Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)

Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI


E-ISSN : 2774-3217

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP


PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA
Budiman1,*, Dzul Akmal2, Asiyami Ranistiya Widyaningrum3
1,2,3Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES A. Yani, Kota Cimahi, Indonesia

*E-mail : budiman_1974@yahoo.com

ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan kesehatan reproduksi yang sangat
menentukan kualitas kesehatan. Sebagian besar remaja melakukan perilaku seksual
pranikah pertama kali terjadi saat usia Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Salah
satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku seksual pada remaja adalah
penggunaan media sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media sosial terhadap perilaku seksual pada remaja di SMK 45 Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020. Disain studi yang digunakan adalah
cross sectional (potong lintang), tempat penelitian di SMK 45 Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Jumlah sampel penelitian adalah 83 remaja dengan teknik
pengambilan sampel melalui random sampling. Variabel dependen penelitian ini adalah
perilaku seksual sedangkan variabel independennya adalah penggunaan media
social.Cara pengukuran variabel menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan
uji kai kuadrat dan uji regresi logistic ganda. Menunjukan sebagaian besar remaja usia
17 tahun (61,4%), seluruhnya menggunan medsos whatsapp (100%), sebagian besar
positif keinginan menggunakan WA (75,8%), sebagian besar positif pemanfaatan
menggunakan WA (98,8%), sebagian besar positif intensitas menggunakan WA (75,%),
sebagian besar positif pemanfaatan menggunakan WA (98,8%), sebagian besar perilaku
seksual ringan (91,6%) dan ditemukan tidak ada hubungan signifikan penggunaan
medsos dengan peningkatan perilaku seksual pada remaja. Penggunaan media sosial
digunakan oleh remaja dalam memahami materi perilaku seksual pada remaja.
Penguatan informasi penting melalui penggunaan media untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya
mengenai perilaku seksual.
Kata Kunci : Penggunaan media social, Perilaku seksual pada remaja, cross sectional

1. PENDAHULUAN
Perbincangan mengenai seks dan 2005) dalam buku (Abrori dan
seksualitas masih dianggap tabu oleh Qurbaniah, 2017). Sebagian besar
sebagian masyarakat, apalagi remaja melakukan perilaku seksual
perbincangan mengenai perilaku pranikah pertama kali yaitu pada saat
seksual pada remaja. Secara umum, usia Sekolah Menengah Atas atau
perilaku seksual yaitu segala tingkah sederajat yaitu pada usia 15-18 tahun
laku baik dengan lawan jenis maupun (Soetiningsih, 2008) dalam (Amartha,
sesama jenis yang didorong oleh hasrat 2018).
seksual, dengan beraneka ragam bentuk Dampak negatif yang dilakukan
tingkah laku seperti perasaan tertarik setelah perilaku seksual pranikah
sampai tingkah laku berkencan, diantaranya adalah Kehamilan Tidak
bercumbu dan bersenggama (Sarwono, Diinginkan (KTD) hingga aborsi

Forum Ilmiah Tahunan VI


Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 25-26 Nopember 2020
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

