Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

“TAWURAN ANTARPELAJAR”

Disusun oleh:
Anggita Arumania
Layyinatun Nafisah
XI MIPA 3

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANTUL


TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah disahkan didepan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

Hari,Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Mengetahui,

Kepala madrasah
Guru pembimbing

Drs. H . Ulul Ajib , M.Pd. Nur Khasanah, S.Pd.


NIP 19631151999031001 NIP 197204282005012001

ii
KATA PENGANTAR

Pertama - tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan . Kami juga inggin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis
ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna .
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan . Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki . Dimana kami juga metliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis
kami dimasa datang . Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengurangi bahkan menghilangkan aksi tawuran antar pelajar di indonesia.

Bantul, 20 Maret 2023

Penulis

iii
ABSTRAK

Sebagaimana kita saksikan di massa,media cetak maupun elektronik, akhir-akhir ini semakin
banyak terjadi kasus perkelahian pelajar di sebagian kota besar di Indonesia.Dalam kamus besar
indonesia tawuran dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Perkelahian yang
melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile
deliqueney). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu
situasional dan sistematik.
Faktor-faktor yang dapat mendorong adanya tawuran antarpelajar diantaranya terdapat faktor
internal dan eksternal.Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri sedangkan faktor
eksternal meliputi keluarga,sekolah, dan lingkungan sekitar.Para pelajar yang umumnya masih berusia
remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal di luar dugaan yang mana kemungkinan dapat
merugikan dirinya sendiri dan orang lain,maka inilah peran orang tua di tuntut untuk dapat mengarahkan
dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan.Keteladanan seorang guru juga
tidak dapat di lepaskan.Guru sebagai pendidik bisa di jadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian
para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Makalah
ini ditujukan ntuk memberikan pedoman dan bagaimana kita menanggapi aksi tawuran antarpelajar
dikalangan pelajar. Supaya kita dapat menghindari atau membentengi diri untuk tidak melakukan aksi
tawuran.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodologi deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metodologi deskriptif ini peneliti berharap
dapat mengetahui gambaran secara detail mengenai kasus tawuran, serta bagaimana solidaritas yang
terbentuk di dalam kelompok dapat menyebabkan tawuran terjadi. Karena sampai sekarang, peneliti
mengetahui bahwa kasus tawuran di beberapa wilayah masih sering terjadi. Beberapa dampak dari
tawuran antarpelajar ini ialah kerugian fisik, merusak fasilitas masyarakat sekitar, terganggunya proses
belajar mengajar,menurunnya moralitas pelajar, hilangnya rasa peka, toleransi,dan tenggang rasa.
Hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengatasi tawuran antarpelajar yaitu .Menghadirkan figur
yang baik untuk di contoh oleh para pelajar dan Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja

iv
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii
ABSTRAK......................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
BAB l PENDAHULUAN................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
3. TUJUAN...............................................................................................................................2
4. MANFAAT...........................................................................................................................2
BAB ll KERANGKA TEORITIS....................................................................................................3
1. KAJIAN TEORI....................................................................................................................3
2. METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................7
1. KESIMPULAN.....................................................................................................................7
2. SARAN.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................8

