan seorang sekretaris;
2) Pencalonan pengurus
3) Memimpin pelaksanaan pemilihan pengurus OSIS;
4) Penilaian laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa
jabatannya;
5) Acara, waktu, dan tempat rapat dikonsultasikan dengan Ketua Pembina.

27
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

b. Rapat Pengurus
1) Rapat pleno pengurus adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota pengurus
OSIS, untuk membahas :
a) penyusunan program kerja tahunan OSIS;
b) penilaian pelaksanaan program kerja pengurus OSIS tengah tahunan dan
tahunan;
c) membahas laporan pertanggungjawaban OSIS pada akhir masa jabatan.
2) Rapat pengurus harian adalah rapat pengurus yang dihadiri oleh ketua, wakil-
wakil ketua, sekretaris, wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara,
untuk membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sehari-
hari.
3) Rapat koordinasi terdiri dari :
Rapat yang dihadiri oleh Ketua, wakil ketua , Sekretaris, wakil sekretaris
Bendahara dan wakil Bendahara serta seksi-seksi;
4) Rapat seksi adalah rapat yang dipimpin oleh ketua seksi;
5) Rapat luar biasa dapat diadakan dalam keadaan yang mendesak atas usul
pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu dikunsultasikan
dan disetujui pembina OSIS.

2. Tata Cara Pemilihan


Tata cara pemilihan Perwailan Kelas dan pemilihan Pengurus OSIS adalah sebagai
berikut;
a. Pemilihan Perwakilan Kelas.
1) Pemilihan perwakilan kelas diselenggarakan pada awal tahun pelajaran baru,
hari pertama masuk sekolah, semua siswa yang duduk di kelas yang
bersangkutan memilih ketua dan wakil ketua kelas.
2) Anggota perwakilan Kelas terdiri dari 2 (dua) orang siswa tiap kelas yang
dipilih secara langsung oleh anggota kelasnya yang dihadiri oleh wali kelas.
3) Anggota perwakilan kelas dapat dirangkap oleh Ketua dan wakil ketua kelas.

28
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4) Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina atau menunjuk wakil kepala sekolah
segera mengundang semua anggota perwakilan kelas untuk membentuk dan
mengesahkan pengurus perwakilan kelas.

b. Pemilihan atau pembentukan pengurus OSIS


1) Pemilihan/pembentukan pengurus OSIS diselenggarakan selambat- lambatnya
1 (satu) bulan setelah terbentuknya perwakilan kelas.
2) Penyelenggara Pemilihan atau Pembentukan pengurus OSIS dibentuk oleh
Kepala sekolah, dengan unsur-unsur panitia pemilihan OSIS terdiri dari :
a) Pembina OSIS.
b) Pengurus OSIS lama
c) Perwakilan Kelas.
d) Siswa.
Jumlah anggota panitia pemilihan OSIS sekurang-kurangnya 5 (Lima) orang
dan sebanyak-bantaknya 10 (sepuluh) orang.
3) Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih secara langsung dalam satu paket oleh
seluruh siswa dalam waktu 1 (satu) hari dan hasilnya diumumkan secara
langsung.
4) Ketua dan wakil ketua terpilih segera melengkapi kepengurusan OSIS
selambat-lambatnya 1 (minggu) setelah pemilihan.

3. Pengesahan dan Pelantikan


a. Berdasarkan hasil laporan panitia pemilihan OSIS, Kepala Sekolah sebagai
pembina OSIS mengeluarkan surat keputusan tentang pengangkatan dan
pengambilan sumpah pengusus OSIS yang baru terbentuk.
b. Pelantikan pengusus OSIS dikalsanakan pada saat upacara bendera Senin
pagi atau Sabtu sore, dengan susunan upacara pelantikan yang diatur oleh
sekolah.

29
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

F. Anggaran Dasar OSIS


Secara Struktural Anggaran Dasar OSIS, terdiri dari 7 (tujuh) Bab dan Pasal-pasal.
1. Bab I. Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan
2. Bab II. Asas, Tujuan, dan Sifat
3. Bab III. Keanggotaan dan Keuangan
4. Bab IV. Hak dan Kewajiban Anggota
5. Bab V. Perangkat OSIS.
6. Bab VI. Masa Jabatan
7. Bab VII. Penutup.

G. Strategi Pelaksanaan
Keberhasilan OSIS sangat ditentukan oleh strategi pelaksanaan dan pembinaan dari
elemen pendukungnya.
Strategi pelaksanaan OSIS dimulai dari tingkat sekolah – kabupaten/kota – provinsi,
dan nasional harus berkesinambungan dan konsisten serta tidak ada tumpang-tindih
program kegiatan di tingkat tersebut.
1. Di Tingkat Sekolah
Pada tingkat sekolah, komponen-komponen yang mendukung keberhasilan
OSIS, yakni kepala sekolah, guru pembina, tenaga kependidikan dan komite
sekolah.
Peran Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan di sekolah akan
berpengaruh pada keberhasilan OSIS.
a. Peran kepala sekolah dapat berupa :
1) Penyediaan ruang OSIS dan fasilitasnya.
2) Kebijakan sekolah yang mendukung keberhasilan OSIS.
3) Memberi kemudahan pada berbagai kegiatan OSIS.
4) Penyertaan pengurus OSIS dalam kegiatan rapat kerja sekolah.
b. Peran guru pembina, antara lain:
1) Membimbing pengurus OSIS dalam berbagai Kegiatan OSIS.
2) Membantu tantangan/hambatan yang dihadapi pengurus OSIS.
c. Peran tenaga kependidikan, antara lain :
Membantu pelaksanaan kegiatan secara teknis operasional.

30
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

d. Peran komite sekolah, antara lain ;


1) Memberikan fasilitas baik dana maupun dukungan materi lainnya yang
dibutuhkan OSIS.
2) Membantu terciptanya hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa,
atau pun pihak sponsor dalam penggalangan dana untuk kegiatan OSIS.
2. Di Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi
Di tingkat kabupaten/kota keberhasilan OSIS juga ditunjang oleh peran aktif
dari Kepala Dinas Pendidikan tingkat Kota/Kabupaten/Provinsi.
Peran dan kegiatan pembinaan terhadap OSIS dan guru pembina dapat berupa :
1) Pelatihan pengurus OSIS dalam kegiatan keorganisasian.
2) Kegiatan bersama antar OSIS seperti ; karya wisata, gerak jalan, napak
tilas sejarah, dll.
3) Pembentukan Badan Koordinasi OSIS Tingkat Kabupaten/Kota.
4) Pelatihan ketrampilan keahlian atau kewirausahaan; seperti
perbengkelan, pertanian/pertanaman/tata boga dan tata busana, dll.
3. Di Tingkat Nasional
Pada tingkat nasional keberhasilan OSIS sangat ditentukan berbagai
kebijakan yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini
Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peranannya, antara lain ;
1) Pelatihan/TOT/Workshop/Pengurus OSIS dan Pembina OSIS seluruh
Indonesia dalam hal keorganisasian OSIS.
2) Pertukaran Pengurus OSIS antar provinsi.
3) Pertukaran Pengurus OSIS dengan OSIS di tingkat regional (ASEAN )
dan internasional.
4) Pagelaran seni budaya nusantara.
5) Kerjasama dengan departemen terkait.
6) Kerjasama dengan Komnas HAM dalam kaitannya dengan
desiminasi pelaksanaan HAM di Indonesia.

31
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

H. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator antara
lain:
1. Adanya ruang OSIS yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan
kepengurusan OSIS, program kerja, sarana dan prasarana yang memadai serta
berbagai macam piagam penghargaan yang diperoleh sebagai hasil prestasi yang
dicapai.
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional, macam-macam
kegaiatan lomba, kegiatan sosial, seni budaya, dan sebagainya.
3. Terselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus, perwakilan
kelas, dan anggota, baik di lingkungan sekolah maupun kabupaten/provinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam
kegiatan olah raga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum ilmiah di tingkat sekolah
maupun antar sekolah.
6. Terbinanya dengan baik pelatihan upacara bendera di sekolah.
7. Terselenggaranya latihan/lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara
terencana dan terus menerus.
8. Dilaksanakannya materi dan jenis kegiatan pembinaan kesiswaan secara terencana
dan berkelanjutan.
9. Terbinanya hubungan yang penuh kekeluargaan antar sesama siswa, antar pejabat,
hubungan dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.
10. Terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala

I. Fungsi dan Tugas OSIS


1. Wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi siswa serta menetapkan garis-
garis program;
2. Pelaksanaan kegiatan kesiswaan;
3. Sarana komunikasi antar siswa;

32
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4. Wadah pengembangan potensi diri siswa, sebagai calon seorang ilmuan dan
intelektual yang berguna di masa depan;
5. Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen, dan
kepemimpinn siswa;
6. Pembinaan pengembangan dan pemberdayaan kecakapan hidup (Life Skills)
Pembinaan, pengembangan dan permberdayaan kader-kader bangsa;

J. Bidang-bidang kegiatan
1. Bidang pembinaan, keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Bidang pembinaan budi pekerti luhur dan akhlak mulia;
3. Bidang pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara;
4. Bidang pembinaan peningkatan prestasi pendidikan kesehatan jasmani
5. Bidang pembinaan kehidupan berdemokrasi, hak azasi manusia, pendidikan politik
dan lingkungan hidup;
6. Bidang pembinaan keterampilan dan kewirausahaan;
7. Bidang pembinaan kualitas jasmani dan kesehatan;
8. Bidang pembinaan Apresiasi dan persepsi karya seni
9. Bidang pembinaan teknologi informasi dan komunikasi;
10. Bidang pembinaan bahasa inggris;

33
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB IV
ADMINISTRASI PEMBINAAN OSIS

A. Maksud dan Tujuan


Maksud pembinaan kesiswaan adalah mengusahakan agar para siswa dapattumbuh
dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila.
Tujuan pembinaan kesiswaan adalah meningkatkan peranserta dan inisiatif para
siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari
usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional; menumbuhkan daya
tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan
sekolah; memantapkan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian
kurikulum; meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni; menumbuhkan sikap berbangsa
dan bernegara; meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 45; serta
meningkatkan kesegaran jasmani dan daya kreasi.