(Soetiningsih, 2008) dalam (Amartha, pranikah. Survei Demografi dan


2018).World Health Organization Kesehatan Indonesia (SDKI)
(WHO) mengungkapkan bahwa menyatakan bahwa terdapat 7,8%
setidaknya 10 juta kehamilan yang remaja laki-laki dan 1,5% remaja
tidak diinginkan terjadi setiap tahun di perempuan yang sudah melakukan seks
antara remaja perempuan berusia 15-19 pranikah. Tetapi sebanyak 75,4% tidak
tahun di negara berkembang. menggunakan alat kontrasepsi dan
Komplikasi selama kehamilan dan lebih dari 60% remaja tidak tahu
persalinan adalah penyebab utama mengenai penyakit infeksi menular
kematian anak perempuan berusia 15- seksual (SDKI, 2019).
19 tahun secara global. Dari perkiraan Data Survei Kesehatan
5,6 juta aborsi yang terjadi setiap tahun Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI,
di antara remaja perempuan berusia 15- 2012-2015) menunjukkan bahwa
19 tahun, 3,9 juta tidak aman, masalah perilaku seks remaja yang
berkontribusi terhadap kematian ibu, terjadi pada remaja laki-laki dan
morbiditas, dan masalah kesehatan perempuan yang melakukan pacaran
jangka panjang (WHO, 2020). pertama kali yaitu pada usia <12 tahun
Pada Tahun 2017, akibat dari sebesar 5,3%, usia 12-14 tahun sebesar
perilaku seksual yang tidak diinginkan 20,65, usia 15-17 tahun sebesar 38,2%,
hampir 132 juta wanita usia reproduksi usia 18-19 tahun sebesar 3,2%. Pada
di Asia memiliki kebutuhan kontrasepsi saat pacaran remaja yang melakukan
modern yang belum terpenuhi, sebagian petting sebesar 12,9%. Berdasarkan
besar wanita yang melakukan aborsi data Kementrian Komunikasi dan
melakukannya karena mereka hamil Informatika Republik Indonesia bahwa
ketika mereka tidak bermaksud pengguna internet di Indonesia pada
melakukannya. Pada Tahun 2010-2014, Tahun 2018 sebanyak 123 juta
tingkat kehamilan yang tidak pengguna dengan angka pertumbuhan
diinginkan di Asia adalah 54 per 1.000 sebanyak 143,26 juta jiwa pengguna
wanita berusia 15-44. Diperkirakan 53,8 internet. Pengguna media sosial sebesar
juta kehamilan yang tidak diinginkan 87,13%, membaca artikel sebesar
terjadi setiap tahun di Asia. Dari 55,30%, dan layanan yang diakses
jumlah tersebut, hampir dua pertiga berupa chatting sebesar 89,35%
(65%) berakhir dengan aborsi. Selama (BKKBN Jabar, 2020).
2010-2014, sekitar 35,5 juta aborsi yang Hasil survei Badan Koordinasi
diinduksi terjadi setiap tahun di Asia. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,
Tingkat aborsi di empat dari lima sub- 2014) di wilayah Jawa Barat dan
regional Asia (Timur, Selatan, Tenggara sekitarnya menemukan bahwa 51 %
dan Barat) hampir sama dengan tingkat remaja atau siswa Sekolah Menengah
regional secara keseluruhan. Proporsi Atas (SMA) atau sederajat pernah
semua kehamilan yang tidak diinginkan melakukan hubungan seks pranikah.
di Asia berakhir dengan aborsi setiap Berdasarkan data Pengelola Program
tahun, diperkirakan 27% pada tahun Komisi Penanggulangan AIDS
2010–2014 (Guttmacher Institute, (KPA) Bandung Barat mengemukakan
2020). bahwa di Kabupaten Bandung Barat
Survei Penelitian dan terdapat peningkatan kasusHuman
Pengembangan Kesehatan Immunodeficiency Virus (HIV)
(LITBANGKES) bekerjasama dengan atauAcquired Immune Deficiency
United Nations of Educational, Syndrome (AIDS) selama setahun
Scientific, and Cultural Organization terakhir. Data Komisi Penanggulangan
(UNESCO) bahwa remaja Indonesia AIDS Kabupaten Bandung Barat hingga
sebanyak 5,6% sudah melakukan seks Juli Tahun 2019, terdapat 379

2
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

kasus HIV/AIDS sebanyak 56 teman sebaya dengan perilaku sesual


diantaranya merupakan kasus baru. berisiko (sig < 0,05). Kemudian
Sebagian besar disebabkan oleh berdasarkan variabel yang diteliti yaitu
perilaku hubungan seksual secara sikap, penggunaan media sosial dan
bebas. Setiap tahun kasusnya peran teman sebaya secara bersama-
menunjukkan peningkatan dengan rata- sama memiliki pengaruh sebesar 84,3%
rata 50 kasus per tahun (Sari, 2019). terhadap perilaku seksual berisiko di
Berita yang dilansir oleh Bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Kota
Jabar, terdapat kasus yang Surakarta (Puspita, et al. 2019).
mengungkapkan bahwa telah terjadinya Studi pendahuluan yang
pembuangan bayi di sebuah kebun dan dilakukan pada tanggal 14 April melalui
ditemukan oleh seorang warga yang media sosial whatsapp kepada salah
hendak berkebun di Desa Wangunharja, satu guru di SMK 45 Lembang yang
Kecamatan Lembang, Kabupaten terletak di Jalan Barulaksana No.186
Bandung Barat, Kapolsek Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten
AKP Santiadji Kartasasmita Bandung Barat Tahun 2020.
mengungkapkan bahwa pelaku sengaja Berdasarkan keterangan salah satu
membuang bayinya pada hari Sabtu guru yang mengajar di sekolah tersebut
(21/9) malam sekitar pukul 22.15 WIB mengatakan bahwa penggunaan media
yang diakibatkan karena malu telah sosial bagi siswa di SMK 45 Lembang
melahirkan tanpa menikah terlebih memiliki beberapa penilaian, baik dari
dahulu dan merupakan hasil hubungan segi positif seperti siswa bisa
sebelum pernikahan dengan salah satu mengambil banyak ilmu yang diperoleh
pria berinisial IMR di Kabupaten melalui internet dan media sosial, ilmu
Bandung (Newswire, 2013). yang didapat bisa berupa nilai
Memang, media sosial adalah kehidupan, pendidikan dan banyak hal
saluran yang menjanjikan untuk lain. Namun dari segi negatif terkadang
menyampaikan informasi kesehatan, usia remaja ketika mendapatkan
termasuk promosi kesehatan dan pesan sesuatu informasi biasanya sulit untuk
pencegahan penyakit. Namun, yang lain menyaring dan hanya bisa diterima
menyarankan bahwa platform internet begitu saja tanpa dicari terlebih dahulu
dan media sosial mungkin juga memiliki mengenai sumbernya yang akan
konsekuensi kesehatan yang negatif berdampak pada siswa dalam
karena keyakinan keliru mengenai mengambil kesimpulan. Dengan
privasi yang mengarah pada perilaku banyaknya media sosial pada era
dan diskusi yang lebih provokatif sekarang yang bermacam bentuknya,
tentang minum, seks, kekerasan, ide media sosisal juga dapat berpengaruh
bunuh diri, dan intimidasi, ditambah pada perilaku kehidupan remaja di
dengan pemantauan orang tua yang usianya apabila sulit atau tidak bisa
kurang (Landry, et al. 2017). dikendalikannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Kemudian untuk mendapat
yang dilakukan oleh Ivana, et al pada keterangan lebih lanjut peneliti
tahun 2019 mengenai “Hubungan menghubungi salah satu dari siswa
Penggunaan Media Sosial dan Peran sekolah tersebut, berdasarkan
Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual keterangan dari salah satu siswa bahwa
Berisiko di SMK Kota Surakarta” hampir semua siswa mempunyai ponsel
dengan Hasil yang menyatakan bahwa serta menggunakan media sosial seperti
terdapat hubungan bermakna antara whatsapp, Instagram, twitter, bahkan
sikap dengan perilaku seksual berisiko, beberapa siswa mengenal lawan jenis
penggunaan media sosial dengan (pacar) yang berawal dari media sosial
perilaku seksual berisiko, dan peran dan di lingkungan sekolah ada beberapa