v
BAB l
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita saksikan di massa, media cetak maupun elektronik, akhir-akhir ini
semakin banyak terjadi kasus perkelahian pelajar di sebagian kota besar di Indonesia.
Perkelahian pelajar yang dikenal dengan Tawuran antarpelajar pada era sekarang ini mungkin
di sebagian masyarakat tertentu bukanlah merupakan suatu pemandangan yang aneh. Tetapi
bagi masyarakat kependidikan khususnya dan juga orang tua yang terkait langsung dalam
pelaksanaan pendidikan di lapangan setidaknya akan ikut mencemaskan dalam mencermati
fenomena-fenomena tawuran antarpelajar yang cukup meresahkan tersebut. Seperti
dikemukakan oleh Mindarti dalam artikelnya yang berjudul Cegah Tawuran dengan
“Striptease”: “Istilah pelajar mengingatkan kita pada suatu lembaga yang penuh dengan
norma-norma kesusilaan. Namun juga tak bisa dipisahkan dengan perkelahian. Hampir setiap
hari terdengar kabar tentang keberingasan tawuran antarpelajar di media massa. Bahkan
kadang sampai menimbulkan korban jiwa. Sungguh memprihatinkan.”(Intisari 2000 : 109)
Bukan hanya tawuran antarpelajar saja yang menghiasi kolom - kolom media cetak
tetapi tawuran antar warga,antar kaum beragama , antara polisi dan mahasiswa ,sungguh
menyedihkan . Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.Tawuran antarpelajar maupun
tawuran antarremaja semakin menjadi semenjaknya terciptanya geng - geng . Perilaku antar
selalu dipertontonkan ditengah - tengah masyarakat . Mereka itu sudah merasa bahwa
perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa menganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya
mereka merasa bangga jika masyaraka itu takut dengan geng atau kelompok. Seorang pelajar
seharusnya tidak melakukan seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari
masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru
menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam dengan rasa
kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan
oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik
sekolah tersebut.
Tawuran antarpelajar tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama
oleh para pelajar. Bahkan para mahasiswa yang notabene orang yang berpendidikan tinggi
dalam memecahkan masalah menggunakan kekerasan.Kekerasan sudah dianggap sebagai
pemecah masalah yang sangat efektif dikaum remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata
bahwa seorang pelajar seolah - olah sangat leluasa untuk melakukan hal - hal yang bersifat
anarkis dan premanis .Tentunya perilaku ini sangat merugikan orang yang terlibat dalam
tawuran tersebut. Bahkan orang lain yang tidak terlibat juga merasakan dampak tawuran
tersebut.

1
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian tawuran antarpelajar?
b. Apa yang melatarbelakangi terjadinya tawuran antarpelajar?
c. Apa dampak tawuran yang dirasakan bagi pelajar?

3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian tawuran antarpelajar.
b. Untuk mengetahui yang melatarbelakangi terjadinya tawuran antarpelajar.
c. Untuk mengetahui dampak tawuran yang dirasakan bagi pelajar.

4. MANFAAT
Manfaat dari karya tulis ilimiah ini adalah ntuk memberikan pedoman dan bagaimana
kita menanggapi aksi tawuran antarpelajar dikalangan pelajar. Supaya kita dapat
menghindari atau membentengi diri untuk tidak melakukan aksi tawuran.

2
BAB ll
KERANGKA TEORITIS

1. KAJIAN TEORI
Dalam kamus besar indonesia tawuran dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi
banyak orang. Sehingga pengertian tawuran antarpelajar adalah perkelahian yang dilakukan
sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang sedang belajar secara
psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu
bentuk kenakalan remaja (juvenile deliqueney). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian dapat
digolongkan ke dalam dua jenis yaitu situasional dan sistematik.
a. Delikuensi situasional perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka
untuk berkelahi keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan
masalah secara cepat.
b. Delikuensi sistemstik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Disitu ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
diikuti anggotanya,termasuk berkelahi. Sebagai anggota tumbuh kebanggaan apabila dapat
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti kita ketahui bahwa pada masa
remaja seorang remaja kan cenderung membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan
geng inilah para remaja bebas melakukan apa saja.

Faktor - faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar. Berikut ini adalah faktor - faktor
yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya:

a. Faktor internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
prosesinternalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan
semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak
memperlukan adaptasi dengan lingkungan dan kompleks. Maksudnya tidak dapat
menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai
keberagaman lainnya yang samakin lama semakin bermacam - macam. Para remaja yang
mengalami hal ini akan lebih tergesa - gesa dalam memecahkan segala masalah nya tanpa
betpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan.

