Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

6: Lembar Kerja Belajar Mandiri Profesional

Judul Modul 6 ❖ Bioteknologi


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Prinsip dan sejarah bioteknologi
2. Dna kloning
3. Sel punca
4. Aplikasi bioteknologi di berbagai bidang
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Prinsip dan Sejarah Bioteknologi
Bioteknolgi merupakan pemanfaatan sistem kehidupan
dan organisme untuk mengembangkan dan menciptakan
produk baru untuk menghasilkan atau memodifikasi
produk atau proses dengan tujuan memperoleh produk
yang lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta
singkat dalam waktu produksi. Bioteknologi berasal dari
kata Bios yang artinya hidup, teuchos yang artinya alat,
dan logos yang artinya ilmu, sehingga bioteknologi dapat
diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatkan mahluk hidup maupun produk dari mahluk
hidup dalam proses produksi barang dan jasa untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
• Prinsip-prinsip dasar bioteknologi Bioteknologi
merupakan ilmu multidisiplin yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu seperti biologi, kimia, biokimia,
molekular, genetika, imunologi, dan mikrobiologi.
Ruang lingkup bioteknologi sangat luas sehingga
untuk mempermudah pembagian bioteknologi, para
ilmuwan membagi bioteknologi menjadi bioteknologi
merah, hijau, putih, dan biru.
• Sejarah perkembangan bioteknologi Bioteknologi
telah dimulai sejak manusia mulai meningkatkan
kualitas hidupnya dengan memanfaatkan agen-agen
biologi. Sejarah bioteknologi sebelum era teknologi
maju diawali dengan ditemukannya proses
fermentasi bir dan pembuatan keju oleh masyarakat
Mesir dan Sumeria pada sekitar tahun 2000 SM,
kemudian berkembang pada tahun 500 SM
ditemukannya jamur penghasil antibiotik pada
kedelai untuk menangani infeksi. Masyarakat mesir
kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorganisme
untuk pembuatan bir, anggur, cuka, yogurt, dan lain-
lain. Bahkan bangsa yunani kuno telah melakukan
proses bioteknologi dengan melakukan pemuliaan
pada tanaman-tanaman dengan kualitas baik serta
melakukan ternak hewan-hewan yang potensial
untuk dimanfaatkan oleh manusia. Perkembangan
bioteknologi kemudian semakin berkembang sejak
ditemukannya mikroskop oleh ilmuwan Belanda,
Zacharias Jansshen, pada abad 16 dan
ditemukannya sel oleh Robert Hooke dan bakteri
oleh Antonii van Leeuwenhoek pada abad 17.
Verma et al. (2011) membagi tahapan
perkembangan bioteknologi ke dalam tiga tahapan
atau kategori yang berbeda yaitu bioteknologi kuno,
bioteknologi klasik, dan bioteknologi modern.
• Peranan mikroorganisme dan bioteknologi
konvensional
Mikroorganisme memegang peranan penting dalam
perkembangan bioteknologi. Pemanfaatan
mikroorganisme dalam berbagai tahapan
perkembangan bioteknologi dari bioteknologi kuno
hingga modern, menjadikan mikroorganisme
sebagai organisme penting dan selalu ikut serta
disetiap penemuan besar terkait bioteknologi. Alasan
utama mikroorganisme dijadikan subjek pada proses
bioteknologi yaitu:
a. Petumbuhan dan perbanyakan mikroba
perlangsung dengan cepat
b. Mudah diperoleh dari lingkungan
c. Sifat genetik mudah dimodifikasi melalui rekayasa
genetika
d. Memiliki plasmid yang digunakan sebagai vektor
e. Tidak tergantung iklim dan kondisi lingkungan
f. Memiliki sifat yang tetap dan tidak berubah
2. DNA KLONING
• Pengertian dan prinsip kloning DNA
Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati
sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami
sintesis protein). Pada manusia, gen hanya
berjumlah 1/100.000 molekul dari DNA kromosom.
Spesifikasi gen menjadi tantangan para ahli biologi
molekuler untuk mempelajari gen tertentu. Para
ilmuwan mengembangkan metode untuk menyimpan
dan menyiapkan sekuen-sekuen DNA yang telah
terdefenisi dengan baik ke dalam banyak salinan
identik. Proses penyimpanan dan penyiapan sekuen
DNA ini disebut dengan kloning DNA.
