Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Prinsip dan sejarah bioteknologi 2. Dna kloning 3. Sel punca 4. Aplikasi bioteknologi di berbagai bidang No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Prinsip dan Sejarah Bioteknologi Bioteknolgi merupakan pemanfaatan sistem kehidupan dan organisme untuk mengembangkan dan menciptakan produk baru untuk menghasilkan atau memodifikasi produk atau proses dengan tujuan memperoleh produk yang lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta singkat dalam waktu produksi. Bioteknologi berasal dari kata Bios yang artinya hidup, teuchos yang artinya alat, dan logos yang artinya ilmu, sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatkan mahluk hidup maupun produk dari mahluk hidup dalam proses produksi barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. • Prinsip-prinsip dasar bioteknologi Bioteknologi merupakan ilmu multidisiplin yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti biologi, kimia, biokimia, molekular, genetika, imunologi, dan mikrobiologi. Ruang lingkup bioteknologi sangat luas sehingga untuk mempermudah pembagian bioteknologi, para ilmuwan membagi bioteknologi menjadi bioteknologi merah, hijau, putih, dan biru. • Sejarah perkembangan bioteknologi Bioteknologi telah dimulai sejak manusia mulai meningkatkan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan agen-agen biologi. Sejarah bioteknologi sebelum era teknologi maju diawali dengan ditemukannya proses fermentasi bir dan pembuatan keju oleh masyarakat Mesir dan Sumeria pada sekitar tahun 2000 SM, kemudian berkembang pada tahun 500 SM ditemukannya jamur penghasil antibiotik pada kedelai untuk menangani infeksi. Masyarakat mesir kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorganisme untuk pembuatan bir, anggur, cuka, yogurt, dan lain- lain. Bahkan bangsa yunani kuno telah melakukan proses bioteknologi dengan melakukan pemuliaan pada tanaman-tanaman dengan kualitas baik serta melakukan ternak hewan-hewan yang potensial untuk dimanfaatkan oleh manusia. Perkembangan bioteknologi kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya mikroskop oleh ilmuwan Belanda, Zacharias Jansshen, pada abad 16 dan ditemukannya sel oleh Robert Hooke dan bakteri oleh Antonii van Leeuwenhoek pada abad 17. Verma et al. (2011) membagi tahapan perkembangan bioteknologi ke dalam tiga tahapan atau kategori yang berbeda yaitu bioteknologi kuno, bioteknologi klasik, dan bioteknologi modern. • Peranan mikroorganisme dan bioteknologi konvensional Mikroorganisme memegang peranan penting dalam perkembangan bioteknologi. Pemanfaatan mikroorganisme dalam berbagai tahapan perkembangan bioteknologi dari bioteknologi kuno hingga modern, menjadikan mikroorganisme sebagai organisme penting dan selalu ikut serta disetiap penemuan besar terkait bioteknologi. Alasan utama mikroorganisme dijadikan subjek pada proses bioteknologi yaitu: a. Petumbuhan dan perbanyakan mikroba perlangsung dengan cepat b. Mudah diperoleh dari lingkungan c. Sifat genetik mudah dimodifikasi melalui rekayasa genetika d. Memiliki plasmid yang digunakan sebagai vektor e. Tidak tergantung iklim dan kondisi lingkungan f. Memiliki sifat yang tetap dan tidak berubah 2. DNA KLONING • Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis protein). Pada manusia, gen hanya berjumlah 1/100.000 molekul dari DNA kromosom. Spesifikasi gen menjadi tantangan para ahli biologi molekuler untuk mempelajari gen tertentu. Para ilmuwan mengembangkan metode untuk menyimpan dan menyiapkan sekuen-sekuen DNA yang telah terdefenisi dengan baik ke dalam banyak salinan identik. Proses penyimpanan dan penyiapan sekuen DNA ini disebut dengan kloning DNA. • Isolasi DNA Isolasi DNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam proses rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar dari isolasi DNA jaringan adalah memecah dan mengeksraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri dari DNA, RNA dan substansi dasar lainnya seperti protein, karbohidrat, dan lipid. Pada dasarnya, metode isolasi DNA terdiri dari tahapan penghancuran (lisis) sel, ekstraksi DNA, dan presipitasi DNA. Isolasi asam nukleat bertujuan untuk mendapatkan asam nukleat yang diinginkan secara murni. Tahap isolasi DNA antara lain yaitu dengan memecahkan dinding sel untuk mengeluarkan isi sel, melisiskan membran sel agar DNA larut dalam buffer, melindungi DNA dari enzim nuklease, meminimalisir kerusakan DNA, dan meminimalisir degradasi DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, membran sel harus dihancurkan. • Pemanfaatan enzim restriksi Perkembangan teknologi DNA rekombinan sangat memungkinkan karena penemuan enzim yang dapat memotong molekul DNA pada lokasi-lokasi yang spesifik (lokasi restriksi) dengan jumlah yang terbatas. Enzim-enzim tersebut dikenal sebagai enzim restriksi yang ditemukan pertama kali pada bakteri pada akhir tahun 1960-an. Kerja enzim tersebut pada tubuh inangnya adalah mengenali dan memotong DNA yang asing bagi bakteri tersebut. Maksud dari kegiatan memotong DNA asing tersebut tidak lain sebagai mekanisme perlindungan bakteri terhadap DNA yang menyelinap masuk ke dalam sel bakteri dari organisme lain seperti virus. Saat ini ratusan enzim restriksi yang berbeda telah diidentifikasi dan diisolasi. Setiap enzim restriksi bersifat spesifik untuk mengenali sekuen DNA tertentu. Para peneliti menggunakan enzim restriksi ini untuk memotong DNA yang telah keluar dari inti sel pada lokasi tertentu. Pemotongan ini menghasilkan fragmen yang dapat digunakan untuk memanipulasi dan karakterisasi dengan baik. Sebuah enzim restriksi dapat mengenali urutan sekuen tertentu pada basa nitrogennya di dalam genom dan kemudian memutuskan dua ikatan kovalen (satu ikatan pada masing-masing rantai) gugus gula-fosfat pada posisi tertentu atau dekat dengan urutan tersebut. Fragmen yang dihasilkan oleh enzim restriksi disebut sebagai fragmen restriksi, dan tindakan pemotongan sering disebut dengan digesti. • DNA rekombinan Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah melakukan seleksi pada berbagai mahluk hidup sesuai dengan yang dikehendakinya. Misalnya, terdapat tanaman padi dengan beras pulen, panen panjang, dan biji wangi, ada pula padi dengan beras keras, panen pendek, dan biji tidak wangi. Manusia selalu memilih tanaman dengan sifat yang unggul seperti padi dengan beras pulen, panen pendek, dan biji wangi, sehingga manusia melakukan berbagai persilangan genetik untuk memperoleh tanaman dengan keseluruhan sifat unggul tersebut. Dengan ditemukannya DNA sebagai pembawa informasi mahluk hidup, manusia pun berusaha untuk mendapatkan kombinasi sifat-sifat baru yang unggul dalam suatu mahluk hidup dengan melakukan perubahan langsung pada DNA genomnya. Tindakan mengubah DNA genom ini disebut dengan istilah Rekayasa Genetika. Dalam melakukan rekayasa genetika, manusia menggunakan teknologi DNA rekombinan. Teknologi DNA rekombinan merupakan kumpulan teknik atau metode untuk mengkombinasikan gen-gen secara in vitro. Metode yang digunakan antara lain isolasi DNA, pemotongan DNA, penyambungan DNA, dan memasukkan DNA ke dalam sel hidup. Teknologi DNA rekombinan telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan kloning DNA, rekayasa genetika, dan teknik terkait telah mengubah pandangan tentang bioteknologi. • Peran plasmid Setelah kita mengetahui bahwa enzim restriksi dapat memotong DNA pada lokasi spesifik dan enzim DNA ligase dapat menyambungkan