Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN SIKAP REMAJA DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA

ANAK JALANAN
DI PAMULANG PERMAI

Eka Mardiana Afrilia 1 Yuyun Dwi Cahyanti2


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email: eka_afrilia@rocketmail.com

ABSTRAK

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui adakah hubungan sikap
dengan penggunaan kontrasepsi pada anak jalanan di Pamulang Permai.Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 30
responden dengan memenuhi kriteria anak jalanan yang berusia 18-22 tahun. Alat
ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan skala pengukuran dalam bentuk
skala likert.Hasil penelitian disimpulkan berdasarkan uji chi square diperoleh nilai
𝛒 value 0,002 yang berarti terdapat Hubungan yang bermakna antara sikap remaja
dengan penggunaan kontrasepsi pada anaka jalanan di Pamulang Permai dan
bersikap positif terhadap pemakaian kontrasepsi (63,3%).Banyaknya remaja yang
bersikap positif dalam penggunaan kontrasepsi karena itu remaja perlu diarahkan
dan diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, pendidikan seksual dan pelayanan
kesehatan reproduksi yang komprehensif dan terintregasi agar tidak bertentangan
dengan norma, nilai dan kepercayaan masyarakat.

Kata kunci : sikap penggunaan kontrasepsi, kontrasepsi pada remaja

PENDAHULUAN perilaku remaja akhir-akhir ini sudah


Masa remaja merupakan masa peralihan mengindikasi ke arah perilaku berisiko. Hal
dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang tersebut terlihat berdasarkan Survei
meliputi semua perkembangan yang Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR)
dialami sebagai persiapan memasuki masa tahun 2012 yang dilakukan oleh BKKBN.
dewasa. Remaja adalah kelompok Bahkan dalam survei tersebut juga
penduduk yang berusia 10-19 tahun terungkap, umur berpacaran pertama kali
(WHO) sementara menurut PBB adalah 15- paling banyak adalah usia 15-17 tahun,
24 tahun. Sementara itu menurut The yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0
Health Resources of Services persen remaja wanita. Dari seluruh usia
Administration Guidelines Amerika yang disurvei yakni 10-24 tahun, hanya
Serikat, rentang usia remaja 11-21 tahun 14,8 persen yang mengaku belum pernah
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja pacaran sama sekali (BKKBN, 2012).
awal ( 11-14 tahun), remaja menengah ( 15- Tingginya kehamilan tidak diinginkan
17 tahun) dan remaja akhir (18 – 21 tahun). (KTD) erat kaitannya dengan tindakan
Badan Kependudukan dan Keluarga tidak aman. Jumlah aborsi per tahun di
Berencana (BKKBN) menilai, Indonesia mencapai 2,4 juta dan sekitar
perkembangan isu remaja khususnya 800.000 terjadi di kalangan remaja. Lembar

