Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

TAWURAN ANTARA PELAJAR

Disusun oleh:
ANDRE NOVIADI
170330073

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat dan karunianya saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan mana semestinya. serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaika makalah tentang “Tawuran Antar Pelajar”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai fakta sosial di sekitar kita khususnya tentang tawuran antar
pelajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
lain. Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Reuleut, Mei 2018

Andre Noviadi

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 3

BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................... 4


2.1 Definisi ............................................................................................................. 4
2.2 Penyebab Terjadinya Tawuran ......................................................................... 4
2.3 Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa Setia Kawan Yang Berlebihan ............... 5
2.4 Faktor Terjadinya Tawuran Antar Pelajar........................................................ 5
2.5 Dampak tawuran .............................................................................................. 6
2.6 Upaya Mengatasi Tawuran .............................................................................. 7
2.7 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar ..................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11


3.1 Simpulan ........................................................................................................ 11
3.2 Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
LAMPIRAN .............................................................................................................. 13

ii
ABSTRAK

Hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu. Namun, perkembangan yang dialami
pelajar berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif.
Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya
adalah aksi tawuran yang marak dilakukan oleh pelajar di berbagai daerah saat ini.

Kemudian penanggulangan dengan menggunakan sarana nonpenal dilakukan dengan tindakan


pencegahan dalam hal ini upaya preventif dalam menanggulangi tawuran pelajar adalah
pendekatan persuasif terhadap pelaku tawuran pelajar berupa tindakan pencegahan. Tindakan
tersebut berupa mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang rawan melakukan tawuran,
mendirikan pos keamanan siswa yang menangani tawuran antar pelajar. Faktor-faktor yang
menjadi penghambat upaya penanggulangan terjadinya tawuran antar pelajar terdiri dari 5
(lima) faktor. Beberapa faktor yang dominan diantaranya: undang-undang, aparat penegak
hukum, masyarakat,serta sarana dan prasarana. Faktor undang-undang menjadi yang pertama
karena Pemerintah belum mempuyai aturan khusus mengenai tawuran antar pelajar sehingga
dalam proses pemberian sanksi kepada para pelajar yang terlibat tawuran aparat penegak hukum
cenderung tebang pilih.

Kemudian faktor masyarakat, melemahnya ikatan sosial dengan masyarakat, kebanyakan


masyarakat memiliki sifat apatis terhadap tawuran sehingga terjadinya pemerosotan kontrol
sosial. Faktor sarana dan prasarana, tidak memiliki alat perekam yang modern merupakan salah
satu faktor pengahambat dalam menangani atau menanggulangi tawuran antar pelajar.

Kata Kunci : Penanggulangan, tawuran, pelajar

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia mempunyai ragam agama, adat, suku, bahasa dan budaya oleh karena itu
tak heran indonesia disebut negara yang multikulturalisme. Untuk mempertahankan
negara seperti Indonesia ini sangatlah sulit karena rentan sekali terjadinya konflik. Maka
untuk mempersatukannya perlu lah memupuk rasa persatuan antar warga, namun hal ini
pun akan berdampak buruk apabila terjadinya kubu-kubu antar warga. Simmel
mengatakan bahwa semakin kuat hubungan dalam kelompok, potensi tindak
permusuhan juga makin menigkat. Hal ini berkaitan dengan realita salah satu kenakalan
remaja saat ini seperti tawuran antar pelajar.
Tawuran sering terjadi dan dilakukan oleh sekelompok remaja sudah bukan hal yang
biasa, hal ini sudah sering kita dengar bahkan tidak asing lagi bagi telinga kita. apalagi
di sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sering disebut dengan STM. Biasanya
tawuran ini dilakukan secara turun temurun yang dilakukan antar sekolah. Gejala sosial
yang seperti ini sudah sangat jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.
Tawuran ini terjadi akibat konflik antar satu sekolah, entah karena perasaan solidaritas
antar siswa dan sebagainya..
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para
pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi
ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa kita kemukakan sebagai bukti terjadinya
tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu. Dalam hal tawuran, di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tingkat tawuran antar pelajar
sudah mencapai ambang yang cukup memprihatinkan. Data di Jakarta misalnya
(Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun
1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat
194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun
1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun
berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun
jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat, dalam
satu hari di Jakarta terdapat sampai tiga kasus perkelahian di tiga tempat sekaligus
1
(www.smu-net. com). Tawuran antar pelajar ini sangatlah menganggu ketertiban dan
keamanan lingkungan sekitarnya. Saat ini tawuran tidak hanya terjadi disekolah atau
lingkungan sekitarnya tetapi tawuran saat ini melakukan aksinya dijalanan dan
menggunakan alat-alat bantu ( senjata tajam). Yang dapat menimbulkan kerugian yang
serius yang dapat mengakibatkan korban yang tidak bersalah dan dapat merusaka
benda-benda yag ada disekitar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu tawuran?
2. Mengapa tawuran dapat terjadi?
3. Apa faktor terjadinya tawuran?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari tawuran tersebut?
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi tawuran tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu tawuran
2. Untuk mengetahui dan memahami penyebab tawuran
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor terjadinya tawuran
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan dari tawuran
tersebut.
5. Untuk mengetahui dan memahami upaya untuk mengatasi tawuran tersebut

2
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1. Definisi
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian
yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang
belajar. Dan “kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengindetifikasi satu
sama lain dan merasa bahwa mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua
atau lebih orang berinteraksi selama lebih dari beberapa saat, saling mempengaruhi
satu sama lain melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka sebagai “kita”.
Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang
sedang belajar.

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan


sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan
remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu
situasional dan sistematik.

a. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang


“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat
adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
b. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam
suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan
tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota,
tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang
remaja akan cenderung membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan
geng inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-
peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman
sebayanya

3
Tawuran merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan
remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan
kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang
umumnya dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Aspek kecenderungan
kenakalan remaja terdiri dari
(1) aspek perilaku yang melanggar aturan atau status,
(2) perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain,
(3) perilaku yang mengakibatkan korban materi dan
(4) perilaku yang mengakibatkan korban fisik.

Menurut Ridwan tawuran pelajar didefinisikan sebagai perkelahian massal yang


dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa lainnya dari sekolah
yang berbeda. Tawuran terbagi dalam tiga bentuk:
(1) tawuran pelajar yang telah memiliki rasa permusuhan secara turun temurun.
(2) tawuran satu sekolah melawan satu perguruan yang didalamnya terdapat
beberapa jenis sekolah.
(3) tawuran pelajar yang sifatnya insidental yang dipicu oleh situasi dan kondisi
tertentu.
Tawuran juga dapat didefinisikan sebagai perkelahian massal yang adalah
perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan kepada kelompok
pelajar dari sekolah lain.
Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh
masyarakat di Indonesia. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa
tawuran adalah salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja.
Tawuran pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki
masyarakat dengan peradaban yang lebih maju. Para pelajar remaja yang sering
melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah
daripada masuk kelas pada kegiatan belajar mengajar.
Dari konflik ini dapat kita analisis dengan teori konflik Ibn Khaldun, ia
membaginya menjadi tiga perspektif. Pertama, perspektif psikologis yag merupakan
dasar sentimen dan ide yang membangun hubungan sosial diantara berbagai
kelompok manusia (keluarga, suku, dan lainnya). Kedua, fenomena politik yang
4
berhubungan dengan perjuangan memperebutkan kekuasaan dan kedaulatan yang
melahirkan imperium, dinasti, dan negara. Ketiga, fenomena ekonomi yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi baik pada tingkat individu,
keluarga, masyarakat maupun keluarga. Dengan teori ini kita dapat berpacu bahwa
tawuran dapat terjadi karena hubungan kelurga yang kurang dan lebih memilih untuk
berhungan dengan teman yang dapat membuatnya lebih nyaman sehingga timbullah
rasa solidaritas pada dirinya tehadap kelompoknya dan kemudian adanya keinginan
penguasaan wilayah yang diperjuangkan dengan melakukan kekerasan antar pelajar
sekolah.

2.2 Penyebab Terjadinya Tawuran


Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini
biasanya dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok
yang menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya,
kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin,
pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga
tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok.
Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor,
beberapa contoh di antaranya, yaitu:
3.3 Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang
di tanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
3.4 Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan
pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
3.5 Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.Untuk mengkaji lebih jauh
permasalahan tawuran antar pelajar.

