Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN KARAKTER

“ANTI PERUNDUNGAN”

OLEH KELOMPOK 4
1. NI KADEK NIA YUNITA DEWI (2302622010367 / 02)
2. NI WAYAN SULATRI (2302622010368 / 03)
3. NI WAYAN TIA LIANA PUTRI (2302622010370 / 05)
4. NI PUTU TWENTINA KUSUMA DEWI (2302622010371 / 06)
5. NI LUH HEPI PRIDAYANTI (2302622010373 / 08)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
GIANYAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah mata kuliah Pendidikan Karakter dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselekaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang berjudul “Anti Perundungan” ini
masih memerlukan penyempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas makalah
selanjutnya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Gianyar, 17 Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Paper.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Urgensi Pendidikan Anti Perundungan di Era Metaverse.........................3
2.1.1 Definisi Perundungan.......................................................................3
2.1.2 Pentingnya Pendidikan Anti Perundungan di Era Metaverse..........3
2.1.3 Penyebab Perundungan....................................................................5
2.1.4 Jenis-Jenis Perundungan..................................................................6
2.1.5 Dampak Perundungan......................................................................8
2.2 Indonesia Darurat Pendidikan Karakter Pendidikan Anti Perundungan...9
2.2.1 Pentingnya Pendidikan Karakter Pendidikan Anti Perundungan.....9
2.2.2 Kasus Nyata Perundungan di Indonesia...........................................12
2.2.3 Cara Pencegahan Perundungan........................................................19
BAB III Penutup....................................................................................................24
3.1 Kesimpulan................................................................................................24
3.2 Saran..........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekalang Masalah


Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia
untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak
tahu menjadi tahu akan sesuatu. Dari sinilah keberadaaan sekolah sangat
diperlukan, karena sekolah merupakan salah satu lembaga dalam pendidikan
yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di kalangan pelajar dan mahasiswa kerusakan moral sedang marak
terjadi, perilaku menyimpang, etika, moral, dan hukum dari yang ringan
sampai yang berat seringkali mereka perlihatkan. Salah satu contohnya pada
saat ini sering kita temui ialah perilaku Bullying. Kita sering melihat aksi
anak-anak mengejek, mengolok-olok, atau mendorong teman. Perilaku
tersebut sampai saat ini dianggap hal yang biasa, hanya sebatas bentuk relasi
sosial antar anak saja, padahal hal tersebut sudah termasuk perilaku Bullying.
Namun kita tidak menyadari konsekuensi yang terjadi jika anak mengalami
Bullying. Oleh sebab itu, berbagai pihak harus bisa memahami apa dan
bagaimana Bullying itu, sehingga dapat secara komprehensif melakukan
pencegahan dari akibat yang tidak diinginkan. Perilaku negatif ini
menunjukkan kerapuhan karakter di lembaga pendidikan di samping karena
kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang
berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya perilaku bullying.
Dengan demikian, untuk mengatasi permasalahan tersebut peran dari
pembelajaran Pendidikan Karakter sangat diperlukan untuk mengajarkan dan
menanamkan nilai-nilai karakter dan moral kepada peserta didik agar
terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung jawab sebagai wujud

1
perilaku dalam kehidupan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam
dasar negara yakni Pancasila. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem
penamaan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang
berakhlak mulia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seberapa penting pendidikan anti perundungan di era metaverse?
2. Mengapa Indonesia Darurat Pendidikan Karakter Pendidikan Anti
Perundungan?

1.3 Tujuan Penulisan Paper


1. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan anti perundungan di era
metaverse.
2. Untuk mengetahui mengapa Indonesia Darurat Pendidikan Karakter
Pendidikan Anti Perundungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Urgensi Pendidikan Anti Perundungan di Era Metaverse


2.1.1 Definisi Perundungan
Perundungan (bullying) adalah penyalahgunaan kekuatan serta perilaku
agresif atau yang bertujuan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan oleh
rekan atau peers secara berulang dan melibatkan ketimpangan kekuatan baik
secara nyata atau menurut anggapan antara pelaku dan korban.
Sedangkan American Psychological Association (APA) mendefinisikan
bullying adalah sebagai sebuah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara
berulang dan disengaja untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman maupun
cidera bagi korban.
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian bullying atau perundungan merupakan sebuah perilaku agresif yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang melalui secara sengaja dan
berulang dengan tujuan agar orang lain merasa tidak nyaman maupun hingga
menimbulkan dampak buruk lain seperti cedera secara psikologis, fisik, dan
sosial.

2.1.2 Pentingnya Pendidikan Anti Perundungan Di Era Metaverse


Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini bullying tidak hanya
dilakukan secara langsung. Akan tetapi dilakukan dengan menggunakan di
media sosial atau cyberbullying. Pelaku akan lebih leluasa mengujarkan kata-
kata kebencian tanpa harus menunjukkan wajah mereka. Mereka dapat
menghina, merendahkan, bahkan mencemooh dengan sesuka hati. Dari hal ini
akan memungkinkan lebih banyak orang yang melihat dan meniru perilaku
tersebut.
Perilaku bullying kini marak di kalangan remaja khususnya sekolah
menengah. Dimasa-masa inilah emosial anak mulai berkembang dan sangat