B. Sasaran
Sasaran pembinaan kesiswaan adalah seluruh siswa pada setiap jenis, dan jenjang
sekolah/ kursus di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.

C. Materi dan Lajur


Materi pembinaan kesiswaan meliputi:
1. Bidang pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa;
2. Bidang Pembinaan Budi Pekerti Luhur dan Ahklak Mulia;
3. Bidang pembinaan Kepribadian Unggul,Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara;
4. Bidang pembinaan Peningkatan Prestasi Pendidikan Kesehatan Jasmani;
5. Bidang pembinaan kehidupan berdemokrasi, hak azasi manusia, pendidikan politik
dan lingkungan hidup;
6. Bidang pembinaan keterampilan dan kewirausahaan;
7. Bidang pembinaan Kualitas Jasmani dan kesehatan;

34
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

8. Bidang pembinaan Apresiasi dan Presepsi karya seni;


9. Bidang Pembinaan Teknologi Imformasi dan Komunikasi;
10. Bidang pembinaan Bahasa Inggris.
Jalur pembinaan kesiswaan adalah:
1. Organisasi kesiswaan;
2. Latihan kepemimpinan;
3. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah; dan
4. Kegiatan pemantapan wawasan Wiyatamandala.

D. Organisasi Kesiswaan
Setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah disingkat OSIS.
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah, di lingkungan
pembinaanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SD, SMP, SMA, dan
kursus-kursus), dan tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah atau di
kursus yang lain.

E. Pelatihan Kepemimpinan
Latihan Dasar Kepemimpinan / LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala
hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. LDK biasanya diberikan dalam 2 bagian yaitu
LDK Fisik dan LDK Mental. Pemberian materi dari kedua jenis LDK ini biasanya
diberikan di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk LDK Mental, yang menjadi pemberi
materi bukanlah lagi para Pengurus OSIS lama melainkan Dewan Guru, Pembina OSIS,
Kepala Sekolah serta Guru Psikologi dan Konseling dari sekolah yang bersangkutan, atau
bisa juga dengan cara menyewa dari suatu Lembaga Psikologi Independen. LDK Fisik
biasanya diberikan di sekolah dalam waktu 3-5 Hari penuh, sedangkan LDK Mental
biasanya diberikan di luar kota dalam waktu 2-4 hari.

1. Materi
a. LDK Fisik
Untuk LDK Fisik pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar
ialah dalam bentuk PBB / Pelatihan Baris Berbaris. PBB ini meliputi beberapa hal
seperti :
1) Baris Berbaris dasar :
a) Hadap Kanan,

35
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

b) Hadap Kiri,
c) Balik Kanan,
d) Hadap Serong Kanan,
e) Hadap Serong Kiri,
f) Jalan Ditempat,
g) Langkah Tegap Maju, dan
h) Meluruskan Barisan.
2) Baris Berbaris Tingkat Menengah :
a) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta
keempat jenis hadap-hadapan,
b) Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat
jenis hadap-hadapan, dan
c) Buka - Tutup Barisan.
3) Baris Berbaris Tingkat Tinggi :
a) Langkah Tegap Maju beregu,
b) Haluan Kanan beregu,
c) Haluan Kiri beregu,
d) Belok Kanan beregu, dan
e) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat jenis
hadap-hadapan, dan Jalan Ditempat.
4) Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.

Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi,
terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada umumnya
diterapkan dalam LDK ialah :
1. Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat waktu,
2. Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDK.
Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi,
ataupun atribut-atribut lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah
yang akan menanggung hukumannya,
3. Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan
oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman,
dan

36
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4. Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang
melakukan kesalahan.
Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott jump
untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK.

b. LDK Mental
Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar
ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa
dilakukan dalam LDK Mental adalah :
1) Outbond / Kegiatan Alam, seperti :
a) Hiking
b) Menyebrangi sungai
c) Mendaki bukit
d) Menyusuri terasering / pematang sawah
2) Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti :
a) Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah seorang
yang lain memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk. Dibutuhkan
kemampuan untuk menganalisis segala macam kemungkinan dan
kemampuan untuk memerintah secara hati-hati dan terpertimbangkan
agar bisa mencapai goal dari permainan ini yaitu memasukkan paku
dalam botol
b) Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus
penyampai pesan yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar
dari awal hingga akhir.
Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sessi, seperti :
1. Sesi Kepemimpinan : Penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar.
2. Sesi Komunikasi : Penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang
benar sebagai layaknya seorang pemimpin.
3. Sesi Problem Solving / Challange - Proses manajemen konflik : Penyuluhan
mengenai cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif
dan benar.
4. Sesi Dinamika Kelompok : Berupa permainan.

37
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

2. Pelantikan
Setelah seluruh calon Pengurus OSIS baru mengikuti kedua LDK ini, sesegera
mungkin atau paling lambat 2 minggu setelahnya mereka akan dilantik menjadi
Pengurus OSIS resmi. Pelantikan ini dilakukan oleh Pengurus OSIS lama dan
disahkan oleh Kepala Sekolah. Pelantikan dan Pengesahan ini disaksikan oleh seluruh
Dewan Guru dan Siswa/i sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan dalam sebuah
upacara besar yaitu Upacara Pelantikan Pengurus OSIS baru Periode Kerja xxxx /
xxxx.

F. Kegiatan Ekstrakulikuler

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.
Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan Pembangunan Nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, dapat dilakukan
melalui berbagai jalur. Jalur kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar
mata pelajaran dan pelayanan konseling yang merupakan wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktifitas sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum
sebagai bagian tak terpisahkan dari tujuan dan untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan di seluruh lembaga pendidikan.
a) Tujuan
Pembinaan siswa malalui jalur ekstrakurikuler bertujuan :
1. Agar siswa dapat memperluas wawasan tentang keilmuan dan kemampuan
berbahasa
2. Agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal
hubungan antara

38
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat melengkapi upaya


pembinaan manusa seutuhnya dalam arti :
a. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Berbudi pekerti luhur
c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan’
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Berkepribadian yang mantap dan mandiri
f. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
3. Agar siswa dapat memantapkan kepribadiannya, dan mengkaitkan pengetahuan
yang diperolehnya dengan lingkungan
4. Membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa dengan memiliki cirri-ciri
kepribadian muslim yang berwawasan islami dan keterampilan dakwah
5. Menyalurkan bakat dan minat siswa, meningkatan daya tahan tubuh dan prestasi,
serta daya kreasi dan menumbuhkan suasana refreshing melalui kegiatan seni dan
olahraga agar dapat mendukung keberhasilan belajarnya.
b) Bentuk dan Sasaran
Pembinaan kesiswaan jalur kegiatan ekstrakurikuler berbentuk penyelenggaraan
pembinaan khusus di luar program kurikuler yang dibina oleh Pembina/Pelatih yang
ditunjuk oleh Kepala Madrasah dengan pelaksanaan yang terprogram, rutin, dan
terpantau, dibawah koordinasi Pembina ekstrakurikuler.
Berikut ini yang merupakan bentuk kegiatan ekstrakurikuler seperti :
1. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
secara perorangan
2. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
secara kelompok
3. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas
4. Gabungan,yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta antar
madrasah
5. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan diluar kelas atau dilapangan.

39
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

G. Kegiatan Wawasan Wiyatamandala


1. Wawasan Wiyatamandala pada hakekatnya merupakan :
a. Suatu sikap pandang dan kesadaran serta tanggungjawab terhadap lingkungan
pendidikan yang fungsinya sebagai sebagai tempat kegiatan proses belajar mengajar
dan tidak untuk kegiatan lain yang tidak mendukung pendidikan;
b. Suatu sikap menghargai dan bertanggungjawab terhadap lingkungan sekolah sebagai
tempat menuntut ilmu pengetahuan teknologi, keterampilan dan pembentukan
kepribadian serta memberikan peran kepada semua pengelola pendidikan agar
mampu mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
2. Sekolah sebagai Wiyatamandala, adalah suatu lingkungan tempat pendidikan
mempunyai makna :
a. Sekolah harus benar-benar menjadi tempat diselenggarakan proses belajar mengajar,
tempat dimana ditanamkan nilai-nilai pandangan hidup dan kepribadian, agama,
berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan;
b. Sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar harus
diamankan dan dilindungi dari segala macam pengaruh bersifat negatif, yang dapat
mengganggu pelaksanaan proses belajar mengajar;
c. Sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat diselenggarakan proses belajar
mengajar, yaitu interaksi antara siswa, guru dan lingkungan sekolauth. Dalam
kehidupan sekolah terdapat peran berbagai unsur utama, yaitu : Kepala Sekolah,
Guru, Orang Tua, Siswa serta fungsi lembaga sekolah itu sendiri, dalam lingkungan
kehidupan masyarakat dimana sekolah itu berada.
3. Wawasan Wiyatamandala suatu pandangan yang mengandung unsur-unsur
a. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan;
b. Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggungjawabpenuh
c. Antar Guru dan Orangtua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang
erat untuk mengemban tugas pendidikan;
d. Para warga sekolah, didalam maupun diluar lingkungan sekolah harus senantiasa
menjungjung tinggi martabat dan citra guru;

40
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

e. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, dan mendukung kerukunan


antar warga sekolah, tetap menjaga menjaga terbinanya kerukunan antar warga
sekolah;
f. Wawasan Wiyatamandala menunjang peningkatan suatu pendidikan dalam upaya
mewujudkan wawasan wiyatamandala pada intinya kegiatan sekolah mencakup 3
komponen dasar yakni:
1. Penataan lingkungan melalui 6K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban,
Keindahan, Kekeluargaan, dan Kerindangan).
2. Pengelolaan administrasi sekolah yang baik (rapih, tertib, dan lengkap).
3. Kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien, baik
kurikuler maupun ekstrakurikuler.

