Anda di halaman 1dari 14

TAWURAN ANTAR PELAJAR

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Ariel Dama Rasya


2. Bima Haryanto
3. Muhammad Anis
4. Muhammad Rasha Aufa H.P
5. Muhammad Rizky

SMA NEGERI 1 TENGGARONG

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang merupakan tugas pada mata pelajaran Agama Islam yang berjudul "Menutup Aib
Orang Lain”

Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi
dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
Ali,S.Pd.I,M.Pd yang mengajar mata pelajaran ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan Makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Tenggarong, 13 Oktober 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulis....................................................................................... 2

Bab II Pembahasan....................................................................................... 3

A. Pengertian Tawuran.................................................................................................. 3
B. Faktor-faktor Penyebab Tawuran Antar Pelajar............................................ 3
C. Penyebab Terjadinya Tawuran Antar Pelajar................................................. 6
D. Dampak Tawuran Antar Pelajar........................................................................... 7
E. Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar........................................................... 7

Bab III Penutup............................................................................................. 8

A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran...................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini


terbukti dengan peristiwa-peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang
maraknya terjadi. Tawuran sudah tidak lagi menjadi pemberitaan yang asing lagi
ditelinga kita. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota-kota besar di
Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar
yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal
ataupun eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda
atau korban cedera tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain.
Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika
berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh mereka.
Kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu
masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang ditimbulkan. Tawuran antar
pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng, perilaku anarki ini selalu
dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tidak merasa kalau
perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu ketenangan masyarakat,
sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau
kelompoknya, padahal seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang
tidak terpuji seperti itu.
Pada saat bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan kekerasan demi
kekerasan terjadi antara mereka dan sering kali mencaci perbuatan mereka tanpa
berusaha mencari solusi yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka
dari sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah seperti seorang terdakwa yang telah
mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan masuk penjara. Padahal
sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari dalam
diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan remaja menjadi sangat penting
untuk menciptakan suasana yang bersahabat dengan mereka. Masyarakat sering tidak
peka terhadap respons yang ditimbulkan remaja. Sehingga tidak sedikit remaja

1
mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa agresi guna menunjukkan keberadaan
mereka dalam suatu lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tawuran?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab tawuran antar pelajar?
3. Apa penyebab terjadinya tawuran antar pelajar?
4. Bagaimana dampak tawuran?
5. Bagaimana penanggulangan tawuran antar pelajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tawuran.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran antar pelajar.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tawuran antar pelajar.
4. Untuk mengetahui dampak dari tawuran.
5. Untuk mengetahui penanggulangan tawuran antar pelajar.

BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Tawuran

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian yang
meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Dan “kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengidentifikasi satu sama lain dan
merasa bahwa mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang
berinteraksi selama lebih dari beberapa saat, saling mempengaruhi satu sama lain
melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka sebagai “kita”. Sehingga
pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.

a. Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja


digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency).
Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis
delinkuensi yaitu situasional dan sistematik.
b. Delinkuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang
“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul
akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
Delinkuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang
harus diikuti anggotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan
apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita
ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah
geng yang mana dari pembentukan geng inilah para remaja bebas melakukan apa saja
tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup
kelompok teman sebayanya.
Tawuran merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja
untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian
dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang umumnya
dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Aspek kecenderungan kenakalan remaja
terdiri dari (1) aspek perilaku yang melanggar aturan atau status, (2) perilaku yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain, (3) perilaku yang mengakibatkan korban
materi, dan (4) perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Menurut Ridwan tawuran pelajar didefinisikan sebagai perkelahian massal yang
dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa lainnya dari sekolah
yang berbeda. Tawuran terbagi dalam tiga bentuk: (1) tawuran pelajar yang telah
memiliki rasa permusuhan secara turun temurun, (2) tawuran satu sekolah melawan
satu perguruan yang di dalamnya terdapat beberapa jenis sekolah dan (3) tawuran
pelajar yang sifatnya insidental yang dipicu oleh situasi dan kondisi tertentu. Tawuran
juga dapat didefinisikan sebagai perkelahian massal yang adalah perilaku kekerasan
antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan kepada kelompok pelajar dari sekolah
lain.
3
Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat
di Indonesia. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran adalah
salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran pelajar
sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan
peradaban yang lebih maju. Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran
tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah daripada masuk kelas
pada kegiatan belajar mengajar.
Dari konflik ini dapat kita analisis dengan teori konflik Ibn Khaldun, ia membaginya
menjadi tiga perspektif. Pertama, perspektif psikologis yang merupakan dasar
sentimen dan ide yang membangun hubungan sosial di antara berbagai kelompok
manusia (keluarga, suku, dan lainnya). Kedua, fenomena politik yang berhubungan
dengan perjuangan memperebutkan kekuasaan dan kedaulatan yang melahirkan
imperium, dinasti, dan negara. Ketiga, fenomena ekonomi yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan ekonomi baik pada tingkat individu, keluarga, masyarakat
maupun keluarga.
Dengan teori ini kita dapat berpacu bahwa tawuran dapat terjadi karena hubungan
keluarga yang kurang dan lebih memilih untuk berhubungan dengan teman yang dapat
membuatnya lebih nyaman sehingga timbullah rasa solidaritas pada dirinya terhadap
kelompoknya dan kemudian adanya keinginan penguasaan wilayah yang
diperjuangkan dengan melakukan kekerasan antar pelajar sekolah.