DNA dari dua sumber yang berbeda, sekarang kita melihat bagaimana gen di klon di dalam plasmid. Plasmid disebut vektor kloning merupakan molekul DNA yang dapat membawa DNA asing ke dalam sel inang (bakteri rekombinan) dan bereplikasi pada sel inang tersebut. Plasmid bakteri secara luas digunakan sebagai vektor kloning karena plasmid dapat diisolasi dengan mudah, mudah dimanipulasi untuk membentuk plasmid rekombinan melalui penyisipan DNA asing secara in vitro dan dimasukkan kembali ke dalam sel bakteri, serta mudah dalam replikasi DNA rekombinan karena sangat bergantung dengan tingginya laju pembelahan sel inangnya. Tahapan pengklonan gen dalam plasmid bakteri terbagi ke dalam 4 tahapan yaitu isolasi dan pemotongan DNA, produksi DNA rekombinan, kloning DNA rekombinan, dan screening. • Mengekspresikan kloning gen eukariotik Setelah gen tertentu dikloning di dalam sel inang, produk gen berupa protein dapat diproduksi dalam jumlah besar untuk tujuan penelitian atau aplikasi penting. Gen kloning dapat mengekspresikan protein, baik di dalam sel bakteri maupun sel eukariotik, dimana antara keduanya terdapat perbedaan. Mengekspresikan kloning gen eukariotik di dalam sel inang bakteri prokariotik merupakan hal yang sulit karena setiap jenis sel memiliki faktor penentu ekspresi yang berbeda-beda. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, para peneliti biasanya menggunakan vektor ekspresi, yaitu vektor kloning yang telah dilengkapi dengan promotor bakteri yang sangat aktif. Sel inang akan mengenali promotor dan melanjutkan proses ekspresi gen asing tersebut di dalam inang sel prokariotik. Vektor tersebut memungkinkan mensintesis banyak protein eukariotik dalam sel bakteri. 3. Sel punca • Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal. Kloning dapat menghasilkan satu atau lebih organisme yang identik secara genetis dengan induk sel tunggalnya. Kata “Clon” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “ranting”. Saat ini, kloning organisme melalui sel tunggal sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan banyak jaringan yang berbeda dari satu sel induk. Teknik kultur jaringan juga dapat digunakan untuk memproduksi secara massal tanaman yang identik (klon) dengan sifat unggul. Pendekatan ini digunakan oleh berbagai produksi komersial dari tanaman dengan sifat unggul pada skala industri. Teknik kultur jaringan dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan tipe awal jaringan tanaman yang digunakan sebagai eksplan dan komposisi media pertumbuhan yang digunakan. a. Kultur Kalus Kultur kalus mengacu pada pertumbuhan massa sel tanaman yang tidak terorganisir dalam kultur. b. Kultur Suspensi Sel Kultur suspensi sel tanaman melibatkan pertumbuhan sekelompok sel tunggal tanaman dalam media pertumbuhan cair. c. Isolasi dan Kultur Protoplas Protoplas adalah sel tanaman yang dinding-dinding selnya telah dihilangkan melalui proses enzimatik hingga tersisa membran plasma. d. Kultur Polen Pada bunga, kepala sari merupakan organ yang mengandung serbuk sari. Dalam perkembangan bunga secara normal, kepala sari yang matang dan terbuka memungkinkan serbuk sari untuk menyebar dengan bantuan angin atau serangga. Dalam kultur polen, kepala sari dipisahkan dari bunga dan dipindahkan pada media pertumbuhan yang sesuai. e. Kultur Organ Tanaman Organ tanaman dapat tumbuh menjadi individu baru pada kondisi yang sesuai sehingga metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan tanaman dari organ tanaman. • Transplantasi inti Sel hewan yang telah berdiferensiasi pada umumnya tidak dapat ditumbuhkan dalam kultur sel sehingga sulit untuk mengembangkan kultur sel tunggal dari sel hewan. Penggunakan sel hewan pada kultur sel menggunakan pendekatan