Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH UAS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Semester III

Dosen Penampuh :

Dr.Aisa Abas, S.Pd,M.Pd

OLEH:

NAMA: MARISA ENJELY RUMENGAN

KELAS: B

NIM: 2021 32 042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI GEPGRAFI

UNIVERSITAS PATTIMURA

2023
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu,
saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat menyusun
tugas ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya

Selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-teman.
Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan
lebih dapat menyeleisaikan tugas ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis,
saya berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh lebih
baik. Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari tugas
uas ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap ada manfaat
yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari saya.
Terima kasih.

Ambon, 10 Januari 2023

Yang bertanda tangan di bawah ini

Marisa Enjely Rumengan

Nim. 202132042
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

2.1 Identitas Nasional............................................................................

2.2 Integritas Nasional...........................................................................

2.3 Wawasan Nusantara........................................................................

2.4 Konstitusi Indonesia........................................................................

2.5 Kewajiban dan hak Negara dan warga Negara...............................

2.6 Demokrasi Indonesia.......................................................................

2.7 Hak asasi manusia...........................................................................

2.8 Penegakkan hukum di Indonesia....................................................

2.9 Otonomi daerah...............................................................................

2.10 Perdamaian dunia..........................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

3.1 Kritik dan saran...............................................................................

3.2 Salam penutup.................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan Kewarganegaraan adalah konsep multidimensional yang
dimaksudkan untuk meletakkan dasar pengetahuan tentang masyarakat,
berpartisipasi dalam proses kehidupan bermasyarakat secara menyeluruh, dan
secara umum tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik. Adapun
peran utama dunia pendidikan ialah menanamkan Pendidikan Kewarganegaraan
kalangan generasi muda terutama mahasiswa, karena Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan modal dasar untuk mewujudkan dan menegakkan
demokrasi dalam kehidupan di kampus, masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan mendapatkan Pendidikan Kewarganegaraan
mahasiswa diharapkan dapat mencerminkan sikap saling menghargai dan
menghormati sesama, baik di kalangan kampus maupun di luar kampus sesama
mahasiswa, serta dapat meningkatkan dan memantapkan rasa persatuan bangsa
dalam rangka menciptakan suatu kehidupan yang berpedoman pada pancasila,
guna menunjang kelestarian Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaedah kehidupan bernegara,
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki implikasi yang signifikan terhadap
perkembangan moral bangsa dalam kaitannya dengan interaksi individu
terhadap negara maupun terhadap sesame individu. Dalam kajian hubungan
individu terhadap negara, Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bahwa
bangsa indonesia harus memiliki etika yakni sikap yang mencerminkan tindakan
atau perilaku yang positif dan tidak melenceng ke arah yang negatif. Artinya,
sikap atau perilaku yang lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan yang
menumbuhkan jiwa nasionalisme bangsa guna mewujudkan negara bangsa yang
utuh dan berdaulat. Sebagai contoh taat terhadap peraturan hukum yang berlaku,
sopan berlalu lintas, mengikuti pemilu secara jurdil, menjaga budaya dan
melestarikannya. Adapun dalam kajian moral individu terhadap sesame
individu, Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bahwa harus memiliki
sikap saling menghormati, menghargai dan toleransi sesama individu tanpa
mengenal perbedaan agama, ras, dan suku. Sebagai contoh : harus bisa
menerima dan tidak membeda-bedakan agama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Terlebih lagi, Pendidikan Kewarganegaraan juga mengenal dan
mengajarkan tentang etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
kita harus memiliki etika yang tepat atau baik dalam setiap aspek kehidupan
baik di kalangan masyarakat maupun di lingkungan kampus yang artinya, dalam
melakukan perbuatan harus menyesuaikan dengan etika-etika yang berlaku.
Contoh : etika berpakaian berbicara, makan, dan lain - lain. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya dengan etika masih ada satu Pendidikan Kewarganegaraan
yang membahas tentang norma yang artinya aturanaturan yang berlaku dan
wajib kita patuhi yakni peraturan yang berlaku di suatu masyarakat misalnya
iuran untuk kebersihan lingkungan.
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu
pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
keberadaan pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam kurikulum
pendidikan. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi nyata disetiap
jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Muatan materi
Pendidikan Kewarganegaraan hampir sama disetiap jenjang pendidikan, hanya
saja setiap tingkatan ada penambahan muatan materi yang lebih mendalam
untuk dipahami oleh siswa. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang
berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang menjadi cita-cita bangsa
indonesia merupakan suatu bukti bahwa keberadaan pendidikan
kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaran. Mencerdaskan kehidupan
bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan. Ikatan tujuan ini dapat
berwujud suatu ideologi nasional yaitu Pancasilamyang menjadi suatu objek
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan ideologi Pancasila
tersebut yang kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dalam tujuan
pendidikan nasional. Menurut Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tujuan pendidikan nasional yaitu “Untuk berkembangnya potensi warga agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan kita pecahkan yaitu menyesuaikan kasus
kasus sesuai dengan 10 materi yang di dapatkan kemudian memberikan solusi
yang baik atau jalan untuk dapat menyeleisaikan kasus tersebut.

