Anda di halaman 1dari 8

PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Vol. 1 No. 1 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PEMAKAIAN HELM PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA PELAJAR
KELAS X (SEPULUH)

Deden Fadilah, Supriyanto, dan Ruby Ginanjar.

Fakultas Ilmu Kesehatan, Konsentrasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Universitas Ibn Khaldun Bogor
Jl. Desa Kalong II, Leuwiliang Bogor 16640
Email : deden.fadilah03@gmail.com

Abstrak
Banyaknya pelajar yang mengendarai sepeda motor ditambah lagi kecelakaan lalu lintas semakin
meningkat tiap tahunnya menyebabkan cedera, luka-luka, bahkan meninggal dunia. Helm
diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera kepala. Tujuan penelitian ini agar diketahuinya
hubungan faktor-faktor perilaku pemakaian helm pengendara sepeda motor pada pelajar.
Penelitian ini menggunakan metodologi cross sectional yang bersifat kuantitatif. Populasi dan
sampel penelitian ini adalah pengendara sepeda motor kelas X (sepuluh) di SMK Pesona
Dywantara. Responden didapat dengan perhitungan menggunakan rumus Issac & Michael.
Berdasarkan analisis data menggunakan chi square diketahui variabel yang berhubungan adalah
pengetahuan (p-value 0,023), kondisi lingkungan (p-value 0,012), dan pengaruh sosial (p-value
0,026). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah sikap (p-value 0,125), dan persepsi (p-
value 0,957). Saran bagi pelajar tingkatkan kesadaran memakai alat keselamatan berkendara salah
satunya helm, segera membuat SIM C jika sudah cukup umur, dan selalu menjaga keselamatan
dijalan.

Kata Kunci : Perilaku, Pengendara Sepeda Motor, Pemakaian Helm

Pendahuluan muda pada usia 15-29 tahun. Berdasarkan


Kepadatan lalu lintas dan kendaraan laporan World Health Organization (WHO)
mempunyai tingkat signifikan terjadinya saat ini kecelakaan transportasi jalan di
kecelakaan yang sangat tinggi, sehingga dunia telah mencapai 1.5 juta korban
kendaraan bermotor salah satu pembunuh meninggal dan 35 juta korban luka-luka/
manusia lewat kecelakaan lalu lintas) (2). cacat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun
Undang-Undang Republik Indonesia (RI) (16).
nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Di beberapa negara, cedera kepala
dan Angkutan Jalan Pasal 291 ayat 1 dan 2 diperkirakan mencapai 88% dari kematian
yang terkait tentang helm (13). akibat kecelakaan di jalan. Helm diperlukan
Data Global Status Report on Road untuk mengurangi kematian dan cedera yang
Safety 2015 menunjukkan, sekitar 1,2 juta terkait dengan penggunaan sepeda motor dan
orang meninggal setiap tahunnya karena sepeda (15).
kecelakaan di jalan raya dan merupakan Kendaraan yang terlibat laka lantas di
penyebab utama kematian di kalangan anak Kabupaten Bogor tahun 2014 yang paling