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 8


Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 8-13

fakta yang diterbitkan oleh PKBI, United Penelitian ini dilakukan di Pamulang
Nation Population Fund Ascosiation Permai pada Maret-Mei 2017. Pada
(UNFPA) dan BKKBN menyebutkan penelitian ini instrumen atau alat ukur yang
bahwa setiap tahun terdapat sekitar 15 juta digunakan adalah kuesioner. Skala
remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, pengukuran yang digunakan dalam
sekitar 2,3 juta kasus aborsi juga terjadi di penelitian ini dalam bentuk Skala Likert.
Indonesia dimana 20% nya dilakukan oleh Skala Likert yang dipergunakan dengan
remaja. Fakta lain menunjukkan bahwa skala pengukuran adalah Sangat Setuju
sekitar 15% remaja usia 10-24 tahun yang (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat
jumlahnya mencapai 52 juta telah Tidak Setuju (STS). Tiap jawab diberi
melakukan hubungan seksual diluar nikah. bobot berkisar antara 4-1, yang disesuaikan
(Yunita,dkk.2013) dengan sifat pertanyaan. Sebagian dari
Badan Koordinasi Keluarga Berencana pertanyaan itu menunjukkan pendapat yang
Nasional (BKKBN) tahun 2010 merilis positif maupun negatif. Analisis data
data remaja yang sudah pernah melakukan menggunakan analisa statistik dengan
hubungan seksual pranikah diantaranya, menggunakan uji data chi-square pada
Jakarta sebesar 51%, Bogor sebesar 51%, tingkat kemaknaannya (p<0,01) sehingga
Tangerang sebesar 51%, Surabaya sebesar dapat diketahui ada tidaknya hubungan
54%, Medan sebesar 52%, Bandung yang bermakna secara statistik dengan
sebesar 47%, dan Yogyakarta sebesar 37%. menggunakan program komputer SPSS.
(Ganiajri, dkk, 2012). Dari penelitian yang
dilakukan Musafah (2007) diperoleh data HASIL
remaja pranikah yang menggunakan
kontrasepsi terbanyak yaitu Pil 89,8 %, 1. Analisa Univariat
Kondom 85,7% dan kontrasepsi IUD 70, 4
Tabel 1
%. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden
bahwa perilaku seks bebas di kalangan remaja anak jalanan di Pamulang Permai.
remaja bukan lagi merupakan suatu issue
Usia
tetapi telah dijadikan salah satu gaya hidup Responden
Frekuensi %
di kalangan remaja. Remaja Awal 21 70
METODE PENELITIAN Remaja Akhir 9 30
Jenis penelitian ini adalah bersifat Jumlah 30 100
deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross sectional. Dalam penelitian ini, Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
sampel diambil berdasarkan tehnik bahwa mayoritas usia remaja pada kategor
Accidental Sampling dimana siapa saja remaja awal yaitu 21 (70%) remaja.
yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel Tabel 2
(Sugiyono, 2010). Jumlah sampel yang Distribusi frekuensi sumber informasi
digunakan dalam penelitian ini berjumlah responden anak jalanan
30 responden yang memenuhi kriteria di Pamulang Permai.
inklusi, yaitu:
1) Seluruh anak jalanan di Pamulang Sumber
Frekuensi %
Informasi
Permai.
2) Seluruh anak jalanan pranikah yang Media Cetak 15 50
bersedia dijadikan responden dengan Media Elektronik 15 50
rentan usia (11-21 tahun).
Total 30 100
3) Seluruh anak jalanan pranikah yang
hadir saat pengambilan data dengan
rentan usia (11-21 tahun).

