OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat
sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang
terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing
seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu
berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi
pengurus OSIS.
Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang- Undang
Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di
dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.
1
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan
Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang
merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya
mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler.
B. Wawasan Wiyatamandala
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya
masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan
untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.
2
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
3
C. Struktur Organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS
terdiri atas:
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang
bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah
4
LAMBANG OSIS
5
B. Arti Lambang OSIS
Arti Lambang OSIS berdasarkan Kepala Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
No.206/C/Kep. E.81 :
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan pendidikan yang dikembangkan mencakup empat aspek kecerdasan,
yaitu kecerdasan spiritual (untuk memperteguh keimanan dan ketaqwaan, meningkatkan
akhlak mulia, budi pekerti atau moral dan kewirausahaan); kecerdasan intelektual
(membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi); kecerdasan
emosional (meningkatkan sensitivitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni
dan budaya), dan kecerdasan kinestetis (meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan,
kesigapan fisik, dan keterampilan).
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut di atas, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan. Pada tingkat teknis, peraturan tersebut dijabarkan dalam bentuk Pedoman
Pembinaan
Kesiswaan yang menjadi panduan dalam pengembangan berbagai kegiatan siswa di
sekolah. Pelaksanaan pembinaan kesiswaan di sekolah adalah menjadi tanggung jawab
kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dalam kapasitas
8
sebagai manajer maupun leader seharusnya dapat memberdayakan seluruh potensi yang
dimilikinya. Dalam pembinaan dan pengembangan potensi, bakat serta minat siswa, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan dan pembina OSIS harus berperan dalam menyusun
rencana program kegiatan pembinaan kesiswaan.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah sangat tergantung pada komponen warga sekolah dalam
merencanakan dan melaksanakan program yang telah dibuat bersama komite sekolah
berdasarkan prinsipprinsip manajemen berbasis sekolah.
Fenomena di lapangan dalam hal ini di tingkat sekolah, kabupaten/ kota, ataupun
provinsi menunjukkan masih terdapat banyak perbedaan dalam penyusunan program
kegiatan kesiswaan baik dari segi manajemen maupun teknis operasionalnya. Oleh
sebab itu, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah melalui
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Departemen Pendidikan Nasional
memandang perlu adanya Panduan Teknis Pembina OSIS.
Dengan adanya panduan ini, Pembina OSIS sebagai bagian penting dalam
menunjang keberhasilan pembinaan kesiswaan di sekolah, diharapkan memiliki
kompetensi manajerial dan teknis operasional yang memadai dalam pengelolaan dan
pengembangan program tentang Guru dan Dosen;
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
6. Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Siswa yang Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan;
8. Buku Pedoman Pembinaan Kesiswaan.
9
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4496 );
2. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002
tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Di sekolah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau
Bakat Istimewa;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan.
C. Tujuan
1. Pembina OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) memiliki persepsi yang sama dalam
memahami dan mengimplementasikan program-program kegiatan kesiswaan di sekolah.
2. Meningkatkan kemampuan teknis manajerial dan operasional bagi pembina OSIS dalam
mengoptimalkan bakat dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
3. Membantu pembina OSIS dan siswa untuk melaksanakan 0 (sepuluh) materi jenis
kegiatan kesiswaan.
4. Menumbuhkembangkan sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Pembina OSIS mampu melaksanakan evaluasi dan pelaporan yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan dokumentasi, laporan hasil belajar dan pemetaan kegiatan kesiswaan
di sekolah.
10
D. Hasil Yang Diharapkan
1. Pembina OSIS dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai panduan teknis.
2. Meningkatnya kemampuan teknis manajerial dan operasional bagi pembina OSIS dalam
mengoptimalkan bakat dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
3. Pembina OSIS dan siswa dapat melaksanakan 0 (sepuluh) materi jenis kegiatan
kesiswaan.
4. Tumbuhkembangnya sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan oleh guru pembina OSIS sebagai bahan
dokumentasi dan pemetaan kegiatan kesiswaan di sekolah.
E. Manfaat
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari buku panduan teknis ini baik bagi sekolah
secara khusus mapun bagi pemangku kepentingan pendidikan secara umum.
1. Bagi Sekolah
a. Memberikan pemahaman kepada warga sekolah tentang arti pentingnya
penyelenggaraan pendidikan yang seimbang dan saling menunjang serta saling
melengkapi antara kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
b. Menjadi acuan guru pembina OSIS dalam melakukan kegiatan kesiswaan yang
mampu menumbuhkembangkan bakat, minat dan berbagai potensi siswa
berdasarkan 0 (sepuluh) materi jenis kegiatan.
c. Sebagai panduan bagi guru pembina OSIS untuk mengusulkan rencana program
kegiatan kesiswaan yang kreatif, inovatif, proporsional, efektif dan efisien.
d. Sebagai acuan dalam membangun kultur sekolah menuju wawasan wiyata mandala
dan ketahanan sekolah.
e. Sebagai panduan dalam melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan hasil-hasilnya.