29
banyak terlibat dalam kecelakaan adalah terhadap stimulus (rangsangan dari luar),
kendaraan sepeda motor yaitu 572 kasus. dikenal dengan istilah teori “S-O- R”
Kecelakaan sepeda motor sebesar 5.85 % (Stimulus-Organisme-Respon). Dan teori
dari 9.766 kasus lebih besar daripada di Kota lainnya yang menyebutkan ada beberapa
Bogor dan Jumlah korban profesi yang determinan (Pembentuk) perilaku yaitu teori
terlibat laka lantas di Kabupaten Bogor Lawrence Green, Snehandu B.Kar, dan teori
tahun 2014 salah satunya pelajar sebanyak WHO (8). Aspek Pengetahuan, sikap,
229 orang risiko kecelakaan dengan korban persepsi, kondisi lingkungan, pengaruh
pelajar sebesar 9.45 % dari 2.422 kasus lebih sosial dibutuhkan dalam membentuk pribadi
besar daripada di kota Bogor (8). seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk
Helm untuk pesepeda motor dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
pesepeda sangat efektif untuk mencegah dengan perilaku pemakaian helm pengendara
cedera kepala dan sekaligus mengurangi sepeda motor pada pelajar.
beratnya cedera yang akan diterima oleh
pengendara maupun penumpang Metode
/pembonceng kendaraan roda dua itu (15). Penelitian ini menggunakan
Perilaku merupakan respons/interaksi metodologi cross sectional yang bersifat
seorang individu terhadap stimulus yang kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. ini adalah pengendara sepeda motor kelas X
Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa (sepuluh) di SMK Pesona Dywantara
tindakan: berfikir, berpendapat, bersikap) Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor
yang hadir disekolah dan bersedia menjadi
maupun aktif (melakukan tindakan) (5). responden. Penelitian ini dilakukan dengan
Remaja merupakan salah satu segmen pengamatan antara variabel dependen dan
terbesar penyumbang kecelakaan lalu lintas independen yang mengambil waktu secara
(6). Salah bersamaan. Responden didapat dengan
satu pembagian tahapan perkembangan perhitungan menggunakan rumus Issac &
remaja disampaikan oleh “the American Michael (12) sebagai berikut :
School Counselor Association (ASCA),”
yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut: 𝛌𝟐. 𝐍. 𝐏. 𝐐
S=
(1) Remaja awal, 12-14 tahun; (2) Remaja 𝐝𝟐 (N-1) + 𝛌𝟐. P. Q

Pertengahan, 15-16 tahun, dan (3) Remaja


Akhir, 17-19 tahun (11) . Pada usia ini, Hasilnya dibulatkan dari 78,6 sampel
umumnya anak sedang duduk di bangku diambil sebanyak 80 orang, untuk
menghindari kekurangan/missing data.
sekolah menengah (4). Masa remaja
Analisis data yang digunakan adalah
merupakan periode penting dalam rentang
analisis univariat dan bivariat menggunakan
kehidupan manusia. Karena masa remaja
Komputer yaitu program epi data, SPSS
adalah suatu periode peralihan dari masa
Versi 23 dan MS. Excel serta untuk melihat
kanak-kanak ke masa dewasa (Sumiyanto
distribusi frekuensi dan presentase dari
2013 dalam (2) . setiap karakteristik responden yaitu usia, dan
Skinner (1938) dalam Notoatmodjo jenis kelamin, variabel independen, dan
(2013), merumuskan bahwa perilaku dependen yang diharapkan dari tabel
merupakan respons atau reaksi seseorang

30
distribusi dan untuk melihat hubungan antara persepsi, kondisi lingkungan dan pengaruh
variabel independen dan dependen yaitu sosial terhadap perilaku pemakaian helm
hubungan Variabel pengetahuan, sikap, dengan uji statistik chi-square.

Hasil di dominasi responden yang berjenis


1. Analisis Univariat kelamin laki-laki sebanyak 58 responden
Sebagian besar responden berusia 15- (75,3%) serta semua responden menyatakan
16 tahun sebanyak 57 responden (74%) dan tidak memiliki SIM C.