• Isolasi DNA
Isolasi DNA merupakan langkah awal yang harus
dikerjakan dalam proses rekayasa genetika sebelum
melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar dari
isolasi DNA jaringan adalah memecah dan
mengeksraksi jaringan tersebut sehingga akan
terbentuk ekstrak sel yang terdiri dari DNA, RNA dan
substansi dasar lainnya seperti protein, karbohidrat,
dan lipid. Pada dasarnya, metode isolasi DNA terdiri
dari tahapan penghancuran (lisis) sel, ekstraksi
DNA, dan presipitasi DNA. Isolasi asam nukleat
bertujuan untuk mendapatkan asam nukleat yang
diinginkan secara murni. Tahap isolasi DNA antara
lain yaitu dengan memecahkan dinding sel untuk
mengeluarkan isi sel, melisiskan membran sel agar
DNA larut dalam buffer, melindungi DNA dari enzim
nuklease, meminimalisir kerusakan DNA, dan
meminimalisir degradasi DNA. Untuk mengeluarkan
DNA dari sel, membran sel harus dihancurkan.
• Pemanfaatan enzim restriksi
Perkembangan teknologi DNA rekombinan sangat
memungkinkan karena penemuan enzim yang dapat
memotong molekul DNA pada lokasi-lokasi yang
spesifik (lokasi restriksi) dengan jumlah yang
terbatas. Enzim-enzim tersebut dikenal sebagai
enzim restriksi yang ditemukan pertama kali pada
bakteri pada akhir tahun 1960-an. Kerja enzim
tersebut pada tubuh inangnya adalah mengenali dan
memotong DNA yang asing bagi bakteri tersebut.
Maksud dari kegiatan memotong DNA asing tersebut
tidak lain sebagai mekanisme perlindungan bakteri
terhadap DNA yang menyelinap masuk ke dalam sel
bakteri dari organisme lain seperti virus. Saat ini
ratusan enzim restriksi yang berbeda telah
diidentifikasi dan diisolasi. Setiap enzim restriksi
bersifat spesifik untuk mengenali sekuen DNA
tertentu. Para peneliti menggunakan enzim restriksi
ini untuk memotong DNA yang telah keluar dari inti
sel pada lokasi tertentu. Pemotongan ini
menghasilkan fragmen yang dapat digunakan untuk
memanipulasi dan karakterisasi dengan baik.
Sebuah enzim restriksi dapat mengenali urutan
sekuen tertentu pada basa nitrogennya di dalam
genom dan kemudian memutuskan dua ikatan
kovalen (satu ikatan pada masing-masing rantai)
gugus gula-fosfat pada posisi tertentu atau dekat
dengan urutan tersebut. Fragmen yang dihasilkan
oleh enzim restriksi disebut sebagai fragmen
restriksi, dan tindakan pemotongan sering disebut
dengan digesti.
• DNA rekombinan
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah
melakukan seleksi pada berbagai mahluk hidup
sesuai dengan yang dikehendakinya. Misalnya,
terdapat tanaman padi dengan beras pulen, panen
panjang, dan biji wangi, ada pula padi dengan beras
keras, panen pendek, dan biji tidak wangi. Manusia
selalu memilih tanaman dengan sifat yang unggul
seperti padi dengan beras pulen, panen pendek, dan
biji wangi, sehingga manusia melakukan berbagai
persilangan genetik untuk memperoleh tanaman
dengan keseluruhan sifat unggul tersebut. Dengan
ditemukannya DNA sebagai pembawa informasi
mahluk hidup, manusia pun berusaha untuk
mendapatkan kombinasi sifat-sifat baru yang unggul
dalam suatu mahluk hidup dengan melakukan
perubahan langsung pada DNA genomnya.
Tindakan mengubah DNA genom ini disebut dengan
istilah Rekayasa Genetika. Dalam melakukan
rekayasa genetika, manusia menggunakan teknologi
DNA rekombinan. Teknologi DNA rekombinan
merupakan kumpulan teknik atau metode untuk
mengkombinasikan gen-gen secara in vitro. Metode
yang digunakan antara lain isolasi DNA,
pemotongan DNA, penyambungan DNA, dan
memasukkan DNA ke dalam sel hidup. Teknologi
DNA rekombinan telah memberikan banyak manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengembangan kloning DNA, rekayasa genetika,
dan teknik terkait telah mengubah pandangan
tentang bioteknologi.