11
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
12
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB II
PRINSIP DAN TEKNIS PELAKSANAAN
A. Prinsip Pelaksanaan
Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi akademis
antara lain Olimpiade Sains, lomba-lomba keilmuan, LPIR, Debat Bahasa Inggris, maupun
nonakademis antara lain: Olahraga, Seni, Kepribadian, Bela Negara, Wawasan
Kebangsaan berdasarkan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk itu sangat
dibutuhkan peran dan kreativitas warga sekolah terutama wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, guru pembina OSIS, pelatih dan siswa.
13
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
sekolah. Program kegiatan yang telah dirancang harus dapat dikembangkan untuk
kepentingan penyaluran bakat dan minat siswa, baik kegiatan yang bersifat situasional
sampai pada tahap tertentu maupun kegiatan pada jenjang berkelanjutan
(kabupaten/kota, provinsi, nasional, internasional).
4. Tidak Diskriminatif
Pelaksanaan program kegiatan pembinaan kesiswaan harus dapat dirasakan dan
dinikmati oleh semua warga sekolah. Sekolah memberi kesempatan dan keleluasaan
untuk menentukan program kegiatan yang direncanakan.
14
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
9. Akuntabel
Penyusunan dan pelaksanaan suatu program kegiatan kesiswaan harus dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan dan moral, baik kepada warga sekolah
maupun pemangku kepentingan.
B. Teknis Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Pada saat penyusunan suatu program kegiatan, masalah waktu dan tempat harus
dipilih secara cermat. Pemilihan waktu, harus berpedoman pada kalender pendidikan dan
kegiatan tahunan sekolah. Untuk kepentingan pemilihan waktu dan tempat, agar
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para wakil kepala sekolah. Pengaturan alokasi
waktu dan tempat harus disesuaikan dengan jenis kegiatan, alokasi dana yang tersedia,
akses dan mobilitas, serta memenuhi unsur-unsur keamanan dan kenyamanan.
2. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan (panitia) baik dari unsur pimpinan, guru maupun siswa agar
sejak persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan selalu diikutsertakan. Jika
menginginkan suatu kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, maka sejak awal
pembentukan kepanitiaan, semua memiliki komitmen yang jelas dan mampu bekerja
dalam tim (team work) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (the right man on the
right place). Wujudkan iklim yang kondusif dalam koordinasi, komunikasi, demokrasi,
dan sosialisasi serta junjung tinggi transparansi. Para pelaksana kegiatan harus mampu
menunjukkan dedikasi, loyalitas dan pengabdian yang tinggi agar setiap program
kegiatan yang dilaksanakan selalu sukses, baik sukses dalam penyelenggaraan maupun
sukses hasil.
15
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
yang memadai maka hasilnya tidak akan optimal. Oleh karena itu, upayakan sejak
persiapan suatu kegiatan agar terlebih dahulu diinventarisir apa yang menjadi kebutuhan
pokok dan penunjang selama kegiatan berlangsung. Sebelum kegiatan dilaksanakan,
lakukan check and recheck tentang kelayakan, keamanan dan kenyamanannya baik
untuk kepentingan panitia (petugas pelaksana) maupun peserta. Perlu dipikirkan sejak
awal alternatif solusi yang dapat diambil jika dalam pelaksanaan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
4. Pendanaan
Masalah pendanaan merupakan salah satu unsur penting yang akan menentukan
terlaksana atau tidaknya suatu kegiatan, besar kecilnya jumlah peserta dan meriah
tidaknya suatu kegiatan berlangsung. Sebaiknya sejak awal penyusunan program
kegiatan harus dengan jelas tertulis sumber dana yang akan masuk dan rincian
penggunaanya. Bila dana dari sekolah dan komite sekolah tidak memadai perlu
dikembangkan kreativitas dalam menggalang dana untuk mencari pembiayaan alternatif.
Demi baiknya pengelolaan dana, bendahara harus orang yang memiliki komitmen
tentang ketelitian, kejujuran, akuntabilitas dan transparansi.
16
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB III
PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, TUGAS OSIS
DAN STRUKTUR OSIS
Dalam upaya mengenal, memahami, dan mengelola Organisasi Siswa Intera Sekolah
(OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian, fungsi dan tujuan serta Organisasi Siswa Intera
Sekolah (OSIS).
Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan serta struktur OSIS yang jelas, maka
akan membantu para pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS
ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
A. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di
sekolah berbentuk Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) dan merupakan oraganisasi
resmi di sekolah.
OSIS adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah. Masing-masing kata mempunyai
pengertian:
a. Oganisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan
atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya kesiswaan.
b. Siswa
Adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c. Intera
Berarti terletak didalam. Sehingga OSIS merupakan suatu oraganisasi siswa
yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
17
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
d. Sekolah
Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
yang dalam hal ini sekolah menengah atas atau madrasah yang sederajat.
2. Secara Organisatoris
OSIS merupakan satu-satunya oraganisasi siswa yang resmi disekolah. Oleh karena
itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS), yang tidak
mempunyai hubungan organisatoris dangan oraganisasi kesiswaan disekolah lainn dan
tida menjadi bagian/ alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah.