Tabel 1. Distribusi frekuensi umur, dan jenis kelamin responden


Usia Frekuensi (n) Persen (%)
15-16 tahun 57 74
17-18 tahun 20 26
Jumlah 77 100

Jenis Kelamin
Laki-laki 58 75,3
Perempuan 19 24,7
Jumlah 77 100

Sumber : data primer


Dari 77 responden mayoritas Pengaruh sosial yang mendukung responden
responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 57 orang (74%), yang tidak
terkait tentang helm dalam safety riding mendukung sebesar 20 orang (26%). Dan
sebesar 52 orang (67,5%) dan kurang baik selanjutnya tindakan pemakaian helm yang
sebesar 25 orang (32,5%). Sikap responden aman sebesar 52 orang (67,5), dan yang
sebagian besar baik terkait pemakaian helm tidak aman sebesar 25 orang (32,5).
sebanyak 45 orang (58,4%), dan kurang baik
sebesar 32 orang (41,6%). Persepsi 2. Bivariat
responden positif terkait tentang helm Berdasarkan hasil analisis dengan
sebesar 45 orang (58,4%) dan persepsi menggunakan uji statistik chi square yaitu
negatif sebesar 32 (41,6%). Kondisi variabel pengetahuan, sikap, persepsi,
lingkungan responden yang baik terkait kondisi lingkungan, dan pengaruh sosial
tentang helm sebesar 45 orang (58,4%), terhadap perilaku pemakaian helm
kurang baik sebanyak 32 orang (41,6%). didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Pengaruh Lingkungan, dengan


Pemakaian Helm
Variabel Pemakaian Helm Total
Tidak aman Aman P-value OR
Pengetahuan n % N % N %
Kurang Baik 13 52 12 48 25 100 0,023 3,611
Baik 12 23,1 40 76,9 52 100
Sikap
Kurang Baik 14 43,8 18 56,3 32 100 0,125 2,404
Baik 11 24,4 34 75,6 45 100
Persepsi
Negatif 11 34,4 21 65,6 32 100 0,957 1,160

31
Positif 14 31,1 31 68,9 45 100
Kondisi Lingkungan
Kurang Baik 16 50 16 50 32 100 0,012 4,000
Baik 9 20 36 80 45 100
Pengaruh Sosial
Tidak 11 55 9 45 20 100
Mendukung 0,026 3,754
Mendukung 14 24,6 43 75,4 57 100
Sumber : data primer

Pengetahuan : dari 25 pengendara (50%) memiliki perilaku pemakaian helm


yang memiliki pengetahuan yang kurang baik, yang tidak aman dan 16 orang (50%)
13 orang (52%) memiliki perilaku pemakaian memiliki perilaku pemakaian helm yang
helm yang tidak aman dan 12 orang (48%) aman. Sedangkan dari 45 orang yang
memiliki perilaku pemakaian helm yang memiliki pengaruh lingkungannya yang
aman. Sedangkan dari 52 orang yang baik, 9 orang (20%) diantaranya memiliki
pengetahuannya baik, 12 orang (23,1%) perilaku pemakaian helm yang tidak aman,
diantaranya memiliki perilaku pemakaian sedangkan 36 orang (80%) memiliki
helm yang tidak aman, sedangkan 40 orang perilaku pemakaian helm yang aman.
(76,9%) memiliki perilaku pemakaian helm Pengaruh sosial : dari 20 pengendara
yang aman. yang memiliki pengaruh sosial yang tidak
Sikap : dari 32 pengendara yang mendukung, 11 orang (55%) memiliki
memiliki sikap yang kurang baik, 14 orang perilaku pemakaian helm yang tidak aman
(43,8%) memiliki perilaku pemakaian helm dan 9 orang (45%) memiliki perilaku
yang tidak aman dan 18 orang (56,3%) pemakaian helm yang aman. Sedangkan dari
memiliki perilaku pemakaian helm yang 57 orang yang memiliki pengaruh teman
aman. Sedangkan dari 45 orang yang sebaya yang mendukung, 14 orang (24,6%)
sikapnya baik, 11 orang diantaranya memiliki perilaku pemakaian
(24,4%)diantaranya memiliki perilaku helm yang tidak aman, sedangkan 43 orang
pemakaian helm yang tidak aman, (75,4%) memiliki perilaku pemakaian helm
sedangkan 34 orang (75,6%) memiliki yang aman.
perilaku pemakaian helm yang aman.
Persepsi : dari 32 pengendara yang Pembahasan
memiliki persepsi yang negatif, 11 orang Pengetahuan : berdasarkan hasil
(34,4%) memiliki perilaku pemakaian helm analisis bivariat, dinyatakan bahwa adanya
yang tidak aman dan 21 orang (65,6%) hubungan yang signifikan antara variabel
memiliki perilaku pemakaian helm yang pengetahuan dengan pemakaian helm
aman. Sedangkan dari 45 orang yang dengan nilai P-value = 0,023. Dengan
persepsinya positif, 14 orang (31,1%) demikian sesuai dengan teori Lawrence
diantaranya memiliki perilaku pemakaian Green yang mengatakan bahwa pengetahuan
helm yang tidak aman, sedangkan 31 orang merupakan salah satu faktor yang
(68,9,%) memiliki perilaku pemakaian helm mempermudah atau mempredisposisi
yang aman. terjadinya perilaku seseorang begitu juga
Kondisi lingkungan : dari 32 sebaliknya perilaku seseorang dipengaruhi
pengendara yang memiliki pengaruh oleh pengetahuannya sendiri yang
lingkungan yang kurang baik, 16 orang merupakan faktor internal seseorang. Seperti

