Senin, 2/11/15
Senin, 2/11/15
Kenapa Anak di Bawah Umur Dilarang Mengemudi?
Laporan Restu Indah | Selasa, 10 September 2013 | 12:13 WIB
suarasurabaya.net - Lantas Polrestabes Surabaya meminta agar para orang tua tidak
memberikan atau mengizinkan anak-anaknya yang masih di bawah umur menggunakan
kendaraan bermotor. AKBP Sabilul Alif Kasatlantas Polrestabes Surabaya menjelaskan
pihaknya sudah melakukan operasi besar-besaran.
"Sebelumnya kami telah melakukan operasi besar-besaran, dari beberapa yang kami
amankan, rata-rata orang tua mencari pembenaran. Kalau tidak diperbolehkan, siapa yang
mengantar anak saya, karena naik angkot susah, dan kalau naik sepeda itu jauh," kata
Kasatlantas pada Suara Surabaya.
Faktor utama, penyebab kenapa anak-anak
dibawa umur berkendara di jalan raya adalah
karena orang tua.
"Faktor yang paling dominan adalah orang tua,
selanjutnya penegakan hukum. Tapi law
enforcement itu pengaruhnya sangat kecil, yang
paling penting orang tuanya, seharusnya jangan
diizinkan," terang AKPB Sabilul.
Ditanya tentang kenapa anak-anak dilarang mengemudi di jalan raya ? AKBP Sabilul
menjelaskan ada empat hal yang paling mempengaruhi.
Yang pertama secara Fisik, kendaraan didesain untuk orang dewasa, bukan untuk anak-anak.
"Sering terlihat ada anak kecil mengendarai motor, sementara kaki belum bisa menjangkau
tanah. Ada juga nyetir mobil, kaki tidak menjangkau rem dan akhirnya diganjal bantal," kata
dia.
Selanjutnya, kata AKPB Sabilul adalah faktor kognitif, kemampuan yang terbatas sehingga
kurang menganalisa dan mengatur strategi. Kebanyakan orang tua menganggap anak-anaknya
mampu berkendara, ketika melihat putranya berjalan lurus. Padahal yang paling penting
dalam berkendara adalah bagaimana jika ada di tanjakan, atau pada waktu berpapasan dengan
kendaraan lain.
Ketiga adalah faktor emosi. Tingkat emosi yang tidak diimbangi kemampuan kognitif akan
mengakibatkan anak cenderung meledak-ledak. Dan yang keempat adalah faktor sosial,
dimana kecenderungannya berkendara sebelum dewasa, biasanya akan mendorong anak,
belajar melanggar aturan lalu lintas.
Anak-anak yang terlibat kecelakaan, kata AKBP Sabilul Alif tetap harus bertanggung jawab
secara hukum. Karena dalam UU, yang disebutkan adalah kata "barangsiapa.." yang berarti
merujuk pada pelaku. Sementara orang tua juga tetap harus bertanggung jawab secara moral
dan hukum.(rst/edy)
Editor: Eddy Prastyo