3
mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Biasanya mereka melakukan
tindakan bullying karena kurangnya perhatian, mencari perhatian atau sensasi,
bahkan bisa jadi meniru tindakan orang lain. Banyak kasus bullying yang
terjadi di sekolah tetapi tidak dilaporkan, entah korban yang tidak ingin terus
di teror atau mereka tidak tahu bahkan tidak memiliki keberanian untuk
melaporkan hal ini
Tindakan ini jika dilakukan dengan terus menerus akan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi korban. Korban akan mengalami kesulitan dalam
menjalani kehidupannya. Mereka yang masih menempuh pendidikan bisa
memutuskan untuk berhenti sekolah. Tidak hanya itu ketika bullying
dilakukan secara berlebihan maka memungkinkan korban akan mengalami
gangguan mental, depresi, bahkan bunuh diri. Jika perilaku ini semakin
dibiarkan dan tidak ada tindakan yang serius, orang lain yang melihatnya akan
dapat mudah dipengaruhi dan menganggap bullying adalah suatu hal yang di
perbolehkan. Untuk itu edukasi bullying sangat diperlukan pada zaman
sekarang. Karena dampak dari bullying sendiri tidak hanya berakibat buruk
pada korban namun juga pada kehidupan pelaku dan orang lain di sekitarnya.
Bullying adalah suatu tindakan yang didasari oleh pilihan pelaku. Oleh
karena itu bullying masih bisa dicegah dan diatasi. Edukasi bullying bisa
dimulai ketika seseorang masih berusia dini. Orang-orang di sekitar sangatlah
berpengaruh dalam upaya pencegahannya. Keluarga adalah tempat pertama
dimana seorang anak belajar untuk menghargai orang lain dan tidak
berperilaku kasar. Mereka dapat diajarkan bagaimana cara menghormati dan
tidak bersifat angkuh dalam setiap aspek yang dilakukan. Setelah itu sekolah
juga merupakan salah satu kunci agar upaya pencegahan bullying berjalan
dengan efektif. Dari lingkungan sekolah edukasi tentang bullying harus di
tingkatkan. Mereka bisa diajarkan mengenali berbagai tindakan bullying dan
dampak-dampak yang akan diterima jika dilakukan. Anak-anak harus dapat
tumbuh dengan baik tanpa ada rasa ingin menang sendiri dan berkuasa
diantara orang lain disekitarnya.

4
Orang tua, guru, maupun orang lain disekitarnya harus senantiasa
melindungi korban dari tindakan bullying. Mereka harus mendapatkan
perilaku khusus dan juga motivasi yang lebih. Mereka juga harus lebih peka
terhadap gejala-gejala yang timbul karena tindakan ini. Korban yang yang
mengalami gangguan bullying biasanya terlihat diam, lesu, gelisah, kurangnya
semangat untuk belajar, dan juga mejauhi hal-hal yang berbau keramaian.
Untuk itu perhatian yang lebih dan dorongan dari orang sekitar dapat
menyembuhkan dan mengembalikan semangat untuk para korban.

2.1.3 Penyebab Perundungan


1. Pelaku
Biasanya pelaku perundungan melakukan perilaku ini karena beberapa
hal yang bisa saja berbeda-beda dari satu individu ke individu lain.
Seunagal (2021) menjelaskan bahwa beberapa hal yang bisa menjadi
penyebabnya seperti merasa bahwa pihak lawan sebagai “bahaya”
(perceived of threats), adanya keinginan untuk memiliki power
sehingga dapat lebih berkuasa, balas dendam, hingga adanya trauma
masa lalu yang belum terselesaikan. Sebagai contoh kasus bullying,
seorang senior di klub berenang yang bernama Rai merundung seorang
juniornya yang bernama Nio karena Rai merasa juniornya ini dapat
menjadi sosok yang lebih powerful dan lebih disukai oleh rekan-rekan
di klub tersebut.
2. Korban
Selain pelaku, perundungan juga dapat disebabkan oleh beberapa hal
yang berkaitan dengan atau berada pada diri korbannya. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa korban perundungan atau bullying
karena memiliki karakteristik psikologis tertentu, seperti sering
mengalami emosi negatif berupa kesedihan, marah, hingga insecure
(Emamzadeh, 2018). Pada kasus tertentu, individu yang menjadi korban
perundungan cenderung memiliki suatu sisi yang lebih baik daripada

5
pelaku sehingga pelaku merasa dalam bahaya jika bersaing dengan
korban, seperti lebih skillfull, cekatan, pintar dan sebagainya (Gordon,
2020). Contohnya Nio mengalami perundungan oleh Rai bukan hanya
karena ia junior, tetapi ternyata Nio sendiri merupakan individu yang
sering merasa insecure dengan kemampuan berenangnya yang belum
sebaik para anggota klub lainnya. Dengan adanya kesempatan tersebut
serta perceived of threats karena merasa Nio lebih mudah berteman
dengan anggota klub, makaRai tidak segan untuk merundung Nio.
3. Saksi / Bystanders
Saksi atau bystanders yang melihat perundungan dapat berperan dalam
keberlangsungan perilaku perundungan itu sendiri. Bystanders yang
tidak bertindak atau hanya diam saja ketika perundungan terjadi
cenderung meningkatkan perilaku bullying tersebut. Diamnya
bystanders ini dapat membawa beragam akibat, seperti pelaku maupun
korban merasa bystanders ini setuju dengan perundungan yang terjadi
sehingga pelaku terus melakukannya sedangkan korban semakin merasa
sendirian

2.1.4 Jenis-Jenis Perundungan


1. Perundungan / Bullying Verbal
Physical bullying atau perundungan secara verbal bisa dikatakan yang
paling sering terjadi. Bahkan seringkali bullying verbal tidak disadari
oleh pelakunya sendiri, karena menganggapnya hanya sebagai candaan
saja. Bullying verbal ini dapat menyebabkan korbannya menjadi
insecure. Contoh dari bullying verbal misalnya, mengolok-olok teman
ketika nilainya tidak bagus, menyebut teman dengan julukan yang tidak
baik dan sebagainya.
2. Perundungan / Bullying Fisik
Selanjutnya ada jenis bullying fisik, yang sangat berpotensi membuat
korbannya menjadi trauma. Bullying fisik lebih mudah dikenali
daripada yang verbal, karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya

6
maupun akibatnya. Contoh dari tindakan perundungan fisik, misalnya
melempari teman dengan alat tulis, menghadang teman saat akan lewat,
bahkan tindakan yang lebih parah adalah memukul, menonjok,
menampar, menjambak, menendang dan sebagainya yang dapat
melukai fisik.
3. Perundungan / Bullying Sosial
Berikutnya ada perundungan secara sosial yang dampaknya tidak kalah
menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya
menjadi tidak mau bergaul dengan orang lain. Sayangnya, tindakan
perundungan sosial ini justru kerap ditampilkan dalam drama-drama
televisi yang disukai anak remaja. Perundungan sosial adalah tindakan
bullying yang dilakukan sekelompok orang kepada orang lain, seperti,
mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan.
4. Cyber Bullying
Tindakan perundungan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi
juga pada media sosial. Perundungan seperti ini dinamakan cyber
bullying, yang kerap dialami oleh para selebritis oleh hatersnya.
Meskipun mungkin korban tidak mengenal pelaku, namun dampak dari
cyberbullying ini sama buruknya.
Komentar yang tidak menyenangkan, menyindir atau mengintimidasi
merupakan contoh dari tindakan perundungan siber. Perundungan jenis
ini tidak hanya terjadi pada orang-orang terkenal saja, tetapi juga pada
orang biasa, termasuk siswa sekolah. Apalagi saat ini hampir semua
pelajar pasti menggunakan media sosial. Artinya, semakin besar juga
peluang untuk melakukan perundungan melalui media sosial. Berikut
ini contoh tindakan cyber bullying :
a. Memperolok di media sosial seperti mengirimkan berbagai pesan
yang menyakiti, menghina, mengancam
b. Pesan terror
c. Menyebarkan kabar bohong
d. Mengubah foto tidak semestinya