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 9


Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 8-13

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui Penggunaan


Kontrasepsi
bahwa sumber informasi remaja dari media Tidak Total
P
cetak dan elektronik masing-masing 15 Sikap Mengguna value
Menggu
kan
(50%). nakan
F % F % F %
Positif 17 89.5 2 10.5 19 100
Tabel 3 0.002
Negatif 4 36.4 7 63.6 11 100
Distribusi frekuensi sikap terhadap pemakaian
Total 21 70 9 30 30 100
kontrasepsi pada remaja anak jalanan di Pamulang
Permai.
Berdasarkan tabel 5 hasil Analisis
Bivariat yang telah dilakukan
Sikap Remaja Frekuensi %
menggunakan uji chi square diperoleh nilai
Positif 19 63.3 𝝆 value 0,002, maka dapat disimpulkan 𝝆
Negatif 11 36.7 value < α sehingga Ha diterima yang berarti
terdapat Hubungan antara sikap remaja
Total 30 100 dengan penggunaan kontrasepsi pada anak
jalanan di Pamulang Permai.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa mayoritas siswa memiliki sikap PEMBAHASAN
positif terhadap pemakaian kontrasepsi Berdsarkan tabel 1 dapat diketahui
yaitu sebanyak 19 (63.3%) remaja. bahwa mayoritas usia remaja pada kategori
remaja awal yaitu 21 (70%) remaja
Tabel 4 sedangkan usia remaja kategori remaja
Distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi pada akhir yairu sebanyak 9 (30%) remaja.
remaja anak jalanan di Pamulang Permai
Masa remaja merupakan salah satu
Jenis
Frequensi % periode dari perkembangan manusia. Masa
Kontrasepai ini merupakan masa perubahan atau
Tidak peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa
menggunakan 9 30 yang meliputi perubahan biologik,
kontrasepsi
perubahan psikologik, dan perubahan
Ejakulasi diluar 11 36,7
sosial. Di sebagian besar masyarakat dan
KB Suntik 1 3,3 budaya masa remaja pada umumnya
Kondom 7 23,3 dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir
Pil 2 6,7 pada usia 18-22 tahun (kusmiran, 2011 :4).
Total 30 100.0 Umur, menurut Elizabet B.H, (1995),
umur adalah umur individu yang terhitung
Berdsarkan tabel 4.4 dapat diketahui mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
bahwa mayoritas remaja menggunakan tahun. Menurut (Hurlock, 1998) yang
jenis kontrasepsi KB ejakulasi diluar yaitu dikutip dari Nursalam dan Siti Pariyani
11 (36,7%) remaja, kondom 7 (23,3%) (2001: 134) semakin umur tingkat
remaja, Pil 2 (6.7%) remaja, dan suntik 1 kematangan dan ketakutan, seseorang akan
(3,3%) remaja. lebih matang dalam berfikir dan bekerja
dari segi kepercayaan masyarakat.
2. Analisis Bivariat Seseorang akan lebih dewasa akan lebih
percaya dari orang yang belum cukup tinggi
Tabel 5 kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari
Hubungan antara sikap remaja dengan penggunaan pengalaman dan kematangan jiwa.
kontrasepsi pada anaka jalanan di Pamulang
Permai.
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa
sumber informasi remaja dari media cetak
dan elektronik masing-masing 15 (50%).
Menurut BKKBN 2007 informasi