3
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

yang sudah mempunyai pacar, serta Negatif 20 24,1


beberapa siswa ada yang berpacaran di Total 83 100
lingkungan sekolah seperti berangkat Sumber: (Data primer kuesioner)
ke sekolah bareng, istirahat sampai
pulang sekolah bareng yang dilakukan Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui
berbarengan bersama pacar. bahwa bahwa pada responden dengan
Berdasarkan data yang telah diuraikan keinginan menggunakan media sosial
tersebut maka peneliti tertarik untuk positif sebanyak 63 orang (75,9%),
mengetahui apakah ada “Pengaruh sedangkan responden dengan keinginan
Penggunaan Media Sosial terhadap menggunakan media sosial negatif
Perilaku Seksual pada Remaja di SMK sebanyak 20 orang (24,1%).
45 Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2020” Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Pemanfaatan Media Sosial di SMK 45
2. METODE PENELITIAN Kecamatan Lembang Kabupaten
Rancangan pada penelitian ini Bandung Barat Tahun 2020
adalah dengan menggunakan Pemanfaatan Jumlah Persentase
pendeketan kuantitatif dengan metode Positif 82 98,8
penelitian survei analitik dengan Negatif 1 1,2
rancangan survei cross sectional yang Total 83 100
berarti pengumpulan data sekaligus Sumber: (Data primer kuesioner)
pada suatu saat (point time approach)
dan tidak berarti subjek diamati pada Berdasarkan Tabel 2. dapat
waktu yang sama, yang mencoba diketahui bahwapada responden dengan
menggali bagaimana dan mengapa pemanfaatan media sosial positif
fenomena kesehatan itu terjadi. sebanyak 81 orang (98,8%), sedangkan
Kemudian melakukan analisis dinamika responden dengan pemanfaatan
korelasi antara fenomena atau faktor menggunakan media sosial negatif
risiko dengan faktor efek.Faktor efek sebanyak 1 orang (1,2%).
adalah suatu akibat dari adanya faktor
risiko dan faktor risiko adalah suatu Tabel 3 Distribusi FrekuensiIntensitas
fenomena yang mengakibatkan Penggunaan Media Sosial di SMK 45
terjadinya efek (pengaruh) Kecamatan Lembang Kabupaten
(Notoatmodjo, 2012). Bandung Barat Tahun 2020
Pengambilan sampel dilakukan Intensitas Jumlah Persentase
dengan teknik stratifikasi proporsional Positif 63 75,9
(proportional stratified random Negatif 20 24,1
sampling.Dalam penelitian ini sampel Total 83 100
adalah siswa kelas XI SMK 45 Lembang Sumber: (Data primer kuesioner)
dengan jumlah 83 siswa. Pengambilan
sampel dari masing-masing strata Berdasarkan tabel 3. dapat
dilakukan dengan cara random atau diketahui bahwa pada responden
diacak. dengan intensitas media sosial positif
sebanyak 63 orang (75,9%), sedangkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN responden dengan intensitas media
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keinginan sosial negatif sebanyak 20 orang
menggunakan Media Sosial di SMK 45 (24,1%).
Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2020 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku
Keinginan Jumlah Persentase Seksual pada Remaja di SMK 45
Positif 63 75,9

4
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Kecamatan Lembang Kabupaten Berdasarkan table 4.4 dapat


Bandung Barat Tahun 2020 diketahui bahwa pada responden
Perilaku Jumlah Persentase dengan perilaku seksual ringan
Seksual sebanyak 76 orang (91,6%), sedangkan
Ringan 76 91,6 responden dengan perilaku seksual
Berat 7 8,4 negatif sebanyak 7 orang (8,4%).
Total 83 100
Sumber: (Data primer kuesioner)

Tabel 5. Hubungan Keinginan menggunakan Media Sosial dengan Perilaku Seksual


pada Remaja di SMK 45 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020
Perilaku Seksual
Total P
Keinginan Ringan Berat
value
n % N % n %
93, 6 10
Positif 59 4 6,3
7 3 0
0,351
85, 2 10
Negatif 17 3 15
0 0 0
91, 8 10
Jumlah 76 7 8,4
6 3 0
Sumber: (Data primer kuesioner)