• Peran plasmid
Setelah kita mengetahui bahwa enzim restriksi dapat
memotong DNA pada lokasi spesifik dan enzim DNA
ligase dapat menyambungkan DNA dari dua sumber
yang berbeda, sekarang kita melihat bagaimana gen
di klon di dalam plasmid. Plasmid disebut vektor
kloning merupakan molekul DNA yang dapat
membawa DNA asing ke dalam sel inang (bakteri
rekombinan) dan bereplikasi pada sel inang
tersebut. Plasmid bakteri secara luas digunakan
sebagai vektor kloning karena plasmid dapat
diisolasi dengan mudah, mudah dimanipulasi untuk
membentuk plasmid rekombinan melalui penyisipan
DNA asing secara in vitro dan dimasukkan kembali
ke dalam sel bakteri, serta mudah dalam replikasi
DNA rekombinan karena sangat bergantung dengan
tingginya laju pembelahan sel inangnya. Tahapan
pengklonan gen dalam plasmid bakteri terbagi ke
dalam 4 tahapan yaitu isolasi dan pemotongan DNA,
produksi DNA rekombinan, kloning DNA
rekombinan, dan screening.
• Mengekspresikan kloning gen eukariotik
Setelah gen tertentu dikloning di dalam sel inang,
produk gen berupa protein dapat diproduksi dalam
jumlah besar untuk tujuan penelitian atau aplikasi
penting. Gen kloning dapat mengekspresikan
protein, baik di dalam sel bakteri maupun sel
eukariotik, dimana antara keduanya terdapat
perbedaan. Mengekspresikan kloning gen eukariotik
di dalam sel inang bakteri prokariotik merupakan hal
yang sulit karena setiap jenis sel memiliki faktor
penentu ekspresi yang berbeda-beda. Untuk
mengatasi perbedaan tersebut, para peneliti
biasanya menggunakan vektor ekspresi, yaitu vektor
kloning yang telah dilengkapi dengan promotor
bakteri yang sangat aktif. Sel inang akan mengenali
promotor dan melanjutkan proses ekspresi gen
asing tersebut di dalam inang sel prokariotik. Vektor
tersebut memungkinkan mensintesis banyak protein
eukariotik dalam sel bakteri.
3. Sel punca
• Kultur sel tunggal
Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan
telah mengembangkan dan menyempurnakan
metode untuk melakukan kloning pada organisme
multiseluler melalui kultur sel tunggal. Kloning dapat
menghasilkan satu atau lebih organisme yang
identik secara genetis dengan induk sel tunggalnya.
Kata “Clon” berasal dari bahasa Yunani yang artinya
“ranting”. Saat ini, kloning organisme melalui sel
tunggal sangat penting karena dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan banyak jaringan yang berbeda
dari satu sel induk. Teknik kultur jaringan juga dapat
digunakan untuk memproduksi secara massal
tanaman yang identik (klon) dengan sifat unggul.
Pendekatan ini digunakan oleh berbagai produksi
komersial dari tanaman dengan sifat unggul pada
skala industri. Teknik kultur jaringan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian berdasarkan tipe awal
jaringan tanaman yang digunakan sebagai eksplan
dan komposisi media pertumbuhan yang digunakan.
a. Kultur Kalus Kultur kalus mengacu pada
pertumbuhan massa sel tanaman yang tidak
terorganisir dalam kultur.
b. Kultur Suspensi Sel Kultur suspensi sel tanaman
melibatkan pertumbuhan sekelompok sel tunggal
tanaman dalam media pertumbuhan cair.
c. Isolasi dan Kultur Protoplas Protoplas adalah sel
tanaman yang dinding-dinding selnya telah
dihilangkan melalui proses enzimatik hingga tersisa
membran plasma.
d. Kultur Polen Pada bunga, kepala sari merupakan
organ yang mengandung serbuk sari. Dalam
perkembangan bunga secara normal, kepala sari
yang matang dan terbuka memungkinkan serbuk
sari untuk menyebar dengan bantuan angin atau
serangga. Dalam kultur polen, kepala sari
dipisahkan dari bunga dan dipindahkan pada media
pertumbuhan yang sesuai.
e. Kultur Organ Tanaman Organ tanaman dapat
tumbuh menjadi individu baru pada kondisi yang
sesuai sehingga metode ini dapat digunakan untuk
mengembangkan tanaman dari organ tanaman.