32
yang terdapat pada teori Teori Snehandu B. untuk bertindak (8).Seperti dalam buku
Karr mengatakan determinan perilaku WHO (2014) menyebutkan bahwa
dipengaruhi oleh terjangkaunya informasi masyarakat tidak terlalu peduli dan sikapnya
atau bisa dikatakan pengetahuan terkait tidak terlalu mendukung peraturan
dengan tindakan yang akan diambil oleh perundang-undangan tentang keharusan
seseorang (8). memakai helm, penegakan hukum
Penelitian ini sejalan dengan penelitian memerlukan dukungan pemerintah secara
yang dilakukan oleh Ridho (2012) yang luas (15).
menyebutkan bahwa ada hubungan antara Penelitian ini sejalan dengan penelitian
pengetahuan dengan pemakaian helm pada yang dilakukan oleh Colle, dkk (2016) yang
mahasiswa Universitas Indonesia Depok menyebutkan bahwa tidak terdapat
dengan nilai signifikansi p-value = 0,001 (9) hubungan antara sikap dengan perilaku
dan oleh penelitian Sambodo (2010) yang Safety Riding pada siswa Sekolah Menengah
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang Atas Negeri 1 Wundulako Kabupaten
bermakna antara pengetahuan dengan Kolaka dengan nilai P-Value = 1,000 (1).
perilaku penggunaan SNI (Helm Standar Persepsi : Berdasarkan hasil analisis
Nasional Indonesia) pada Mahasiswa FKM bivariat, dinyatakan bahwa tidak adanya
(Fakultas Kesehatan Masyarakat) hubungan yang signifikan antara variabel
Universitas diPonegoro Semarang dengan persepsi dengan pemakaian helm saat
nilai P-Value = 0,007 (10). Adapun hasil berkendara dengan nilai P- value = 0,957.
observasi disekolah tersebut sering didatangi Dan sebagian besar persepsi responden
oleh Pihak Kepolisian daerah Leuwiliang dalam pemakaian helm positif, bukan berarti
dan sudah terjalin hubungan akan memiliki pemakaian helm yang aman.
kekeluargaan, serta sering Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
menyampaikan materi kepada murid baru persepsi responden kurang berpengaruh
pada saat MPLS (Masa Pengenalan terhadap pemakaian helm pada responden
Lingkungan Sekolah) yang berkaitan dengan kelas X di SMK Pesona Dywantara
tata tertib berlalu lintas dijalan raya. Kabupaten Bogor. Hal itu dapat disebabkan
Sikap : dari hasil analisis bivariat, oleh beberapa faktor lain yang lebih
dinyatakan bahwa tidak adanya hubungan berpengaruh. Persepsi merupakan proses
yang signifikan antara variabel sikap dengan kombinasi dari sensasi yang diterima oleh
pemakaian helm saat berkendara dengan organ dan hasil interpretasinya (hasil olah
nilai P-value = 0,125. Hal ini menunjukan otak) (11).
bahwa kurang sesuainya teori Lawrence Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Green yang menyebutkan bahwa Sikap Utari (2010), yaitu terdapat hubungan yang
masih merupakan salah satu faktor yang tidak signifikan antara persepsi dengan
mempermudah atau mempredisposisi keselamatan berkendara (Safety Riding) pada
terjadinya perilaku seseorang begitu juga Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi
sebaliknya perilaku seseorang dipengaruhi
dengan nilai P-value = 0,340 (14).
oleh faktor predisposisi yaitu sikapnya
sendiri. Sikap sebagai faktor determinan Kondisi lingkungan : Berdasarkan
perilaku dalam teori Snehandu B.Karr yaitu hasil analisis bivariat, dinyatakan bahwa
adanya,r hubungan yang signifikan antara
termasuk adanya niat (intention) seseorang