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 10


Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 8-13

mengenai alat kontrasepsi sangat penting Menurut KKB (2011) metode


dipahami sebelum memutuskan kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah
menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Hal sperma laki-laki mencapai dan membuahi
ini serupa dengan pendapat BAPPENAS telur wanita (fertilisasi) atau mencegah
yaitu dengan berbekal pengetahuan telur yang sudah dibuahi untuk
mengenai alat-alat kontrasepsi, beserta efek berimplantasi (melekat) dan berkembang di
samping yang ditimbulkannya, dalam rahim.
kontraindikasi, kekurangan, dan Dari tabel 5 menunjukan dari 19 remaja
kelebihannya. Masyarakat dapat yang memiliki sikap positif dengan
menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sebanyak 17 (89.5%) remaja menggunakan
sesuai sehingga memberi pengayoman alat kontrasepsi dan 2 (10.5%) remaja tidak
lebih tinggi yang akhirnya akan menggunakan alat kontrasepsi. Dari 11
meningkatkan kelestariannya dalam remaja yang memiliki sikap negatif dengan
berkeluarga berencana. Jadi pengetahuan sebanyak 4 (36.4%) remaja menggunakan
mengenai alat-alat kontrasepsi beserta efek alat kontrasepsi dan 7 (63.6%) remaja tidak
samping, kontraindikasi, kekurangan, dan menggunakan alat kontrasepsi.
kelebihan sangat diperlukan untuk Hasil Analisis Bivariat yang telah
menentukan pilihan alat kontrasepsi yang dilakukan menggunakan uji chi square
akan digunakan serta untuk mendukung diperoleh nilai 𝝆 value 0,002 maka dapat
program Repelita V yaitu agar masyarakat disimpulkan 𝝆 value < α sehingga Ha
lebih menggunakan alat kontrasepsi yang diterima yang berarti terdapat Hubungan
efektif. antara sikap remaja dengan penggunaan
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui kontrasepsi pada anaka jalanan di
bahwa mayoritas siswa memiliki sikap Pamulang Permai.
positif terhadap pemakaian kontrasepsi Berbeda dengan hasil penelitian
yaitu sebanyak 19 (63.3%) remaja menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
sedangkan remaja yang memililki sikap yang signifikan antara pengetahuan dengan
negatif yaitu sebanyak 11 (36.7%). sikap terhadap pemakaian kontrasepsi.
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat Menurut Musafah (2007) Pengetahuan dan
manusia terhadap dirinya sendiri, orang Sikap Pemakaian Kontrasepsi pada Remaja
lain, obyek atau issue (Petty, cocopio,1986 “GAUL” di Parkir Senayan, Jakarta. Hasil
dalam Azwar S, 2000: 6). Atau penelitian menunjukkan tidak sesuai
kecenderungan bertindak dari individu, dengan Musafah. Pengetahuan seksual dan
berupa respons terhadap stimulus ataupun kesehatan reproduksi khususnya
objek tertentu (Sunaryo, 2004). Sikap bisa kontrasepsi yang setengah-setengah tidak
juga berupa kecenderungan seseorang hanya mendorong remaja mencoba-coba
terhadap objek mendukung atau tidak tetapi juga menimbulkan salah persepsi.
mendukung, seperti yang diungkapkan oleh Namun sejalan dengan hasil penelitian
Azwar (2007) ”Sikap seseorang terhadap yang dilakukan Sutanti (2012) ada
suatu objek adalah perasaan mendukung hubungan sikap dengan pemilihan
atau memihak maupun perasaan tidak kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di
mendukung atau tidak memihak pada objek Desa Sepanjang Wilayah Kerja Puskesmas
tersebut”. Sepanjang Kecamatan Glenmore tahun
Berdsarkan tabel 4 dapat diketahui 2013. Sikap adalah salah satu faktor
bahwa mayoritas remaja menggunakan predisposisi yang merupakan pendorong
jenis kontrasepsi KB ejakulasi diluar yaitu perilaku seseorang untuk bertindak (Green
11 (36,7%) remaja, kondom 7 (23,3%) dalam Notoatmodjo, 2010). Dalam
remaja, Pil 2 (6.7%) remaja, dan suntik 1 penelitian ini sikap remaja seringkali
(3,3%) remaja. mengacu pada pengalaman teman sebaya
yang belum tentu pengalaman itu benar dan