Dari hasil analisis hubungan media sosial negatif sebanyak 17 orang


antara keinginan menggunakan media (85,0%) memiliki perilaku seksual
sosial dengan perilaku seksual pada ringan, 3 orang (15%) memiliki perilaku
remaja diperoleh bahwa dari 63 orang seksual berat. Hasil uji statistik
yang memiliki keinginan menggunakan didapatkan nilai p-value 0,351 maka
media sosial positif sebanyak 59 orang dapat disimpulkan tidak terdapat
(93,7%) memiliki perilaku seksual hubungan yang signifikan antara
ringan, 4 orang (6,3%) memiliki perilaku keinginan menggunakan media sosial
seksual berat, sedangkan dari 20 orang dengan perilaku seksual pada remaja.
yang memiliki keinginan menggunakan

Tabel 6. Hubungan Pemanfaatan Media Sosial dengan Perilaku Seksual pada Remaja
di SMK 45 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020
Perilaku Seksual P
Total
Pemanfaatan Ringan Berat value
n % N % n %
8
Positif 75 91,5 7 8,5 100
2 1,000
Negatif 1 100 0 0 1 100
8
Jumlah 76 91,6 7 8,4 100
3
Sumber: (Data primer kuesioner)

Dari hasil analisis hubungan sebanyak 75 orang (91,5%) memiliki


antara pemanfaatan menggunakan perilaku seksual ringan, 7 orang (8,5%)
media sosial dengan perilaku seksual memiliki perilaku seksual berat,
pada remaja diperoleh bahwa dari 82 sedangkan dari 1 orang yang memiliki
orang yang memiliki pemanfaatan pemanfaatan menggunakan media
menggunakan media sosial positif sosial negatif sebanyak 1 orang (100%)

5
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

memiliki perilaku seksual ringan. Hasil antara pemanfaatan menggunakan


uji statistik didapatkan nilai p-value media sosial dengan perilaku seksual
1,000 maka dapat disimpulkan tidak pada remaja.
terdapat hubungan yang signifikan

Tabel 7. Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Perilaku Seksual pada
Remaja di SMK 45 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020

Perilaku Seksual
Total P value
Intensitas Ringan Berat
n % N % n %
5 92, 6 10
Positif 5 7,9
8 1 3 0
0,673
1 2 10
Negatif 90 2 10
8 0 0
7 91, 8 10
Jumlah 7 8,4
6 6 3 0
Sumber: (Data primer kuesioner)

Dari hasil analisis hubungan media sosial negatif sebanyak 18 orang


antara intensitas menggunakan media (90%) memiliki perilaku seksual ringan,
sosial dengan perilaku seksual pada 2 orang (10%) memiliki perilaku seksual
remaja diperoleh bahwa dari 63 orang berat. Hasil uji statistik didapatkan
yang memiliki keinginan menggunakan nilai p-value 0,673 maka dapat
media sosial positif sebanyak 58 orang disimpulkan tidak terdapat hubungan
(92,1%) memiliki perilaku seksual yang signifikan antara keinginan
ringan, 5 orang (7,9%) memiliki perilaku menggunakan media sosial dengan
seksual berat, sedangkan dari 20 orang perilaku seksual pada remaja.
yang memiliki keinginan menggunakan

Tabel 8. Pengaruh Penggunaan Media Sosial dengan Perilaku Seksual pada Remaja di
SMK 45 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020

Exp 95% CI
Variabel B Sig.
B Lowwer Upper
Step
Keinginan 0,997 0,224 2,709 0,543 13,523
1a
Pemanfaatan 19,656 1 0 0
Intensitas 0,189 0,833 1,208 0,208 7,015
Constant 2,733 0 0,065
Sumber: (Data primer kuesioner)

Dari hasil analisis multivariat dengan didapatkan hasil bahwa tidak


dengan menggunakan uji regresi terdapat pengaruh antara keinginan,
logistik ganda ternyata variabel pemanfaatan, intensitas dengan
independen keinginan, pemanfaatan, perilaku seksual pada remaja.
dan intensitas sebagai variabel
konfonding dikarenakan nilai p>0,25, Pembahasan
namun ketiga variabel independen Keinginan menggunakan Media Sosial.
merupakan variabel penting sehingga Berdasarkan hasil penelitian
tetap dilakukan analisis multivariat, bahwa sebagian besar keinginan

