Disusun Oleh:
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang merupakan tugas pada mata pelajaran Agama Islam yang berjudul "Menutup Aib
Orang Lain”
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi
dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
Ali,S.Pd.I,M.Pd yang mengajar mata pelajaran ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan Makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulis....................................................................................... 2
Bab II Pembahasan....................................................................................... 3
A. Pengertian Tawuran.................................................................................................. 3
B. Faktor-faktor Penyebab Tawuran Antar Pelajar............................................ 3
C. Penyebab Terjadinya Tawuran Antar Pelajar................................................. 6
D. Dampak Tawuran Antar Pelajar........................................................................... 7
E. Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar........................................................... 7
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran...................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa agresi guna menunjukkan keberadaan
mereka dalam suatu lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tawuran?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab tawuran antar pelajar?
3. Apa penyebab terjadinya tawuran antar pelajar?
4. Bagaimana dampak tawuran?
5. Bagaimana penanggulangan tawuran antar pelajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tawuran.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran antar pelajar.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tawuran antar pelajar.
4. Untuk mengetahui dampak dari tawuran.
5. Untuk mengetahui penanggulangan tawuran antar pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian yang
meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Dan “kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengidentifikasi satu sama lain dan
merasa bahwa mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang
berinteraksi selama lebih dari beberapa saat, saling mempengaruhi satu sama lain
melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka sebagai “kita”. Sehingga
pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
1. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi di dalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan di sekitarnya
dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian
biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks.
Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan,
ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin
bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan
segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan
ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam
terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustrasi, tidak mudah mengendalikan
diri, tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat di mana pendidikan pertama dari orang tua diterapkan. Jika
seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan di dalam keluarganya maka
setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena
4
inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidakharmonisan keluarga
juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga
yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga
yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama
pada masa remaja.
Menurut Hirschi berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab
kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan yang
baik bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab
kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan yang
baik bagi anak. Jadi di sinilah peran orang tua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk
selalu berperilaku baik.
b. Faktor sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga
pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran
yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang
tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muridnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh
para siswanya. Lalu di sinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik
yang memiliki kepribadian yang baik.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan
remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
membentuk pola kekerasan di pikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi
anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh
para pelajar di sekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
d. Faktor pacar
Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang menggoda pacar
satu sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian bereskalasi menjadi
tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas
sesama.
e. Faktor geng
Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh
kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah. Proses
pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng yang harus
ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah sebagai pusat tawuran dan bullying.
Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota geng, tidak berani mengundurkan diri,
karena takut mendapat perlakukan kasar dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh
5
alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi
budaya yang sulit dihapus.
f. Faktor ekonomi
Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran.
Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama, menyebabkan sering
terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.
Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya
dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang
menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-
anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengelompokan
tersebut lebih akrab dengan sebutan geng. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang
terjadi antara dua kelompok. Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat
disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya, yaitu:
1. Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena tersinggungnya salah satu kawan,
yang ditanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
2. Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang
menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.Jiwa permanisme
yang tumbuh dalam jiwa pelajar.
3. Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidaritas adalah hal
yang lumrah atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam
persahabatan rasa setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa
menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas
dan seimbang. Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan
hal yang buruk, salah satunya adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar.
Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang dipicu karena
tersinggungnya seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat
berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan,
permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.
Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan
sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi
antar sekolah hanya karena dendam dari alumni yang tidak terbalas dan akhirnya
menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari
sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar
maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka
6
para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar. Kerugian
tersebut antara lain:
4. Dampak psikis
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatis. Keresahan masyarakat ini akan
menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi
agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatis bisa dialami oleh masyarakat
yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak
berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.
Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan
siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu
belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah
mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.
Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan
dan badai) di mana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah
menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
yang lebih bermanfaat, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, dll.
7
Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan
cara:
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
Kami menyarankan untuk para pembaca untuk mencari informasi lebih banyak lagi
agar menambah pengetahuan dan wawasan tentang tawuran antar pelajar. Karena
dalam tawuran pelajar sangat tidak baik bagi generasi bangsa, lebih tepatnya
merugikan diri sendiri dan orang lain. Dampak yang terjadinya tawuran antar pelajar
pun akan mengakibatkan korban jiwa dan merusak fasilitas-fasilitas yang ada di
sekitarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Myers, G. David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Jurdi, Syarifuddin. 2013. Sosiologi Nusantara. Jakarta: Kencana.
http://awaludinramdan1.blogspot.co.id/2011/12/faktor-internal-dan-external-
tawuran.html
http://boedioetomo145.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-tawuran.html
11