3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan, arti yang terkangdung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah
sebagai jalur pembinaan kesiswaan.
4. Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sebuah sistem, dimana para siswa
mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan sutatu organisasi yang mampu
mencapai tujuan.
Oleh karena itu, OSIS sebagai suatu sistem ditandai dengan beberapa ciri pokok
yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan;
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok;
c. Memiliki sejumlah peranan;
d. Terkoordinasi;
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu;
18
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
B. Fungsi
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki sebagai macam fungsi. Demikian
pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai jalur pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah:
1. Sebagai wadah
Organisasi Siswa Intera Sekolah merupakan organisasi resmi disekolah dan
sebagai wadah kegiatan para siswa di sekolah dengan jalur pembinaan yang lain
untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.
2. Sebagai Motivator
Motivator adalah pendorong lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk
berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS sebagai
motivator berperan untuk menggali dan mengembangkan potensi siswa, yaitu minat
dan bakat siswa serta mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan OSIS dan
ekstrakulikuler.
3. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat
menggerakan sumberdaya yang ada dan secara eksternal. OSIS mampu
mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut
mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar.
Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai motivator lebih
dahulu harus dapat diwujudkan.
C. Tujuan
Setiap organisasi selalu memilki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS,
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Memahami, mengahargai lingkungan hidup dan nilai-nilai dalam mengambil
keputusan yang tepat.
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan mengahargai Hak Azasi
Manusia (HAM) dalam konteks kemajuan budaya bangsa.
3. Membangun, mengembangkan wawasan kebangasaan dan rasa cinta tanah air dalam
era globalisasi.
19
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
D. Perangkat OSIS
Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, Perwakilan Kelas, dan Pengurus OSIS.
1. Pembina OSIS
a. Pembina OSIS terdiri dari :
1) Kepala Sekolah, sebagai ketua
2) Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, sebagai wakil ketua.
3) Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan dapat bergantian setiap
tahun pelajaran.
b. Rincian Tugas
1) Kepala Sekolah Sebagai ketua:
a) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan
pengembangan OSIS disekolahnya;
b) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
c) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala
sekolah;
d) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan kepala
sekolah;
e) Mengarahkan penyusunan anggaran rumah tangga dan program kerja OSIS;
f) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengurus OSIS.
2) Wakil Kepala Sekolah sebagai wakil ketua.
a) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pengeloaan, pembinaan dan
pengembangan OSIS di sekolahnya;
b) Memberikan bimbingan dan latihan kepada perwakilan kelas dan pengurus;
20
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
21
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
2. Perwakilan Kelas
a) Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas.
b) Perwakilan kelas bertugas memilih pengurus OSIS, mengajukan usul-usul untuk
dijadikan program kerja OSIS dan menilai laporan pertanggungjawaban pengurus
OSIS pada akhir masa jabatannya.
c) Perwakilan kelas bertanggung jawab langsung kepada Pembina OSIS
d) Masa kerja perwakilan kelas selama satu tahun pelajaran.
e) Rincian tugas
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan;
5) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir
jabatannya;
6) Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada kepala sekolah selaku ketua
pembina;
7) Bersama-sama pengurus menyusun anggaran rumah tangga.
3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1) Taqwa tehadap tuhan yang Maha Esa;
2) Memiliki budi pekerti luhur atau akhlaq mulia dan sopan santun;
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin;
4) Tidak terlibat penyalahgunaan narkoba;
5) Memiliki kemauan, kemampuan pengetahuan yang memadai;
6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-sebaiknya, sehigga pelajarannya tidak
terganggu karena menjadi pengurus OSIS;
7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas;
8) Tidak duduk dikelas terakhir;
9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
b. Kewajiban Pengurus OSIS
1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga OSIS;
2) Selalu menjunjung tinggi nam baik, kehormatan dan martabat sekolahnya;
22
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
23
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
4) Wakil Sekretaris
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan;
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi.
5) Bendahara dan Wakil Bendahara
a) Bertanggungjawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang
/biaya yang diperlukan;
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan/pengeluaran uang untuk
pertanggungjawaban;
c) Bertanggungjawab atas inventaris dan perbendaharaan;
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
6) Ketua Seksi
a) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi
tanggungjawabnya;
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang telah diprogramkan;
c) Memimpin rapat seksi;
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat;
e) Menyampaikan laporan, pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada
ketua melalui koordiator.
4. Pokok-Pokok Kegiatan Seksi
1) Seksi Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain :
a) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing- masing;
b) Memperingati hari-hari besar keagamaan;
c) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;
d) Mebina toleransi kehidupan antar umat beragama;
e) Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;
f) Mengembangkan dan memperdayakan kegiatan keagamaan di sekolah;
g) Kegiatn lainnya;
2) Seksi Budi Pekerti Luhur/ Akhlaq Mulia, antara lain:
a) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;
b) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti social);
24
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
25
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
E. Forum Organisasi
1. Rapat-rapat
a. Rapat Pleno Perwakilan Kelas adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota
perwakilan kelas.