H. Penanggung Jawab
1. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan secara menyeluruh berada pada Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, sedangkan kegiatan sehari- hari dilakukan
oleh Direktur Pembinaan Kesiswaan;
2. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan di tingkat provinsi dilakukan oleh Kepala Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , kegiatan sehari-hari dilakukan oleh
Kepala Bidang Pembinaan Generasi Muda;
3. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan di tingkat Kabupaten/Kotamadya dilakukan oleh
Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya,
kegiatan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Seksi Pembinaan Generasi Muda Olahraga;
4. Tangunggungjawab pembinaan kesiswaan di sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah,
Kegiatan sehari-hari dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk.

41
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB V
MUSYAWARAH PERWAKILAN KELAS (MPK)

A. Pengertian dan Fungsi


Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi bertanggung jawab kepada Pembina OSIS. Kedudukan MPK berada dibawah
Pembina OSIS dan sejajar dengan Pengurus OSIS.
Fungsi MPK adalah:
a. Aspirator
Artinya MPK berfungsi sebagai wadah penampung aspirasi siswa-siswi yang ada
di ruang lingkup sekolah itu sendiri juga memberikan aspirasi kepada Pengurus
OSIS untuk dijadikan Program Kerja.
b. Supervisor
Artinya MPK berfungsi sebagai peninjau secara langsung pelaksanaan program
kerja OSIS sesuai aturan yang termaktub dalam AD ART
c. Korektor
MPK berfungsi sebagai pengkaji atau evaluator setiap kinerja OSIS sesuai dengan
aturan yang berlaku serta mengevaluasi program kerja OSIS untuk dikoreksi dan
ditingkatkan dikemudian hari.
d. Advisor
Setiap program kerja OSIS yang telah disepakati bersama, maka MPK berfungsi
sebagai pemberi arahan atau nasihat tentang pelaksanaan setiap program kerja
agar sesuai dengan rencana dan berjalan lancar.

B. Syarat Anggota MPK


1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musywarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpasrtisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.
42
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

C. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat MPK


1. Ketua MPK
a. Bertanggung jawab secara penuh terhadap organisasi Majelis Perwakilan Kelas;
b. Memimpin organisasi MPK dengan baik dan bijaksana;
c. Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh rapat
pengurus MPK;
d. Memimpin Rapat Perwakilan Kelas;
e. Memimpin siding Pleno dan Paripurna;
f. Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah dan Mufakat .
g. Setia dan mentaati Kode Etik MPK
h. Mengatur Kode Etik MPK
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepengurusan MPK
j. Menjaga nama baik sekolah SMK Cendekia
k. Siap bekerjasama dengan organisasi lain
2. Wakil Ketua MPK
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh Komisi dalam kebijaksanaan dan
Koordinasi;
b. Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan;
c. Memberikan saran kepada ketua dalam memberikan keputusan;
d. Menggantikan posisi ketua ,apabila ketua berhalangan hadir dalam rapat
maupun sidang;
e. Membantu ketua dalam rangka melaksanakan tugasnya.
f. Setia dan mentaati Kode Etik MPK
g. Bersama ketua MPK merngatur Kode Etik MPK
h. Bertanggunmg jawab terhadap kinerja MPK
i. Mengganti posisi ketua apabila diperlukan
j. Membantu ketua dalam segala hal tentang kerja organisasi MPK
k. Menjaga nama baik sekolah
l. Siap bekerjasama dengan organisasi lain.
3. Sekretaris
a. Memberi saran ketua dalam mengmbil keputusan;

43
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

b. Mendampingi Ketua dan mengagendakan rapat dan siding;


c. Menyiapkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan;
d. Menyiapkan Laporan, surat, notulen rapat, dan evaluasi kegiatan;
e. Bersama ketua menandatangani setiap surat;
f. Bertanggung jawab atas tata tertib Administrasi Organisasi MPK;
g. Setia dan mentaati Kode Etik MPK;
h. Menjalankan intruksi dari ketua MPK;
i. Memberikan laporan kesekretariatan kepada ketua MPK setiap 1 bulan 1 kali;
j. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada akhir kepengurusan kepada
ketua MPK;
k. Menjaga nama baik sekolah ;
l. Mengawasi Pengurus yang sama pada OSIS.
4. Wakil Sekretaris
a. Setia dan mentaati Kode Etik MPK;
b. Bersama sekretaris MPK Bertanggung jawab atas kesekertariatan kepada ketua
MPK;
c. Turut menendatangani surat-surat yang dilakukan oleh ketua MPK apabila
sekretaris MPK ada halangan ;
d. Menjalankan intruksi dari ketua MPK;
e. Ikut Memberikan laporan kesekretariatan kepada ketua MPK setiap 1 bulan 1 kali;
f. Ikut Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada akhir kepengurusan kepada
ketua MPK;
g. Menjaga nama baik sekolah;
h. Mengawasi Pengurus yang sama pada OSIS.
5. Bendahara
a. Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan dan pengeluaran biaya
yang diperlukan;
b. Mampu mengelola keuangan dengan baik agar kondisi kas tetap stabil;
c. Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan atau pengeluaran untuk
pertanggung jawaban;
d. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala;
e. Setia dan mentaati Kode Etik MPK;

44
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

f. Bertanggungjawab atas keuangan MPK;


g. Menjalankan intruksi dari ketua MPK;
h. Memberikan laporan keuangan kepada ketua MPK setiap 1 bulan 1 kali;
i. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada akhir kepengurusan kepada
ketua MPK;
j. Menjaga nama baik sekolah;
k. Mengawasi Pengurus yang sama pada OSIS.
6. Wakil Bendahara
a. Setia dan mentaati Kode Etik MPK;
b. Bersama Bendahara MPK Bertanggung jawab atas keuangan MPK;
c. Menjalankan intruksi dari ketua MPK;
d. Ikut Memberikan laporan keuangan kepada ketua MPK setiap 1 bulan 1 kali;
e. Ikut Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada akhir kepengurusan kepada
ketua MPK;
f. Menjaga nama baik sekolah;
g. Mengawasi Pengurus yang sama pada OSIS.
7. Komisi – Komisi
a. Mengawasi program kerja OSIS dari setiap sekbid yang menjadi tanggung
jawabnya;
b. Menindak lanjuti hasil pengawasan dengan melaporkan kepada wakil ketua;
c. Mengevaluasi program kerja sekbid A sampai J setelah tahap tindak lanjut wakil
ketua untuk diluruskan , diperbaiki, dan ditingkatkan di massa depan;
d. Berkoordinasi dengan wakil ketua dalm proses pelaksanaan
pengawasannya;

e. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

D. Tugas MPK Secara Keseluruhan:


1. Mengawasi, memantau dan membantu kinerja OSIS dalam melaksanakan
program-programnya
2. Mengevaluasi kinerja OSIS
3. Mengadakan dan menyiapkan rapat Pleno
4. Menyiapkan orasi pemilihan ketua MPK
5. Menyiapkan orasi pemilihan ketua OSIS
45
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

6. Menyeleksi calon anggota OSIS dan MPK untuk masa jabatan berikutnya
7. Mengadakan PKO-PKM untuk calon ketua OSIS dan MPK
8. Memilih calon ketua OSIS dan MPK yang akan melaksanakan orasi
9. Tugas tambahan lainnya baik yang terprogram maupun yang incidental
Contoh: membersihkan lingkungan sekolah atas inisiatif MPK sendiri.

E. Program Kerja MPK


1. Program Kerja Secara Umum
Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) memiliki tugas yakni mengawasi setiap
program kerja OSIS dan menindak lanjuti apabila terjadi kekeliruan dengan cara
mengevaluasi hasil kegiatan dengan diluruskan bersama di perbaiki dan di tingkatkan
dimassa mendatang.
2. Program Kerja Secara Khusus
1) Mengumpulkan pihak yang terkait dalam musyawarah khusus untuk
meluruskan suatu program kerja OSIS agar terlaksana dengan baik
2) Mengadakan Laporan Kegiatan OSIS setiap bulan
3) Mengadakan Laporan Pertanggung Jawaban OSIS pada pertengahan jabatan
4) Mengadakan Laporan Pertanggung Jawaban OSIS pada akhir kepengurusan
5) Memberikan laporan hasil pengawasan MPK kepada OSIS.
F. Hak dan Kewajiban MPK
1. MPK mempunyai hak:
a. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat di kelasnya.
b. Bersama pengurus OSIS menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS.
d. Member kritik dan saran terhadap kinerja pengurus OSIS.
e. Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari Pengurus OSIS.
2. MPK mempunyai kewajiban:
a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan.
b. Bersama pengrus OSIS membuat dan menetapkan Garis Besar Program Kerja (GBPK)
OSIS yang disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala Sekolah.
c. Menampung dan menyalurkan aspirasi siswa kepa pihak sekolah.
d. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja pengurus OSIS selama 1 tahun.