7
e. Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
f. Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang
5. Perundungan / Bullying Seksual
Yang tidak kalah mengerikan dan sering terjadi belakangan ini adalah
perundungan secara seksual. Contoh yang paling sering terjadi yaitu
pelecehan seksual atau sexual harassment. Dampak paling buruk yang
bisa terjadi adalah korban berpotensi menjadi pelaku di masa depan.
Contoh dari tindakan pelecehan seksual misalnya menyentuh bagian-
bagian terlarang seseorang. Bentuk pelecehan seksual yang cukup
memprihatinkan yaitu pemerkosaan.

2.1.5 Dampak Perundungan


1. Dampak Emosional dan Mental
Bullying dapat menyebabkan gangguan emosional dan mental pada
korban. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, stres, dan
kehilangan kepercayaan diri. Bullying juga dapat menyebabkan isolasi
sosial, perasaan kesepian, dan penurunan kualitas hidup secara
keseluruhan.
2. Masalah Kesehatan Mental
Korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengembangkan masalah kesehatan mental seperti gangguan
kecemasan, gangguan suasana hati, dan gangguan makan seperti
anoreksia atau bulimia. Beberapa korban bahkan dapat mengalami
pemikiran atau perilaku bunuh diri.
3. Gangguan Fisik
Bullying dapat menyebabkan cedera fisik pada korban, baik secara
langsung melalui pelecehan fisik atau secara tidak langsung melalui
stres kronis. Cedera fisik dapat berkisar dari lebam, memar, hingga luka
yang lebih serius. Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat
mengganggu sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit
fisik.

8
4. Performa Akademik yang Menurun
Korban bullying seringkali mengalami kesulitan dalam fokus, belajar,
dan berpartisipasi dalam lingkungan akademik. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan performa akademik, absensi yang tinggi, dan
penurunan minat terhadap pendidikan.
5. Gangguan Hubungan dan Sosial
Bullying dapat merusak hubungan sosial korban. Mereka mungkin
kesulitan mempercayai orang lain, mengembangkan persahabatan, atau
berinteraksi secara sosial. Hal ini dapat berdampak jangka panjang
terhadap kualitas hubungan dan interaksi sosial mereka di masa depan.

2.2 Indonesia Darurat Pendidikan Karakter Pendidikan Anti Perundungan


2.2.1 Pentingnya Pendidikan Karaktek Pendidikan Anti Perundungan
Pendidikan karakter merupakan unsur penting yang tidak bisa
dipisahkan dalam suatu kesatuan sistem pendidikan. Pendidikan itu sendiri
merupakan ikhtiar penting dalam proses perubahan tata kehidupan suatu
bangsa baik individu maupun kelompok untuk mendewasakan nilai diri
melalui upaya pengajaran fisik, mental, dan kecerdasan. Selain itu, dalam
wilayah pendidikan, peserta didik juga akan mendapatkan pembelajaran
nonakademis seperti hal-hal keagamaan, kreatif, mandiri, demokratis,
pengalaman, keahlian, serta tanggung jawab. Salah satu bagian dari
pembelajaran kecerdasan adalah kecerdasan emosional yang sangat
menitikberatkan pada pendidikan berkarakter.
Pada hakikatnya, pendidikan karakter bertujuan membantu individu
untuk menjadi lebih cerdas secara emosional dan mendorong individu tersebut
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam hal ini, pendidik memilik peran
sentral dalam membuat peserta didik menjadi seseorang yang berkarakter
mulia. Pada saat yang sama, tak dipungkiri jika seiring berkembangnya
zaman, moralitas dari peserta didik semakin tidak terkendali dan tidak sesuai
yang diharapkan. Di kalangan mereka, defisit moral sedang marak terjadi,
perilaku menyimpang, dan hal-hal tidak terpuji lainnya seringkali mereka

9
perlihatkan. Salah satu yang dapat kita jumpai saat ini adalah tindakan
perundungan (bullying).
Perundungan kerap terjadi imbas tekanan yang dihadapi oleh pelaku itu
sendiri sehingga pelaku mencoba meluapkan amarahnya kepada orang yang
lebih lemah atau tidak berdaya di bawah dirinya. Pelaku perundungan
dicirikan dengan sifat-sifat seperti merasa berkuasa dibandingkan orang lain,
kondisi emosional yang labil seperti depresi, stres, kurangnya kasih sayang,
ataupun motif balas dendam. Hal ini diperparah dengan masih lestarinya
budaya perundungan atas nama senioritas yang masih kerap terjadi di
kalangan peserta didik di berbagai satuan pendidikan.
Ketika perundungan terjadi di sekolah, peserta didik sangat butuh peran
dan bimbingan pendidik melalui pendidikan karakter yang diterapkan
sekaligus untuk mencegah perundungan. Pendidikan karakter merupakan
bentuk pendidikan yang wajib dipelajari dan ditanamkan terhadap peserta
didik yang mengajarkan serta membiasakan peserta didik dalam berperilaku
dan berbuat kebajikan. Pendidikan karakter adalah inti dasar untuk
membangun mental serta motivasi untuk belajar. Pendidik akan dapat
membantu meminimalisir terjadinya perundungan di lingkungan sekolah
melalui kepemilikan paham mengenai aktivitas umum jiwa peserta didik,
layaknya kepedulian, pengamatan, ingatan, berpikir, bertindak, sikap, minat,
dan imajinasi. Dengan hal itu, hal yang seharusnya tidak terjadi akan
berdampak kondusif dalam lingkungan sekolah maupun pergaulan teman
sebaya.
Perilaku perundungan memang harus segera dihentikan. Dampak
perundungan akan menghambat peserta didik dalam mengaktualisasi dirinya
karena perundungan tidak akan memberi rasa aman, membuat korbannya
merasa takut dan terintimidasi, rendah diri, tak berharga, sulit berkonsentrasi
dalam belajar, serta tidak mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Dalam upaya mewujudkannya, dibutuhkan sinergi dari berbagai elemen
pendidikan. Penanaman pendidikan karakter pada peserta didik dinilai dapat
mencegah terjadinya perilaku perundungan mengingat mereka mampu secara

10
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, mengkaji dan
menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Melalui implementasi pendidikan karakter, berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi tindakan perundungan,
seperti memperkuat pengendalian sosial yang dapat dimaknai dengan berbagai
cara yang digunakan oleh pendidik untuk menertibkan peserta didik yang
melakukan penyimpangan, termasuk tindakan perundungan dengan
melakukan pengawasan dan penindakan. Selain itu, upaya lain dapat
dilakukan dengan mengembangkan budaya meminta dan memberi maaf,
menerapkan prinsip-prinsip antiperundungan, memberikan pendidikan
perdamaian kepada peserta didik, serta meningkatkan dialog dan komunikasi
intensif antarpeserta didik di lingkungan sekolah.
Peranan pendidik dalam mencegah perundungan teramat dominan
mengingat peserta didik cenderung akan meniru dan bersikap lebih terbuka
kepada pendidiknya. Lebih-lebih, seorang wali kelas sebaiknya memiliki
kemampuan untuk memberikan konseling kepada peserta didiknya yang
membutuhkan bantuan, termasuk mereka yang terlibat dalam perundungan.
Jika kasus tidak dapat diatasi oleh wali kelas, barulah kasus tersebut
diteruskan ke pendidik bidang bimbingan dan konseling untuk mendapatkan
perhatian dan penanganan yang lebih mendalam. Dalam menjalankan
fungsinya, pendidik bimbingan konseling perlu bekerja sama dengan bidang
kesiswaan dan wali kelas untuk bersinergi dalam mencari jalan keluar atas
kasus perundungan yang dihadapi oleh peserta didik.
Pada akhirnya, pendidikan karakter tidak lain adalah untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Keberhasilan peserta didik dalam
proses pembentukan kepribadian yang baik dan pembentukan kematangan diri
membuat mereka mampu menghadapi berbagai tantangan dan dalam
kehidupan yang akan datang. Perilaku perundungan harus segera dihentikan,

11
meskipun dalam mewujudkannya membutuhkan bantuan dari berbagai elemen
pendidikan seperti peserta didik, peserta didik sendiri, keluarga, dan seluruh
warga sekolah, sehingga perundungan bukan disikapi sebagai suatu tindakan
lumrah semata, melainkan tindak kekerasan bahkan bentuk penyiksaan yang
dapat menimbulkan korban.

2.2.2 Kasus Nyata Perundungan di Indonesia


1. Perundungan Adik Kelas di SMP Babelan, Bekasi

Dalam sebuah unggahan yang viral di media sosial, terlihat beberapa


anak SMP menjadi korban bullying dari remaja yang diduga kakak
kelas mereka. Pelaku melakukan penganiayaan pada para korban
dengan cara memukul dengan sandal secara bergantian. Kejadian ini
diduga terjadi di kawasan SMP 1 Babelan, Bekasi pada pertengahan
September 2023. Tindakan ini terjadi sebagai bentuk tradisi senior
kepada junior untuk menanamkan kepemimpinan. Namun berdasarkan

12
informasi terakhir, tradisi ini kembali ditinjau ulang. Pelaku sendiri
sudah kembali ke sekolah namun dengan pengawasan ketat.

2. Siswi SD di Gresik Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso

Melansir detikcom, pada 17 September 2023, seorang siswi kelas 2 SD


di Menganti, Gresik, Jawa Timur, dicolok matanya dengan
menggunakan tusuk bakso. Alhasil, korban yang berinisial SAH (8)
mengalami kebutaan permanen. Pelaku sendiri disebut adalah kakak
kelas korban yang saat itu melakukan pemalakan disertai aksi
kekerasan.
Ayah korban menjelaskan bahwa pemalakan terjadi pada 7 Agustus
2023. Korban yang enggan memberikan uang malah dianiaya, di mana
tusuk bakso dicolok-colokkan ke area mata hingga berdarah.
Setelah dilakukan pemeriksaan medis, korban mengalami kebutaan
permanen. Orangtua korban kemudian melaporkan hal ini ke polisi
karena saat itu pihak sekolah enggan memberikan rekaman CCTV.

13
3. Siswa SD di Sukabumi Dibully hingga Patah Tulang
Melansir detikcom, seorang siswa kelas 3 SD swasta di Sukabumi
mengalami patah tulang akibat dibully dua teman sekolahnya. Hal ini
terungkap lewat unggahan di dunia maya pada akhir September 2023.
Orang tua korban menceritakan bahwa kasus ini terjadi Februari 2023,
di mana pelaku mendorong korban dengan sangat keras hingga
terjungkal dan mengalami patah tulang. Orang SSSStua korban
mengaku kasus ini telah ditangani DP3A sejak Agustus 2023, namun
baru viral September lalu karena miskomunikasi. Karena pihak pelaku
disebut sudah menunjukkan itikad baik, kini kasus sudah berakhir
damai.

4. Bullying Fisik Secara Brutal Siswa SMP Cilacap

Baru-baru terungkap akhir September lalu, penganiayaan brutal


dilakukan oleh seorang siswa SMP di Cimanggu, Cilacap, Jawa
Tengah. Sebuah video berdurasi 4 menit 14 detik beredar di media
sosial dan menampilkan pelaku melakukan menghajar korban hingga
akhirnya tumbang. Dua orang ditetapkan sebagai tersangka, yaitu WS
(14) dan MK (15), sedangkan tiga saksi diamankan. Melansir detikcom,

14
perundungan ini terjadi karena korban mengaku anggota Basis,
semacam geng sekolah, dan kemudian menantang pihak lain.
Sementara pelaku adalah ketua Basis, dan merasa tidak terima dengan
tindakan korban. Alhasil, terjadilah aksi pemukulan brutal yang viral
beberapa waktu lalu. Tak lama setelah kasus di atas viral, beredar lagi
video pemukulan di lokasi yang sama, yaitu Cimanggu, Cilacap.
Melansir CNN Indonesia, polisi mengungkap bahwa kejadian ini terjadi
pada 25 September 2023 dan kini sudah ditangani polisi.

5. Siswi MAN 2 Makassar Di-bully hingga Korban Diancam Di-DO


Sekolah
Siswi MAN 2 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial NA (17)
menjadi korban bully temannya. Pihak sekolah juga dituding
mengancam NA akan dikeluarkan atau drop out (DO) dari sekolah agar
tidak menceritakan kasus perundungan yang dialaminya. Perundungan
ini terjadi di salah satu ruang kelas MAN 2 Makassar pada 22
September 2022. Namun kasus ini baru terungkap setelah viral di media
sosial. "Dia (NA) dikasih masuk dalam suatu ruangan terus dia
dikelilingi dengan teman-temannya terus yang si pembully inilah yang
menempeleng sampai beberapa kali dan terlempar sampai ke papan
tulis," ujar orang tua NA, Sri Wahyuni kepada detikSulsel, Rabu
(10/5/2023). Wahyuni mengatakan anaknya tidak hanya dirundung
secara verbal. NA juga secara fisik hingga dicela di media sosial.
"Secara verbal, secara media sosial, secara fisik," ucapnya.

6. Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu Ditertawakan Guru, Hati-Hati


Bahaya Verbal Bullying

15
Belakangan ini di media sosial beredar seorang anak SD baru-baru ini
menjadi sorotan usai membawa bekal empat ekor ulat sagu besar
sebagai lauk. Hal ini ia tunjukkan pada sang guru, dan dibagikan di
akun TikTok @iam.omad. Awalnya, dalam video yang beredar sang
guru menanyakan bekal apa yang dibawa oleh muridnya. Bocah laki-
laki itu pun membuka wadah bekalnya saat itu. Betapa terkejutnya sang
guru melihat muridnya itu membawa empat ekor ulat sagu hanya
dengan nasi. Saat menunjukkan bekalnya itu pun, sang siswa terlihat
sangat antusias dan sumringah. Namun, hal yang disayangkan, ia seolah
menghina bekal muridnya dengan mempertanyakan mengapa masih ada
orang yang menjadikan ulat sagu sebagai lauk di tahun 2023 ini. "Uler
iki. Kebangetan, tahun 2023 kok lauknya masih ulet," ucap guru pria
yang merekam bekal siswanya. Belum puas sampai di situ, guru laki-
laki ini lantas menanyakan apakah sang murid tidak merasa gatal
setelah memakan ulat sagu tersebut. Ia pun menjawab jika tidak ada
yang terjadi karena ia sudah biasa memakannya. "Biduran gak?" tanya
gurunya itu. Anak laki tersebut juga pun menjelaskan bahwa semalam
ia juga memakan ulat sagu tersebut sebagai lauk di rumahnya. "Enggak,
tadi malam saya makan," jawab siswa laki-laki itu. Sikap sang guru
yang seolah mempermalukan bekal siswanya itu pun, oleh publik
ramai-ramai disebut sebagai bullying. Bullying jenis ini biasanya

16
dikenal sebagai verbal bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
Memang sangat ironis, tempat yang seharusnya digunkan untuk
mengenyam pendidikan. Malah menjadi lokasi bullying verbal.
Bullying verbal adalah jenis perundungan yang memakai kata-kata
tidak menyenangkan untuk mengintimidasi atau menyakiti korbannya.
jenis ini dianggap lebih berbahaya dari bullying fisik. Dikutip dari buku
Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan), alasan bullying verbal dinilai
lebih berbahaya dari bullying fisik karena bullying ini akan
menghancurkan harga diri dan citra diri korban. Dampak dari verbal
bullying ini bisa berpengaruh pada mental korban. Hal ini juga bisa,
menjadi ingatan yang melekat sepanjang hidupnya dan bahkan
membuat korban kehilangan kepercayaan diri karena teringat hinaan
yang pernah ia terima. Selain itu dampak yang lebih berbahaya lagi
adalah beresiko menyebabkan depresi, memicu gangguan kecemasan,
hingga berpotensi melukai diri sendiri alias self-harm.

7. Banjir Cyberbullying, Influencer TikTok Ini Diduga Meninggal


Bunuh Diri
Seorang guru les berusia 44 tahun, yang juga
seorang influencer TikTok dikabarkan meninggal dunia karena
diduga bunuh diri di Subacng Jaya pada Sabtu, 6 Agustus 2022. Dikutip
dari World of Buzz, Kapolres Subang Jaya, Ajun Komisaris Besar Abd.
Khalid Othman menceritakan bahwa korban ditemukan oleh anggota
keluarga sebelum dibawa ke rumah sakit saat dia masih bernapas.
“Korban, seorang guru sekolah berusia 44 tahun, meninggal dalam
perjalanan ke rumah sakit. Hasil penyelidikan awal ditemukan korban
mengalami stres emosional dan berobat ke klinik swasta di Petaling
Jaya,” katanya. Namun, perempuan itu diduga menerima banjir
komentar kebencian dari para pelaku cyberbullying sebelum dia
meninggal.

17
8. Pria di Ciledug Bunuh Diri Karena Cyber Bullying, Begini Kata
Sosiolog
Jagad media sosial Twitter baru-baru ini dihebohkan dengan kasus
bunuh diri seorang pria di Ciledug, Kota Tangerang yang dikaitkan
dengan dugaan perundungan melalui sebuah threat atau utas. Adapun
perundungan yang diterima korban bunuh diri terjadi akibat kasus
diduga adanya kasus pelecehan yang melibatkannya. Sosiolog dari
Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur Bagong Suyanto
menyebut, maraknya terjadi perundungan di dunia maya merupakan
satu masalah di era postmodern. Cyber bullying memang jadi masalah
di era masyarakat postmodern. Ketika anak-anak lebih banyak
mengakses internet, kemudian melihat dirinya diperlakukan salah di
dunia maya, jika tidak kuat mungkin jadi mereka memilih jalan pintas,"
kata Bagong kepada IDN Times, Minggu (14/3/2022).

9. Deretan Kasus Revenge Porn di Indonesia, Mantan Sebar Foto


Tak Senonoh Usai Putus
Kegiatan menyebarkan foto/ video intim seseorang secara daring acap
kali dilakukan oleh seorang mantan pacar. Hal ini dilakukan lantaran
ingin balas dendam, mengancam, atau bertujuan untuk merusak
kehidupan korban di dunia nyata maupun mempermalukan. Istilah lain
dari kelakuan ini yaitu disebut revenge porn. Menurut Data Lembaga
Layanan Tahun 2020, CATAHU 2021 yang dilansir dari situs resmi
Komnas Perempuan, kasus revenge porn yang termasuk kekerasan
berbasis gender itu tercatat sebanyak 71 kasus. Berbagai kasus itu
mayoritas dilakukan oleh mantan pacar. Padahal, larangan dan sanksi
bagi penyebar foto telanjang telah tertuang secara jelas dalam UU
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dan Pasal 27 ayat (1) UU
ITE. Berikut daftar insiden mantan pacar melakukan/ mengancam
penyebaran foto telanjang sang mantan:

18
a. Pria Asal Sleman Peras Mantan Pacar dengan Sebar Foto
Telanjang
Dilansir dari Okezone.com, pria berinisial NP (20) memeras mantan
pacarnya (SF) dengan mengancam akan menyebarkan foto telanjang
korban. Pelaku pengangguran asal Prambanan Sleman ini
menghubungi korban pada awal Juli 2021, setelah lama tidak
berkomunikasi sejak putus hubungan. Pelaku meminta uang sebesar
Rp 5 Juta dengan mengancam akan menyebarkan foto telanjang
korban, yang pernah dikirimkan saat keduanya pacaran selama
setahun. Takut fotonya disebar kepada orang tua, kerabat, serta di
media sosial, sang korban awalnya menyetor uang sebesar Rp 800
ribu. Ancaman berlanjut, korban akhirnya memutuskan untuk
melapor ke Polsek Ngaglik. Usai penyelidikan, pelaku langsung
diamankan dan disita berbagai barang bukti seperti buku tabungan,
HP, SIM card, dan bukti setoran. Polisi pun menjerat pelaku dengan
Pasal 27 ayat (4) dan Pasal 29 UU RI Nomor 19 tahun 2016.
b. Pemuda Sebar Video Syur Mantan karena Marah Diputus Cinta
Aksi penyebaran video syur yang dibagikan ke situs dewasa dan
media sosial kembali lagi terjadi, yang kali ini dilaporkan oleh
Polresta Sidoarjo. Pria berinisial BHS asal Gresik ini dikabarkan
menyebar video mantan kekasihnya lantaran sakit hati usai diputus
cinta, dan ditolak korban untuk rujuk. Menurut data yang diambil
dari Okezone.com, mantan sepasang kekasih tersebut pernah
menjalin hubungan selama 4 tahun, dan pelaku selalu merekam apa
yang diperbuat antar keduanya selama pacaran. Pada akhirnya
korban melapor ke polisi karena merasa dirugikan setelah peristiwa
itu. Pelaku yang telah diamankan ini akhirnya dijerat UU ITE
dengan ancaman hukuman penjara 6 tahun.

2.2.3 Cara Pencegahan Perundungan


1. Pencegahan Oleh Anak

19
a. Tunjukkan Prestasi
Orang yang melakukan bullying umumnya beraksi karena rasa iri
maupun dengki. Sebagian besar korban bullying pasti memiliki
keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang yang menindasnya. Yang
harus dilakukan oleh para korban bullying adalah tak ragu
menunjukkan prestasinya, entah itu di sekolah maupun lingkungan
kerja. Lama kelamaan si pelaku bully akan mundur dengan
sendirinya karena merasa korbannya tidak terkalahkan.
b. Jalin Pertemanan Positif dengan Banyak Orang
Pernahkah kamu memperhatikan bahwa korban bullying umumnya
suka menyendiri dan jarang memiliki teman? Cara mencegah
bullying adalah menjalin pertemanan dengan banyak orang.
Pastikan bahwa circle pertemananmu ini sehat dan tidak suka
melakukan bully. Ketika korban bullying memiliki banyak teman,
maka pelaku bully akan berpikir dua kali untuk menindasnya.
c. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
Pelaku bully akan semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa
korbannya merasa minder dan semakin terpuruk. Untuk mencegah
sekaligus memberikan efek jera pada pelaku bully, bangun rasa
percaya diri agar tidak terlihat minder atau takut kepada si pelaku.
Percayalah, pelaku bully akan malas menindas orang yang berani
dan percaya diri.
d. Tidak Terpancing untuk Melawan
Emosi terkadang memicu kita untuk bertindak ketika merasa
ditindas. Akhirnya banyak korban bullying yang melakukan
perlawanan. Boleh-boleh saja melakukan perlawanan, tapi kamu
juga harus memikirkan bahwa pelaku akan semakin gencar
menindasmu ketika kamu melawannya. Cara mencegah bullying
bisa dimulai dengan tetap bersikap tenang dan sabar tanpa
terpancing untuk melakukan perlawanan.
e. Jangan Menunjukkan Sikap Takut atau Sedih

20
Pelaku bully tentu akan merasa puas ketika berhasil membuat
korbannya sedih, takut, dan semakin terpuruk. Cara mencegah
bullying yang paling efektif adalah tidak menunjukkan sikap takut
atau sedih di depan pelakunya. Jika kamu terus berkonsisten
menunjukkan sikap seperti ini, maka pelaku bully lama kelamaan
akan mundur karena takut.
f. Laporkan pada Pihak yang Berwenang
Perundungan adalah masalah yang cukup serius, apalagi jika
pelakunya dibiarkan tanpa sanksi yang berarti. Apabila kamu atau
orang-orang di sekitarmu menjadi korban perundungan, saatnya
kamu menyuarakan isi hatimu dengan melaporkan tindak
perundungan ini ke pihak yang berwenang. Biarkan masalah
tersebut diselesaikan oleh pihak yang berwenang untuk
menghentikan bullying. Cara mencegah bullying ini dapat dilakukan
untuk menghindari diri sendiri atau orang lain dari kasus
perundungan. Jangan biarkan diri sendiri maupun orang terdekatmu
menjadi depresi karena dijadikan korban bullying.
2. Pencegahan Oleh Sekolah
a. Sosialisasi pemahaman perundungan di lingkungan sekolah
Hal penting yang menjadi dasar dalam pencegahan perundungan
adalah pemahaman terkait perundungan itu sendiri. Terutama efek
perundungan yang bisa menimbulkan trauma hingga dewasa.
Satuan pendidikan harus bisa memberikan pemahaman mengenai
perundungan kepada seluruh warga sekolah, baik guru, tenaga
kependidikan, hingga peserta didik. Pemahaman terkait
perundungan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti amanat
pembina saat upacara, edukasi perundungan oleh guru di dalam
kelas, ataupun membuat poster-poster terkait perundungan yang
dipajang di lingkungan sekolah.
b. Sensitif terhadap situasi dan kebutuhan korban

21
Seluruh komponen warga sekolah juga harus dilatih untuk memiliki
rasa simpati dan juga empati kepada warga sekolah lainnya.
Salah satunya adalah dengan memperhatikan ciri-ciri seseorang
yang mengalami perundungan dan menawarkan bantuan yang
sesuai.
Ciri-ciri korban perundungan seperti sering cemas, sering
menyendiri, tidak percaya diri, ataupun memiliki luka fisik/memar
di tubuhnya. Jika melihat tanda-tanda seperti itu, lakukan
pendekatan dengan korban untuk mengetahui detail perundungan
lebih lanjut. Setelah itu, beri ia dukungan agar bisa bangkit
melawan perundungan yang dialami.
c. Membuat kebijakan terkait aksi perundungan
Karena maraknya perundungan yang berakhir damai dan kurangnya
mempertimbangkan efek psikologis korban, maka satuan
pendidikan harus bisa membuat kebijakan, aturan, dan juga sanksi
yang tegas terkait aksi perundungan yang ada di lingkungan
sekolah.
Salah satunya adalah dengan menetapkan mekanisme penanganan
kasus yang tepat di sekolah. Selain itu, satuan pendidikan juga
wajib tegas dan tidak pandang bulu dalam menindak pelaku
perundungan. Hal ini guna membuat calon-calon pelaku
perundungan berpikir dua kali untuk melakukan tindakan pengecut
tersebut.
d. Memastikan jalur komunikasi yang terbuka untuk pelaporan
kasus
Ketika ada perundungan terjadi sekolah seringkali terlambat
mengetahui atau merespon. Karena itu, satuan pendidikan perlu
memiliki sistem mekanisme pelaporan kasus perundungan yang ada
di lingkungannya. Pembentukan mekanisme dan standar operasional
untuk jalur komunikasi pelaporan yang aman dan sensitif adalah
salah satu cara agar kasus perundungan bisa lebih terungkap. Tak

22
jarang korban ataupun warga sekolah lainnya enggan untuk melapor
karena takut menjadi sasaran perundungan selanjutnya.
e. Mengadakan kegiatan anti perundungan
Satuan pendidikan bisa memulai program sekolah yang
menyebarkan pesan dan perilaku kebaikan untuk membangun
norma yang menentang perundungan. Program-program tersebut
dapat dimasukkan ke dalam kegiatan intrakurikuler maupun
kokurikuler.
Contoh kegiatan anti perundungan yang dapat dilakukan seperti
Antibullying Day, pentas seni, penandatanganan deklarasi anti
perundungan oleh seluruh warga sekolah, ataupun ide-ide kreatif
lainnya. Cara sekolah mencegah bullying tentunya akan sukses dan
berhasil apabila seluruh ekosistem sekolah turut mendukung. Selain
itu, lingkungan terdekat warga sekolah juga berperan penting
dengan menanamkan nilai-nilai positif dalam bermasyarakat.
3. Pencegahan Oleh Keluarga
a. Memahami ciri-ciri anak yang terlibat perundungan
Sebagai orang tua, kita perlu memahami ciri-ciri dan juga gelagat
anak yang terlibat dalam perundungan. Orang tua perlu waspada
apabila menemukan anak dengan ciri-ciri seperti murung, gusar,
tidak tenang, mudah cemas, takut, cenderung menyendiri, enggan
pergi ke sekolah, bahkan sampai terdapat luka atau memar. Dengan
memahami tanda-tanda tersebut, orang tua dapat mengantisipasi
perundungan jauh sebelum lebih parah.
b. Memberikan pemahaman tentang akibat perundungan dan
bagaimana anak menyikapinya
Perundungan adalah sesuatu yang bisa memberikan dampak buruk,
baik bagi pelaku maupun korban. Inilah poin yang orang tua perlu
ditekankan kepada anak bahwa ada risiko dan juga dampak-dampak
negatif dari perundungan bagi korban maupun pelaku. Bagi korban,
mereka dapat menjadi trauma, ketakutan, dan juga luka secara

23
mental dan fisik. Untuk para pelaku perundungan dampaknya bisa
semakin menjadi-jadi, lebih berani melakukan tindakan buruk,
kriminal, dikeluarkan dari sekolah, hingga dihukum sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Menciptakan suasana rumah yang aman, nyaman, dan
menyenangkan
Rumah adalah salah satu tempat yang bisa memberikan rasa aman
dan nyaman bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus dapat
menjadi tempat yang aman dan hangat bagi sang anak. Misalnya
dengan memberikan perhatian kasih sayang, penghargaan kepada
anak, serta meningkatkan komunikasi yang baik antarkeluarga.
d. Melatih keterampilan sosial anak
Tidak percaya diri dan juga jarang bergaul terkadang dapat menjadi
faktor anak seringkali dirundung. Orang tua bisa mulai untuk
melatih keterampilan sosial anak seperti percaya diri di lingkungan
baru, ramah, tersenyum, peduli terhadap perasaan orang lain, dan
saling menolong.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bullying atau perundungan merupakan sebuah perilaku agresif yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang melalui secara sengaja dan
berulang dengan tujuan agar orang lain merasa tidak nyaman maupun hingga
menimbulkan dampak buruk lain seperti cedera secara psikologis, fisik, dan
sosial. Bullying dibagi menjadi 5 jenis yaitu bullying fisik, bullying verbal,
bullying sosial, cyber bullying, dan bullying seksual. Bullying dapat
berdampak pada kesehatan mental, emosional, gangguan fisik, performa
akademik menurun hingga gangguan hubungan sosial. Pada kenyataannya
ada banyak sekali kasus perundungan / bullying yang terjadi di Indonesia.