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu yaitu:
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga adalah dimana pendidikan pertama dari orangtua di terapkan. Jika
seorang anak terbiasa melihat kekerasan yg di lakukan di dalam keluarganya maka
setelah ia tumbuh menjadi remaja ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena
inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya.Selain itu ketidak harmonisan keluarga
juga bisa menjadi penyebab kekerasan yg di lakukan oleh pelajar.suasana keluarga
yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan
keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia
terutama pada masa remaja.
3
Menurut Hirsehi (dalam mussen dkk 1994) . Berdasarkan hasil penelitian di
temukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja di karenakan tidak
berfungsinya orangtua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (Hawari, 1997) jadi
di sinilah peran orang tua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku
baik.

2) Faktor sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun
juga pandai secara akhlaknya.Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik.Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini di karenakan hilangnya kualitas pengajaran
yang bermutu.Contohnya di sekolah tidak jarang di temukan ada seorang guru yang
tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muridnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan.Hal ini bisa saja di tiru oleh
para siswanya.Lalu disinilah peran guru di tuntut untuk menjadi seorang pendidik
yang memiliki kepribadian yang baik.

3) Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja
Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan
remaja tersebut ikut menjadi tidak baik.Kekerasan yang remaja lihat akan membentuk
pola kekerasan di pikiran para remaja.Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis.Tidak
hanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar di
sekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodologi deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal tersebut dikarenakan, metodologi deskriptif
merupakan metode yang dilakukan untuk mengetahui gambaran, keadaan, suatu hal dengan cara
mendeskripsikannya sedetail mungkin berdasarkan fakta yang ada. Kasus yang diangkat dalam
penelitian ini mengenai solidaritas kelompok dalam mempengaruhi perilaku tawuran
antarpelajar. Oleh karena itu dalam penelitian mengenai solidaritas kelompok peneliti ingin
memperoleh gambaran yang detail mengenai tawuran antarpelajar yang terus menerus terjadi
hingga saat ini. Kasus tawuran antar pelajar mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat ketika
menimbulkan korban meninggal ataupun luka berat. Akan tetapi, faktor penyebab pelajar dapat
melakukan aksi tawuran masyarakat seakan tidak peduli dan hanya menyalahkan pihak sekolah
yang tidak dapat membina peserta didiknya. Dengan menggunakan metodologi deskriptif ini
peneliti berharap dapat mengetahui gambaran secara detail mengenai kasus tawuran, serta
bagaimana solidaritas yang terbentuk di dalam kelompok dapat menyebabkan tawuran terjadi.
Karena sampai sekarang, peneliti mengetahui bahwa kasus tawuran di beberapa wilayah masih
sering terjadi.

4
BAB III
PEMBAHASAN

Tawuran dapat dikategorikan sebagai bentuk kenakalan remaja atau juvenile delinquency,
Juvenile diambil dari bahasa latin juvenilis yang artinya anak muda, sedangkan delinquent
berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan. Kartono (1998) menjelaskan juvenile
delinquency adalah kenakalan remaja yang merupakan gangguan perilaku sosial yang
disebabkan pengabaian sosial, sehingga mereka berperilakumenyimpang.Dari beberapa pendapat
di atau dapat disimpulkan bahwa tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan antar
kelompok remaja laki-laki dalam bentuk kekerasan. Hal ini menunjukkan bahwa tawuran
merupakan salah satu bentuk perilaku agresif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
tawuran adalah perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai.Beramai-
ramai dapat diartikan perkelahian itu dilakukan antara dua kelompok atau lebih, masing-masing
kelompok berbeda pandangan sehingga terjadilah tawuran.
Menurut Ridwan (2006, dalam Jamaludin, 2016) adalah perkelahian masal yang
dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa lainnya dari sekolah yang
berbeda.Tawuran antarpelajar memang terjadi antara sekolah satu dengan yang lainnya.Tawuran
antarpelajar ini termasuk ke dalam jenis penyimpangan kolektif (group deviaton) dimana pelajar
yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan kekerasan, ketidak amanan, ketidak
nyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.Tawuran antarpelajar dapat di hasilkan dari adanya
pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya
sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut tindakan kenakalan tersebut.padahal mereka pun
sadar bahwa dengan mereka ikut serta dalam tawuran antar pelajar tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan masyarakat,namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara
mereka untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing - masing.
Pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dan tindakan asusila. Pengaruh
buruk orang tua dapat juga menjadi faktor penyebab terjadinya tawuran antarpelajar.sebagai
contohnya ketika terjadi percekcokan antara ayah dan ibunya, dan terlebih sang ayah selalu
melakukan tindakan asusila seperti memukul istrinya dan tanpa di sadari sang anak melihat
kejadian tersebut sehingga sang anak cenderung ingin mempraktekkan apa yang terjadi pada
orang tuannya.Disini kembali lagi pada prinsip awal bahwa baik buruknya seorang anak di
pengaruhi oleh sikap dan tingkah laku orang tuanya.
Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak
memenuhi persyaratan ,tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olahraga,
minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid didalam kelas yang terlalu padat,ventilasi dan
sanitasi udara yang buruk dan lain sebagainya.
Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan
remaja tersebut ikut menjadi tidak baik.kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola
kekerasan di pikiran para remaja.Hal ini membuat remaja beraksi anarkis.
Tak jarang di sebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar
sesama pelajar yang berbeda sekolahan.Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu
tawuran.Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.

5
Dampak tawuran antarpelajar:

a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.Baik itu
cidera ringan,cidera berat,bahkan sampai kematian.
b. Masyarakat sekitar juga di rugikan, contohnya: Rusaknya rumah warga apabila
Pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
c. Terganggunya proses belajar mengajar.
d. Menurunnya morolitas para pelajar.
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi,tenggang rasa,dan saling menghargai

Hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengatasi tawuran antarpelajar:


a. Menghadirkan figur yang baik untuk di contoh oleh para pelajar.seperti hadirnya
seorang guru, orang tua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar
untuk selalu bersikap baik.
b. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari
jati diri.

6
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Faktor yang menyebabkan tawuran antarpelajar tidak lah hanya datang dari individu
siswa itu sendiri.Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar
individu, di antaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kecenderungan untuk
melakukan hal-hal di luar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri
dan orang lain. Maka inilah peran orang tua di tuntut untuk dapat mengarahkan dan
mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan.Keteladanan seorang
guru juga tidak dapat di lepaskan.Guru sebagai pendidik bisa di jadikan instruktur dalam
pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.
Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah di berikan pengarahan
dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik.Masyarakat sekitar pun harus bisa
membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui
keberadaannya.

2. SARAN
a. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola
pikir yang baik untuk para pelajar.
b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif.
c. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik dan
membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang
ada didalam dirinya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abigail, Amos. 2015.”Tawuran Antar Pelajar, Sebab dan Solusinya”. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Azwar, Saeffudin. 2015. Penyusunan Skala Psikologi (Buku 2). Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Azwar, Saifudin.2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, Saifudin 2008. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Baron & Byrne. 2005. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga .
Chaplin, James P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Chorr, Philip J., and Matthews, Gerald. 2009. The Cambridge Handbook of
Personality:wiley.Jakarta: Yudhistira.
Fitriah, A. E. 2014.Psikologi Sosial Terapan. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.
Harahap, 2013. Fase Mencari Jati Diri.
Howard, R., Duggan C 2010. Mentally Disorder Offernders: Personality Disorders Edited by
Graham J Towl dan Dvid A Crrighton : BPS Blackwell .

8
Sumber Dari Internet

http://m.kompasiana.com/amos_abigail/diakses pada 2015 /Juni /24/tawuran -antar-pelajarsebab-


dan-solusinya.

http://klikbelajar.com/2011/Juli/3/hak-dan-kewajiban-seorang-pelajar.

https://news.okezone.com/read/2013/11/20/560/900260/fase-mencari-jatidiri-remaja-terpegaruh-
internet.

Anda mungkin juga menyukai