transplantasi inti. Pendekatan ini dilakukan dengan cara membuang inti nukleus yang tidak dibuahi atau yang dibuahi dengan nukleus dari organisme yang berbeda. Nukleus dari sel donor akan mempertahankan kemampuan genetiknya sehingga sel akan berkembang membentuk seluruh jaringan, organ, dan sistem organ suatu organisme • Sel punca (stem cell) pada hewan Kloning pada manusia tidak bertujuan untuk reproduksi, tetapi bertujuan untuk memproduksi sel induk yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit manusia. Sel punca (stem Cell) merupakan sel yang tidak terspesialisasi sehingga dapat bereproduksi sendiri tanpa batas dan dalam kondisi yang sesuai dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Sel punca mampu mempertahankan jumlahnya dan dapat menghasilkan sel yang mampu berdiferensiasi. o Karakter Sel Punca Sel punca berbeda dengan jenis sel lainnya di dalam tubuh. Semua sel punca secara umum memiliki tiga karakter yaitu (1) membelah dan memperbaharui diri untuk waktu yang lama, (2) tidak terspesialisasi, dan (3) dapat berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel khusus. Tidak seperti sel otot, sel darah, atau sel saraf yang tidak mereplikasi dirinya sendiri, sel punca dapat bereplikasi berkali-kali atau berkembang biak. Populasi awal sel punca yang berproliferasi selama berbulan-bulan di laboratorium dapat menghasilkan jutaan jenis sel. o Sel Punca Embrionik Sel punca embrionik berasal dari embrio yang berkembang dari sel telur yang telah dibuahi secara in vitro yang disumbangkan untuk kepentingan penelitian dengan persetujuan dari donor. Sel punca yang digunakan umumnya tidak berasal dari sel telur yang dibuahi dalam tubuh wanita karena hal tersebut melanggar bioetik. o Sel Punca Dewasa Sel punca dewasa dianggap sebagai sel yang belum berdiferensiasi karena ditemukan diantara sel-sel yang berdiferensiasi dalam jaringan atau organ. Sel punca dewasa dapat memperbaharui dirinya sendiri dan dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan beberapa atau semua jenis sel khusus utama dari jaringan atau organ. Peran utama sel punca dewasa dalam organisme hidup adalah untuk memelihara dan memperbaiki jaringan dimana sel tersebut ditemukan. o Induced Pluripotent Stem Cells (iPSCs) Induced pluripotent stem cells adalah sel punca dewasa yang telah diprogram ulang secara genetik pada keadaan seperti sel punca embrionik dengan dipaksa untuk mengekspresikan gen dan faktor penting untuk mempertahankan sifat-sifat yang menentukan sel induk embrionik (Gambar 12). o Potensi dan Manfaat Sel Punca Manusia Tujuan utama dari penelitian sel punca adalah untuk mengidentifikasi bagaimana sel punca yang tidak berdiferensiasi menjadi sel yang berdiferensiasi membentuk jaringan dan organ. Para ilmuwan paham bahwa menghidupkan dan mematikan gen adalah inti dari seluruh proses diferensiasi ini. Beberapa kondisi medis seperti kanker dan cacat lahir disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal dan kegagalan diferensiasi. Maka, pengendalian proliferasi dan diferensiasi sel membutuhkan penelitian tentang sinyal molekuler dan gen yang mengatur pembelahan dan spesialisasi sel. Sel punca manusia saat ini digunakan untuk menguji obat baru 4. APLIKASI BIOTEKNOLOGI DI BERBAGAI BIDANG • Aplikasi farmasi Aplikasi komersial pertama dalam bioteknologi setelah teknologi rekayasa genetika adalah pemanfaatan gen-gen dengan potesi klinis. Oleh karena bakteri dapat dikembang biakkan dengan mudah dan singkat, aplikasi klinis pemanfaatan bakteri menjadi sangat penting. Bakteri rekombinan yang membawa gen spesifik dapat mensintesis sejumlah besar protein yang penting dalam medis dalam waktu yang relatif singkat dan dalam volume yang besar. Contoh dari aplikasi