46
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN OSIS

A. Pengertian dan Tujuan


Merupakan metode atau langkah-langkah yang harus diketahui untuk sebagai
pengetahuan dasar menjalankan OSIS sesuai dengan prosedur.
Tujuan mekanisme pelaksanaan OSIS bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan dasar tentang tatacara menjalankan OSIS dari awal
kepengurusan sampai berakhirnya kepengurusan;
2. Melaksanakan pengaturan tahapan-tahapan OSIS agar sesuai dengan prosedur
sehingga terciptanya ketertiban dan tidak tumpang tindih;
3. Memberikan pengetahuan mendasar yang harus diketahui oleh setiap pengurus
karena hal ini merupakan materi penting yang pasti akan terlaksana di kemudian
hari.

B. Lajur Materi
1. Tata Cara Penyusunan Program Kerja
Program kerja merupakan acuan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Setiap aktivitas
selalu didahului dengan rencana kegiatan (program kerja). OSIS sebagai suatu organisasi
juga memiliki kegiatan yang telah terprogram. Hal ini dimaksudkan agar seluruh aktivitas
OSIS dapat terarah sesuai dengan program yang telah dirumuskan. Mengawali masa
kepengurusannya, OSIS akan menyusun program kerja dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. OSIS membahas Program Kerja dengan Semua Ekstrakulikuler;
b. OSIS mengolah usulan kegiatan tersebut menjadi rancangan program kerja;
c. Rancangan program kerja tersebut disosialisasikan kembali kepada seluruh siswa
untuk mendapatkan masukan dan dikritisi lebih lanjut;
d. OSIS kembali mengolah rancangan program tersebut dalam rapat kerja OSIS
untuk menjadi program kerja;
e. Program kerja tersebut kemudian disosialisasikan kepada seluruh siswa untuk
kembali dikritisi bersama hingga menjadi program kerja yang pasti;

47
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

f. Program kerja diajukan ke MPK setelah dari MPK diserahkan ke Pembina


OSIS/MPK dari Pembina diserahkan kepada Kesiswaan lalu diserahkan kepada
Kepala Sekolah untuk disahkan.

C. Tata Cara Sidang Pleno, Sidang Komisi, Sidang Paripurna


Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan
persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari
pemahaman dan ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan. Persidangan
didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas masalah
tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen
organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini
sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak
hadir ketika persidangan berlangsung.
Jenis Persidangan :
1. Sidang Pleno
a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b. Sidang Pleno dipimpin oleh presidium sidang;
c. Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Commite;
d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan permusyawaratan.
2. Sidang Paripurna
a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
permusyawaratan;
b. Sidang Paripurna dipimpin oleh presidium sidang;
c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang
berhubungan dengan permusyawaratan.
3. Sidang Komisi
a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi;
b. Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan
oleh Sidang Pleno;

48
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang sekretaris Sidang
Komisi;
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi
tersebut;
e. Sidang komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan.
Aturan Umum Sebuah Persidangan :
1. Peserta
a. Peserta Penuh
Hak Peserta Penuh :
1) Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tulisan;
2) Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan;
3) Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan;
4) Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.

Kewajiban Peserta Penuh :


1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan;
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan.
b. Peserta Peninjau
Hak Peninjau :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tulisan.

Kewajiban Peninjau :
1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan;
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan.
2. Presidium Sidang
1) Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta musyawarah melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah;
2) Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta;

49
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

3) Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib


persidangan.
3. Aturan Ketuk Palu dan Kondisi-Kondisi Lain :
a. 1 Kali Ketuk
1) Menerima dan menyerahkan sidang;
2) Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin
(keputusan sementara);
3) Memberi peringatan pada peserta sidang agar tidak gaduh;
4) Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu
lama (biasanya skors 1X ?? menit, dll) sehingga peserta sedang tidak perlu
meninggalkan tempat sidang;
5) Mencabut kembali atau membatalkan ketukkan terdahulu yang dianggap
keliru.
b. 2 Kali Ketuk
1) Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama
(biasanya 2X ?? menit, dll) misalnya : istirahat, lobying, sembahyang, makan,
dll;
2) Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu;
3) Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam mengambil keputusan.
c. 3 Kali Ketukan
1) Membuka/menutup sidang atau acara resmi;
2) Mengesahkan keputusan final/hasil akahir sidang.
Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang :
1) Membuka Sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrohim, Sidang Pleno 1 Saya
nyatakan dibuka.” (Tok… Tok… Tok)

2) Menutup Sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin, Sidang Pleno 1 Saya
nyatakan ditutup.” (Tok… Tok… Tok)

3) Mengalihkan Pimpinan Sidang


“Dengan ini pimpinan sidang Saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya.”
(Tok… )
50
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4) Mengambil Alih Pimpinan Sidang


“Dengan ini pimpinan sidang Saya ambil alih.” (Tok… )

5) Menskorsing Sidang
“Dengan ini, sidang saya skorsing selama 15 menit.” (Tok… Tok)

6) Mencabut Skorsing
“Dengan ini, skorsing 15 menit Saya cabut dan Saya nyatakn sidang
dilanjutkan.” (Tok… Tok…)

7) Memberi Peringatan Kepada Peserta Sidang


(Tok…..) “Peserta Sidang harap tenang !”

4. Syarat-syarat Presidium Sidang :


1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
5. Sikap Presidium Sidang :
1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin;
2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan;
3. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.
6. Quorum dan Pengambilan Keputusan
1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya
½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada panitia (bisa juga ditentukan melalui
kensensus);
2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak
berhasil diambil melalui suara terbanyak ( 1/2 + 1) dari peserta yang hadir di
persidangan;
3. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara
seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang.

51
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

7. Interupsi

Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena
adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Macam-macam interupsi antara lain.
1. Point of clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan
atau isi pembahasan.
2. Point of view : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapatan,
tanggapan, usulan, saran
3. Point of order : interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan sidang
meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap
janggal.
4. Point of solution : interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang
dibahas.
5. Point of information : interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang
pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan kondisi yang
menjadi poko pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk
diinformasikan .
6. Point of privilege (rehabilitation) : interupsi yang berfungsi untuk membersihkan
nama baik atau kehormatan seseorang atau kelompok karena dipandang
pembicaraan tersebut menyimpan dari etika atau menyinggung perasahaan.

Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara
setelah mendapat ijin dari presidium sidang.
Interupsi diatas interupsi berlaku selama tidak mengganggu persidangan. Apabila
dalam persidangan, presidium sidang tidak mampu menguasai dan mendendalikan
jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk
mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan presidium sidang dan atau
peserta sidang.

52
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

8. Tata tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.
a.Sanksi-sanksi :
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan
dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan
saran, dan usuran peserta sidang yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian
sanksi didahulukan oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali).
Kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan
peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang lain.
b.Istilah dalam persidangan
1) Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
2) PK/peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan.
3) Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang
sangat penting untuk di ungkapkan

D. Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua


Pemilihan Calon Ketua dan Wakil Ketua dilakukan dengan cara Demokrasi melalui
panitia pemilihan (MPK/OSIS). Sebelum dilakukan pemilihan ada tahapan- tahapan dalam
memilih calon ketua dan wakil ketua yaitu :
1. Kriteria Calon Ketua dan Wakil
2. Penjaringan Bakal Calon Ketua/Wakil dan Penetapan Calon Ketua/Wakil
3. Penetapan Calon Ketua dan Wakil
4. Pelatihan Kepemimpinan calon ketua MPK dan atau OSIS
5. Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua
6. Pemungutan Suara
7. Penghitungan Suara

53
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

E. Tata Cara Penyusunan AD ART, Pengajuan AD ART, Pengesahan AD ART


Dalam sebuah organisasi khusus OSIS terdapat AD ART. AD ART adalah singkatan
dari “Anggaran Dasar Aturan Rumah Tangga”,merupakan aturan tertulis yang berisi
mengenai peraturan-peraturan pokok yang terdapat dalam organisasi. Proses penyusunan
AD ART pada umumnya dilakukan pada waktu kepengurusan terbentuk atau pada waktu
akan ganti kepengurusan.
AD ART bersifat mengikat dan menyangkut kepentingan seluruh anggota. Cara
penyusunan AD ART adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Bersama
AD ART harus disusun untuk kepentingan bersama atau kepentingan organisasi itu
sendiri, dalam arti bukan sekedar membuat AD ART. AD ART yang baik isinya
sesuai dengan bentuk dan kebutuhan organisasi dalam hal ini khususnya OSIS.
2. Menggunakan Bahasa yang Jelas
Penggunaan kata yang tepat menghindari terjadinya salah tafsir pada poin- poin
pasal dan ayat yang terdapat di dalam AD ART
3. Hindari Kata-kata yang Bermakna Ganda
Kata-kata yang memiliki multitafsir bias menyebabkan salah paham dan masalah tafsir
setiap anggotanya. Dalam AD ART kalimat harus memiliki satu arti atau makna yang
jelas.
4. Sesuai Konteks
AD ART bersifat dinamis,dalam arti harus disesuaikan dengan konteks. Namun bukan
berarti AD ART selalu harus mengalami perombakan dan bukan berarti juga AD ART
menjadi kitab suci yang tidak boleh diubah.
5. Tidak Copy Paste
Isi dari AD ART itu harus asli dengan keadaan organisasi itu sendiri khusus OSIS
jangan sampai meng-Copy Paste dari organisasi lain, cukup hanya sebagai rujukan
saja.

54
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB VI
TATA PERSURATAN DAN KEARSIPAN

A. Beberapa Pengertian

Guna memudahkan pemahaman terhadap tata persuratan dan kearsipan perlu diberikan
beberapa pengertian sebagai berikut :

1. Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan


informasi tertulis oleh satu pihak kepada piha lain.
2. Surat dinas adalah surat yang berisi hal penting brkenaan dengan administrasi,
pemerintahan dan pembangunan yang dibuat oleh lembaga pemerintahan.
3. Nota Dinas adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau oleh
bawahan kepada atasan atau setingkat yang berisikan catatan singkat tentang suatu
pokok persoalan kedinasan.
4. Memo adalah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan kepada
bawahan tentang pokok persoalan kedinasan.
5. Surat pengantar adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau pejabat yang
berisi penjelasan singkat tentang surat dokumen dan/atau barang, bahan lain yang
dikirimkan.
6. Surat kawat atau telegram adalah surat singkat dengan menggunakan kata kata
biasa dan/atau kata kata sandi mengenai suatu hal yang perlu cepat di selesaikan
dan disampaikan melalui telegraf.
7. Surat keputusan merupakan surat yang berisi keputusan tentang suatu hal yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu.
8. Surat edaran merupakan surat yang berisi penjelasan atau petunjuk tentang cara
pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah yang tg telah
ada.
9. Surat undangan merupakan surat pemberitahuan kepada seseorang untuk
menghadiri suatu acara pada waktu dan tempat yang telah di tentukan.
10. Surat tugas adalah surat yang berisi penugasan dari pejabat yang berwenang kepada
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan.

55
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

11. Surat kuasa adalah surat yyang berisis kewenangan penerima kuasa untuk bertindak
atau melakukan suatu kegiatan atas naka pemberi kuasa.
12. Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu hal
yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum.
13. Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai
pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut.
14. Surat keterangan adalah surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak
menimbulkan keraguan.
15. Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa
mengenai waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan petunjuk lain
sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tersebut.
16. Penerima surat atau pengirim surat adalah petugas yangg menerima surat masuk
atau mengirim surat keluar.
17. Pengarah surat adalah pimpinann satuan kerrja yang menangani surat menyurat dna
kearrsipan atau petugas ysng ditunjuk untuk mengarahkan surat sesuai dengan
masalahnya.
18. Pengolah surat adalah petugas yang mengolah atau yang menyelesaikan isi surat.
19. Penata arsip adalah petugas yang melaksanakan penataan arsip.

B. Pengurusan Surat
Pengurusan surat merupakan bagian dari administrasi kantor sekolah dan dilaksanakan
oleh petugas tata usaha sekolah.
Pengurusan surat meliputi mencatat, mengarahkan dan mengendalikan surat baik surat
masuk maupun surat keluar.
1) Pengurusan Surat Masuk
Proses pengurusan surat masuk dilaksanakan oleh petugas tata usaha sekolah.
Banyaknya petugas di sesuaikan dengan kebutuhan. Urusan kerjanya: menerima surat
masuk dan mengecek kebenaran alamatnya, membubuhkan tanda tangan atau paraf
pada buku ekspedisi pengantar surat, kemudian memilah surat untuk memisahkan
surat dinas dan pribadi, memilah surat dinas atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak
rahasia (terbuka). Begitu juga membuka surat surat yang tidak rahasia mengeluarkan
dari sampulnya,

56
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

memilah surat surat yang penting dan tidak penting (rutin), dan menyampaikan surat
dinas yang sudah dipilah kepada petugas pencatat surat.
Selanjutnya proses pengurusan surat dilaksanakan melaui kegiatan- kegiatan
pengurusan surat masuk biasa (rutin), penting dan rahasia (tertuttup).
a. Pengurusan Surat Masuk Biasa (Rutin)
Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana pencatat
surat, melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin.
Setiap surat yang diterima oleh satuan kerja yang menangani surat
menyurat dan kearsipan dikelompokkan berdasarkan instansi atau satuan kerja
asl surat. Selanjutnya masing masing kelompok surat dicatat pada lembar
pengantar surat berdasarkan satuan kerja pengolah surat yang bersangkutan.

Prosedur pengurusan surat biasa dilaksanakan sebagai berikut :


1. Penerima surat bertugas :
a) Menerima surat masuk dan memeriksa kebenaran alamat;
b) Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada buku ekspedisi pengantar
surat;
c) Memilah surat antara surat dinas dan surat pribadi;
d) Memilah surat dinas antara yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat
rahasia;
e) Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat biasa
dan surat penting, meneliti kelengkapan lampiran jika ada, dan
membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan
nomor urut tiap bulan.
2. Pencatat surat bertugas :
a) Menerima surat dari pengirim surat;
b) Mencatat surat dalam lembar pengantar surat biasa (rutin) rangkap dua;
c) Menyampaikan surat beserta lembar pengantar rangkap dua kepada
pengarah surat.
3. Pengarah surat bertugas :
a) Menerima surat beserta lembar pengantar surat;
b) Meneliti surat apakah sesuai dengan lemvar pengantar;

57
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

c) Menyampaikan surat beserta lembar pwengantar rangkap dua


kepada petugas tata usaha pengolah surat;
d) Menerima kembali satu lembar pengantar asli dari petugas tata usaha
pengolah surat dan menyimpannya.
4. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas :
a) Menerima dan meneliti surat dan lembar pengantar rangkap dua yang
diterima dari pengarah surat;
b) Memaraf lembar penganraer dan mengembalikan satu lembar
pengantar asli kepada pengarah surat;
c) Menyimpan lembar pengantar kedua;
d) Menyampaikan surat disertai lembar disposisi rangkap dua kepada
pimpinan pengolah surat.
e) Pimpinan pengolah surat bertugas :
f) Menerima surat dan lembar disposisi dari petugas tata usaha
pengolah surat;
g) Memberikan disposisi kepada pelaksana pengolah surat.

b. Pengurusan Surat Masuk Penting


Suatu surat diidentifikasi sebagai surat penting apabila :
1. surat yang bersangkutan terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat
berakibat terganggunya kelancaran pekerjaan;
2. surat tersebut hilang atau terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat
menimbulkan kerugian yang berarti;
3. surat tersebut memerlukan tindak lanjut;
4. surat tersebut mempengaruhi kelanjutan hidup organisasi yang
bersangkutan; dan/atau
5. surat tersebut hilang sehingga sulit memperoleh informasi tentang surat
itu di tempat lain.
Prosedur pengurusan surat penting dilaksanakan sebagai berikut
1. Penerima surat melaksanakan tugas
a. Menerima surat masuk dan memeriksa kebenaran alamat;
b. Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada bukunekspedisi pengantar
surat;
c. Memilih surat antara surat dinas dan surat pribadi;
58
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

d. Memilih surat dinas yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat
rahasia;
e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat biasa
dan surat penting, meneliti kelengkapa lampiran jika ada, dan
membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan
nomor urut tiap bulan.
2. Pencatat surat bertugas :
a. Menerima surat penting dari petugas penerima surat;
b. Mencatat surat penting pada kartu kendali;
c. Menyampaikan surat beserta kartu kendali rangkap tiga kepada
pengarah surat.
3. Pengarahan surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pencatat surat
dan meneliti kebenaran pengisi kartu kendali;
b. Menentukan kessatuan kerja dengan cara memlilih surat yang harus di
arahkan, dengan menuliskannya pada kolom pengolahan yang
tercantum dalam kartu kendali;
c. Menyampaian surat beserta kartu kendali pada oetugas tata usaha
penelola surat;
d. Menerima kembali kartu kendali dari petugas tata usaha pengolah
lembar kartu kesatu dan kedua;
e. Menyampaikan kartu kendali lembar kedua kepada penata arsip;
f. Menyimpan kartu kendali lembar kesatu.
4. Penata arsip bertugas :
a. Menerima kartu kendali lembar kedua dari pengarah surat dan
menyimpan di dalam file kartu kendali; dan
b. Menerima kartu kendali lembar ketiga bersama surat aslinya dari unit
pengolah untuk disimpaan kalau sudah inaktif serta menyerahkan kartu
kendali lembar kedua kepada petugas tata usaha pengolah surat.
5. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pengarah surat;

