Anda di halaman 1dari 6

7 macam teks nonsastra

1.     Teks Berita

Longsor Kembali Hantui Warga Garut

Sejumlah titik longsor bermunculan di Kabupaten Garut Jawa Barat usai hujan melanda di daerah itu
selama hampir sepekan.

Di Kampung Cigedogan Desa Mekarjaya Garut misalnya, tebing setinggi 10 meter dilaporkan ambruk
dan menutup akses transportasi dari Kecamatan Bungbulang menuju Kecamatan Caringin.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun material berupa tanah dan batuan
setebal tiga meter menutupi akses jalan sepanjang 10 meter.

“Kami bersama warga sedang mengupayakan agar kendaraan roda dua bisa lewat jalur tersebut,
sambil menunggu alat berat dari Provinsi Jabar,” ujar Camat Bungbulang Heri Hermawan, Senin, 29
Mei 2017.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Imat menambahkan bencana longsor
juga menimpa akses transportasi di jalur Kecamatan Cikajang. Di mana ada tiga kecamatan, yakni
Banjarwangi, Singajaya dan Peundeuy yang kini terputus karena longsor.

“Masyarakat masih berupaya membersihkan material tanah yang menutupi badan jalan,” ujarnya.

2.     Teks Eksposisi

Sebelum beranjak ke masa dewasa tentunya anak-anak harus melewati masa remaja terlebih
dahulu. Sedangkan usia remaja adalah usia dimana kita berumur kisaran 11 tahun sampai dengan 20
tahun. 

Pada masa inilah remaja akan mencari jati diri mereka. Pada masa ini mereka bisa dikatakan berada
dala fase rawan karena pengaruh baik maupun buruk dapat masuk dengan mudah oleh karena itu
fase inilah yang nantinya akan menentukan sifat remaja setelah dewasa.

Tidak hanya berkembang dari segi fisik namun remaja juga akan mengalami perkembangan psikis
yang mengakibatkan mereka dapat bergejolak emosinya. Karena itulah remaja harus mampu
mengendalikan diri di lingkungan baik di rumah maupun di sekolah, serta di lingkungan masyarakat. 

Pada masa ini peran orang tua sangat diperlukan agar remaja nantinya tidak terjerumus ke hal-hal
negatif.
Sudah terbukti bahwa pada kenyataannya dengan pendidikan karakter disekolah dapat membantu
para remaja untuk menuju hal yang positif. Pendidikan karakter mengajarkan para remaja untuk
hidup dengan berpegang teguh pada agama dan norma-norma yang berlaku.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi remaja untuk
membantu mereka menuju hal yang positif. Dengan remaja yang positif tentunya akan memicu
perubahan yang positif pula pada negara karena remaja adalah pewaris negara ini. Jika memiliki
remaja yang berkualitas maka negara juga akan berkualitas juga.

3.     Teks Prosedur

Cara Mengurus Visa

Secara umum yang dimaksud dengan visa adalah tanda bukti izin untuk berkunjung ke suatu Negara
dengan tujuan wisata atau bekerja selama jangka waktu tertentu. Visa biasanya diberikan oleh
Negara asal untuk digunakan pada Negara tujuan. Berikut adalah cara pengurusan visa yang harus
dilakukan secara prosedural.

Anda harus menyiapkan segala keperluan identitas seperti KTP, SIM, Akta Lahir, Ijazah, dan identitas
lainnya beserta copy dari keseluruhan identitas tersebut.

Mendatangi kantor imigrasi dan mengisi formulir permohonan pembuatan visa

Mengisi dan melengkapi segala yang dibutuhkan dalam formulir kemudian menyerahkannya pada
petugas yang berwenang

Setelah itu petugas akan memberikan tanda terima beserta jadwal untuk melakukan foto yang akan
ditempelkan pada visa

Ikuti jadwal foto sesuai waktu yang tertera, biasanya sekaligus dilakukan rekam sidik jari

Tunggu sesi wawancara dan siapkan dokumen asli untuk ditunjukkan

Usai wawancara akan dijelaskan mengenai metode pembayaran buku visa serta jadwal pengambilan
visa

Pada tanggal yang ditentukan, bayarlah semua syarat administrasi, kemudian anda bisa menerima
visa pada jadwal yang juga sudah diberikan
Visa biasanya selesai dalam waktu satu minggu sejak pengurusan dilakukan.

4.     Teks Opini/ Editorial

Ujian nasional online perlu atau tidak?

Dalam kurun waktu beberapa bulan lagi akan diadakan ujian nasional tingkat SD hingga SMK dan
SMA. Bersamaan dengan ini kemendikbud telah memberlakukan aturan baru yakni dilaksanakannya
ujian nasional online yang diselenggarakan di beberapa sekolah.

Dilihat dari situasi dan kondisi lapangan sekarang ini, rencana ini harus lebih dipertimbangkan
kembali karena belum tepat sasaran dan memiliki kendala dalam sarana infrastruktur yang belum
benar-benar merata. Ditambah lagi dengan kurangnya pengetahuan yang dimilliki oleh tenaga-
tenaga pendidik di beberapa sekolah.

Pada dasarnya hal ini merupakan sebuah potensi yang sangat baik. Jika ujian nasional secara online
tatap dilangsungkan, maka akan terjadi permasalahan di beberapa sekolah seperti kurangnya
infrastruktur berupa komputer, listrik, hingga akses internet.

Dapat dibayangkan bukan ketika sebuah sekolahan memiliki sejumlah murid 300 siswa maka jumlah
komputer yang harus disediakan minimal adalah 300 unit komputer. Setiap komputer ini nantinya
juga memerlukan tegangan listrik dan akses internet yang dipakaipun juga akan memiliki skala yang
besar.

Katakanlah jika kita tidak memiliki unit komputer yang cukup, maka solusi untuk masalah ini adalah
melakukan ujian nasional secara bergiliran menggunakan komputer. Tentunya hal ini sangat
beresiko karena dapat menimbulkan kecurangan di kalangan siswa dan sangat tidak mungkin
dilakukan karena pada dasarnya ujian nasional dilakukan secara serentak dan bersamaan.

Selain itu, terbatasnya pengetahuan yang dimiliki tenaga ahli yang terdapat di sekolah juga termasuk
dalam permasalahan yang harus dihadapi. Tidak semua sekolah memiliki tenaga ahli yang benar
benar mengerti akan cara kerja dan sistem dari ujian nasional online ini.

Jika pemerintah ingin mengadakan ujian nasional online yang dilaksanakan secara serentak sudah
semestinya pihak pemerintah juga harus mendukung dan menyediakan sarana infrastruktur yang
diperlukan. Tidak hanya itu, pemerintah semestinya juga harus melakukan beberapa sosialisasi ke
sekolah sekolah yang tidak terjangkau teknologi perihal ujian nasional online ini agar tidak
menimbulkan kebingungan dan masalah.
5.     Teks Ulasan/ Resensi

Cerpen ini adalah karya dari Arief Setiawan, bercerita mengenai kisah cinta remaja yang sedang
ditimpa sebuah masalah yang  rumit. Tebal cerpen ini yaitu 3 lembar.

Cerpen ini berawal dari 2 murid SMP yaitu “Aku” sebagai Adit dan seorang cewek bernama Dewi. 

Pertemuan mereka berawal ketika SMP, Aku sebagai Adit diselamatkan oleh Dewi ketika aku
“dipalak” oleh temen sekelasku yaitu Riki. Tetapi akhirnya setelah melewati beberapa tahap
hubungan, mereka menjadi teman. Sejak saat itu mereka berdua menjadi dekat dan sering curhat
satu sama lain.

Sikap Dewi yang baik kepada Adit menyebabkan Adit mulai muncul perasaan suka terhadap Dewi.
Tetapi mereka harus berpisah akibat sekolah yang berbeda. Disaat SMA Adit mempunyai seorang
pacar, tetapi mereka putus dan akhirnya Adit berpacaran dengan Dewi.

Hubungan mereka mempunyai masalah karena mantan pacar Adit meminta “balikan”. Disitulah
timbul konflik. Tetapi, Adit mengambil keputusan yang salah dengan kembali ke mantan pacarnya
dan meninggalkan Dewi seorang diri tanpa diberi penjelasan.

Tokoh utamanya yaitu Adit dan Dewi. Adit merupakan orang yang tidak teguh pendiriannya dan
selalu menyesal di belakang dengan keputusan yang diraihnya.

Sedangkan dewi merupakan seorang wanita yang baik, tegas, dan berani membela kebenaran, dan
dialah yang disakiti oleh keputusan yang diambil oleh Adit.

Terdapat banyak kesalahan penulisan di cerpen ini. Pertama, di awal paragraf awal cerpen terdapat
kata “acuh”. Tetapi setelah diperhatikan lagi makna kalimat utuh nya, kita akan tahu bahwa terdapat
kesalahan penggunaan kata “acuh” yang dalam kata lain sama dengan “peduli”. Jadi, kata “acuh”
yang benar dirubah menjadi “tidak acuh” atau “tak acuh”.

Kedua, soal EYD, diantaranya kata-kata seperti: “dikelas”, “dihidupku”, “dihatiku”, “dimasa”,
“dikotaku”, “dikampus”, “di elu-elukan”,  “sekedar”,  “didepanku”, dan “akupun”. yang semestinya
ditulis demikian: “di kelas”, “di hidupku”, “di hatiku”, “di masa”, “di kotaku”, “di kampus”, “dielu-
elukan”, “sekadar”, “di depanku”, dan “aku pun”.

Ketiga, penulisan kalimat dialog. Pelajari pola dan aturan (termasuk tanda baca dan lain sebagainya)
yang berhubungan dengan kalimat dialog di dalam sebuah prosa.

Di suatu cerpen, lebih baik dialog tidak dibuat seperti dialog dalam suatu naskah drama. Namun
disini penulis justru melakukannya, alhasil cerpen ini terlihat kurang rapi. Diharapkan agar penulis
mempelajari kembali penulisan kalimat dialog dalam prosa (cerpen/novel) yang baik dan benar.

Kemudian, untuk kata-kata yang tidak baku seperti “palak”, “gak”, “udah”, “ngasih”, “kebayang”,
dan lainnya terutama yang sering ditemukan dalam dialog sebaiknya ditulis dengan huruf miring.
Walau tidak ada aturan wajib untuk hal ini.
Ada 2 pendapat yang berbeda, dimana salah satunya memperbolehkan diketik dengan huruf biasa.
Tetapi, sebaiknya menggunakan aturan pertama, yaitu kata-kata yang tidak baku dan dari bahasa
asing diketik menggunakan huruf miring.

Selain itu, penggunaan tanda baca tidak perlu kita tulis secara berlebihan, misalnya rangkap dua,
tiga, atau empat. Menambahkan emoticon pada tulisan, termasuk cerpen, juga tidak disarankan.
Terakhir, untuk penulisan judul, sebaiknya tidak dengan huruf kapital seluruhnya.

Cerpen ini sangat menarik dan menggambarkan isi cerita yang sangat dalam, seperti tokoh Adit yang
mengumbar perasaan secara indah dan mengena. Hal ini membuat pembaca cerpen merasakan
kebahagiaan, pengkhianatan, kesedihan, dan penyesalan yang dialami tokoh di dalam cerita pendek.

Kekurangan cerita ini yaitu tidak cocok dibaca oleh anak-anak dibawah umur karena
menggambarkan cerita cinta remaja dan adegan-adegan kekerasan yang dialami oleh tokoh.
Ditambah lagi cerita ini juga kurang memberikan pendidikan moral yang baik.

Cerpen “Ketika Sebuah Persahabatan Dipertaruhkan” kurang bermanfaat untuk pelajar dibawah
umur. Namun, dalam cerita ini masih ada pelajaran moral seperti persahabatan yang didasari
dengan rasa kasih sayang antar sesama manusia, tanpa memikirkan perbedaan gender.

6.     Teks Deskripsi

Sekolahku

Aku sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 99 Yogyakarta. Sekolahku sangat luas. Begitu pula
dengan halaman sekolahku yang juga sangat luas. Ada banyak pepohonan yang ditanam di
sepanjang tepi halaman sekolah. Meski sangat luas dan banyak pepohonan, tapi lingkungan
sekolahku selalu tampak bersih. Ada juga tempat parkir yang bisa menampung hingga seribu sepeda
motor dan sepeda. 

Sekolahku memiliki lima gedung utama yang digunakan sebagai tempat pembelajaran siswa dan
fasilitas pendukung lain. Gedung utama itu dinamai gedung unit I, unit II, unit III, unit IV, dan unit V.
Masing –masing gedung memiliki tiga lantai. Di masing –masing lantainya, terdapat kantin mini.
Suasana di setiap gedung juga sangat sejuk. Sebab, di setiap lantainya dihiasi dengan aneka tanaman
hijau yang diletakkan di dalam pot.

Unit I, II dan III digunakan sebagai tempat pembelajaran. Unit IV dan V berisi berbagai fasilitas
pendukung pembelajaran. Fasilitas pendukung tersebut di antaranya : perpustakaan, laboratorium,
tempat praktikum, ruang guru, tempat olahraga, uks, unit siswa, tempat ibadah dan aula.
Aula yang ada di unit V adalah ruangan paling besar yang dimiliki sekolahku. Aula sekolahku bisa
memuat lebih dari 1000 orang. Biasanya, aula tersebut digunakan untuk acara wisuda, rapat besar,
dan terkadang juga disewakan untuk acara pernikahan.

Sekolahku memang sangat nyaman. Sekolahku juga selalu tampak cerah dan terang. Apalagi, tembok
sekolah dan lantainya juga banyak diwarnai dengan warna –warna mencolok. Satu warna yang
paling mendominasi di sekolahku adalah warna ungu. Sebab, bagi orang Jawa, warna ungu di anggap
warna yang berwibawa, karena melambangkan “wungu” yang berarti “bangun”.

7.     Teks Narasi

Pada tanggal 4 Juli 1927 Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan
Indonesia segera merdeka. Namun nyatanya pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda memasukkan
beliau ke dalam penjara Sukamiskin di Bandung sampai pada tanggal 31 Desember 1931.

Beliau dibebaskan dan kemudian bergabung dengan Partindo namun untuk yang kedua kalinya Ir.
Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933. Kemudian beliau dipindahkan ke
Bengkulu.

Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, beliau bersama Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Anda mungkin juga menyukai