ini adalah produksi insulin dan interferon manusia serta protein penting lainnya seperti hormon pertumbuhan dan erythropoietin yang merangsang produksi sel darah merah. Saat • Aplikasi terapi gen Tahun 1990, para peneliti pertama kali berusaha untuk mengobati cacat genetik dengan transfer gen manusia. Ketika suatu penyakit muncul akibat hasil dari rusaknya satu atau lebih gen, cara yang paling memungkinkan untuk mengobatinya adalah dengan menambahkan salinan gen agar gen yang rusak dapat aktif kembali. Pendekatan bioteknologi digunakan dalam upaya mencegah dan mengobati penyakit Cystic fibrossi dan menawarkan potensi pengobatan terhadap penyakit distrofi otot serta gangguan lainnya. Salah satu upaya berhasil yang pernah dilakukan menggunakan pendekatan terapi gen adalah transfer gen yang mengkode enzim adenosin deaminase ke dalam sumsum tulang dua gadis yang menderita penyakit darah langka yang disebabkan kurangnya enzim ini. 2.3.3. Produksi vaksin Bidang lain yang signifikan dan potensial untuk dikembangkan menggunakan teknologi rekayasa genetika adalah produksi vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus. • Aplikasi bioteknologi dalam pertanian Bidang utama dari rekayasa genetika adalah memanipulasi gen tanaman pertanian yang penting. Sel tumbuhan tidak memproses banyak plasmid bakteri ketika plasmid masuk ke dalam sel tumbuhan sehingga vektor potensial yang dapat digunakan sebagai DNA rekombinan pada tumbuhan sangat terbatas. Vektor yang paling potensial sejauh ini adalah Ti (tumor inducing) plasmid dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang secara alami menginfeksi beberapa tanaman seperti tomat, tembakau, dan kedelai. • Aplikasi forensik Forensik merupakan aplikasi multidisiplin ilmu yang berkaitan dengan penyelidikan dan perolehan data-data untuk mengungkap kasus kriminal baik itu data post mortem berdasarkan pemeriksaan mayat maupun dari pemeriksaan kasus hidup seperti pemerkosaan, kekerasan, dan lain-lain. Forensik digunakan untuk menentukan identitas pelaku korban maupun pelaku kejahatan, tanda, sebab, cara kematian, serta perkiraan waktu kematian. • Bioremediasi Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi untuk mengendalikan pencemaran. Pemanfaatan mikroba dalam mengendalikan pencemaran lingkungan bukanlah merupakan sesuatu yang baru karena sudah lama bakteri digunakan untuk mendegradasi senyawa organik yang padial dari limbah. Teknik bioremediasi terbukti efektif dan murah dari sisi ekonomi untuk menanggulangi pencemaran pada air dan tanah yang terkontaminasi senyawa toksik dan beracun. Keberhasilan proses bioremediasi didukung oleh disiplin ilmu yang lain seperti fisiologi mikroba, ekologi, kimia organik, biokimia, genetika molekuler, kimia tanah dan kimia air. • Bioteknologi Konservasi Bioteknologi sangat erat kaitannya dengan perkembangan sejarah manusia dari mulai domestikasi tanaman dan hewan liar hingga teknologi rekombinan seperti saat ini. Manipulasi genetik dengan metode klasik pemuliaan tanaman dan pemilihan varietas unggu dan baru sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Bioteknologi telah digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta melestarikan, mengevaluasi, dan memanfaatkan berbagai aspek keanekaragaman hayati. o Kultur in vitro Kemajuan bidang bioteknologi, terutama dalam bidang kultur in vitro dan biologi molekuler untuk mengembangkan organisme transgenik mengarah pada produksi plasma nutfah baru dengan materi genetik yang baru. Teknik kultur in vitro dan pengumpulan plasma nutfah melalui proses multiplikasi memiliki fungsi yang baik untuk mengurangi resiko hilangnya sumber daya genetik tanaman yang penting. o Kriopreservasi Saat ini bioteknologi telah digunakan untuk