59
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

b. Memaraf kartu kendali pada kolom paraf dan mengembalikan kartu


kendali lembar kesatu dan kedua kepada pengarah surat;
c. Menyimpan kartu kendali lembar ketiga;
d. Menyampaikan surat kepada pimpinana pengolah surat dengan
dilampiri lembar disposisi rangakap dua.
e. Menerima kembali surat dari pimpinan pengolah surat dan
meneruskannya kepada pelaksana pengolah surat sesuai dengan isi
disposisi; dan
f. Menyimpan lembar disposisi kedua;
6. Pimpinan pengolah surat bertugas:
a.Menerima surat dari petugas tata usaha pengolah surat; b.Memberikan
disposisi pada lembar disposisi surat rangkap dua; dan
c. Menyampaikan suart kepada tugas tata usaha pengolah surat untuk
diteruskan ke pelaksana pengolah surat agar diproses sesuai dengan isi
disposisi surat.
7. Pelaksana pengolah surat bertugas :
a.Menerima surat yang sudah dilampiri lembar disposisi pimpinan pengolah
surat
b.Mempelajari dan meproses surat selanjutnya sesuai dengan
disposisi pimpinan pengolah surat; dan
c. Menyampaikan hasil pengolah surat kepada pimpinan pengolah surat
melalui petugas tata usaha pengolah surat.
Prosedur pengurusan surat rahasia dilaksanakan sebagai berikut:
1. Penerima surat melaksanakan tugas:
a. Menerima surat masuk dan memeriksa kembali alamat;
b. Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada buku ekspedisi pengantar
surat;
c. Memilih surat antara surat dinas dan pribadi;
d. Memilih surat dinas antara yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat
rahasia;
e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilih antara surat biasa
dan surat penting, meneliti kelengkapab lampran jika ada, dan
membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan
nomor urut tiap bulan.
60
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

2. Mencatat surat bertugas:


a. Mencatat nomor dan tanggal surat rahasia pada lembar surat
rahasia rangkap dua;
b. Menyampaikan surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantar
kepada petugas tata usaha pengolah surat.
3. Pengarah surat bertugas :
a. Menerima surat dalam keadaan tertutup bersama lembar
pengantarnya;
b. Menyampaikan surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantar
pada petugas tata usaha pengolah surat.
4. Petugas tata usaha pengolah bertugas :
a. Menerima surat dalam keadaan tertutup bersama lembar
pengantar rangkap dua dari pengarah surat;
b. Memaraf lembar pengantar surat rahasia dan menyampaikan kembali
satu lembar pengantar tersebut kepada pengarah surat;
c. Menyimpan satu lembar pengantar surat rahasia;
d. Menyampaikan surat dala keadaan tertutup disertai lembar
disposisi rangkap dua kepada pimpinan pengolah surat;
e. Menerima kembali surat yang di anggap tidak rahasia lagi dengan
disposisi pimpinan pengolah surat sesuai dengan isi disposisi.
5. Pimpinan pengolah surat bertugas:
a. Menerima surat dalam keadaan tertutup dari petugas tata usaha
pengolah surat;
b. Membuka surat tersebut dan membaca isinya;
c. Menyimpan surat yang bersifat rahasia;
d. Memberikan disposisi kepada pelaksana pengolah surat untuk surat yang
di anggap tidak rahasia lagi;
e. Menyampaikan surat dan disposisi kepada petugas tata usaha pengolah
surat untuk di teruskan kepada pelaksana petugas surat yang
bersangkutan;
f. Petugas tata usaha pengolah surat memproses surat tersebut sebagai surat
penting dengan menggunakan kartu kendali.

61
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

6. Pelaksana pengolah surat bertugas :


a. Menerima dan mempelajari surat dan disposisi dari pengolah/ pimpinan
satuan organisasi;
b. Melaksanakan pengolahan sesuai disposisi;
c. Menyampaikan hasil pengolahan kepada pengolah/pimpinan.

2) Pengurusan surat keluar


a. Pengurusan surat keluar meliputi pencatatan pada lembar pengantar rutin untuk
surat rutin, kartu kendali untuk sarat penting, dan lembar pengantar rahasia untuk
surat rahasia.
b. Surat keluar dibagi atas tiga golongan, yaitu:
1. Surat biasa;
2. Surat penting; dan
3. Surat rahasia.
c. Pengurusan surat keluar dimulai sejak pembuatan konsep surat sampai dengan
pengirimannya.
d. Surat dinas keluar dibuat dengan menggunakan lembar konsep surat.
e. Surat rahasia ditangani dari awal sampai dengan pengiriman atas tanggung jawab
sepenuhnya pimpinan pengolah surat.
f. Pada dasarnya pengiriman surat keluar harus melalui satu pintu.
g. Kode surat keluar.

C. Uraian Tentang Format Pengurusan Surat


a. Pengurusan surat meliputi: mencatat, mengarahkan, dan mengendalikan surat baik surat
masuk maupun surat keluar.
b. Pengurusan Surat Masuk Urusan kerja pengurusan surat masuk, yaitu: menerima surat
masuk dan mengecekkebenaranalamatnya, membubuhkan tanda tangan/ paraf pada
buku ekspedisi peng antar surat, kemudian memilih surat untuk memisahkan surat dinas
dan surat pribadi, memilih surat dinas atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak rahasia
(terbuka).

62
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

c. Pengurusan surat masuk dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Pengurusan surat masuk biasa (rutin)
Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana pencatat surat,
melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin. Setiap surat yang diterima
oleh satuan kerja yang menangani surat menyurat dan kearsipan dikelompokkan
berdasarkan instansi atau satuan kerja asal surat. Selanjutnya, masing-masing
kelompok surat dicatat pada lembar pengantar surat berdasarkan satuan kerja
pengolah surat yang bersangkutan.
2. Pengurusan surat masuk penting
Surat diidentifikasi sebagai surat penting apabila:
1. Surat terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat berakibat
terganggunya kelancaran pekerjaan;
2. Surat hilang/ terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat
menimbulkan kerugian;
3. Surat memerlukan tindak lanjut;
4. Surat mempengaruhi kelanjutan hidup organisasi yang bersangkutan;
5. Surat hilang sehingga sulit memperoleh informasi tentang surat tersebut di
tempat lain.

D. Pengelolaan Arsip
Arsip Sebagai pusat ingatan, sumber informasi, dan sumber penelitian. Arsip harus
dikelola dengan cara:
1. Sistem penataan/penyimpanan arsip, yaitu dengan menggunakan:
a. Sistem masalah
b. System abjad
c. System tanggal
d. System wilayah
2. Arsip pasif penting dan permanen, harus dirawat dan dijaga agar terjamin
keamanan dan keutuhannya, antara lain, arsip-arsip yang menyangkut SK
pengangkatan Pengurus OSIS, dll.
3. Untuk mencegah penumpukan arsip yang tidak berguna, dilakukan
penyusutan/pemusnahan arsip yang tidak berguna dengan prosedur yang berlaku
sesuai dengan PP No.34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.

63
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

E. Jenis Surat dan Susunannya


a) Menurut kepentingan dan pengirimnya
1) Surat pribadi, yaitu dikirimkan sesorang kepada orang lain atau kepada
organisasi/lembaga. Kalau surat ditujukan kepada teman atau keluarga, format
penulisan dan bahasa relatif bebas. Akan tetapi bila ditujukan kepada organisasi atau
lembaga maka bentuk dan bahasa yang digunakan harus resmi, misalkan surat
lamaran keja, pengaduan, pengajuan mutasi, kenaikan pangkat, dsb.
2) Surat dinas, yaitu digunakan instansi pemerintah untuk kepentingan administrasi
pemerintahan.
3) Surat niaga, yaitu dipergunakan oleh perusahaan atau badan usaha.
4) Surat sosial, yaitu digunakan oleh organisasi kemasyarakatan yang bersifat
nonprofit.
b) Menurut isinya
Surat dapat dikelompokkan menjadi pemberitahuan, keputusan, pemerintah,
panggilan, perjanjian, laporan, pengantar,
peringatan, penawaran, pesanan, undangan dan lamaran pekerjaan.
c) Menurut sifatnya
1) Biasa yaitu isi dapat diketahui oleh orang lain selain yang dituju.
2) Terbatas (konfidensial) yaitu isi hanya boleh diketahui oleh kalangan tertentu yang
terkait saja.
3) Rahasiayaitu isinya hanya boleh diketahui oleh orang yang dituju.
d) Berdasarkan banyaknya sasaran
Surat dapat dikelompokkan menjadi biasa, edaran dan pengumuman.
e) Berdasarkan tingkat kepentingan penyelesaiannya Surat
terbagi atas biasa, kilat dan kilat khusus.
f) Berdasarkan wujudnya
Surat terbagi atas bersampul, kartu pos, warkat pos, telegram, teleks, faksimile, memo
dan nota.
g) Berdasarkan ruang lingkup sasarannya
Surat terbagi atas intern dan ekstern.