1.3 TUJUAN
Adapaun tujuan dari makalah ini adalah agar kita semua bisa tau apa yang
menjadi permasalahan yang ada di Indonesia dan bagaimana atau apa solusi
yang baik untuk mencegah atau mengatasi masalah tersebut,
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan


berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu cirikhas yang
menjadikannya berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional bangsa Indonesia
adalah Identitas yang bersumber dari nilai luhur Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakaat, berbangsa dan
bernegara. Identitas nasional menjadi masalah yang serius di Indonesia tercinta ini
terutama dalam dunia Pendidikan Indonesia. Bangsa Indonesia yang seharusnya
memiliki ciri khas dan jati diri sendiri semakin lama semakin terkikis karena
perkembangan jaman maupun pengaruh dari budaya asing. Rakyat Indonesia
seakan tidak bangga dengan bangsanya sendiri. Contohnya, pemakaian produk –
produk, masyarakat lebih senang membeli produk dari brand luar negeri dan
masyarakat Indonesia lebih senang mendatangi destinasi – destinasi wisata yang
ada di luar negeri padahal destinasi wisata yang ada di Indonesia tak kalah bagus.

Identitas nasional Indonesia meliputi apa yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain, meliputi geografis, sumber kekayaan alam
Indonesia, agama, budaya, politik, dll. Menghadapi identitas nasional Indonesia
sendiri masih kesulitan dalam menyatukan negara yang memiliki berbagai macam
etnis, budaya, dan agama. Masyarakat Indonesia sendiri masih bingung dengan
identitas bangsanya karena masyarakat Indonesia sudah terpengaruh dengan
budaya – budaya bangsa lain. Arus globalisasi yang sangat pesat ini dapat sangat
mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi sebagai penyebab merosotnya
nilai – nilai budaya asli bangsa. Masyarakat cenderung mengabaikan budaya asli
dan menerapkan budaya asing. Masyarakat menganggap bahwa budaya asing
modern dan budaya asli kuno.

Pada saat sekarang ini, Indonesia sedang mengalami krisis identitas, untuk
mengatasi hal tersebut kita perlu menyadari bahwa Tuhan menciptakan setiap
bangsa dengan keunikan dan jati diri masing – masing. Kita harus menyadari
bahwa bangsa Indonesia keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Dalam dunia Pendidikan sendiri diperlukan adanya pendidikan kewarganegaraan.
(PKN) yang harus diajarkan sejak dini agar para penerus bangsa semakin mengerti
tentang identitas bangsa nya sendiri sehingga tidak terpengaruh dengan budaya –
budaya asing yang masuk ke Indonesia. Para siswa tidak hanya belajar teori dari
pendidikan kewarganegaraan (PKN) tetapi juga harus menerapkan nya dalam
kehidupan sehari – hari. Siswa juga harus berpegang teguh pada Pancasila sebagai
identitas bangsa dan menjadi pedoman hidup bangsa.