33
variabel kondisi lingkungan dengan determinan perilaku salah satunya yaitu
pemakaian helm saat berkendara dengan adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya
nilai P-value = 0,012. Dengan demikian (8).
sesuai dengan teori Lawrence Green yang Didukung penelitian yang dilakukan
menyebutkan bahwa Kondisi lingkungan oleh Muhammad Ridho yang menyebutkan
merupakan faktor-faktor yang bahwa ada hubungan antara pengaruh sosial
memungkinkan atau yang memfasilitasi dengan pemakaian helm dengan nilai P-
perilaku pemakaian helm begitu juga
sebaliknya perilaku pemakaian helm Value = 0,002 (9). Studi tentang tingkah
dipengaruhi oleh faktor pemungkin yaitu laku konsumen juga memperlihatkan bahwa
kesadaran tentang helm dapat tersebar
pengaruh lingkungan. Sama halnya dengan
teori WHO perilaku dipengaruhi oleh faktor melalui komunikasi mulut ke mulut dan juga
sumber daya yang tersedia atau dikatakan pemakaian helm menjadi hal yang biasa di
sarana dan prasarana atau kondisi masyarakat (15).
lingkungan (8).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
yang dilakukan oleh Rusti (2016) yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan pembahasan mengenai faktor-faktor yang
antara dukungan media dengan praktik berhubungan dengan Perilaku Pemakaian
Helm Pengendara Sepeda Motor Pada
Safety Riding, dengan nilai P Value = 0,000
(3) Pelajar Kelas X Di SMK Pesona Dywantara
dan Muhammad Ridho yang Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor
menyebutkan bahwa ada hubungan antara Tahun 2018, maka dapat disimpulkan
pengaruh lingkungan dengan pemakaian bahwa:
helm dengan nilai P-Value = 0,000 (9). 1. Dari hasil penelitian dan analisis
Maka dari itu harus membangun lingkungan statistik, pelajar SMK Pesona
yang mendukung untuk diterimanya Dywantara yang mengendarai
peraturan perundang-undangan dan sepeda motor kelas X memiliki
kebijakan yang akan mendorong gambaran pemakaian helm
bertambahnya pemakaian helm (15). sebanyak 52 responden (67,5%)
Pengaruh sosial : berdasarkan hasil mempunyai perilaku pemakaian
analisis bivariat, dinyatakan bahwa adanya helm yang aman dan sebanyak 25
hubungan yang signifikan antara variabel responden (32,5%) mempunyai
pengaruh sosial dengan pemakaian helm saat perilaku pemakaian helm tidak
berkendara dengan nilai P-value = 0,026. aman.
Berarti sesuai dengan teori Lawrence Green 2. Terdapat hubungan yang signifikan
yang menyebutkan bahwa Pengaruh sosial antara variabel pengetahuan dengan
merupakan faktor-faktor yang mendorong pemakaian helm. OR yang didapat
atau memperkuat terjadinya perilaku adalah 3,611 yang berarti responden
pemakaian helm begitu juga sebaliknya yang memiliki pengetahuan yang
perilaku pemakaian helm dipengaruhi oleh baik memiliki kemungkinan 3,6 kali
faktor-faktor penguat yaitu pengaruh sosial untuk memiliki pemakaian helm
sama seperti teori Snehandu B. Karr yang aman.
3. Tidak terdapat hubungan yang