64
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

h) Susunanya
1) Objektif
2) Sistematis
3) Singkat, Jelas masalahnya, alamat tujuan dan alamat pengirim
4) Lengkap isinya
5) Sopan
6) Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas,bentuk surat,ketikan dan
sebagainya)
7) Bahasa Surat Menggunakan bahasa yang komunikatif, dapat di mengerti artinya
oleh penulis surat
8) Bahasa baku/resmi, yakni sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

65
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB VII
ADMINISTRASI PERLENGKAPAN

A. Pengertian Dan Tujuan


1. Pengertian
Administrasi adalah proses mempergunakan dan mengikut sertakan semua
sumber potensi yang tersedia dan sesuai. Baik personal maupun material dalam usaha
untuk mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Perlengkapan adalah kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan sarana yang ada
di sekolah agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
2. Tujuan
a. Pengadaan perlengkapan sesuai kebutuhan
b. Pendayagunaan yang ada secara optimal
b. Barang yang ada dipelihara dengan baik
c. Penghapusan barang yang rusak/hilang
d. Meningkatkan kualitas pelaksanaan program.
B. Perencanaan perlengkapan
1. Barang yang habis dipakai
a. Menyusun daftar perlengkapan
b. Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan
c. Menyusun rencana pengadaan barang.
2. Barang yang tidak habis dipakai
a. Menganalisis dan menyusun rencana
b. Memperkirakan biaya
c. Menetapkan skalaprioritas.
C. Pengelolaan perlengkapan
a. Pembelian barang
b. Membuat sendiri
c. Hibah/bantuan
d. Penyewaan
e. Pinjaman
f. Memanfaatkan barang bekas

66
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

D. Penyimpanan dan penyaluran perlengkapan


1. Menerima, mencatat, menyimpan, mengatur, menjaga secara tertib dan aman
2. Menyelengarakan dan perhitungan barang secara berkala
3. Membuat laporan.
E. Penataan perlengkapan
1. Perbandingan luas lantai dengan perabot
2. Kelonggaran jarak dan dinding kiri/kanan
3. Jarak satu perabot dengan perabot lain
4. Jarak deret perabot paling belakang dengan tembok belakang
5. Arah menghadapnya perabot dan Kesesuaian dan keseimbangan.
F. Pemeliharaan Perlengkapan
Tujuan : Barang tetap dan siap pakai
Pelaksanaan : Perawatan/pencegahan
Kerusakan : Perawatan ringan, genting bocor, meja/kursi patah.
G. Penginventarisan
a. Inventaris : kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan,
pengaturan, pencatatan barang.
b. Pelaksanaan
1) Kartu Inventaris Ruang (Format 2)
2) Kartu Invnentaris Barang (Format 3-1/2-4)
3) Buku Inventaris (Format4) pelaksanaan ; Kepala Sekolah
H. Penghapusan Inventaris
Meniadakan barang karena tidak berfungsi
1. Karena Hilang
2. Karena Mati (hewan)
3. Karena berlebih/tidak diperlukan.
Prosedur : Sekretaris melaporkan daftar penghapusan ke Pembina lalu nanti
Pembina ke Kesiswaan Bagian Sarana untuk di proses.
Pemeriksaan : Untuk menjamin pengelolaan barang (Format1)
Perlengkapan : Denah Ruang OSIS, kalender pendidikan, Struktur Organisasi, Rencana
kerja Tahunan dan RAPBO, daftar Pembina, gambar Presiden dan Wakil,
Bendera Merah Putih, Lambang Negara/Teks Pancasila.

67
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB VIII
ADMINISTRASI KEUANGAN OSIS

A. Rencana Anggaran Pendapatan Belanja OSIS


1. Pembinaan
a. Meningkatkan proses pembinaan dan pengembangan siswa yang terpadu dan
terarah dengan melakukan kerjasama secara lintas program dengan Ekskul dan
instasi lain melalui Penyelengaraan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan
kesiswaan.
b. Penyegaran dan pembinaan bagi siswa yang dilakukan guna menambah
wawasan dan pengetahuan, khususnya dalam bidang kegiatan alam terbuka (out
bound) dan kemah
c. Mengirimkan kegiatan lomba siswa di tingkat kecamatan-nasional
2. Administrasi
a. Pengembangan tertib pelaksanaan tugas pembinaan tenaga manusia dan
pengelolaan material.
b. Menghimpuna keanggotaan secara menyeluruh dan bertahap yang dilakukan
setiap semester.
c. Melaksanakan , menerbitkan kartu pelajar, dan kelas danosis.
3. Dana sarana dan prasarana
a. Dana
1. Memaksimalkan penggunaan secara efektif dan efisien baik segi
pengadministrasian ataupun penggunaan.
2. Menyusun rencana pendapatan dan Belanja OSIS secara
transfaran.
3. Intensifikasi penggunaan dana rutin yang bersumber dari iuran anggota
dan sumber lain.
4. Merealisasikan kebutuhan anggaran Perpos anggaran yang
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
b. Sarana dan prasarana
1. Merealisasikan pembenahan dan perbaikan sarana ruangan/ sekretariat
dan Inventaris lainnya yang mendukung proses pembinaan dan
pengembangan.

68
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

2. Meningkatkan perangkat ruangan/Kesekretariatan yang lebih memadai


dan sesuai kebutuhan.
3. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan segala prasarana yang
dimiliki khususnya Ruangan/Sekretariat secara tertib dan aman.

69
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB IX
HAMBATAN DALAM PEMBINAAN OSIS
DAN LANGKAH-LANGKAH
PENANGGULANGAN

A. Hambatan Pembinaan OSIS


1. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah
Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai bagian dari
kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya
organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses
belajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.
2. Pengelolaan OSIS
Pengelolaan ini menyangkut segi kualitas pengelola/siswa seperti :
1. Kepemimpinan, merupakan kemampuan dan kewibawaan menggerakkan
segala sumber daya secara optimal.
2. Manajemen, merupakan kemampuan menyusun, mengatur, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengembangkan dengan program kesiswaan;
3. Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi;
4. Kemampuan, memahami makna OSIS sebagai organisasi yang memiliki
tujuan, sebagai kehidupan kelompok, memiliki sejumlah program terkoordinasi
serta berkelanjutan dalam waktu tertentu;
5. Hubungan kerjasama, baik antara sesama siswa maupun siswa dengan
pembinanya.
3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan wawasan wiyatamandala.
Siswa dan proses belajar mengajar merupakan nafas dari kehidupan sekolah.
Kelemahan dalam segi ini merupakan kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan.
OSIS sebagai organisasi siswa di sekolah harus dapat berfungsi sebagai benteng
pertahanan kehidupan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus
memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap pengaruh negatif terhadap kehidupan sekolah,
dan memiliki kemampuan melaksanakan program kegiatan pembinaan kesiswaan agar
dapat menunjang

70
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

pencapaian tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya manusia Pancasila dalam


pembangunan.
4. Pendanaan
Dana OSIS yang bersumber dari iuran komite dirasa kurang dapat menunjang
pelaksanaan program OSIS. Untuk itu perlu dicari pemecahan bersama antar instansi
terkait, agar dapat dihasilkan suatu mekanisme pendanaan yang lebih rasional. Dalam
hal ini pemerintah daerah, sebagai pengendali pelaksanaan kegiatan di daerah sangat
berperan.
5. Pembinaan
Perlu ada pembinaan secara terus menerus, berjenjang dan dilengkapi dengan
perangkat informasi (buku-buku juklak, juknis, dan lain-lain) agar ada persepsi yang
sama antara para pembina dan siswa yang dibina. Setiap laporan OSIS harus dievaluasi
untuk pembinaan selanjutnya.

B. Langkah-langkah Penanggulangan
Agar OSIS dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut di atas, paling tidak
ada 5 (lima) langkah pemecahannya.
1. OSIS harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu
mewujudkan arti maupun peranannya sebagai suatu organisasi.
2. Pengurus OSIS dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti :
1) Kepemimpinannya.
2) Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisiasi.
3) Loyalitasnya.
4) Keteladanannya, dan kewibawaannya.
5) Keluasan dalam wawasannya.
6) Kemampuan berkomunikasi.
7) Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab.
8) Kejujuran dan keadilan.
3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu
dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk
dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pembinanan yang berkaitan dengan
penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangannya.

71
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

4. Untuk memecahkan masalah pendananan OSIS, program OSIS dapat dilampiri


dengan saran-saran pemecahan tentang pendanaan. Saran tersebut dalam kesempatan
tertentu dapat dibicarakan bersama. Tidak mungkin dapat dipecahkan sepihak oleh
para pengurus OSIS. Oleh karena itu para pembina dan juga komite sekolah, melalui
kepala sekolah perlu diberikan pengertian sehingga timbul kesadaran bahwa dana
untuk OSIS adalah menjadi tanggung jawab bersama.
5. Pembinaan dapat dilakukan melalui :
a. Personilnya; dengan pelatihan-pelatihan, diskusi, rapat-rapat, dan lain
sebagainya.
b. Informasi tertulis; peraturan, juklak, juknis, surat edaran, dan lain-lain.
c. Kegiatan terpadu yang diadakan oleh dan dengan intern sekolah, antar sekolah,
dan antar sekolah dengan masyarakat.
Kegiatan ini dapat dikoordinasikan oleh sekolah yang bersangkutan, aparat pemerintah
daerah, instansi terkait, dan masyarakat.
6. Para pembina hendaknya dapat menghindarkan diri dari perbuatan atau campur tangan
dengan memberikan kesan menguasai, mengatur, memaksakan, dan perilaku lain yang
sejenis, sehingga OSIS merasa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan dan
mengembangkan gagasan, ide sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangan
mereka.

72
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB X
EVALUASI DAN PELAPORAN

Selain untuk mengetahui keterlaksanaan program, evaluasi dan pelaporan juga dapat
dijadikan sebagai dasar penilaian dalam aspek kepribadian siswa dan menjadi dokumen
penting bagi sekolah. Pada bagian ini diungkapkan tentang manfaat aspek evaluasi dan
pelaporan terkait dengan kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan oleh sekolah.

A. Keterlaksanaan program
Program kegiatan pembinaan OSIS yang direncanakan dan telah dilaksanakan
perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada proses pelaksanaan,
tetapi juga dilakukan pada akhir kegiatan, yang dimaksudkan untuk mengukur
keterlaksanaan program yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari tujuan,
ada kendala serta perubahan dapat segera diperbaiki untuk penyempurnaan pelaksanaan
program dimasa yang akan datang. Keterlaksanaan program pembinaan OSIS dapat
dilihat kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan program yang direncanakan. Oleh
karena itu perlu mendapat perhatian apakah program yang telah direncanakan telah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

B. Penilaian Sikap dan Perilaku Siswa melalui Kegiatan


Ekstrakurikuler
Kegiatan pengembangan diri siswa di sekolah diwujudkan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut difasilitasi dan/ atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier siswa. Sedangkan untuk kegiatan
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain kepramukaan,
kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja dan lain sebagainya.