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 11


Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 8-13

sehat. Karena pengaruh teman sebaya lebih reproduksi serta membuat program yang
besar berpraktik buruk, maka merekapun efektif terhadap penyaluran informasi
akan mengikutinya dan akhirnya praktik kesehatan reproduksi pada anak jalanan.
kesehatan reproduksinya buruk. 3. Bagi masyarakat khususnya para orang
tua untuk lebih memahami perilaku anak
KESIMPULAN agar lebih bisa membimbing atau
memberi arahan kepada anak-anaknya
Berdasarkan hasil penelitian yang
tentang pengetahuan perilaku seksual .
dilakukan penulis tentang Hubungan Sikap
4. Bagi nakes perlunya ketersediaan akses
Remaja Dengan Penggunaan Kontrasepsi
layanan kesehatan reproduksi
Pada Anak Jalanan di Pamulang Permai
berhubungan dengan perilaku seks
Tahun 2017, maka dapat diambil
diharapkan dapat membuat suatu
kesimpulan :
program yang berfokus pada kesehatan
1. Distribusi frekuensi berdasarkan usia
reproduksi remaja, demi memberikan
responden pada kategori remaja awal
informasi dan edukasi tentang berbagai
yaitu 21 (70%) remaja sedangkan usia
masalah kesehatan reproduksi pada
remaja kategori remaja akhir yaitu
remaja.
sebanyak 9 (30%) remaja.
5. Bagi seluruh remaja penelitian ini
2. Distribusi frekuensi berdasarkan sumber
informasi responden bahwa sumber diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai hubungan sikap dengan
informasi remaja dari media cetak dan
penggunaan kontrasepsi sehingga lebih
elektronik masing-masing 15 (50%).
bisa menjaga diri dalam pergaulan dan
3. Distribusi frekuensi berdasarkan
menjaga kebersihan organ reproduksi
pengguna kontrasepsi mayoritas remaja
remaja.
menggunakan jenis kontrasepsi KB
6. Bagi institusi dapat memfasilitasi
ejakulasi diluar yaitu 11 (36,7%) remaja,
mahasiswa untuk memberikan
kondom 7 (23,3%) remaja, Pil 2 (6.7%)
penyuluhan kesehatan reproduksi bagi
remaja, dan suntik 1 (3,3%) remaja.
para anak jalanan dan menyiapkan
4. Distribusi frekuensi berdasarkan sikap
wadah pengaduan bagi anak jananan
remaja dengan penggunaan kontrasepsi
yang ingin berkonsultasi mengenai
mayoritas remaja bersikap positif
kesehatan reproduksi.
terhadap pemakaian kontrasepsi yaitu
sebanyak 19(63,3%) remaja dan yang
memiliki sikap negatif 11(36,7%) DAFTAR PUSTAKA
remaja.
5. Ada hubungan yang bermakna antara Arikunto.( 2006). Prosedur Penelitian
sikap dengan penggunaan kontrasepsi Suatu Pendekatan Praktik Klinik.
pada anak jalanan di Pamulang Permai Jakarta: PT. Rineka Cipta
BKKBN. (2010). Data Survey Kesehatan
dengan nilai 𝝆 value 0,002 < α.
Reproduksi Indonesia. Jakarta
Dinkes Kabupaten Banten. (2010).
SARAN
Laporan Tahunan
1. Bagi anak jalanan di Pamulang Permai Djaali, H. (2008). Psikologi Pendidikan.
dapat sebagai pertimbangan untuk diri Jakarta:Bumi Aksara
sendiri agar lebih menjaga kesehatan Gianjri, dkk. (2012). Perbedaan
reproduksinya terutama menghindari Pemanfaatan Multimedia Flash Dan
seks bebas. Ceramah Sebagai Media Pendidikan
2. Bagi pemerintah perlu lebih Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi
memperhatikan dengan lebih serius Remaja Awal di SMPN 3 Turi, Sleman.
kebijakan tentang anak jalanan 1(1)
khususnya masalah kesehatan

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 12


Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 8-13

Hartanto. 2009. Seks Bebas Dikalangan Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan


Remaja Menghawatirkan. Di akses di Reproduksi Remaja Dan Wanita.
http://sufihjuwita.blogs.uny.ac.id/2015/ Jakarta: Salemba Medika
12/17/free-sex-dikalangan-remaja. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
pada tanggal 15 Februari 2017 pukul Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
22:15 wib Rineka Cipta
Inayatullah. 2016. Profil Kesehatan Septian. 2012. Pergaulan Remaja
Kabupaten Tangerang 2014. Di akses Mengarah ke Seksual. Diakses
di http://dinkes.tangerangkab.go.id/wp- https://kesehatanreproduksiremaja.word
content/files/Profil_Kesehatan_Kabupat press.com di akses pada tanggal 15
en_Tangerang_2015.pdf . Tanggal 16 Februari 2017 pukul 20:00 wib
Februari 2017 pukul 11:15 Wib Yunita, dkk. (2013). Hubungan
KKB. (2011). Buku Panduan Praktis Pendidikan, Sumber Informasi Metode
Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta: PT. Kontrasepsi, Dan Dukungan Keluarga
Bina Pustaka Dengan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Pasangan Usia Subur
Berusia <20 Tahun. 1(3).

Eka Mardiana Afrilia dan Yuyun dwi Cahyanti 13

Anda mungkin juga menyukai