34
signifikan antara variabel sikap Buku
dengan pemakaian helm. [4] Ali, Mohammad dan Mohamad Asrori.
4. Tidak terdapat hubungan yang (2005). PsikologiRemaja
signifikan antara variabel persepsi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
dengan pemakaian helm. Bumi Aksara.
5. Terdapat hubungan yang signifikan [5] Amiruddin, Ridwan. (2013).
antara variabel kondisi lingkungan Surveilans Kesehatan Masyarakat.
dengan pemakaian. OR yang Kampus IPB Taman Kencana Bogor:
didapat adalah 4,000 yang berarti IPB Press
responden yang memiliki pengaruh [6] Chrussiawanti, Novita. (2015).
lingkungan yang baik memiliki Hubungan Tingkat Pengetahuan
kemungkinan 4,000 kali untuk dengan Kepatuhan Safety Riding Pada
memiliki pemakaian helm yang Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
aman. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu
6. Terdapat hubungan yang signifikan Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta.
antara variabel pengaruh sosial [7] Jawa Barat dalam Angka, Jawa Barat
dengan pemakaian helm. OR yang in Figures (2015). Badan Pusat
didapat adalah 3,754 yang berarti Statistik Provinsi Jawa Barat.
responden yang memiliki pengaruh http://jabar.bps.go.id
sosial yang mendukung memiliki [8] Notoatmodjo. (2013). Promosi
kemungkinan 3,754 kali untuk Kesehatan Teori dan Aplikasinya.
memiliki pemakaian helm yang Jakarta :Rineka Cipta
aman. [9] Ridho, Muhammad. (2012). Hubungan
Persepsi Risiko Keselamatan
Referensi Berkendara Dengan Perilaku
Artikel Jurnal Pemakaian Helm Pada Mahasiswa
[1] Colle, Andi Balladho Aspat, dkk. Universitas Indonesia Depok. Skripsi.
(2016). Faktor-Faktor yang Universitas Indonesia. Depok.
Berhubungan dengan Perilaku Safety [10] Sambodo, priyo. (2010). Faktor-
Riding pada Siswa SMA Negeri 1 Faktor Yang Berhubungan Dengan
Wundulako Kabupaten Kolaka. Jurnal. Penggunaan Helm Standar Nasional
FKM Universitas Halu Oleo. pdf (Sni) Oleh Pengendara Sepeda Motor
[2] Marsaid, Hidayat, Ahsan. (2013). Sebagai Alat Pelindung Keselamatan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Berkendara (Studi Pada Mahasiswa
Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Fkm Undip Semarang).skripsi. Undip.
Pada Pengendara Sepeda Motor di [11] Sarwono, Sarlito Wirawan. (2012).
Wilayah Polres Kabupaten Malang. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
Jurnal Ilmu Keperawatan. Universitas Rajawali Pers
Brawijaya Journal. P. 2. [12] Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
[3] Rusti, Sukarsi dan Falaah, Rezeki kuantitatif, Kualitatif dan R&D. A.
Mulia. (2016). Praktik Safety Riding Bandung: Alfabeta
Pada Pelajar Di Wilayah Kerja Polres [13] Undang-Undang Republik Indonesia
Padang Panjang. Jurnal Human Care. Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Volume 1.No.3 Lintas Dan Angkutan Jalan

35
[14] Utari, Gineung Cynthia. (2010).
Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Persepsi dan Keterampilan
Mengendara Mahasiswa Terhadap
Perilaku Keselamatn Berkendara
(Safety Riding) di Universitas
Gunadarma Bekasi Tahun 2009.
Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/
[15] WHO. (2014). Helmets: a road safety
manual for decision-makers and
practitioners. Global Road Safety Partnership. Indonesia :
[16] . (2015). Global Status Report
on Road Safety. Switzerland: L’IV
Com Sàrl, Villars- sous Yens.

36

Anda mungkin juga menyukai