73
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada


peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus siswa
yang dituangkan dalam Peraturan Menteri. Penilaian pengembangan diri di dalam
kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya dijadikan salah satu syarat kriteria kenaikan kelas/
kelulusan. Nilai yang diberikan kepada siswa per semester merupakan nilai kumulatif
hasil pencapaian nilai praktik (keterampilan), nilai pengetahuan (kemampuan) dan nilai
kehadiran (sikap). Nilai praktik ekstrakurikuler adalah nilai kumulatif dari beberapa
praktik yang dilakukan siswa, nilai pengetahuan adalah nilai kumulatif dari beberapa
kali kegiatan, dan nilai sikap adalah nilai akumulatif dari kehadiran siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler dibagi jumlah hari efektif kegiatan ekstrakurikuler selama satu
semester.
Pedoman penilaian pengembangan diri melalui ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut :
1. Nilai Sikap (kehadiran) ;
Jumlah hadir kegiatan eksktrakurikuler l X 00 % Hari
efektif ekstrakurikuler
2. Nilai praktek (ketrampilan) ;

3. Nilai Pengetahuan (kemampuan) ;


Evaluasi + Evaluasi 2 + ..........
∑ Evaluasi
4. Nilai Ekstrakurikuler ;
% kehadiran + Praktek + Kemampuan
3
Rentang nilai ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
A : 85 - 00 = Baik Sekali
B : 7 - 84 = Baik
C. : 57 - 70 = Cukup
D. : ≤ 55 = Kurang

74
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

Nilai Ekstrakuriler sebagai syarat kenaikan kelas serendah-rendahnya adalah C,


penilaian kegiatan dilakukan secara kualitatif, siswa yang tidak pernah mengikuti
ekstrakurikuler tidak diberikan nilai. Bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan
sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa keterangan tanpa alasan yang jelas dapat dikenakan
sangsi. Agar dalam penilaian tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka perlu
diadakan standarisasi, yaitu standar kompetensi dasar minimal yang dimiliki siswa
dalam keterampilan ekstrakuriler. Nilai kompetensi dasar kegiatan ekstrakurikuler siswa
diwujudkan dalam bentuk sertifikat.
Sertifikasi dilakukan agar dikemudian hari dapat dipergunakan sebagai bukti
bahwa siswa mempunyai kemampuan dasar dibidang tertentu dalam ekstrakurikuler.
Disamping itu dapat digunakan untuk melatih baik siswa dalam satu sekolah maupun
siswa sekolah lainnya.
Sertifikat sebaiknya dibuat oleh sekolah dan diberikan kepada siswa setelah
mengikuti ujian kenaikan tingkat. Di dalam sertifikat tertera kualifikasi yang telah
dimiliki, dan dapat juga dipergunakan mengikuti kegiatan tingkat lanjutan, keterampilan
dan kemandirian siswa salam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti.

C. Dokumentasi sekolah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah
dan menyampaikan informasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan di sekolah
baik dalam bentuk tulisan , gambar, maupun dalam bentuk lainnya, ditujukan kepada
warga sekolah, masyarakat dan dinas dengan menggunakan media cetak, elektronik dan
jenis lainnya.
Informasi dalam bentuk dokumentasi kegiatan dibutuhkan oleh pihak terkait
untuk mengetahui keterlaksanaan program pembinaan kesiswaan yang telah
dilaksanakan, juga sebagai bahan informasi yang berguna bagi masyarakat luas, dan
dapat dijadikan media dalam pengambilan keputusan bagi pihak terkait. Kegiatan ini
diharapkan juga dapat menumbuhkan inspirasi dan kreatifitas yang tinggi dikalangan
siswa yang memiliki kecerdasan yang beragam.

75
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

D.Pemetaan Pembinaan Kesiswaan


1. Dinas Pendidikan Kabupaten / kota
a. Mengkoordinasinasikan, mensosialisasikan dan melakukan pemetaan
pembinaan kesiswaan pada sekolah di wilayahnya.
b. Membantu dinas kabupaten./ kota dalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan
kesiswaan
c. Melakukan monitoring pelaksanaan program pembinaan kesiswaan
d. Membantu dinas pendidikan provinsi dalam melaksanakan tugas-tugas
pembinaan kesiswaan
e. Menjabarkan kebijakan Kepala Dinas dalam bidang pembinaan kesiswaan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keterlaksanaan pembinaan
kesiswaan
2. Dinas Pendidikan Provinsi
a. Menjabarkan Kebijakan Menteri Pendidikan Nasional c.q. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah serta Gubernur yang berkaitan dengan Program-program Pendidikan
khususnya Pembinaan kesiswaan.
b. Melakukan Pemetaan, menyusun program dan membuat pedoman- pedoman yang
berkaitan dengan pembinaan kesiswaan.
c. Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi terkait program-program pembinaan
kesiswaan dengan unit kerja dibawahnya.
d. Melakukan pemantauan dan menerima laporan tentang keterlaksanaan program-
program pembinaan kesiswaan.
3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
a. Melaksanakan penyusunan program kerja subdirektorat.
b. Menyiapkan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kegiatan
kesiswaan.
c. melaksanakan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria kegiatan
kesiswaan.
d. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan
kesiswaan.
e. melaksanakan pemberian bimbingan teknis kegiatan kesiswaan.
76
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

f. melaksanakan supervisi dan evaluasi kegiatan kesiswaan.


g. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen subdirektorat.
h. melaksanakan penyusunan laporan subdirektorat.
i. melakukan penyusunan program kerja seksi dan penyiapan penyusunan
program kerja subdirektorat.
j. melakukan peyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan bakat,
pengembangan kreativitas dan prestasi siswa.
k. melakukan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria pembinaan bakat,
pengembangan kreativitas, dan prestasi siswa.
l. melakukan penyiapan bahan peyusunan pedoman pelaksanaan
pembinaan bakat, pengembangan kreativitas, dan prestasi siswa.
m. melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kompetisi bakat, kreativitas dan prestasi
siswa.
n. melakukan penyiapan bahan pemberia bimbingan teknis pembinaan bakat,
pengembangan kreativitas dan prestasi siswa.
o. melakukan penyiapan bahan supervisi dan evaluasi pelaksanaan bakat,
pengembangan kreativitas dan prestasi siswa.
p. melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen.
q. melakukan penyusunan laporan seksi.
r. melakukan penyusunan program kerja seksi.
s. melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan kepribadian siswa.
t. melakukan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria pembinaan
kepribadian siswa.
u. melakukan penyiapan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis pembinaan
kepribadian siswa.
v. melakukan penyiapan bahan supervisi dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan kepribadian siswa.
w. melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen seksi.
x. Melakukan penyusunan laporan seksi dan penyiapan penyusunan laporan
subdirektorat.

77
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

BAB XI
PENUTU
P

Buku panduan teknis ini disusun sebagai pegangan bagi para Pembina OSIS dengan
harapan untuk mendukung agar pembinaan kesiswaan dapat terealisasi secara optimal di
sekolah. Harapan ini ditujukan kepada semua pihak terutama para Pembina OSIS yakni kepala
sekolah, wakil bidang kesiswaan, konselor, pembina osis dan pelatih ekstrakurikuler untuk
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing membantu pengembangan potensi siswa
secara optimal sesuai dengan kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang dimilikinya.
Pengembangan potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di sekolah tidak cukup hanya
dengan pelajaran di dalam kelas, melainkan harus didukung oleh kegiatan dan pengawasan di
luar kelas, oleh karena itu dihimbau kepada setiap warga sekolah untuk membantu
memperlancar pembinaan kesiswaan di sekolah masing-masing.
Pihak internal sekolah yang terkait di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan potensi
siswa, sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah, untuk memberikan pengawasan secara optimal kepada seluruh warga
sekolah sehubungan dengan pembinaan kesiswaan di lingkungan sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, untuk membantu dalam penyusunan
program, melakukan koordinasi, pemantauan dan pelaporan kepada kepala sekolah.
3. Konselor, mengidentifikasi bakat dan minat siswa serta mengembangkan potensi
siswa.
4. Pembina OSIS, memberikan usulan yang berkaitan dengan program-program
pembinaan kesiswaan
5. Pelatih, memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan siswa
6. Organisasi kesiswaan, sebagai wadah dalam membina kegiatan, menyalurkan dan
mengembangkan potensi serta kemampuan yang dimiliki siswa.
7. Siswa, mengikuti seluruh program kegiatan dalam mengembangkan potensi diri dalam
pencapaian prestasi sesuai bakat, minat dan kreatifitas

78
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon

Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


1. OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib
membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi dengan OSIS di sekolah
lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
2. OSIS sebagai suatu organisasi intra sekolah merupakan bagian internal dari kehidupan
sekolah, sehingga keberadaan OSIS diharapkan mampu mendukung terwujudnya sekolah
sebagai lingkungan pendidikan (wawasan wiyatamandala).
3. Dalam menumbuhkembangkan OSIS, adalah menjadi tanggung jawab bersama antara
sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah.
4. Dalam proses tumbuh dan berkembang OSIS sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
memegang peranan yang sangat menentukan untuk mengembangkan potensi siswa sesuai
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

79

Anda mungkin juga menyukai