mengkonservasi spesies yang terancam punah, tanaman hias, tanaman obat, dan tanaman penting lainnya dengan metode yang lebih baik, bebas patogen, dan variasi genetik yang tinggi sehingga dapat digunakan dalam konservasi jangka pendek, menengah, dan panjang. Salah satu metode mutakhir yang saat ini digunakan untuk mengawetkan plasma nutfah penting adalah metode kriopreservasi. Kriopreservasi adalah pengawetan sel hidup, organ, jaringan, dan mikroorganisme pada suhu yang sangat rendah. Dibawah suhu yang sangat rendah, bahan biologis dapat dikonservasi dalam waktu yang sangat lama karena semua aktivitas metabolisme dan pembelahan sel dihentikan. Selama proses penyimpanan, sel tidak mengalami perubahan genetik. Untuk penyimpanan dalam volume kecil, dibutuhkan perawatan yang sangat terbatas pada suatu wadah penyimpanan dengan nitrogen cair o Penanda molekuler Penanda berbasis DNA telah banyak digunakan untuk mengukur struktur genetik spesies tanaman dan telah digunakan pada berbagai bidang seperti embriologi, rekayasa genetika, fisiologi, taksonomi, ekologi, dan lain- lain. Penanda ini dapat membantu para peneliti untuk mengidetifikasi spesies tanaman dan kultivarnya untuk mengklarifikasi kesalahan jenis spesies. Namun saat ini, data molekuler telah banyak digunakan pada spesies tanaman yang potensial serta menyisipkan gen potensial untuk mengendalikan sifat-sifat penting pada tanaman. Beberapa penanda DNA dapat megukur keragaman genetik berdasarkan polimorfisme. Polimorfisme dapat didefenisikan sebagai kemunculan suatu sifat baik pada DNA maupun fenotip yang disebabkan oleh alel gen tunggal di dalam populasi. • Bioetik Para ilmuwan mengemukakan empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan oleh produk transgenik, yaitu: a) Efek akibat gen asing yang diintroduksi kedalam organisme transgenik, b) efek yang tidak diharapkan dan tidak ditargetkan akibat penyisipan gen secara random dan interaksi antar gen asing dan gen inang didalam organisme transgenik, c) efek yang dikaitkan dengan sifat kontroversi gen artificial yang disisipkan ke dalam organisme transgenik, d) efek dari aliran gen, terutama penyebaran secara horizontal dan sekunder dari gen dan kontroversi gen dari organisme transgenik ke spesies yang tidak berkerabat. Untuk mengatasi dan meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan oleh produksi transgenik maka dimunculkanlah konsep bioetika. Bioetika sendiri padial dari kata “Bios” yang berarti hidup atau segala sesuatu yang menyangkut kehidupan, dan kata “ethicos” yang berhubungan dengan etika moral. Munculnya konsep ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh adanya masalah-masalah yang timbul dari kecerobohan manusia seperti polusi lingkungan yang berkembang pesat, sehingga menyebabkan lingkungan bumi beserta sistem ekologinya berada dalam bahaya. Pada saat itu bioetika merupakan ilmu untuk mempertahankan hidup dalam mengatasi kepunahan lingkungan dan mengatasi kepunahan manusia. Dalam perkembangannya bioetika cenderung mengarah pada penanganan isu-isu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul karena perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat. Di dunia internasional ada 3 instrumen terkait dengan bioetika, yaitu: a. Universal Declaration on Human Genome and Human Rights, UNESCO 29th General Conference 1997 b. International Declaration on Human Genetic Data (ID-HGD), UNESCO 32nd General Conference 2003 28 c. Universal Declaration on Bioethics and Human Rights, *UD-BHR) UNESCO 33rd General Conference 2005 2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Implikasi bioteknologi dalam kehidupan modul ini 3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Kloning dan bayi tabung miskonsepsi