Rapat ini diadakan untuk :
1) Pemilihan pimpinan rapat perwakilan kelas yang terdiri dari seorang ketua,
seorang wakil ketua, dan seorang sekretaris;
2) Pencalonan pengurus
3) Memimpin pelaksanaan pemilihan pengurus OSIS;
4) Penilaian laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa
jabatannya;
5) Acara, waktu, dan tempat rapat dikonsultasikan dengan Ketua Pembina.
27
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
b. Rapat Pengurus
1) Rapat pleno pengurus adalah rapat yang dihadiri seluruh anggota pengurus
OSIS, untuk membahas :
a) penyusunan program kerja tahunan OSIS;
b) penilaian pelaksanaan program kerja pengurus OSIS tengah tahunan dan
tahunan;
c) membahas laporan pertanggungjawaban OSIS pada akhir masa jabatan.
2) Rapat pengurus harian adalah rapat pengurus yang dihadiri oleh ketua, wakil-
wakil ketua, sekretaris, wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara,
untuk membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sehari-
hari.
3) Rapat koordinasi terdiri dari :
Rapat yang dihadiri oleh Ketua, wakil ketua , Sekretaris, wakil sekretaris
Bendahara dan wakil Bendahara serta seksi-seksi;
4) Rapat seksi adalah rapat yang dipimpin oleh ketua seksi;
5) Rapat luar biasa dapat diadakan dalam keadaan yang mendesak atas usul
pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu dikunsultasikan
dan disetujui pembina OSIS.
28
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
4) Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina atau menunjuk wakil kepala sekolah
segera mengundang semua anggota perwakilan kelas untuk membentuk dan
mengesahkan pengurus perwakilan kelas.
29
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
G. Strategi Pelaksanaan
Keberhasilan OSIS sangat ditentukan oleh strategi pelaksanaan dan pembinaan dari
elemen pendukungnya.
Strategi pelaksanaan OSIS dimulai dari tingkat sekolah – kabupaten/kota – provinsi,
dan nasional harus berkesinambungan dan konsisten serta tidak ada tumpang-tindih
program kegiatan di tingkat tersebut.
1. Di Tingkat Sekolah
Pada tingkat sekolah, komponen-komponen yang mendukung keberhasilan
OSIS, yakni kepala sekolah, guru pembina, tenaga kependidikan dan komite
sekolah.
Peran Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan di sekolah akan
berpengaruh pada keberhasilan OSIS.
a. Peran kepala sekolah dapat berupa :
1) Penyediaan ruang OSIS dan fasilitasnya.
2) Kebijakan sekolah yang mendukung keberhasilan OSIS.
3) Memberi kemudahan pada berbagai kegiatan OSIS.
4) Penyertaan pengurus OSIS dalam kegiatan rapat kerja sekolah.
b. Peran guru pembina, antara lain:
1) Membimbing pengurus OSIS dalam berbagai Kegiatan OSIS.
2) Membantu tantangan/hambatan yang dihadapi pengurus OSIS.
c. Peran tenaga kependidikan, antara lain :
Membantu pelaksanaan kegiatan secara teknis operasional.
30
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
31
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
H. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator antara
lain:
1. Adanya ruang OSIS yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan
kepengurusan OSIS, program kerja, sarana dan prasarana yang memadai serta
berbagai macam piagam penghargaan yang diperoleh sebagai hasil prestasi yang
dicapai.
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional, macam-macam
kegaiatan lomba, kegiatan sosial, seni budaya, dan sebagainya.
3. Terselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus, perwakilan
kelas, dan anggota, baik di lingkungan sekolah maupun kabupaten/provinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam
kegiatan olah raga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum ilmiah di tingkat sekolah
maupun antar sekolah.
6. Terbinanya dengan baik pelatihan upacara bendera di sekolah.
7. Terselenggaranya latihan/lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara
terencana dan terus menerus.
8. Dilaksanakannya materi dan jenis kegiatan pembinaan kesiswaan secara terencana
dan berkelanjutan.
9. Terbinanya hubungan yang penuh kekeluargaan antar sesama siswa, antar pejabat,
hubungan dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.
10. Terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala
32
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
4. Wadah pengembangan potensi diri siswa, sebagai calon seorang ilmuan dan
intelektual yang berguna di masa depan;
5. Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen, dan
kepemimpinn siswa;
6. Pembinaan pengembangan dan pemberdayaan kecakapan hidup (Life Skills)
Pembinaan, pengembangan dan permberdayaan kader-kader bangsa;
J. Bidang-bidang kegiatan
1. Bidang pembinaan, keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Bidang pembinaan budi pekerti luhur dan akhlak mulia;
3. Bidang pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara;
4. Bidang pembinaan peningkatan prestasi pendidikan kesehatan jasmani
5. Bidang pembinaan kehidupan berdemokrasi, hak azasi manusia, pendidikan politik
dan lingkungan hidup;
6. Bidang pembinaan keterampilan dan kewirausahaan;
7. Bidang pembinaan kualitas jasmani dan kesehatan;
8. Bidang pembinaan Apresiasi dan persepsi karya seni
9. Bidang pembinaan teknologi informasi dan komunikasi;
10. Bidang pembinaan bahasa inggris;
33
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB IV
ADMINISTRASI PEMBINAAN OSIS
B. Sasaran
Sasaran pembinaan kesiswaan adalah seluruh siswa pada setiap jenis, dan jenjang
sekolah/ kursus di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
34
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
D. Organisasi Kesiswaan
Setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah disingkat OSIS.