6
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

menggunakan media sosial memiliki gambar yang mengandung unsur-unsur


keinginan menggunakan media sosial seks yang diperoleh dari media sosial,
yang positif sebanyak 63 orang (75,9%), tidak menonton video adegan porno
menyatakan bahwa responden dalam melalui media sosial, bahkan tidak
penelitian ini tidak hanya memiliki waktu khusus untuk
menggunakan media sosial untuk berkencan melalui media sosial dengan
keperluan seksualitas saja, akan tetapi pasangan. Dalam hal ini dinyatakan
responden memiliki keinginan bahwa responden dalam memanfaatkan
menggunakan media sosial untuk media sosial yaitu dengan baik dan
mengirim data atau informasi kepada untuk hal yang bersifat positif.
teman atau guru, untuk membantu Hal ini sejalan dengan Jurnal
dalam mengerjakan tugas sekolah yang berjudul “Social Media and Sexual
tentang seksualitas, serta mengobrol Behavior Among Adolescents: Is there a
dengan teman melalui aplikasi video link?” yang ditulis oleh Landry et al.
call. (2017) yang menyebutkan beberapa
Hal ini sesuai dengan hasil manfaat dari menggunakan media
wawancara dan observasi penelitian sosial diantaranya adalah untuk
yang dilakukan oleh Oktavia (2017) sosialisasi dan komunikasi, peluang
yang menyatakan bahwa responden belajar yang disempurnakan maupun
pada SMA X dalam menggunakan untuk mengakses berbagai informasi
media sosial seperti media sosial mengenai kesehatan.
WhatsApp, Instagram, Twitter,
Facebook, Line, Path, dan lain-lain Intensitas Penggunaan Media Sosial
bahwa dalam penggunaannya bersifat Berdasarkan hasil penelitian ini
positif seperti responden menggunakan bahwa sebagian besar intensitas
media sosial untuk berkomunikasi penggunaan media sosial memiliki
dengan teman, bahkan untuk mencari intensitas penggunaan media sosial
teman baru serta untuk bermain game, yang positif yaitu sebanyak 63 orang
sehingga keinginan dalam (75,9%), hasil dari pertanyaan dalam
menggunakan media sosial digunakan penelitian ini menyatakan bahwa
dengan hal-hal positif. responden sering menggunakan media
sosial bersama temannya,
Pemanfaatan Media Sosial menggunakan waktu untuk mengakses
Berdasarkan hasil penelitian media sosial sesuai dengan kebutuhan,
bahwa sebagian besar pemanfaatan sering mengakses media sosial lebih
menggunakan media sosial memiliki dari 3 jam per hari, dan sebagian besar
pemanfaatan menggunakan media tidak memiliki waktu khusus untuk
sosial yang positif yaitu sebanyak 63 menggunakan media sosial untuk
orang (75,9%), dalam penelitian ini melihat adegan porno, tidak pernah
responden memanfaatkan media sosial mengakses media sosial untuk melihat
sebagai bahan untuk mendapatkan situs porno pada saat jam pelajaran
informasi kesehatan mengenai serta tidak menggunakan media sosial
seksualitas namun tidak dipergunakan setiap saat dalam satu hari untuk
sebagai hal yang negatif seperti melihat gambar porno. Maka dapat
responden tidak memiliki waktu khusus disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
untuk menonton atau melihat video responden intensitas penggunaan media
adegan porno melalui media sosial, sosial dengan hal yang positif.
tidak melihat gambar-gambar seks Intensitas dan durasi dalam
melalui media sosial sambil penggunaan media jejaring sosial
bermastrubasi atau onani, tidak Facebook saling terkait dan semakin
menyimpan dan mengoleksi gambar- kuat apabila didukung oleh smartphone

7
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

yang canggih dan bahkan makin lama yang pernah saling memberikan
makin memanjakan para pengguna rangsangan seksual saat bersama
smartphone dengan kecanggihannya pasangan yang memicu untuk
Simanungkalit (2015) dalam Novandra melakukan hubungan seksual pranikah,
(2017). Adanya saling keterkaitan satu pernah melakukan berciuman disekitar
sama lain antara intensitas dan durasi leher kebawah (necking) dan pelukan
dalam pemakaian media jejaring sosial yang lebih mendalam dengan pasangan,
dan adanya dukungan dari alat yang saling berciuman bibir dalam waktu
digunakan tentu juga kemungkinan yang lama dengan pasangan, serta
dapat berdampak bagi sikap saling memberikan rangsangan seksual
pengendalian diri pada remaja itu saat berkencan dengan pasangan.
sendiri. Terlihat bahwa jika responden Hal ini sejalan dengan hasil
menggunakan media jejaring sosial penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
facebook dalam sehari lebih dari 5 kali (2017) berdasarkan hasil wawancara
dan mempunyai durasi lebih dari 1 jam dan observasi yang menyatakan bahwa
meskipun memiliki persentase yang responden pada SMA “X” banyak yang
kecil tentu dapat membawa dampak sudah melakukan perilaku seksual
bagi perilakunya tergantung bagaimana namun hanya sebagian kecil yang
cara remaja dalam bersikap atau kebanyakan masih dalam tahap
bagaimana cara remaja dalam bergandengan, berciuman dan
mengendalikan dirinya dalam berpelukan, dan hanya sebagian kecil
penggunaan media jejaring sosial yang sudah pernah melakukan perilaku
facebook. Dampak tersebut dapat seksual hingga intercourse.
menjadi dampak yang positif maupun Hal ini sesuai dengan kategori
yang negatif. Dampak secara positif dalam perilaku seksual yaitu perilaku
yaitu jika seorang remaja menggunakan seksual ringan dan berat yang
media jejaring sosial facebook dengan dikemukakan oleh Engle et.al. (2005)
memilih hal yang positif dan dalam Tjiptanigrum (2009) mengatakan
menguntungkan bagi kehidupan dirinya bahwa perilaku seksual ringan
kelak nanti, entah untuk bisnis ataupun mencakup menaksir, pergi berkencan,
untuk cita-citanya. Dampak secara mengkhayal, berpegangan tangan,
negatif yaitu jika seorang remaja berciuman ringan (kening,pipi), dan
memilah dan mengikuti hal yang saling memeluk dan perilaku seksual
negatif yang dapat merugikan berat seperti berciuman bibir,
kehidupan dirinya, kemungkinan mulut/lidah, meraba dan mencium
terburuknya berdampak pada perilaku bagian bagian sensitive seperti
seksual pranikah pada remaja. payudara, alat kelamin, menempelkan
alat kelamin, oral seks, dan
Perilaku Seksual pada Remaja berhubungan seksual (senggama).
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa sebagian besar perilaku seksual Hubungan Keinginan menggunakan
pada remaja memiliki perilaku seksual Media Sosial dengan Perilaku Seksual
yang ringan yaitu sebanyak 76 orang pada Remaja
(91,6%), dalam penelitian ini sudah Berdasarkan hasil uji statistik
melakukan perilaku seksual seperti didapatkan nilai p-value 0,351 maka
saling berpegangan tangan saat dapat disimpulkan tidak terdapat
berpacaran, Sering Menghayal bersama hubungan yang signifikan antara
pacar, pernah melakukan saling keinginan menggunakan media sosial
berpelukan saat berpacaran, sering dengan perilaku seksual pada remaja.
bepergian (berkencan) dengan menyatakan bahwa responden dalam
pasangan, namun hanya sebagian kecil penelitian ini tidak hanya

8
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

menggunakan media sosial untuk tidak menonton video adegan porno


keperluan seksualitas saja, akan tetapi melalui media sosial, bahkan tidak
responden memiliki keinginan memiliki waktu khusus untuk
menggunakan media sosial untuk berkencan melalui media sosial dengan
mengirim data atau informasi kepada pasangan. Dalam hal ini dinyatakan
teman atau guru, untuk membantu bahwa responden dalam memanfaatkan
dalam mengerjakan tugas sekolah media sosial yaitu dengan baik dan
tentang seksualitas, serta mengobrol untuk hal yang bersifat positif.
dengan teman melalui aplikasi video Hal ini sejalan dengan penelitian
call. yang dilakukan oleh Pujiningtyas (2014)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa dalam
yang dilakukan oleh Oktavia (2017) pemanfaatan penggunaan media sosial
bahwa tidak adanya hubungan antara tidak hanya digunakan untuk
keinginan menggunakan media sosial mengakses informasi mengenai
dengan perilaku seksual pada remaja seksualitas saja, akan tetapi media
berdasarkan uji hipotesis dengan hasil sosial digunakan untuk berkomunikasi
perhitungan korelasi product moment dengan orang lain maupun
Pearson diperoleh r = 0,204 dimana berkomunikasi dengan lawan jenis.
p>0,05. Kemudian sejalan juga dengan Pemnafaatan media sosial yang
penelitian yang dilakukan oleh digunakan juga memiliki berbagai
Pujiningtyas (2014) yang menyatakan macam seperti WhatsApp, Instagram,
bahwa responden dalam penelitian itu Facebook, Twitter, Path, dan lain-lain
menggunakan media sosial untuk yang menunjukkan bahwa dengan
melakukan komunikasi maupun diskusi menggunakan hanya salah satu media
dengan orang lain, yang berarti dalam sosial belum dapat mewakili semuanya.
hal ini tidak ada hubungan antara
sumber inforimasi dengan perilaku Hubungan Intensitas penggunaan
seksual pada remaja. Media Sosial dengan Perilaku Seksual
pada Remaja
Hubungan Pemanfaatan Media Sosial Berdasarkan hasil uji statistik
dengan Perilaku Seksual pada Remaja didapatkan nilai p-value 0,673 maka
Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan tidak terdapat
didapatkan nilai p-value 1,000 maka hubungan yang signifikan antara
dapat disimpulkan tidak terdapat pemanfaatan menggunakan media
hubungan yang signifikan antara sosial dengan perilaku seksual pada
pemanfaatan menggunakan media remaja, dalam penelitian ini
sosial dengan perilaku seksual pada menyatakan bahwa intensitas
remaja. dalam penelitian ini responden responden dalam menggunakan media
memanfaatkan media sosial sebagai sosial, tidak hanya digunakan untuk
bahan untuk mendapatkan informasi mengakses perilaku seksual saja, akan
kesehatan mengenai seksualitas namun tetapi digunakan untuk menggunakan
tidak dipergunakan sebagai hal yang media sosial bersama temannya,
negatif seperti responden tidak memiliki menggunakan waktu untuk mengakses
waktu khusus untuk menonton atau media sosial sesuai dengan kebutuhan,
melihat video adegan porno melalui sering mengakses media sosial lebih
media sosial, tidak melihat gambar- dari 3 jam per hari, dan sebagian besar
gambar seks melalui media sosial tidak memiliki waktu khusus untuk
sambil bermastrubasi atau onani, tidak menggunakan media sosial untuk
menyimpan dan mengoleksi gambar- melihat adegan porno, tidak pernah
gambar yang mengandung unsur-unsur mengakses media sosial untuk melihat
seks yang diperoleh dari media sosial, situs porno pada saat jam pelajaran

9
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

serta tidak menggunakan media sosial hanya menggunakan media sosial


setiap saat dalam satu hari untuk sebagai sumber informasi mengenai
melihat gambar porno. Maka dapat seksualitas saja. Oleh sebab itu dalam
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini penelitian ini bahwa perilaku seksual
responden intensitas penggunaan media tidak dipengaruhi oleh penggunaan
sosial dengan hal yang positif. media sosial melainkan dikarenakan
adanya faktor lain yang mempengaruhi.
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Hal ini dibuktikan juga dengan
dengan Perilaku Seksual pada Remaja hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dalam penggunaan kuesioner Lisnawati dan Lestari (2015) bahwa
yang dilakukan dalam penelitian ini akses untuk mencari informasi
merupakan kuesioner yang baku, yang mengenai seksualitas bisa melalui orang
berarti telah dilakukan uji realibilitas tua, teman sebaya dan media
dan uji validitas dan telah digunakan sosial.Media sosial memang menjadi
oleh peneliti sebelumnya. Namun dalam salah satu media yang digunakan oleh
hal ini terhadap penggunaan kuesioner remaja dalam mengakses informasi
yang telah ada, meskipun sudah baku mengenai seksualitas, namun pada
akan tetapi masih banyak pembahasan penggunaannya untuk memenuhi
yang perlu ditambahkan dalam keingintahuan mengenai seksualitas,
kuesioner khususnya mengenai konten remaja memilih televisi, majalah dan
dalam penggunaan media sosial yang lainnya, sehingga tidak hanya
digunakan oleh responden yang kurang menggunakan media sosial
digambarkan. saja.Menurut Santrock (2007) dalam
Dalam penelitian ini Uji Regresi Oktavia (2017) bahwa pada televisi,
Logistik Ganda, namun pada ketiga video dari musik yang sedang popular
variabel independen (keinginan, terdapat tayangan mengenaii seks
pemanfaatan, intensitas) memiliki p secara eksplisit. Sebuah studi
value > 0,25 dikarenakan variabel menyatakan bahwa remaja yang sering
tersebut merupakan variabel yang menonton televisi secara eksplisit yang
penting jadi tetap dilakukan ke mengandung adegan seksual cenderung
multivariat, jadi dapat disimpukan akan melakukan hubungan seksual
bahwa dalam penelitian ini tidak ada dibandingkan dengan remaja yang tidak
pengaruh penggunaan media sosial menonton televisi.
dengan perilaku seksual pada remaja. Berdasarkan penelitian yang
Selain faktor media sosial, terjadinya dilakukan oleh Ybarra, et al. (2014)
perilaku seksual memiliki faktor mengungkapkan bahwa selain media
penunjang lainnya seperti pengetahuan internet (media sosial) terdapat media
pada remaja, meningkatnya libido lain seperti televisi yang dapat
seksual (kematangan fisik), media menampilkan konten pornografi dan
informasi lainnya seperti Televisi, media internet (media sosial) bukanlah
norma agama, pengaruh dari orang tua, satu-satunya media yang dapat
teman sebaya, pergaulan bebas, menyuguhkan konten pornografi. Dalam
pengaruh akademik, pengaruh sosial hal ini dinyatakan bahwa media sosial
kognitif, serta faktor sosial (Sarwono, tidak memiliki dampak yang besar
2011), (Sarwono, 2012). terhadap perilaku seksual pada remaja,
Dari uraian tersebut dapat bahwa yang memiliki dampak yang
diketahui bahwa terdapat banyak faktor lebih buruk terhadap perilaku seksual
yang mempengaruhi terjadinya perilaku pada remaja adalah televisi dan film
seksual pada remaja.Berdasarkan hal dengandurasi tayangan televisi dan film
ini maka dapat diketahui bahwa lebih lama.
responden pada penelitian ini tidak

10
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Hal ini serupa juga dengan dengan perilaku seksual pada


Ramadhan dan Giyarsih (2017) yang remaja.
menyatakan bahwa berdasarkan uji 4. Berdasarkan hasil uji statistik
regresi dikatakan bahwa pengaruh didapatkan nilai p-value 1,000 maka
informasi yang didiskusikan di media dapat disimpulkan tidak terdapat
sosial terhadap perilaku seksual pada hubungan yang signifikan antara
remaja tidak signifikan.Hasil tersebut pemanfaaatan media sosial dengan
bahkan menunjukkan bahwa informasi perilaku seksual pada remaja.
yang didiskusikan di media sosial 5. Berdasarkan hasil uji statistik
memiliki kontribusi yang rendah dalam didapatkan nilai p-value 0,673 maka
mempengaruhi perilaku seksual pada dapat disimpulkan tidak terdapat
remaja.Oleh sebab itu disebutkan hubungan yang signifikan antara
bahwa tidak ada pengaruh antara intensitas penggunaan media sosial
media sosial terhadap persepsi perilaku dengan perilaku seksual pada
seksual pada remaja, yang disebabkan remaja.
oleh remaja yang ada di perkotaan dan 6. Dari hasil analisis multivariat
pedesaan tidak menggunakan media dengan menggunakan uji regresi
sosial sebagai wadah untuk mencari logistik ganda, maka didapatkan
informasi tentang kesehatan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh
reproduksi. Kesehatan reproduksi antara keinginan, pemanfaatan,
seperti pengetahuan tentang perilaku intensitas dengan perilaku seksual
seksual remaja, keperawanan, pada remaja.
pernikahan, kehamilan, dan lain
sebagainya merupakan hal yang belum DAFTAR PUSTAKA
terpikirkan oleh remaja di perkotaan
dan pedesaan sehingga remaja masih [1] Abrori & Qurbaniah, M.
menjunjung tinggi kata tersebut. 2017.Infeksi Menular Seksual. UM
Pontianak Pers. Pontianak.
4. KESIMPULAN [2] Amartha, VA, Fathimiyah, I,
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Rahayuwati, L, Rafiyah, I.
peneliti dapat menarik kesimpulan 2018.'Pendidikan Kesehatan
sebagai berikut: Mengenai Pencegahan Perilaku
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Seksual melalui Peningkatan
sebagian besar keinginan Asertivitas pada Remaja
menggunakan media sosial adalah Putri'.Jurnal Universitas
positif sebanyak 63 orang (75,9%), Padjadjaran. Vol 1(1)
pemanfaatan menggunakan media [3] BKKBN. 2014. Jabar (Masih)
sosial yang positif yaitu sebanyak 82 Darurat HIV/AIDS dan Seks
orang (98,8%), intensitas penggunaan Bebas. BKKBN. Jawa Barat.
media sosial yang positif yaitu [4] Guttmacher Institute. 2020.
sebanyak 63 orang (75,9%). Abortion in Asia. Guttmacher
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Institute. New York.
sebagian besar perilaku seksual pada [5] Landry, M, Tumer, M, Vyas, A,
remaja yang ringan yaitu sebanyak Wood, S. 2017. ‘Social Media and
76 orang (91,6%). Sexual Behavior Among
3. Berdasarkan hasil uji statistik Adolescents: Is there a link?’.JIMR
didapatkan nilai p-value 0,351 maka Public Health and Surveillance.Vol
dapat disimpulkan tidak terdapat 3(2)
hubungan yang signifikan antara [6] Lisnawati, Lestari, N.S. 2015.
keinginan menggunakan media sosial ‘Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Seksual Remaja

11
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

di Cirebon’. Jurnal Care. Vol 3(1): Reproduksi menurut Wilayah


1-8 Perkotaan dan Pedesaan di
[7] Newswire. 2013. Hamil Diluar Yogyakarta’. Jurnal Bumi
Nikah, Wanita Bandung ini Indonesia. Vol 6(3)
Buang Bayi di Kebun. 25 [13] Sari, CW. 2019. 53% Kasus
September. Bisnis Jabar, HIV/AIDS di Bandung Barat
Bandung, Jawa Barat. Berawal dari Seks Bebas. 8
[8] Notoatmodjo, S. 2010. Promosi September.Pikiran Rakyat Media
Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Network. Bandung, Jawa Barat
Rineka Cipta. Jakarta. [14] Soetjiningsih, C.H. 2008. Remaja
[9] Novandra, A.S, Puspitasari, N. usia 15 - 18 tahun banyak lakukan
2017. 'Hubungan Sikap perilaku seksual pranikah,
Pengendalian Diri dalam Disertasi Electronic, Theses &
Penggunaan Media Jejaring Sosial Dissertations. Universitas Gajah
Facebook dengan Perilaku Seksual Mada. Yogyakarta.
Pranikah Remaja Usia 15-19 [15] Sarwono, S.W. 2011. Psikologi
Tahun (Studi di Kelurahan Remaja Edisi Revisi. Cetakan
Kapasmadya Baru Kecamatan Keempatbelas. RajaGrafindo
Tambaksari Kota Surabaya)'. Vol Persada. Jakarta.
12(1) [16] Survei Demografi dan Kesehatan
[10] Oktavia, F.N. 2017. Hubungan Indonesia. 2019. Pemuda Ingin
Antara Penggunaan Media Sosial Akses kesehatan Reproduksi.
dengan Perilaku Seksual Remaja, SDKI. Jakarta.
Skripsi. Univesitas Katolik [17] Tjiptaningrum, K. 2009.
Soegijapranata, Semarang. Hubungan Pengetahuan
[11] Puspita, IA, Agushybana, F, Kesehatan Reproduksi Remaja
Dharminto.2019. ‘Hubungan dan Pencegahan Perilaku
Penggunaan Media Sosial dan Hubungan Seksual Pranikah pada
Peran Teman Sebaya dengan Siswa SMA di Jakarta, Tesis.
Perilaku Seksual Berisiko di SMK Universitas Gadjah Mada.
Kota Surakarta’. Jurnal Yogyakarta.
Kesehatan. Vol 7(3) [18] WHO. 2020. Adding it up: Costs
[12] Ramadhan, H.N. 2017. ‘Hubungan and benefits of meeting the
Media Sosial dengan Persepsi contraceptive needs of adolescents.
Remaja tentang Kesehatan WHO. Geneva.

12

Anda mungkin juga menyukai