B. Faktor - faktor Penyebab Tawuran antar Pelajar

1. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi di dalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan di sekitarnya
dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian
biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks.
Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan,
ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin
bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan
segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan
ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam
terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustrasi, tidak mudah mengendalikan
diri, tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.

2. Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat di mana pendidikan pertama dari orang tua diterapkan. Jika
seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan di dalam keluarganya maka
setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena
4
inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidakharmonisan keluarga
juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga
yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga
yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama
pada masa remaja.
Menurut Hirschi berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab
kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan yang
baik bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab
kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan yang
baik bagi anak. Jadi di sinilah peran orang tua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk
selalu berperilaku baik.

b. Faktor sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga
pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran
yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang
tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muridnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh
para siswanya. Lalu di sinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik
yang memiliki kepribadian yang baik.

c. Faktor lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan
remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
membentuk pola kekerasan di pikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi
anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh
para pelajar di sekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

d. Faktor pacar
Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang menggoda pacar
satu sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian bereskalasi menjadi
tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas
sesama.

e. Faktor geng
Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh
kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah. Proses
pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng yang harus
ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah sebagai pusat tawuran dan bullying.
Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota geng, tidak berani mengundurkan diri,
karena takut mendapat perlakukan kasar dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh

5
alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi
budaya yang sulit dihapus.

f. Faktor ekonomi
Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran.
Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama, menyebabkan sering
terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.

C. Penyebab Terjadinya Tawuran antar Pelajar

Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya
dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang
menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-
anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengelompokan
tersebut lebih akrab dengan sebutan geng. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang
terjadi antara dua kelompok. Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat
disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya, yaitu:

1. Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena tersinggungnya salah satu kawan,
yang ditanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
2. Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang
menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.Jiwa permanisme
yang tumbuh dalam jiwa pelajar.
3. Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidaritas adalah hal
yang lumrah atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam
persahabatan rasa setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa
menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas
dan seimbang. Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan
hal yang buruk, salah satunya adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar.
Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang dipicu karena
tersinggungnya seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat
berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan,
permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.

D. Dampak Tawuran antar Pelajar

Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan
sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi
antar sekolah hanya karena dendam dari alumni yang tidak terbalas dan akhirnya
menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari
sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar
maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka
6
para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar. Kerugian
tersebut antara lain:

1. Kerusakan tempat tawuran/material


Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para
pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan.
Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya
kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan
bermotor, dsb.

2. Rusaknya citra baik sekolah


Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala
sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain
akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi
tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan
berkurang.

3. Adanya korban jiwa


Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya
korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti
batu, celurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban
luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.

4. Dampak psikis
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatis. Keresahan masyarakat ini akan
menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi
agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatis bisa dialami oleh masyarakat
yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak
berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.
Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan
siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu
belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah
mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.
Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.

E. Penanggulangan Tawuran antar Pelajar

Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan
dan badai) di mana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah
menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
yang lebih bermanfaat, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, dll.
7
Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan
cara:

c. Mengasuh anak dengan baik.


d. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: hal ini membuat anak rindu
untuk pulang ke rumah.
e. Meluangkan waktu untuk kebersamaan orang tua menjadi contoh yang baik
dengan tidak menunjukkan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan
mencemooh.
f. Memperkuat kehidupan beragama yang diutamakan bukan hanya ritual
keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
g. Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan
kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok
dengan usianya.
h. Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak
memiliki keterampilan sosial yang baik. Karena kegagalan remaja dalam
menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari
pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-
sosial).bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,
kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, di antaranya:

i. Menyelenggarakan kurikulum pendidikan yang baik adalah yang bisa


mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan
berkeyakinan kepada Tuhan.
j. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan
olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas remaja.
k. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan
koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola
penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan
atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara “tradisional
bermusuhan” itu.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Permasalahan yang timbul seperti Tawuran antar pelajar memang bukanlah


masalah sepele, dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yang terjadi
belakangan ini, hal ini sangat disayangkan karena tindakan tersebut sangatlah tidak
terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya bentrok antar
pelajar. Kita harus semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi di sekitar kita, karena
banyak faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi atau
individu dan faktor eksternal, seperti: orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar,
dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik anak, karena
teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi baik, begitu pula
sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga sangat diharapkan, di mana
kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan sekitar.
Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi.
Biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat
kekerasan makin mewabah di mana-mana. Wajah-wajah beringas para remaja kita
telah menjadi momok tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang makin tak karuan
ini. Karena para remaja nantinya akan jadi generasi akan menjadi penerus bangsa ini
dan mampu menjadi pemimpin keluarga masa kelak mendatang. Banyak hal yang bisa
dipelajari dari peristiwa ini, selain dari dampak yang tentunya sangat-sangat
merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang bisa diterapkan untuk
menghindari terjadinya tawuran.

B. Saran

9
Kami menyarankan untuk para pembaca untuk mencari informasi lebih banyak lagi
agar menambah pengetahuan dan wawasan tentang tawuran antar pelajar. Karena
dalam tawuran pelajar sangat tidak baik bagi generasi bangsa, lebih tepatnya
merugikan diri sendiri dan orang lain. Dampak yang terjadinya tawuran antar pelajar
pun akan mengakibatkan korban jiwa dan merusak fasilitas-fasilitas yang ada di
sekitarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Myers, G. David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Jurdi, Syarifuddin. 2013. Sosiologi Nusantara. Jakarta: Kencana.
http://awaludinramdan1.blogspot.co.id/2011/12/faktor-internal-dan-external-
tawuran.html
http://boedioetomo145.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-tawuran.html

11

Anda mungkin juga menyukai