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah, di lingkungan
pembinaanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SD, SMP, SMA, dan
kursus-kursus), dan tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah atau di
kursus yang lain.
E. Pelatihan Kepemimpinan
Latihan Dasar Kepemimpinan / LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala
hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. LDK biasanya diberikan dalam 2 bagian yaitu
LDK Fisik dan LDK Mental. Pemberian materi dari kedua jenis LDK ini biasanya
diberikan di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk LDK Mental, yang menjadi pemberi
materi bukanlah lagi para Pengurus OSIS lama melainkan Dewan Guru, Pembina OSIS,
Kepala Sekolah serta Guru Psikologi dan Konseling dari sekolah yang bersangkutan, atau
bisa juga dengan cara menyewa dari suatu Lembaga Psikologi Independen. LDK Fisik
biasanya diberikan di sekolah dalam waktu 3-5 Hari penuh, sedangkan LDK Mental
biasanya diberikan di luar kota dalam waktu 2-4 hari.
1. Materi
a. LDK Fisik
Untuk LDK Fisik pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar
ialah dalam bentuk PBB / Pelatihan Baris Berbaris. PBB ini meliputi beberapa hal
seperti :
1) Baris Berbaris dasar :
a) Hadap Kanan,
35
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
b) Hadap Kiri,
c) Balik Kanan,
d) Hadap Serong Kanan,
e) Hadap Serong Kiri,
f) Jalan Ditempat,
g) Langkah Tegap Maju, dan
h) Meluruskan Barisan.
2) Baris Berbaris Tingkat Menengah :
a) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta
keempat jenis hadap-hadapan,
b) Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat
jenis hadap-hadapan, dan
c) Buka - Tutup Barisan.
3) Baris Berbaris Tingkat Tinggi :
a) Langkah Tegap Maju beregu,
b) Haluan Kanan beregu,
c) Haluan Kiri beregu,
d) Belok Kanan beregu, dan
e) Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat jenis
hadap-hadapan, dan Jalan Ditempat.
4) Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.
Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi,
terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada umumnya
diterapkan dalam LDK ialah :
1. Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat waktu,
2. Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDK.
Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi,
ataupun atribut-atribut lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah
yang akan menanggung hukumannya,
3. Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan
oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman,
dan
36
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
4. Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang
melakukan kesalahan.
Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott jump
untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK.
b. LDK Mental
Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar
ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa
dilakukan dalam LDK Mental adalah :
1) Outbond / Kegiatan Alam, seperti :
a) Hiking
b) Menyebrangi sungai
c) Mendaki bukit
d) Menyusuri terasering / pematang sawah
2) Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti :
a) Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah seorang
yang lain memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk. Dibutuhkan
kemampuan untuk menganalisis segala macam kemungkinan dan
kemampuan untuk memerintah secara hati-hati dan terpertimbangkan
agar bisa mencapai goal dari permainan ini yaitu memasukkan paku
dalam botol
b) Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus
penyampai pesan yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar
dari awal hingga akhir.
Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sessi, seperti :
1. Sesi Kepemimpinan : Penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar.
2. Sesi Komunikasi : Penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang
benar sebagai layaknya seorang pemimpin.
3. Sesi Problem Solving / Challange - Proses manajemen konflik : Penyuluhan
mengenai cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif
dan benar.
4. Sesi Dinamika Kelompok : Berupa permainan.
37
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
2. Pelantikan
Setelah seluruh calon Pengurus OSIS baru mengikuti kedua LDK ini, sesegera
mungkin atau paling lambat 2 minggu setelahnya mereka akan dilantik menjadi
Pengurus OSIS resmi. Pelantikan ini dilakukan oleh Pengurus OSIS lama dan
disahkan oleh Kepala Sekolah. Pelantikan dan Pengesahan ini disaksikan oleh seluruh
Dewan Guru dan Siswa/i sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan dalam sebuah
upacara besar yaitu Upacara Pelantikan Pengurus OSIS baru Periode Kerja xxxx /
xxxx.
F. Kegiatan Ekstrakulikuler
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.
Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan Pembangunan Nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, dapat dilakukan
melalui berbagai jalur. Jalur kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar
mata pelajaran dan pelayanan konseling yang merupakan wahana pengembangan pribadi
peserta didik melalui berbagai aktifitas sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum
sebagai bagian tak terpisahkan dari tujuan dan untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan di seluruh lembaga pendidikan.
a) Tujuan
Pembinaan siswa malalui jalur ekstrakurikuler bertujuan :
1. Agar siswa dapat memperluas wawasan tentang keilmuan dan kemampuan
berbahasa
2. Agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal
hubungan antara
38
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
39
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
40
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
H. Penanggung Jawab
1. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan secara menyeluruh berada pada Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, sedangkan kegiatan sehari- hari dilakukan
oleh Direktur Pembinaan Kesiswaan;
2. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan di tingkat provinsi dilakukan oleh Kepala Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , kegiatan sehari-hari dilakukan oleh
Kepala Bidang Pembinaan Generasi Muda;
3. Tanggungjawab pembinaan kesiswaan di tingkat Kabupaten/Kotamadya dilakukan oleh
Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya,
kegiatan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Seksi Pembinaan Generasi Muda Olahraga;
4. Tangunggungjawab pembinaan kesiswaan di sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah,
Kegiatan sehari-hari dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk.
41
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB V
MUSYAWARAH PERWAKILAN KELAS (MPK)
43
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
44
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
6. Menyeleksi calon anggota OSIS dan MPK untuk masa jabatan berikutnya
7. Mengadakan PKO-PKM untuk calon ketua OSIS dan MPK
8. Memilih calon ketua OSIS dan MPK yang akan melaksanakan orasi
9. Tugas tambahan lainnya baik yang terprogram maupun yang incidental
Contoh: membersihkan lingkungan sekolah atas inisiatif MPK sendiri.
46
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN OSIS
B. Lajur Materi
1. Tata Cara Penyusunan Program Kerja
Program kerja merupakan acuan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Setiap aktivitas
selalu didahului dengan rencana kegiatan (program kerja). OSIS sebagai suatu organisasi
juga memiliki kegiatan yang telah terprogram. Hal ini dimaksudkan agar seluruh aktivitas
OSIS dapat terarah sesuai dengan program yang telah dirumuskan. Mengawali masa
kepengurusannya, OSIS akan menyusun program kerja dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. OSIS membahas Program Kerja dengan Semua Ekstrakulikuler;
b. OSIS mengolah usulan kegiatan tersebut menjadi rancangan program kerja;
c. Rancangan program kerja tersebut disosialisasikan kembali kepada seluruh siswa
untuk mendapatkan masukan dan dikritisi lebih lanjut;
d. OSIS kembali mengolah rancangan program tersebut dalam rapat kerja OSIS
untuk menjadi program kerja;
e. Program kerja tersebut kemudian disosialisasikan kepada seluruh siswa untuk
kembali dikritisi bersama hingga menjadi program kerja yang pasti;
47
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
48
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang sekretaris Sidang
Komisi;
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi
tersebut;
e. Sidang komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan.
Aturan Umum Sebuah Persidangan :
1. Peserta
a. Peserta Penuh
Hak Peserta Penuh :
1) Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tulisan;
2) Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan;
3) Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan;
4) Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
Kewajiban Peninjau :
1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan;
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan.
2. Presidium Sidang
1) Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta musyawarah melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah;
2) Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta;
49
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
2) Menutup Sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin, Sidang Pleno 1 Saya
nyatakan ditutup.” (Tok… Tok… Tok)
5) Menskorsing Sidang
“Dengan ini, sidang saya skorsing selama 15 menit.” (Tok… Tok)
6) Mencabut Skorsing
“Dengan ini, skorsing 15 menit Saya cabut dan Saya nyatakn sidang
dilanjutkan.” (Tok… Tok…)
51
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
7. Interupsi
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena
adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Macam-macam interupsi antara lain.
1. Point of clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan
atau isi pembahasan.
2. Point of view : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapatan,
tanggapan, usulan, saran
3. Point of order : interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan sidang
meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap
janggal.
4. Point of solution : interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang
dibahas.
5. Point of information : interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang
pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan kondisi yang
menjadi poko pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk
diinformasikan .
6. Point of privilege (rehabilitation) : interupsi yang berfungsi untuk membersihkan
nama baik atau kehormatan seseorang atau kelompok karena dipandang
pembicaraan tersebut menyimpan dari etika atau menyinggung perasahaan.
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara
setelah mendapat ijin dari presidium sidang.
Interupsi diatas interupsi berlaku selama tidak mengganggu persidangan. Apabila
dalam persidangan, presidium sidang tidak mampu menguasai dan mendendalikan
jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk
mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan presidium sidang dan atau
peserta sidang.
52
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
8. Tata tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.
a.Sanksi-sanksi :
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan
dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan
saran, dan usuran peserta sidang yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian
sanksi didahulukan oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali).
Kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan
peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang lain.
b.Istilah dalam persidangan
1) Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
2) PK/peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan.
3) Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang
sangat penting untuk di ungkapkan
53
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
54
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB VI
TATA PERSURATAN DAN KEARSIPAN
A. Beberapa Pengertian
Guna memudahkan pemahaman terhadap tata persuratan dan kearsipan perlu diberikan
beberapa pengertian sebagai berikut :
55
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
11. Surat kuasa adalah surat yyang berisis kewenangan penerima kuasa untuk bertindak
atau melakukan suatu kegiatan atas naka pemberi kuasa.
12. Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu hal
yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum.
13. Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai
pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut.
14. Surat keterangan adalah surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak
menimbulkan keraguan.
15. Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa
mengenai waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan petunjuk lain
sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tersebut.
16. Penerima surat atau pengirim surat adalah petugas yangg menerima surat masuk
atau mengirim surat keluar.
17. Pengarah surat adalah pimpinann satuan kerrja yang menangani surat menyurat dna
kearrsipan atau petugas ysng ditunjuk untuk mengarahkan surat sesuai dengan
masalahnya.
18. Pengolah surat adalah petugas yang mengolah atau yang menyelesaikan isi surat.
19. Penata arsip adalah petugas yang melaksanakan penataan arsip.
B. Pengurusan Surat
Pengurusan surat merupakan bagian dari administrasi kantor sekolah dan dilaksanakan
oleh petugas tata usaha sekolah.
Pengurusan surat meliputi mencatat, mengarahkan dan mengendalikan surat baik surat
masuk maupun surat keluar.
1) Pengurusan Surat Masuk
Proses pengurusan surat masuk dilaksanakan oleh petugas tata usaha sekolah.
Banyaknya petugas di sesuaikan dengan kebutuhan. Urusan kerjanya: menerima surat
masuk dan mengecek kebenaran alamatnya, membubuhkan tanda tangan atau paraf
pada buku ekspedisi pengantar surat, kemudian memilah surat untuk memisahkan
surat dinas dan pribadi, memilah surat dinas atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak
rahasia (terbuka). Begitu juga membuka surat surat yang tidak rahasia mengeluarkan
dari sampulnya,
56
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
memilah surat surat yang penting dan tidak penting (rutin), dan menyampaikan surat
dinas yang sudah dipilah kepada petugas pencatat surat.
Selanjutnya proses pengurusan surat dilaksanakan melaui kegiatan- kegiatan
pengurusan surat masuk biasa (rutin), penting dan rahasia (tertuttup).
a. Pengurusan Surat Masuk Biasa (Rutin)
Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana pencatat
surat, melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin.
Setiap surat yang diterima oleh satuan kerja yang menangani surat
menyurat dan kearsipan dikelompokkan berdasarkan instansi atau satuan kerja
asl surat. Selanjutnya masing masing kelompok surat dicatat pada lembar
pengantar surat berdasarkan satuan kerja pengolah surat yang bersangkutan.
57
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
d. Memilih surat dinas yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat
rahasia;
e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat biasa
dan surat penting, meneliti kelengkapa lampiran jika ada, dan
membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan
nomor urut tiap bulan.
2. Pencatat surat bertugas :
a. Menerima surat penting dari petugas penerima surat;
b. Mencatat surat penting pada kartu kendali;
c. Menyampaikan surat beserta kartu kendali rangkap tiga kepada
pengarah surat.
3. Pengarahan surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pencatat surat
dan meneliti kebenaran pengisi kartu kendali;
b. Menentukan kessatuan kerja dengan cara memlilih surat yang harus di
arahkan, dengan menuliskannya pada kolom pengolahan yang
tercantum dalam kartu kendali;
c. Menyampaian surat beserta kartu kendali pada oetugas tata usaha
penelola surat;
d. Menerima kembali kartu kendali dari petugas tata usaha pengolah
lembar kartu kesatu dan kedua;
e. Menyampaikan kartu kendali lembar kedua kepada penata arsip;
f. Menyimpan kartu kendali lembar kesatu.
4. Penata arsip bertugas :
a. Menerima kartu kendali lembar kedua dari pengarah surat dan
menyimpan di dalam file kartu kendali; dan
b. Menerima kartu kendali lembar ketiga bersama surat aslinya dari unit
pengolah untuk disimpaan kalau sudah inaktif serta menyerahkan kartu
kendali lembar kedua kepada petugas tata usaha pengolah surat.
5. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas :
a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pengarah surat;
59
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
61
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
62
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
D. Pengelolaan Arsip
Arsip Sebagai pusat ingatan, sumber informasi, dan sumber penelitian. Arsip harus
dikelola dengan cara:
1. Sistem penataan/penyimpanan arsip, yaitu dengan menggunakan:
a. Sistem masalah
b. System abjad
c. System tanggal
d. System wilayah
2. Arsip pasif penting dan permanen, harus dirawat dan dijaga agar terjamin
keamanan dan keutuhannya, antara lain, arsip-arsip yang menyangkut SK
pengangkatan Pengurus OSIS, dll.
3. Untuk mencegah penumpukan arsip yang tidak berguna, dilakukan
penyusutan/pemusnahan arsip yang tidak berguna dengan prosedur yang berlaku
sesuai dengan PP No.34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.