krisis identitas merupakan masalah yang serius kita khawatir dengan adanya krisis
identitas ini kita menjadi kurang sadar dan menurunnya rasa cinta tanah air. Untuk
mengatasi krisis identitas kita perlu mengembangkan rasa nasionalisme, salah
satunya dengan cara memakai barang – barang buatan bangsa sendiri, diperlukan
adanya pendidikan karakter yaitu pendidikan kewarganegaraan (PKN) agar para
siswa semakin mengerti tentang identitas bangsanya, diperlukan adanya pelestarian
budaya, pemerintah harus mendanai kebutuhan – kebutuhan pelestarian tersebut
agar asset budaya kita terjaga kelestariaannya.

Sehingga dapat menarik kesimpulan bahwa identitas nasional mengalami


kemerosotan dari nilai – nilainya akibat pengaruh dari budaya asing yang masuk ke
Indonesia.

Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan adanya strategi untuk mempertahankan


identitas nasional. Strategi untuk mempertahankan identitas nasional dapat
dilakukan dengan mengembangkan nasionalisme, Pendidikan, pelestarian budaya,
dan usaha bela negara. Idenitas nasional dianggap penting karena identitas nasional
merupakan jati diri bangsa yang merdeka, sebagai pembeda antara suatu bangsa
dengan bangsa lainnya.

2. INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai perbedaan-perbedaan


yang ada pada masyarakat sehingga menjadi selaras dalam sebuah bangsa.
Perbedaan tersebut meliputi suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan faktor
kebangsaan lain. Integrasi nasional sendiri menjadi hal yang penting bagi negara
heterogen seperti Indonesia. Menurut Saffroedin Bahar, integrasi nasional adalah
upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
Sementara menurut Howard Wriggins, integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa
yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi sesuatu yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa.
Sementara menurut Howard Wriggins, integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa
yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi sesuatu yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa.

Contoh kasus yaitu TNI dan POLRI menghadapi gerakan-gerakan separatis


maupun kedaerahan di Indonesia mulai dari RMS tahun 1950, sampai masalah
GAM di Aceh dan Papua Merdeka.

Sebaiknya kita sebagai warga Negara Indonesia ketika sudah merdeka kita harus
menjadi satu kesatuan yang sempurna agar perjuangan para pejuang tidak sia sia.
Untuk itu gerakkan gerakkan seperti ini sebaiknya dihilangkan

3. WAWASAN NUSANTARA

Contoh kasus wawasan nusantara yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya
adalah Sengketa Terpecahnya Negara Timur Leste yang terlepas dari Negara
Kesatuan Indonesia. Ketika membahas timur leste atau yang sekarang disebut
negara timur-timur, sama halnya kita mengenang luka lama yang sudah sejak lama
hilang. Wilayah itu dulunya merupakan bagian dari wilayah indonesia. Namun
setelah jajak pendapat, Timor Leste membelah menjadi bagian negara sendiri yang
terlepas dari Negara Kesatuan Repbulik Indonesia dilihat dari jejak asal usulnya
timur leste merupakan wilayah jajahan portugis pada masa silam.

Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebih
disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga
negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten
Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi,
Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar
kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi
berupa kesejahteraan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik
tersebut.

Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan


perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami
eskalasi baru dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada
menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar
masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya
Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia.

Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan


keputusan. Sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar
bagaimana mengambil kebijakan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Kita
bisa belajar dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan
bangsa kita.Wawasan nusantara penting dipelajari untuk setiap warga Indonesia
khususnya bagi para pelajar. Pelajar Indonesia harus diperkenalkan mengenai
wawasan nusantara sejak dini agar mengenal bagaimana dan apa itu negara
Indonesia. Hal itu pastinya bertujuan agar tertanam benih nasionalisme pada jiwa
setiap warga negara Indonesia. Wawasan nusantara bisa diartikan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide
nasional yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945. Yang merupakan hasil aspirasi
bangsa Indonesia yang merdeka, bermartabat, dan berdaulat serta tetap menjiwai
tata hidup dan tindakan kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.

Kemunculan konsep dan pemikiran wawasan nusantara disebabkan banyak hal


diantaranya adalah geografis, geopolitik, geostrategi, historis dan yuridis formal.
Jadi, wawasan nusantara bukan muncul begitu saja sejak setelah Indonesia merdeka
karena memang konsep dan pemikiran ini sudah dirancang sedemikian rupa untuk
memberi pengertian bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat.

Penduduk Indonesia yang begitu banyaknya akan membawa dampak baik bagi
negara Indonesia dengan pembinaan dan pengembangan yang baik dan strategis.
Keterjaminan akan pendidikan dan kesehatan menjadi kunci sukses dalam
pengembangan sumber daya manusia yang baik sehingga dapat memberi manfaat
bagi kemajuan bangsa. Selain itu juga Indonesia mempunyai kekayaan alam yang
begitu banyak dan melimpah seperti tambang, perkebunan, tanah pertanian, dan
masih banyak lagi. Itu semua tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sangat
bermanfaat untuk kehidupan warga dan negara Indonesia. Oleh sebab itu bangsa
Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

Berdasarkan aspek historis wawasan nusantara masih berkaitan dengan pengalaman


sejarah Indonesia sejak masa kerajaan hingga kemerdekaan. Mengingat dulu ada
banyak kerajaan yang berdiri di wilayah Indonesia, seperti Kerajaan Majapahit.
Kemudian dari Majapahit muncul nama nusantara yang mencakup seluruh wilayah
Indonesia. Lalu terdapat penjajahan-penjajahan yang membuat nilai-nilai persatuan
muncul untuk mencapai kemerdekaan. Hingga akhirnya bangsa Indonesia bisa
meraih kemerdekaan setelah sekian lama menjadi objek kolonialisme. Hal itu
kemudian patut untuk dijadikan sebagai pembelajaran dalam memperkuat
persatuan baik antar suku bangsa Indonesia maupun kedaulatan wilayah Indonesia.

4. KONSTITUSI INDONESIA

Contoh kasus yaitu presiden menjabat seumur hidup. Kasus ini terjadi pada saat
pemerintahan presiden Soekarno. Hal ini berlawanan dengan UUD 1945. Dalam
UUD 1945, presiden hanya menjabat selama 5 tahun. Sama kasusnya dengan
presiden setelahnya, yaitu Soeharto. Beliau menjabat sebagai presiden selama
hampir 32 tahun. Tentunya hal ini merupakan pelanggaran konstitusi`.

Solusi untuk masalah tersebut adalah ketegasan uud tetang masa jabatan presiden.
Agar tidak menjadi simpang siur dalam warga indoneisa dan menjadi terstruktur.

Pengertian konstitusi secara umum adalah asas-asas dasar serta hukum suatu
bangsa, negara atau kelompok sosial. Di mana yang menentukan kekuasaan, tugas
pemerintah dan menjamin hak-hak tertentu bagi warganya. bagi sebuah negara,
konstitusi merupakan kumpulan doktrin serta praktik yang membentuk prinsip
pengorganisasian fundamental.

Pengertian konstitusi ini menjelaskan terkait apa yang bisa dilakukan oleh tiap
cabang pemerintah. Selain itu juga menjelaskan bagaimana tiap cabang pemerintah
mampu mengontrol cabang-cabang lainnya.

Konstitusi juga berarti agregat dari dasar prinsip-prinsip yang menjadi hukum dasar
negara, organisasi atau dari entitas lain. Umumnya akan menentukan bagaimana
entitas tersebut akan diatur. Hukum tersebut sebenarnya tidak mengatur hal-hal
yang terperinci. Melainkan hanya menjelaskan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
bagi sejumlah peraturan lainnya.

5. KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA

Contoh kasus Tidak menaati peraturan lalu lintas. Selain melanggar UU Lalu
Lintas, perbuatan ini juga melanggar hak orang lain. Misalnya, melanggar lampu
merah, parkir di sembarang tempat, pengendara yang melawan arah atau
berkendara di atas trotoar, dan lain-lain.

Solusi yang tepat untuk mengatasi kasus tersebut adalaah sansksi yang tegas bagi
setiap pelanggar agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan kemudian
meningkatkan kesadaran bagi masyarakat agar menjaga kesalamaatan serta tidak
melanggar peraturan.

Setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang wajib dipatuhi.
Hak dan kewajiban ini tertuang dalam UUD 1945. Sebelumnya, apa itu hak dan
kewajiban warga negara?Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hak
adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk
berbuat sesuatu, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu,
derajat atau martabat.
Sementara itu, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, yang harus
dilaksanakan; pekerjaan, dan tugas menurut hukum atau segala sesuatu yang
menjadi tugas manusia.

6. DEMOKRASI INDONESIA

Contoh kasus Penunjukan Penjabat (Pj.) Kepala Daerah dalam rangka penyelarasan
keserentakan Jadwal Pilkada 2024, menyisakan banyak isu dan kekhawatiran
publik. Salah satu isu penting yang dikhawatirkan publik adalah penunjukan
Perwira TNI/ Polri aktif sebagai Penjabat Kepala Daerah. Hal ini dianggap
berperan dalam mengembalikan TNI/ Polri kepada kehidupan politik sipil. Padahal,
salah satu amanat reformasi adalah menghapuskan dwi fungsi TNI/ Polri dan
memperkuat supremasi sipil. Aturan dalam UU TNI dan UU Polri juga jelas
melarang para perwira aktif untuk menduduki jabatan-jabatan sipil.

Kekhawatiran publik terbukti ketika Kepala BIN Daerah (Binda) Sulteng, Brigjen
TNI Andi Chandra As’aduddin, ditunjuk oleh Mendagri sebagai Pj. Bupati Seram
Bagian Barat, Maluku. Penunjukan ini berdasarkan Kepmendagri No: 113.81-1164
Tahun 2022 tentang Pengangkatan Pj. Bupati Seram Bagian Barat. Dalam
Kepmendagri tersebut, Andi ditunjuk untuk menggantikan Bupati Timotius
Akerina yang telah berakhir masa jabatannya.

Terdapat tiga hal yang menjadi permasalahan dalam penujukkan Brigjen TNI Andi
Chandra. Pertama, penujukan Penjabat tidak melalui mekanisme yang demokratis.
Bila merujuk pada Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, kepala daerah dipilih secara
demokratis. Pada Putusan MK No. 67/PUU-XIX/2021, MK mengingatkan
pentingnya klausul “secara demokratis” tersebut dijalankan. Dalam
implementasinya, MK juga memerintahkan agar pemerintah menerbitkan peraturan
pelaksana yang tidak mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi, termasuk
transparansi.

Namun, Kemendagri tidak melibatkan publik dalam pemilihan Brigjen Andi


sebagai Pj. Bupati Seram Bagian Barat. Kepmendagri tentang pengangkatannya
sampai rilis ini dibuat, bahkan belum dapat diakses secara luas oleh publik. Di
samping itu, Kemendagri hingga saat ini tidak kunjung membuat aturan pelaksana
seperti yang telah diperintahkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Kedua, UU No. 10 tahun 2016 tentang Pilkada telah mengatur bahwa penjabat
bupati/ walikota hanya dapat berasal dari Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama.
Sementara itu, jabatan Kepala Binda yang diemban Brigjen Andi Chandra, bukan
merupakan JPT Pratama sebagaimana disyaratkan oleh UU Pilkada.
Lebih jauh, bila merujuk pada UU Intelijen Negara dan Perpres No. 90 tahun 2012
tentang BIN, jabatan-jabatan di BIN bukanlah jabatan ASN, seperti yang
didefinisikan dalam UU ASN. Meski Kepala Binda dalam Perpres No. 79 tahun
2020 tentang BIN disebut sebagai JPT Pratama, proses pengisian Kepala Binda
tidak sama dengan pengisian JPT Pratama yang diatur dalam UU ASN, di mana
disebut dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Brigjen Andi tidak memenuhi kriteria
Pj. Kepala Daerah seperti yang disyaratkan UU Pilkada.

Ketiga, selain bukan pejabat JPT Pratama, Brigjen Andi Chandra juga masih
merupakan prajurit TNI aktif. Penunjukannya sebagai Pj. Bupati Seram Bagian
Barat tentu bertentangan dengan UU 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia. UU tersebut menentukan bahwa prajurit hanya dapat menduduki jabatan
sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif. Hal ini demi
membangun institusi TNI yang profesional, tidak terikat pada kepentingan politik,
dan penghormatan atas supremasi sipil.

Tiga persoalan yang telah diuraikan di atas, menjelaskan bahwa penunjukan


Brigjen TNI Andi Chandra As’aduddin bertentangan dengan hukum dan amanat
reformasi. Hal ini juga menujukkan lemahnya komitmen Kemendagri dalam
melaksanakan amanat reformasi, menjalankan hukum, serta menjamin prinsip
demokrasi dalam penujukkan Pj. Kepala Daerah. Berdasarkan hal tersebut, kami
bersikap sebagai berikut:

Mendesak Kemendagri untuk membatalkan penunjukan Brigjen TNI Andi Chandra


As’aduddin sebagai Pj. Bupati Seram Bagian Barat karena tidak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan melanggar prinsip-prinsip
demokrasi.

Menuntut Kemendagri agar melaksanakan amanat reformasi, menjalankan hukum,


dan menjamin prinsip demokrasi dalam penunjukan Pj. Kepala Daerah dalam
rangka mengisi kekosongan kekuasaan di daerah-daerah yang kepala daerahnya
telah habis masa jabatannya.

Mendesak Kemendagri untuk tidak menunjuk prajurit TNI dan Polri aktif untuk
menjadi Pj. Kepala Daerah karena bertentangan dengan hukum, khususnya UU
TNI, UU Polri, UU Pilkada, dan Putusan MK No. 67/PUU-XIX/2021.

Mendesak pemerintah agar segera menerbitkan aturan pelaksana tentang


pengangkatan penjabat kepala daerah yang sesuai dengan perintah Putusan MK dan
prinsip-prinsip demokrasi, dengan mekanisme yang menjamin keterbukaan,
akuntabel, dan partisipatif.
Mendesak Kemendagri agar membuka nama-nama calon Penjabat Kepala Daerah
yang akan ditunjuk sebagai bentuk transparansi sehingga publik dapat mengetahui
dan menilai proses penunjukan Pj. yang demokratis.

7. HAK ASASI MANUSIA

Mantan Kepala Divisi Propam Polri Ferdy Sambo didakwa melakukan


pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias
Brigadir J. Sambo diduga melakukan pembunuhan berencana tersebut bersama-
sama dengan Bharada Richard Eliezer (E), Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal
(RR), dan Kuat Ma'ruf. "Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan
turut serta melakukan perbuatan, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain," ujar jaksa saat membacakan surat dakwaan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10).

Perbuatan Sambo dan kawan-kawan itu dilakukan di rumah dinas yang terletak di
Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat 8 Juli 2022. Menurut jaksa
pembunuhan Brigadir J berawal dari sebuah peristiwa yang terjadi di rumah
Sambo, Perum Cempaka Residence Blok C III, Jalan Cempaka, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah pada Kamis 7 Juli 2022 sore hari.

"Terjadi keributan antara korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan saksi Kuat
Ma'ruf," ujarnya.

Kemudian sekitar pukul 19.30 WIB, Putri Candrawathi menelepon Bharada E


meminta yang bersangkutan bersama Bripka RR untuk pulang ke rumah Magelang.
Saat tiba, Bharada E dan Bripka RR mendengar keributan namun tak tahu pasti apa
yang sedang terjadi di dalam rumah. Mereka pun langsung menuju ke kamar Putri.
Lalu Putri meminta Bripka RR memanggil Brigadir J. Jaksa menyebut Bripka RR
tak langsung memanggil Brigadir J, namun lebih dahulu mengambil dua senjata
yang bersangkutan, jenis HS dan senapan laras panjang jenis Steyr Aug. Dua
senjata ini disimpan di kamar anak Sambo, Tribrata Putra Sambo.

Solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah megusut penyebab
kematian Joshua dan mentuntaskan kesaksian dan pengakuan dari ferdy sambo
bersama dengan rekan rekan yang terlibat pembunuhan berencana serta
menghukum pelaku dengan seadil adilnya atas dasar hak asasi manusia yaitu
kehidupan.

8. PENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA\


. Kasus Kopi Sianida Jessica Kumala Wongso divonis 20 tahun penjara atas kasus
pembunuhan Wayan Mina dengan menggunakan kopi sianida karena dinilai
terbukti melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
tentang Pembunuhan Berencana. Majelis Hakim PN Jakarta Pusat menggunakan
bukti tak langsung dalam memutuskan Jessica bersalah. Kasus kopi sianida ini
berawal saat Mirna meninggal setelah minum kopi di sebuah kafe di Jakarta Pusat.
Jessica, teman Mirna yang datang lebih awal dan memesankan kopi. Hingga
kemudian Jessica menjadi saksi atas kasus. Polisi melakukan olah TKP dan gelar
perkara uji labfor pada beberapa barang bukti yang mereka kumpulkan. Satu di
antara bukti kasus ini yakni ditemukannya kandungan sianida di dalam kopi Mirna
dan indikasi menunjukkan bahwa pelaku dari kejadian tersebut adalah Jessica.

Sampai saat ini belum ada bukti nyata bahwa jesica yang membunuh mirna. Solusi
atas masalah ini adalah memperkuat kembali bukti bukti pembunuhan. Jangan
sampai menjatuhkan hukuman kepada orang yang tidak bersalah. Peneggahkan
hukum di Indonesia belum stabil. Sebagai contoh kasus nenek minah yang mencuri
3 buah kakao dipenjarakan, namun liat para koruptor koruptor yang masih
merajalela. Hidup senang. Makadari itu peneggakan hukum di Indonesia harus
lebih adil terhadap pelanggar pelanggar hukum.

9. OTONOMI DAERAH

Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Armand Suparman


mengungkap tiga kasus krisis kepimpinanan daerah yang terjadi pada masa
pandemi Covid-19. Tiga kelompok itu, yakni pengelolaaan anggaran keuangan
daerah, abai terhadap aturan pemerintah pusat dan jual beli jabatan.

Kasus pertama, terkait dengan pengelolaan keuangan daerah. Plt Direktur Eksekutif
KPPOD Armand Suparman mencontohkan pembelian mobil dinas gubernur dan
wakil gubernur (wagub) Sumatera Barat (Sumbar). Kemudian, isu pembangunan
rumah dinas untuk ketua DPRD Sumbar

“Disusul polemik pembangunan rumah dinas Bupati Penajam Paser Utara (PPU),
lalu soal honorarium untuk bupati Jember dan beberapa perangkat dinas,” kata
Armand Suparman dalam diskusi Otonomi Talk IV bertajuk “Krisis
Kepemimpinan Daerah di Tengah Pandemi Covid-19” secara virtual, Kamis
(2/9/2021).

Kasus-kasus tersebut menggunakan anggaran keuangan daerah yang jumlahnya


sangat fantastis. Misalnya, pembangunan rumah dinas bupati PPU yang mencapai
Rp 34 miliar. Berikutnya, honorarium pemakaman untuk bupati Jember sebesar Rp
100.000 per jenazah.

“Itu sangat-sangat luar biasa yang diterima oleh kepala daerah,” ujar Armand.

Jumlah anggaran yang fantastis tersebut direspons pemerintah daerah dengan


justifikasi legalistis, sehingga dinilai sangat wajar mengeluarkan anggaran tersebut.
Alasan yang sangat sederhana dilontarkan seperti sudah ditetapkan dalam APBD
dan susah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau regulasi sudah
mengatur itu. Akan tetapi, menurut Armand, jika kepala daerah membaca dan
memahami sejumlah regulasi, diantaranya Undang-Undang (UU) tentang
Pemerintah Daerah atau peraturan pemerintah (PP) terkait pengelolaan keuangan
daerah seperti PP 12/2009 atau Permendagri 64/2021 tentang pengelolaan APBD
2021, maka bisa dilihat seluruh kebijakan anggaran yang dikeluarkan kepala daerah
dalam kasus-kasus tersebut telah melanggar prinsip pengelolaan keuangan daerah.

“Terutama kalau ditempatkan prinsip efektif, efisien, ekonomis, transparan dan


bersandar pada rasa kepatutan dan keadilan atau manfaat untuk masyarakat. Lebih
khusus lagi, kalau kita bicara APBD, itu kan harus terarah pada tiga hal yang
terkait dengan penanganan kesehatan, penanggulangan dampak ekonomi dan
penyediaan jaring pengamanan sosial. Jadi, ini kami lihat melukai rasa keadilan
kita semua juga melanggar prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pengelolaan anggaran daerah yang baik,” ujar Armand.

Kasus kedua yang terjadi, lanjut Armand, adalah tindakan atau aktivitas yang
dilakukan oleh sejumlah kepala daerah atau politisi daerah yang menimbulkan
kerumunan. Salah satunya yang dilakukan gubernur NTT dan sejumlah kepala
daerah di NTT. “Kalau kita mempelajari UU Pemerintah Daerah, ini sebenarnya
bisa dimasukkan dalam perbuatan tercela. Melanggar sumpah jabatan,” ucap
Armand.

Dalam sumpah jabatan, kepala daerah harus mematuhi seluruh perundang-


undangan yang ada. Dalam konteks pandemi Covid-19, Instruksi Mendagri Nomor
36 tahun 2021 tentang penanganan pandemi merupakan aturan yang harus dipatuhi
kepala daerah.

“Kepala daerah di NTT, dalam hal ini gubernur itu sudah sangat lancang
memberontak atau membangkang terhadap instruksi pemerintah pusat ini,” tegas
Armand.

Kasus ketiga, papar Armand, kasus jual beli jabatan yang dilakukan bupati
Probolinggo bersama suaminya. Kasus ini memicu keprihatinan masyarakat meski
persoalan ini merupakan kasus klasik yang sudah menjadi makanan sehari-hari
selama penerapan 20 tahun otonomi daerah.

“Kalau kita lihat dari data KPK, sudah ada 114 kepala daerah sejak 2004 sampai
sekarang, dengan paling besar itu bupati dan wali kota diikuti gubernur. Salah satu
modusnya adalah jual beli jabatan,” ungkap Armand.

Solusi yang tepat adalah adanya pengontrolan dalan setiap otonomi yang diberikan
kepada masing masing daerah.

10. PERDAMAIAN DUNIA

Contoh kasus Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika
atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi
antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh
kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri
Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia, Sunario.

Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka,


Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan
kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada
saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka
pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan
dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa
Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Uni Soviet dan
Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan
yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka
terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan
kolonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak
mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.
BAB III
PENUTUP

3.1 KRITIK DAN SARAN

Demikianlah tugas yang saya buat, saya tahu bahwa makalah ini jauh dari kata
semprna makadari itu saya perlu adanya kritik serta saran dari pembaca agar dapat
menyempurakan makalah ini.

3.2 SALAM PENUTUP

Kiranya makalah ini dapat menambanh pengetahuan penulis dan pembaca sekalian.
Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai