Anda di halaman 1dari 8

KLIPING KENAKALAN REMAJA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, yang membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah yakni
ajaran agama Islam.

Kliping ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran akidah akhlak. Penyusun berharap kliping ini
dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep didalamnya.

Tim penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing dalam penyusunan
makalah ini. Tim penyusun berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan kliping ini
mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.

Akhirnya tim penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu tim penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa
mencapai kesempurnaan.

Sugihwaras, maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………..

1.2 RUMUSAN MASALAH……….………………………………

1.3 TUJUAN………………..………………………………………

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TAWURAN………………………………….

2.2 FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN TAWURAN

PELAJAR……………………………………………………..

2.3 HAL YANG MENJADI PEMICU TAWURAN …..............

2.4 DAMPAK KARENA TAWURAN PELAJAR ……………..

2.5 HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI TAWURAN PELAJAR ............................

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN……………………………………………...

3.2. SARAN………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak
lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang
bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun
lalu. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan
setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan
SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres Palembang).

Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK
Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran antara
pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com).

Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar pada tanggal 12
Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran dengan sesama rekannya disebabkan
pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah (tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada
tanggal 27 November 2005 terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com).

Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para
remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal
yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang
yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak
terlibat secara langsung.

Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran
antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah
kita sebagai manusia-manusia perbaikan bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini?

1.2. Rumusan Masalah

Adanya tindakkan tawuran di kalangan remaja saat ini, yang menimbulkan keresahan di kalangan
masyarakat setempat, maka timbul pertanyaan sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan tawuran ?

b. Apa faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar ?

c. Hal apa yang menjadi pemicu tawuran tersebut ?


d. Apa dampak karena tawuran pelajar tersebut ?

e. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar ?

1.3. Tujuan

a. Agar khalayak tahu apa itu arti dari tawuran

b. Untuk mengetahui factor – factor menyebab tawuran pelajar

c. Agar masyarakat lebih mengerti tentang pemicu tawuran pelajar

d. Untuk tahu apa saja dampak karena tawuran pelajar

e. Agar masyarakat lebih mengetahui cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran
pelajar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tawuran

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak
orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar
adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan
oleh orang yang sedang belajar

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu
bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat
digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.

1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka
untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah
secara cepat.

2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi
tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya,
termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan
cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas
melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup
kelompok teman sebayanya.
2.2 Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :

a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi
diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari
luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan
lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman
pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin
bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan
segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu,
ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya
mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya.
Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak
terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja
maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya.
Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh
pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan
keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa
remaja.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja
dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi
disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.

2. Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai
secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya
kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang
tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan
kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru
dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja
yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak
baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini
membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang
oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran

2.3 Hal yang menjadi pemicu tawuran

Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar
yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih
banyak lagi sebab-sebab lainnya.

2.4 Dampak karena tawuran pelajar

f. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan,
cedera berat, bahkan sampai kematian

g. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang

tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga

h. Terganggunya proses belajar mengajar

i. Menurunnya moralitas para pelajar

j. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai

2.5 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar

a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar

b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang
guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik

c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan
remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat mewajibkan setiap siswa
mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri.
Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal
diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah
peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba
melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik
bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.

Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang
dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para
remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

3.2. Saran

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan
beberapa saran. Diantaranya:

a. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang
baik untuk para pelajar

b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif

c. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu
para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya

DAFTAR PUSTAKA

* http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/
* http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/

* http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg03171.html

* Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006

Anda mungkin juga menyukai