2.3 Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa Setia Kawan Yang Berlebihan
Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal
yang lumrah atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam
persahabatan rasa setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa
menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas dan
seimbang.
5
Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang
buruk, salah satunya adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari
kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang dipicu karena ketersingguhan
seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di
terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi,
rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.

2.4 Faktor Terjadinya Tawuran Antar Pelajar


Faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar dibagimenjadi dua, yaitu :
faktor internal dan eksternal.
1. Faktor intenal
a. Ingin menonjolkan kebenaran diri sendiri baik dihadapan temen sesekolah dan
ataupun dimata STM menjadi lawan.
b. Ingin membalaskan rasa sakit hati, kepada orang yang melecehkan
c. Tidak mau direndahkan oleh teman-teman
d. Memanfaatkan waktu untuk mencari pengalaman, baik sifat positif maupun
negatif (tawuran) karena menurutnya tidak akan tau benar jika tidak mengenal
salah.

2. Faktor ekstern
a. Bujukan teman
b. Dipicu sekolah lain
c. Seragam sekolah dipakai sekolah lain
d. Seragam sekolahnya ditempel pantat, dikaki dan sepatu
e. Sekolah lain menantang untuk ketemuan disuatu tempat
f. Diskomunikasi antar sekolah dan orang tua
g. Lewat lagu-lagu

6
2.5 Dampak tawuran
Adapun dampak dari tawuran yang dia rasakan antara lain adalah dampak positif
dan negative
1. Dampak positif
a. Merasa puas apabila mengalahkan lawan pada saat itu
b. Diri dan komunitas dikatakan paling kuat, paling tangguh,paling kompak ,dan
paling disegani oleh pihak lawan apabila lawan telah dikalahkan
c. Baik itu nama sendiri dan komunitas terkenal oleh pihak lawan apabila telah
mengalahan lawan tersebut.
d. Bebas bergerak dan tidak terkekang apabila lawannya telah di kalahkan
e. Tidak ada yang melecehkan lagi

2. Dampak negatif
a. Kalau ketahuan dari pihak sekolah otomatis kena sanksi yang sangat berat
(contohnya di tampar,di pusap, di telanjangi dan di jemur 1 hari)
b. Di marahi masyarakat karena mungkin meresahkan masyarakat merasa di
resahkan
c. Di tangkap polisi
d. Apabila ketahuan oleh orang tua di asingkan dari keluarga dan menjadi
gelandangan
e. Dan yang paling patal bisa menyebabkan korban jiwa

2.6 Upaya Mengatasi Tawuran


1. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period
(topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku
mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya
dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus,
berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
2. Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran,
dengan cara:
a. Mengasuh anak dengan baik.
1) Penuh kasih sayang
7
2) Penanaman disiplin yang baik
3) Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
4) Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
5) Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai
prestasi tertentu.
b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu
untuk pulang ke rumah.
c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan Orang tua menjadi contoh yang baik
dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan
mencemooh.
d. Memperkuat kehidupan beragama Yang diutamakan bukan hanya ritual
keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
e. Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan
kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok
dengan usianya.
f. Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak
memiliki keterampilan social yang baik. Karena kegagalan remaja dalam
menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari
pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-
sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,
kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.

3. Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran,


diantaranya:
a. Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa
Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan
berkeyakinan kepada Tuhan.
b. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk
kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas
remaja.
8
c. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan
koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola
penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan
atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara "tradisional
bermusuhan" itu..