63
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
64
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
h) Susunanya
1) Objektif
2) Sistematis
3) Singkat, Jelas masalahnya, alamat tujuan dan alamat pengirim
4) Lengkap isinya
5) Sopan
6) Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas,bentuk surat,ketikan dan
sebagainya)
7) Bahasa Surat Menggunakan bahasa yang komunikatif, dapat di mengerti artinya
oleh penulis surat
8) Bahasa baku/resmi, yakni sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
65
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB VII
ADMINISTRASI PERLENGKAPAN
66
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
67
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB VIII
ADMINISTRASI KEUANGAN OSIS
68
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
69
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB IX
HAMBATAN DALAM PEMBINAAN OSIS
DAN LANGKAH-LANGKAH
PENANGGULANGAN
70
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
B. Langkah-langkah Penanggulangan
Agar OSIS dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut di atas, paling tidak
ada 5 (lima) langkah pemecahannya.
1. OSIS harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu
mewujudkan arti maupun peranannya sebagai suatu organisasi.
2. Pengurus OSIS dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti :
1) Kepemimpinannya.
2) Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisiasi.
3) Loyalitasnya.
4) Keteladanannya, dan kewibawaannya.
5) Keluasan dalam wawasannya.
6) Kemampuan berkomunikasi.
7) Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab.
8) Kejujuran dan keadilan.
3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu
dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk
dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pembinanan yang berkaitan dengan
penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangannya.
71
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
72
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB X
EVALUASI DAN PELAPORAN
Selain untuk mengetahui keterlaksanaan program, evaluasi dan pelaporan juga dapat
dijadikan sebagai dasar penilaian dalam aspek kepribadian siswa dan menjadi dokumen
penting bagi sekolah. Pada bagian ini diungkapkan tentang manfaat aspek evaluasi dan
pelaporan terkait dengan kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan oleh sekolah.
A. Keterlaksanaan program
Program kegiatan pembinaan OSIS yang direncanakan dan telah dilaksanakan
perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada proses pelaksanaan,
tetapi juga dilakukan pada akhir kegiatan, yang dimaksudkan untuk mengukur
keterlaksanaan program yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari tujuan,
ada kendala serta perubahan dapat segera diperbaiki untuk penyempurnaan pelaksanaan
program dimasa yang akan datang. Keterlaksanaan program pembinaan OSIS dapat
dilihat kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan program yang direncanakan. Oleh
karena itu perlu mendapat perhatian apakah program yang telah direncanakan telah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
73
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
74
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
C. Dokumentasi sekolah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah
dan menyampaikan informasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan di sekolah
baik dalam bentuk tulisan , gambar, maupun dalam bentuk lainnya, ditujukan kepada
warga sekolah, masyarakat dan dinas dengan menggunakan media cetak, elektronik dan
jenis lainnya.
Informasi dalam bentuk dokumentasi kegiatan dibutuhkan oleh pihak terkait
untuk mengetahui keterlaksanaan program pembinaan kesiswaan yang telah
dilaksanakan, juga sebagai bahan informasi yang berguna bagi masyarakat luas, dan
dapat dijadikan media dalam pengambilan keputusan bagi pihak terkait. Kegiatan ini
diharapkan juga dapat menumbuhkan inspirasi dan kreatifitas yang tinggi dikalangan
siswa yang memiliki kecerdasan yang beragam.
75
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
77
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
BAB XI
PENUTU
P
Buku panduan teknis ini disusun sebagai pegangan bagi para Pembina OSIS dengan
harapan untuk mendukung agar pembinaan kesiswaan dapat terealisasi secara optimal di
sekolah. Harapan ini ditujukan kepada semua pihak terutama para Pembina OSIS yakni kepala
sekolah, wakil bidang kesiswaan, konselor, pembina osis dan pelatih ekstrakurikuler untuk
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing membantu pengembangan potensi siswa
secara optimal sesuai dengan kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang dimilikinya.
Pengembangan potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di sekolah tidak cukup hanya
dengan pelajaran di dalam kelas, melainkan harus didukung oleh kegiatan dan pengawasan di
luar kelas, oleh karena itu dihimbau kepada setiap warga sekolah untuk membantu
memperlancar pembinaan kesiswaan di sekolah masing-masing.
Pihak internal sekolah yang terkait di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan potensi
siswa, sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah, untuk memberikan pengawasan secara optimal kepada seluruh warga
sekolah sehubungan dengan pembinaan kesiswaan di lingkungan sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, untuk membantu dalam penyusunan
program, melakukan koordinasi, pemantauan dan pelaporan kepada kepala sekolah.
3. Konselor, mengidentifikasi bakat dan minat siswa serta mengembangkan potensi
siswa.
4. Pembina OSIS, memberikan usulan yang berkaitan dengan program-program
pembinaan kesiswaan
5. Pelatih, memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan siswa
6. Organisasi kesiswaan, sebagai wadah dalam membina kegiatan, menyalurkan dan
mengembangkan potensi serta kemampuan yang dimiliki siswa.
7. Siswa, mengikuti seluruh program kegiatan dalam mengembangkan potensi diri dalam
pencapaian prestasi sesuai bakat, minat dan kreatifitas
78
Buku Panduan OSIS dan MPK SMA Negeri Siwalima Ambon
79