24
Oleh karena itu pendidikan karakter merupakan bentuk pendidikan yang
wajib dipelajari dan ditanamkan karena dapat mengajarkan serta
membiasakan peserta didik dalam berperilaku dan berbuat kebajikan. Melalui
implementasi pendidikan karakter, berbagai upaya dapat dilakukan untuk
mencegah maupun menanggulangi tindakan perundungan / bullying, seperti
memperkuat pengendalian sosial yang dapat dimaknai dengan berbagai cara
yang digunakan untuk menertibkan mereka yang melakukan penyimpangan,
termasuk tindakan perundungan dengan melakukan pengawasan dan
penindakan. Selain itu bullying juga dapat dicegah dari dalam diri sendiri
yaitu dengan menunjukan prestasi, menjalin pertemanan positif,
menumbuhkan rasa percaya diri, tidak terpancing untuk melawan, tidak
menunjukan sikap takut dan sedih, melaporkan pada pihak berwenang.
Pencegahan oleh sekolah yaitu dengan sosialisasi pemahaman perundungan
di lingkungan sekolah, sensitif terhadap situasi dan kebutuhan korban,
membuat kebijakan terkait aksi perundungan, memastikan jalur komunikasi
yang terbuka untuk pelaporan kasus, mengadakan kegiatan anti perundungan.
Serta pencegahan oleh keluarga yaitu dengan memahami ciri-ciri anak yang
terlibat perundungan, memberikan pemahaman tentang akibat perundungan
dan bagaimana anak menyikapinya, menciptakan suasana rumah yang aman,
nyaman, dan menyenangkan dan melatih keterampilan sosial anak.

3.2 Saran
Perilaku perundungan harus segera dihentikan, meskipun dalam
mewujudkannya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak seperti peserta
didik, keluarga, pihak sekolah serta masyarakat pada umumnya, sehingga
perundungan bukan disikapi sebagai suatu tindakan lumrah semata,
melainkan tindak kekerasan bahkan bentuk penyiksaan yang dapat
menimbulkan korban.

25
DAFTAR PUSTAKA

Verentina, Fika Sita. 2023. Pentingnya Edukasi Bullying pada Remaja di Era
Digitalisasi. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
https://www.kompasiana.com/fikasitaverentina2641/64685a6e08a8b57a296
a30f2/pentingnya-edukasi-bullying-pada-remaja-di-era-digitalisasivv

Hanifi, Anjuni Khofifah. 2021. Memahami Bullying atau Perundungan: Definisi,


Penyebab, hingga Cara Mengatasi. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
https://kampuspsikologi.com/bullying/

26
SMA Dwiwarna (Boarding School). 2022. Jenis-Jenis Bullying di Sekolah dan
Contohnya. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
https://www.smadwiwarna.sch.id/jenis-bullying/

Ki, Max. 2023. Bullying: Pengertian, Bentuk, dan Dampaknya. Diakses tanggal
17 Oktober 2023. https://umsu.ac.id/berita/bullying-bentuk-dan-dampaknya/

Hayumuti. 2021. Pendidikan Karakter untuk Mencegah Perundungan. Diakses


tanggal 17 Oktober 2023. https://kumparan.com/hayumuti/pendidikan-
karakter-untuk-mencegah-perundungan-1wcqR7G2AXh/full

Permatasari, Riswinanti Pawestri. 2023. 7 Kasus Bullying Terkini di Indonesia


yang Viral di Medsos, Pelakunya ada yang Masih SD. Diakses tanggal 17
Oktober 2023. https://www.beautynesia.id/life/7-kasus-bullying-terkini-di-
indonesia-yang-viral-di-medsos-pelakunya-ada-yang-masih-sd/b-280688/7

Saputra, Ihksan Bayu Aji dan Reinhard Soplantila. 2023. Fakta-fakta Siswi MAN
2 Makassar Di-bully hingga Korban Diancam Di-DO Sekolah. Diakses
tanggal 17 Oktober 2023.
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6714707/fakta-fakta-siswi-man-2-
makassar-di-bully-hingga-korban-diancam-di-do-sekolah

Garjito, Dany dan Dyah Ayu Nur Wulan. 2023. Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu
Ditertawakan Guru, Hati-Hati Bahaya Verbal Bullying. Diakses tanggal 17
Oktober 2023. Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu Ditertawakan Guru, Hati-
Hati Bahaya Verbal Bullying (suara.com)

Fundrika, Bimo Aria. 2023. Banjir Cyberbullying, Influencer TikTok Ini Diduga
Meninggal Bunuh Diri. Diakses tanggal 17 Oktober 2023. Banjir
Cyberbullying, Influencer TikTok Ini Diduga Meninggal Bunuh Diri
(suara.com)

Iqbal, Muhammad. 2022. Pria di Ciledug Bunuh Diri Karena Cyber Bullying,
Begini Kata Sosiolog. Diakses tanggal 17 Oktober 2023. Pria di Ciledug
Bunuh Diri Karena Cyber Bullying (idntimes.com)

27
MNC Portal. 2021. Deretan Kasus Revenge Porn di Indonesia, Mantan Sebar Foto
Tak Senonoh Usai Putus. Diakses tanggal 17 Oktober 2023. Deretan Kasus
Revenge Porn di Indonesia, Mantan Sebar Foto Tak Senonoh Usai Putus :
Okezone Nasional

Rosari, Nimas Ayu. 2023. Contoh Bullying di Sekolah: Kasus dan Cara
Mengatasinya. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6942070/contoh-bullying-di-
sekolah-kasus-dan-cara-mengatasinya

Rexona. 2023. 7 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Sebagai Cara Mencegah Bullying.
Diakses tanggal 17 Oktober 2023. https://www.rexona.com/id/zona-
keringat/7-hal-yang-bisa-kamu-lakukan-sebagai-cara-mencegah-bullying/

SDN Unggaran 1 Yogyakarta. 2023. STOP BULLYING Di Lingkungan Sekolah,


dan Bagaimana mengatasinya??. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
https://sdnungaran1.sch.id/berita/read/STOP-BULLYING-Di-Lingkungan-
Sekolah-dan-Bagaimana-mengatasinya

Admin SMP. 2022. Peran Orang Tua dalam Mencegah Perundungan. Diakses
tanggal 17 Oktober 2023. https://ditsmp.kemdikbud.go.id/peran-orang-tua-
dalam-mencegah-perundungan/

28

Anda mungkin juga menyukai