2.7 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar


Untuk menghilangkan tawuran antar-pelajar yang sudah mengakar, tentu
dibutuhkan usaha keras. Banyak usulan yang dilontarkan untuk mengurangi tawuran
antar-pelajar. Beberapa di antaranya memindahkan sekolah, memotong generasi di
sekolah, atau memotong mata rantai tradisi tawuran.
Salah satu upaya mengurangi tawuran yang juga pernah dilakukan adalah
memindahkan letak sekolah karena diduga lingkungan sekolah yang terlalu ramai di
tengah kota mengakibatkan tekanan mental lebih berat bagi siswa. Pada periode
1980-an, SMA 7 Gambir, Jakarta, terlibat konflik dengan STM Boedi Oetomo
Pejambon. Kemudian, pada awal tahun 1990-an, SMA 7 dipindahkan ke wilayah
Karet Pejompongan untuk memutus tawuran dengan STM Boedi Oetomo.
Ketua KPAI Maria Ulfah Anshor mengungkapkan, tradisi tawuran bisa diputus
dengan menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak di rumah. ”Keluarga mempunyai
peranan penting untuk menanamkan nilai menghargai perbedaan, yang nyata dalam
kehidupan dan tidak bisa dihindari. Nah, bagaimana menghargai perbedaan itu
menjadi sesuatu yang positif,” kata Maria Ulfah.
Untuk itulah, ketika melakukan mediasi antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta,
KPAI juga mengundang pihak orangtua. ”Sistem pendidikan kita seharusnya juga
ikut mendukung itu. Dulu ada pelajaran budi pekerti, tetapi kurikulum
menghilangkannya dengan alasan sudah terintegrasi dengan pelajaran lain. Padahal,
kenyataannya, nilai-nilai dari budi pekerti itu memang tidak diajarkan, hilang begitu
saja,” ujarnya.
Maria Ulfah juga mengusulkan memotong mata rantai pemicu tawuran.
Terkadang kita tidak tahu apa yang menjadi penyebab tawuran, yang kemudian
mengakar sampai ke generasi berikutnya. Nah, kata Maria Ulfah, mengapa tidak

9
mengubah paradigma tawuran, permusuhan antar-pelajar tak perlu disikapi dengan
perlawanan.
”Harus diputus tradisi senior yang memanas-manasi yuniornya supaya terlibat
tawuran. Ada baiknya pula menghidupkan kembali pertandingan persahabatan
antarsekolah. Kalau zaman dulu pertandingan olahraga bisa mempererat hubungan
antarpelajar, kenapa sekarang tidak?” ungkapnya. Harapan KPAI tentu menjadi
harapan kita semua.(suSIE berindra)
Cara mengatasi tauran, sekolah juga bisa melakukan dengan cara:
a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar
b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti
hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para
pelajar untuk selalu bersikap baik
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang
mencari jati diri
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan
sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya.
Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat
acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau
ekstrakulikuler disekolahnya.
e. Bahkan antara tahun 2002 sampai tahun 2005 tauran mulai berkurang karena
pada saat itu Dinas Pendidikan DKI Jakarta memberikan instruksi kepada seluruh
sekolah khususnya SLTA agar tiap-tiap sekolah siswanya mengikuti kegiatan
kesiswaan dengan system mentoring.

Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran


remaja, diantaranya :
 Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan
koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
 Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang
baik dan sehat
 Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi
remaja

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tawuran adalah perkelahian secara massal yang dilakukan sekelompok pelajar
antar kelompok pelajar lainnya. Tawuran termasuk salah satu gejala sosial pada
kenakalan remaja. Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat jelas melanggar
norma dan nilai dalam masyarakat. Tawuran ini terjadi akibat konflik antar satu
sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya. Tawuran
antar pelajar merupakan gejala sosial yang serius yang dapat mengakibatkan korban
yang tidak bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar. Dan
tawuran antar pelajar ini terjadi turun temurun pada sekolah tersebut.

3.2 Saran
Kami menyarankan untuk para pembaca untuk mencari informasi lebih banyak
lagi agar menambah pengetahuan dan wawasan tentang tawuran antar pelajar.
Karena dalam tawuran pelajar sangat tidak baik bagi generasi bangsa, lebih
tepatnya merugikan diri sendiri dan orang lain. Dampak yang terjadinya tawuran
antar pelajar pun akan mengakibatkan korban jiwa dan merusak fasilitas-fasilitas
yang ada disekitarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 1. Jakarta selatan: Salemba Humanika
Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta selatan: Salemba Humanika
Jurdi syarifuddin. 2013. Sosiologi Nusantara. Jakarta : Kencana
http://awaludinramdan1.blogspot.co.id/2011/12/faktor-internal-dan-external-
tawuran.html
http://boedioetomo145.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-tawuran.html

https://najmyanna.wordpress.com/penyebab-terjadinya-tawuran-antar-pelajar/

12
LAMPIRAN

Siswa tawuran antar pelajar

Peralatan siswa akan tawuran antar pelajar yang sudah diaman oleh Polis

tawuran antar pelajar di bubarkan oleh polis

13

Anda mungkin juga menyukai