• Transplantasi inti
Sel hewan yang telah berdiferensiasi pada
umumnya tidak dapat ditumbuhkan dalam kultur sel
sehingga sulit untuk mengembangkan kultur sel
tunggal dari sel hewan. Penggunakan sel hewan
pada kultur sel menggunakan pendekatan
transplantasi inti. Pendekatan ini dilakukan dengan
cara membuang inti nukleus yang tidak dibuahi atau
yang dibuahi dengan nukleus dari organisme yang
berbeda. Nukleus dari sel donor akan
mempertahankan kemampuan genetiknya sehingga
sel akan berkembang membentuk seluruh jaringan,
organ, dan sistem organ suatu organisme
• Sel punca (stem cell) pada hewan Kloning pada
manusia tidak bertujuan untuk reproduksi, tetapi
bertujuan untuk memproduksi sel induk yang dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit manusia. Sel
punca (stem Cell) merupakan sel yang tidak
terspesialisasi sehingga dapat bereproduksi sendiri
tanpa batas dan dalam kondisi yang sesuai dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Sel punca
mampu mempertahankan jumlahnya dan dapat
menghasilkan sel yang mampu berdiferensiasi.
o Karakter Sel Punca Sel punca berbeda dengan
jenis sel lainnya di dalam tubuh. Semua sel
punca secara umum memiliki tiga karakter yaitu
(1) membelah dan memperbaharui diri untuk
waktu yang lama,
(2) tidak terspesialisasi, dan
(3) dapat berdiferensiasi menjadi berbagai tipe
sel khusus. Tidak seperti sel otot, sel darah,
atau sel saraf yang tidak mereplikasi dirinya
sendiri, sel punca dapat bereplikasi berkali-kali
atau berkembang biak. Populasi awal sel punca
yang berproliferasi selama berbulan-bulan di
laboratorium dapat menghasilkan jutaan jenis
sel.
o Sel Punca Embrionik Sel punca embrionik
berasal dari embrio yang berkembang dari sel
telur yang telah dibuahi secara in vitro yang
disumbangkan untuk kepentingan penelitian
dengan persetujuan dari donor. Sel punca yang
digunakan umumnya tidak berasal dari sel telur
yang dibuahi dalam tubuh wanita karena hal
tersebut melanggar bioetik.
o Sel Punca Dewasa Sel punca dewasa dianggap
sebagai sel yang belum berdiferensiasi karena
ditemukan diantara sel-sel yang berdiferensiasi
dalam jaringan atau organ. Sel punca dewasa
dapat memperbaharui dirinya sendiri dan dapat
berdiferensiasi untuk menghasilkan beberapa
atau semua jenis sel khusus utama dari jaringan
atau organ. Peran utama sel punca dewasa
dalam organisme hidup adalah untuk
memelihara dan memperbaiki jaringan dimana
sel tersebut ditemukan.
o Induced Pluripotent Stem Cells (iPSCs) Induced
pluripotent stem cells adalah sel punca dewasa
yang telah diprogram ulang secara genetik pada
keadaan seperti sel punca embrionik dengan
dipaksa untuk mengekspresikan gen dan faktor
penting untuk mempertahankan sifat-sifat yang
menentukan sel induk embrionik (Gambar 12).
o Potensi dan Manfaat Sel Punca Manusia Tujuan
utama dari penelitian sel punca adalah untuk
mengidentifikasi bagaimana sel punca yang
tidak berdiferensiasi menjadi sel yang
berdiferensiasi membentuk jaringan dan organ.
Para ilmuwan paham bahwa menghidupkan dan
mematikan gen adalah inti dari seluruh proses
diferensiasi ini. Beberapa kondisi medis seperti
kanker dan cacat lahir disebabkan oleh
pembelahan sel yang abnormal dan kegagalan
diferensiasi. Maka, pengendalian proliferasi dan
diferensiasi sel membutuhkan penelitian tentang
sinyal molekuler dan gen yang mengatur
pembelahan dan spesialisasi sel. Sel punca
manusia saat ini digunakan untuk menguji obat
baru
4. APLIKASI BIOTEKNOLOGI DI BERBAGAI BIDANG
• Aplikasi farmasi
Aplikasi komersial pertama dalam bioteknologi
setelah teknologi rekayasa genetika adalah
pemanfaatan gen-gen dengan potesi klinis. Oleh
karena bakteri dapat dikembang biakkan dengan
mudah dan singkat, aplikasi klinis pemanfaatan
bakteri menjadi sangat penting. Bakteri rekombinan
yang membawa gen spesifik dapat mensintesis
sejumlah besar protein yang penting dalam medis
dalam waktu yang relatif singkat dan dalam volume
yang besar. Contoh dari aplikasi ini adalah produksi
insulin dan interferon manusia serta protein penting
lainnya seperti hormon pertumbuhan dan
erythropoietin yang merangsang produksi sel darah
merah. Saat
• Aplikasi terapi gen Tahun 1990, para peneliti
pertama kali berusaha untuk mengobati cacat
genetik dengan transfer gen manusia. Ketika suatu
penyakit muncul akibat hasil dari rusaknya satu
atau lebih gen, cara yang paling memungkinkan
untuk mengobatinya adalah dengan menambahkan
salinan gen agar gen yang rusak dapat aktif
kembali. Pendekatan bioteknologi digunakan dalam
upaya mencegah dan mengobati penyakit Cystic
fibrossi dan menawarkan potensi pengobatan
terhadap penyakit distrofi otot serta gangguan
lainnya. Salah satu upaya berhasil yang pernah
dilakukan menggunakan pendekatan terapi gen
adalah transfer gen yang mengkode enzim
adenosin deaminase ke dalam sumsum tulang dua
gadis yang menderita penyakit darah langka yang
disebabkan kurangnya enzim ini. 2.3.3. Produksi
vaksin Bidang lain yang signifikan dan potensial
untuk dikembangkan menggunakan teknologi
rekayasa genetika adalah produksi vaksin untuk
mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus.
• Aplikasi bioteknologi dalam pertanian Bidang utama
dari rekayasa genetika adalah memanipulasi gen
tanaman pertanian yang penting. Sel tumbuhan
tidak memproses banyak plasmid bakteri ketika
plasmid masuk ke dalam sel tumbuhan sehingga
vektor potensial yang dapat digunakan sebagai
DNA rekombinan pada tumbuhan sangat terbatas.
Vektor yang paling potensial sejauh ini adalah Ti
(tumor inducing) plasmid dari bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang secara alami menginfeksi
beberapa tanaman seperti tomat, tembakau, dan
kedelai.
• Aplikasi forensik Forensik merupakan aplikasi
multidisiplin ilmu yang berkaitan dengan
penyelidikan dan perolehan data-data untuk
mengungkap kasus kriminal baik itu data post
mortem berdasarkan pemeriksaan mayat maupun
dari pemeriksaan kasus hidup seperti
pemerkosaan, kekerasan, dan lain-lain. Forensik
digunakan untuk menentukan identitas pelaku
korban maupun pelaku kejahatan, tanda, sebab,
cara kematian, serta perkiraan waktu kematian.
• Bioremediasi
Bioremediasi merupakan pengembangan dari
bidang bioteknologi lingkungan dengan
memanfaatkan proses biologi untuk mengendalikan
pencemaran. Pemanfaatan mikroba dalam
mengendalikan pencemaran lingkungan bukanlah
merupakan sesuatu yang baru karena sudah lama
bakteri digunakan untuk mendegradasi senyawa
organik yang padial dari limbah. Teknik
bioremediasi terbukti efektif dan murah dari sisi
ekonomi untuk menanggulangi pencemaran pada
air dan tanah yang terkontaminasi senyawa toksik
dan beracun. Keberhasilan proses bioremediasi
didukung oleh disiplin ilmu yang lain seperti fisiologi
mikroba, ekologi, kimia organik, biokimia, genetika
molekuler, kimia tanah dan kimia air.
• Bioteknologi Konservasi
Bioteknologi sangat erat kaitannya dengan
perkembangan sejarah manusia dari mulai
domestikasi tanaman dan hewan liar hingga
teknologi rekombinan seperti saat ini. Manipulasi
genetik dengan metode klasik pemuliaan tanaman
dan pemilihan varietas unggu dan baru sudah
dimulai sejak zaman prasejarah. Bioteknologi telah
digunakan untuk meningkatkan produktivitas
tanaman serta melestarikan, mengevaluasi, dan
memanfaatkan berbagai aspek keanekaragaman
hayati.
o Kultur in vitro Kemajuan bidang bioteknologi,
terutama dalam bidang kultur in vitro dan
biologi molekuler untuk mengembangkan
organisme transgenik mengarah pada produksi
plasma nutfah baru dengan materi genetik
yang baru. Teknik kultur in vitro dan
pengumpulan plasma nutfah melalui proses
multiplikasi memiliki fungsi yang baik untuk
mengurangi resiko hilangnya sumber daya
genetik tanaman yang penting.
o Kriopreservasi Saat ini bioteknologi telah
digunakan untuk mengkonservasi spesies yang
terancam punah, tanaman hias, tanaman obat,
dan tanaman penting lainnya dengan metode
yang lebih baik, bebas patogen, dan variasi
genetik yang tinggi sehingga dapat digunakan
dalam konservasi jangka pendek, menengah,
dan panjang. Salah satu metode mutakhir yang
saat ini digunakan untuk mengawetkan plasma
nutfah penting adalah metode kriopreservasi.
Kriopreservasi adalah pengawetan sel hidup,
organ, jaringan, dan mikroorganisme pada
suhu yang sangat rendah. Dibawah suhu yang
sangat rendah, bahan biologis dapat
dikonservasi dalam waktu yang sangat lama
karena semua aktivitas metabolisme dan
pembelahan sel dihentikan. Selama proses
penyimpanan, sel tidak mengalami perubahan
genetik. Untuk penyimpanan dalam volume
kecil, dibutuhkan perawatan yang sangat
terbatas pada suatu wadah penyimpanan
dengan nitrogen cair
o Penanda molekuler
Penanda berbasis DNA telah banyak
digunakan untuk mengukur struktur genetik
spesies tanaman dan telah digunakan pada
berbagai bidang seperti embriologi, rekayasa
genetika, fisiologi, taksonomi, ekologi, dan lain-
lain. Penanda ini dapat membantu para peneliti
untuk mengidetifikasi spesies tanaman dan
kultivarnya untuk mengklarifikasi kesalahan
jenis spesies. Namun saat ini, data molekuler
telah banyak digunakan pada spesies tanaman
yang potensial serta menyisipkan gen potensial
untuk mengendalikan sifat-sifat penting pada
tanaman. Beberapa penanda DNA dapat
megukur keragaman genetik berdasarkan
polimorfisme. Polimorfisme dapat didefenisikan
sebagai kemunculan suatu sifat baik pada DNA
maupun fenotip yang disebabkan oleh alel gen
tunggal di dalam populasi.
• Bioetik
Para ilmuwan mengemukakan empat jenis resiko
yang mungkin ditimbulkan oleh produk transgenik,
yaitu:
a) Efek akibat gen asing yang diintroduksi kedalam
organisme transgenik,
b) efek yang tidak diharapkan dan tidak ditargetkan
akibat penyisipan gen secara random dan interaksi
antar gen asing dan gen inang didalam organisme
transgenik,
c) efek yang dikaitkan dengan sifat kontroversi gen
artificial yang disisipkan ke dalam organisme
transgenik,
d) efek dari aliran gen, terutama penyebaran secara
horizontal dan sekunder dari gen dan kontroversi
gen dari organisme transgenik ke spesies yang
tidak berkerabat. Untuk mengatasi dan
meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan oleh
produksi transgenik maka dimunculkanlah konsep
bioetika. Bioetika sendiri padial dari kata “Bios”
yang berarti hidup atau segala sesuatu yang
menyangkut kehidupan, dan kata “ethicos” yang
berhubungan dengan etika moral. Munculnya
konsep ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh
adanya masalah-masalah yang timbul dari
kecerobohan manusia seperti polusi lingkungan
yang berkembang pesat, sehingga menyebabkan
lingkungan bumi beserta sistem ekologinya berada
dalam bahaya. Pada saat itu bioetika merupakan
ilmu untuk mempertahankan hidup dalam
mengatasi kepunahan lingkungan dan mengatasi
kepunahan manusia. Dalam perkembangannya
bioetika cenderung mengarah pada penanganan
isu-isu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul
karena perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat cepat.
Di dunia internasional ada 3 instrumen terkait
dengan bioetika, yaitu:
a. Universal Declaration on Human Genome and
Human Rights, UNESCO 29th General Conference
1997
b. International Declaration on Human Genetic Data
(ID-HGD), UNESCO 32nd General Conference
2003 28
c. Universal Declaration on Bioethics and Human
Rights, *UD-BHR) UNESCO 33rd General
Conference 2005
2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Implikasi bioteknologi dalam kehidupan
modul ini
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Kloning dan bayi tabung
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai