Anda di halaman 1dari 24

- MINIMALIST -

Tugas review
jurnal metode
plibel
Aplikasi Ergonomi Industri
KELOMPOK 10

Muhammad Hasbi Assidiqi D600170011


Achmad Sayfudin D600170029
Ananda Rizka Ramadhan D600170043
DEFINI
SI
Metode PLIBEL merupakan suatu alat screening sederhana yang bertujuan
untuk mencari faktor risiko musculoskeletal di tempat kerja.
DESKRIPSI
1. PLIBEL dirancang untuk menilai risiko ergonomi pada lima regio tubuh. Keunggulan PLIBEL yaitu dapat digunakan sebagai
alat screening untuk keselamatan dan kesehatan kerja dalam menilai faktor risiko ergonomis namun PLIBEL juga memiliki
keterbatasan untuk menilai kuantitas dari faktor risiko tersebut (Octaviani, 2017). Terdapat checklist sederhana pada metode
PLIBEL yang digunakan untuk menilai terjadinya risiko cedera otot pada saat bekerja yang dihubungkan dengan stasiun
kerja.
2. Metode ini diterapkan untuk mengetahui bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal terbesar yaitu pada neck
shoulder, upper back, elbows, forearm, hands, feed, knees and hips, dan low back. Analisis faktor risiko cedera
musculoskeletal disorders dapat dilihat pada pertanyaan PLIBEL checklist yang mendapatkan jawaban “ya” disetiap variabel,
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan bagian tubuh mengalami tingkat risiko cedera, akibat yang dapat
ditimbulkan oleh faktor tersebut, dan usulan yang dapat dilakukan
LANGKAH - LANGKAH
Mengamati aktivitas pekerja Mengolah data dengan skor faktor risiko
pada stasiun kerja saat cidera dari hasil checklist plibel
melakukan pekerjaan

Menganalisis Hasil
Menyusun pertanyaan tentang
faktor terjadinya risiko
Musculoskeletal Disorder

Mengumpulkan data dengan


mengisi pertanyaan pada
checklist PLIBEL
Contoh Hasil
Review Jurnal 1

ANALISIS POSTUR KERJA


MENGGUNAKAN METODE PLIBEL
CHECKLIST DAN QUICK EXPOSURE
CHECK (QEC) PADA PERAJIN BATIK
CAP
(Studi Kasus: UKM Batik Cap Supriyarso)
HERNANING WAHYU NURIATI
TUJUAN :

Penelitian ini dilakukan pada pekerja pembuatan batik cap di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.
Proses membatik maupun produksi di industri batik masih dilakukan secara manual dengan postur kerja yang tidak ergonomis dengan
gerakan yang dilakukan secara berulang sehingga dapat menimbulkan musculoskeletal Disorders. Berdasarkan permasalahan tersebut
penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dan tingkat risiko cedera otot rangka pada pekerja batik cap.

METODE :

Metode PLIBEL Checklist Metode PLIBEL (Pland for Identifiering av. Belastningsfaktorer) dibuat oleh Dr. Kemmlert (1990),
metode ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor terjadinya cedera otot yang dapat menimbulkan efek berbahaya. Metode PLIBEL
merupakan suatu alat screening sederhana yang bertujuan untuk mencari faktor risiko musculoskeletal di tempat kerja. PLIBEL
dirancang untuk menilai risiko ergonomi pada lima regio tubuh.

HASIL :

Hasil dari pengolahan data PLIBEL Checklist diperoleh dari menghitung nilai presentase dari setiap bagian anggota tubuh yang
menjadi variabel di metode ini. Nilai presentase didapatkan dengan cara menghitung hasil jumlah “Ya” pada masing-masing kolom
jawaban pertanyaan yang telah diisi dan dijawab oleh setiap pekerja, kemudian membagi jawaban tersebut dengan total jumlah
pertanyaan dan dikalikan 100%. Contoh hasil pengolahan data dilakukan pada aktivitas penyiapan alat cap dan lilin/malam seperti tabel
berikut ini.
Hasil dari pengolahan data tabel menyatakan bahwa nilai presentase yang dapat menyebabkan terjadinya risiko cidera otot pada
aktivitas penyiapan alat cap dan lilin/malam pada bagian leher, bahu dan punggung bagian atas sebesar 54%; bagian siku, lengan bawah
dan tangan sebesar 64%; kaki sebesar 63%, lutut dan pinggul sebesar 63%; dan pada punggungg bagian bawah sebesar 43%. Sedangkan
untuk skor lingkungan sebesar 33%. Apabila Terdapat nilai yang berisiko cedera pada setiap bagian tubuh yang diamati dan dinilai maka
perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan risiko cedera otot tersebut.

KESIMPULAN :

1.Hasil presentase PLIBEL checklist nilai tertinggi terdapat pada aktivitas menuangkan racikan warna dan proses pelorotan sebesar 82%
sehingga perlu dilakukan perbaikan. .
2.Nilai presentase terbesar dari faktor lingkungan terdapat pada aktivitas pengadukan warna dan aktivitas proses pewarnaan dan
penguncian warna sebesar 44% yaitu pada faktor udara yang panas, bising dari suara mesin Waterglass saat menyala, getaran yang
disebabkan oleh mesin Waterglass dan faktor kelelahan.
3.Hasil analisis usulan perbaikan postur kerja dengan merancang ulang stasiun kerja diharapkan dapat meminimalisir atau mengurangi
risiko cerdera otot pada pekerja terutama pada bagian punggung, leher, siku, lengan bawah dan tangan.
Review Jurnal 2

PERANCANGAN PERBAIKAN STASIUN KERJA


PEMASANGAN GRANITO MENGGUNAKAN ANALISIS
METODE PLIBEL CHECKLIST DI PT. LOUSERINDO
MEGAH PERMA
Nabila Ramadhany Barley1* , Budi Aribowo2 1,2Program Studi
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al
Azhar Indonesia, Jl Sisingamangaraja, Jakarta 12110
nabilabarley@gmail.com
TUJUAN :

Untuk menentukan operator kritis digunakan kuesioner Nordic Body Map dan untuk menentukan stasiun kerja kritis digunakan
metode CTD Risk Index.

METODE :

Metode pengumpulan data kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner Nordic Body Map, kuesioner CTD
Risk Index, dan kuesioner PLIBEL Checklist. Penyebaran kuesioner Nordic Body Map dilakukan kepada seluruh operator di lantai
produksi untuk menentukan 2 operator kritis. Pada kuesioner CTD Risk Index, pengisian kuesioner dilakukan oleh penulis terhadap
operator kritis untuk menentukan stasiun kerja kritis. Penyebaran kuesioner PLIBEL Checklist dilakukan kepada operator stasiun kerja
kritis untuk menentukan bagian tubuh kritis.

HASIL :

Metode PLIBEL Checklist diterapkan untuk mengetahui bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal terbesar. Dalam
hal ini, operator stasiun kerja pemasangan granito menjadi objek utama metode ini, kuesioner PLIBEL Checklist ini diisi oleh operator
tersebut. Hasil perhitungan kuesioner PLIBEL Checklist dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil perhitungan kuesioner PLIBEL
Checklist pada stasiun kerja pemasangan granito, bagian leher, bahu, dan punggung bagian atas memiliki persentase 58%, bagian siku,
lengan bawah, dan tangan 45,5%, bagian kaki 50%, bagian lutut dan pinggul 37,5%, dan bagian punggung bagian bawah 33,3%. Hal ini
menunjukan bahwa bagian leher, bahu, dan punggung bagian atas memiliki keluhan musculoskeletal yang paling parah dibandingkan
dengan bagian tubuh lain.
KESIMPULAN :

Operator kerja yang memiliki tingkat keluhan musculoskeletal disorders paling tinggi menurut hasil kuesioner Nordic Body Map
adalah pada subgroup pemotongan dan pengelasan di grupRMSdengan nilai 76 dan pada subgroup granito di grupRMSdengan nilai 75.
Hasil kuesioner CTD Risk Index menunjukkan bahwa stasiun kerja yang memiliki risiko cumulative trauma disorders (work-related
musculoskeletal disorders) paling tinggi adalah stasiun kerja pemasangan granito (cementation) dengan nilai CTD Risk Index sebesar
3,13. Bagian tubuh yang memiliki Bagian tubuh yang memiliki tingkat risiko musculoskeletal disorders paling tinggiberdasarkan metode
PLIBEL Checklist. adalah bagian leher, bahu, dan punggung bagian atas dengan nilai 58%. Sedangkan nilai bagian siku, lengan bawah,
dan tangan adalah 54%, bagian kaki 50%, bagian lutut dan pinggul 37,5%, dan bagian punggung bagian bawah 33,3%. Faktor-faktor
yang menyebabkan risiko MSD berdasarkan analisa metode PLIBEL Checklist adalah ketidaknyamanan desain peralatan dan
perlengkapan kerja serta fasilitas kerja yang digunakan untuk bekerja karena tidak adanya meja kerja, posisi tubuh pekerja yang tidak
ergonomis pada saat bekerja karena harus dalam posisi jongkok, dan gerakangerakan pada pekerjaan dengan postur tubuh yang janggal.
Usulan perancangan perbaikan stasiun kerja pemasangan granito adalah lift table. Ukuran yang digunakan agar lift table ergonomis pada
pekerjaan pemasangan granito yaitu dengan tinggi 679 mm, panjang 2460 mm, lebar 2232 mm, space bagian dalam lift table 1120 mm,
dan panjang foot controller untuk hydraulic system 96 mm.
Review Jurnal 3

Usulan Perbaikan Postur Dan Fasilitas Kerja Menggunakan Plibel


Checklist Dan Quick Exposure Check (Qec) (Studi Kasus: Home
Industry Pembuatan Tahu Kusnadi)
Nofirza1 , Suci Anisa Hermayu2 1,2 Jurusan Teknik Industri
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau Jl. HR Subrantas
No. 155 Km 15 Panam Pekanbaru Riau e-mail: nofirza@uin-
suska.ac.id
TUJUAN :

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi postur kerja operator dan memberikan usulan perbaikan fasilitas kerja, sehingga
dapat meminimasi bahaya postur kerja yang tidak baik (awkward posture).

METODE :

Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data-data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini meliputi:
1.Data Primer, yaitu data hasil observasi mengenai data postur kerja dan data keluhan operator.
2.Data Sekunder, yaitu data pendukung penelitian, seperti profil perusahaan, profil dan jumlah pekerja (4 orang) di Home Industry
Pembuatan Tahu Kusnadi di Perawang. Penelitian ini melalui beberapa tahap, Adapun tahap-tahap dalam pengolahan data diawali dengan
menganalisa postur kerja berdasarkan PLIBEL Checklist dan memberikan penilaian Postur Kerja Berdasarkan Quick Exposure Check,
sehingga didapatkan nilai Exposure Level Berdasarkan Metode Quick Exposure Check. Nilai ini menjadi dasar untuk tindakan
berikutnya, apakah perlu dilakukan tindakan perbaikan atau tidak.

HASIL :
Kuesioner PLIBEL Checklist disebarkan pada operator kritis (operator yang memiliki keluhan musculoskeletal terbanyak) yang
bekerja pada masing-masing stasiun kerja.
Tabel Contoh rekap hasil Kuesioner PLIBEL Checklist Operator Kusnadi
perhitungan nilai exposure score untuk operator 1, yang bekerja pada stasiun pencetakan (Gambar 3). Dari hasil perhitungan nilai
exposure score operator 1, diperoleh total skor pada punggung sebesar 36, total skor pada bahu/lengan sebesar 30, total skor pergelangan
tangan sebesar 38 dan total skor leher sebesar16.

Adapun hasil rekapitulasi nilai exposure score dari keempat operator yang bekerja di Usaha Tahu Kusnadi.
Berdasarkan hasil dari nilai exposure score, maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai exposure level.

Hasil dari nilai exposure level dikelompokkan berdasarkan action level metode Quick Exposure Check (QEC). Adapun action level untuk
postur kerja setiap operator yang bekerja di Usaha Tahu Kusnadi adalah sebagai berikut.
KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai exposure level (postur kerja) operator pada stasiun penyaringan, yaitu
69,31%, pada stasiun pencetakan 68,18%, dan pada stasiun pemotongan 56,81%. Berdasarkan Tabel Action Level, postur kerja pada
ketiga stasiun kerja tersebut termasuk dalam kategori perlu dilakukan perbaikan atau perubahan terhadap postur kerja. Berdasarkan hasil
pengolahan data, dilakukan perbaikan fasilitas kerja (meja kerja) dengan menggunakan data antropometri dan perancangan alat bantu
berupa alas berbentuk Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 8 ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 9
November 2016 387 balok dan bidang miring (alternatif 1) dan alat bantu berupa balok menggunakan roda (alternatif 2) yang digunakan
pada tong sari kedelai. Adapun ukuran meja kerja tersebut, yaitu panjang meja 252,34 252 cm, lebar meja 68 cm dan tinggi meja 99,25 99
cm. Sedangkan ukuran untuk balok, yaitu panjang 60 cm, lebar 60 cm dan tinggi 49,25 49 cm. Ukuran untuk bidang miring, yaitu tinggi
bidang miring 49,25 49 cm, alas 80 cm dan panjang sisi miring 93,94 94 cm, dengan besar sudut kemiringan yaitu 3 ,4 ˚.
Review Jurnal 4

RANCANGAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI PT


KARSA WIJAYA PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PLIBEL CHECKLIST DAN QEC ( QUICK
EXPOSURE CHECK)
Putri Pertiwi dan Zeny Fatimah Hunusalela Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta Email : putri.prtw13@gmail.com dan
zeny.fh86@gmail.com
TUJUAN :

Tujuan dari penelitian ini agar pekerja dapat bekerja dengan sesuai agar tidak mengalami cidera pada otot dalam jangka
panjang atau pendek. Penelitian diawali dengan mengetahui permasalahan dan menilai postur kerja dengan kuisioner PLIBEL
Checklistdan Quick Exposure Check (QEC).

METODE :

PLIBEL adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi fakto-faktor ketegangan musculoskeletal yang dapat
menyebabkan dampak yang merugikan. Yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti itu. PLIBEL sudah
digunakan didalam beberapa penelitian ergonomi dan sebagai suatu alat dibidang pendidikan(Suryani & Mufti, 2019). PLIBEL
merupakan suatu alat Checklist yang sederhana untuk memeriksa penyebab utama resikomusculoskeletal serta hubungan nya
dengan penilaian tempat kerja. Aspek waktu, lingkungan dan organisasi juga turut menjadi pertimbangan dalam metode ini
sebagai faktor-faktor pengubah.

HASIL :

Pada tahap awal Hasil dari pengolahan data PLIBEL Checklistdiperoleh dari Kuisioner PLIBELdan menghitung nilai presentase
dari setiap bagian anggota tubuh yang menjadi variabel di metode ini. Nilai presentase didapatkan dengan cara menghitung hasil
jumlah “Ya” pada masing-masing kolom jawaban pertanyaan yang telah diisi dan dijawab oleh setiappekerja, kemudian membagi
jawaban tersebut dengan total jumlah pertanyaan dan dikalikan 100%. Pengamatan dengan metode PLIBELuntuk menentukan
faktor-faktor penyebab cidera otot atau musculosceletal disorder sehingga dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan pekerja memiliki
faktor resiko atau tidak.
Pada Gambar menyatakan bahwa nilai presentase yang dapat
menyebabkan terjadinya resiko cedera pada otot dapat
diketahui:1.Hasil pengolahan data menyatakan bahwa bagian
Siku, lengan bawah, Tangan memiliki resiko Musculosceletal
Disorder dengan presentase paling tinggi atau paling besar yakni
sebesar 63,66%2.Untuk presentasi tertinggi nomer 2 yakni
pada bagian kaki dikarenakan presentase nya sebesar
37,5%3.Dan peringkat tertinggi berikutnya yaitu pada
bagian Leher, Bahu, dan Punggung Bagian Atas dengan
presentase sebesar 30,76%4.Skor pada faktor lingkungan termasuk
kedalam presentase tertinggi dikarenakan presentase nya melebihi
KESIMPULAN : 50% yaitu sebesar 66,66%

1.Berdasarkan hasil Penelitian menggunakan Metode Plibel dan Quick Exposure Check diperoleh hasil penyebab resiko yang
terjadi pada masing-masing operator yang tidak sesuai dapat mengakibatkan cedera pada bagian Punggung, Bahu, Leher hingga
Pergelangan Tangan. Dengan perhitungan menggunakan metode Metode Plibel dan Quick Exposure Checkmenemukan Tingkat
presentase yang tinggi pada masing-masing operator sebesar 72,15% pada operator Cutting, sedangkan 55,11% pada operator
Finishing. Presentase rata-rata dari kedua nya sebesar 63,63%. dan perlu ada nya perbaikan berupa rancangan alat penunjang
kerja agar operator dapat bekerja dengan baik dan nyaman .
2.Rancangan yang digunakan untuk operator Cuttingmerupa meja kerja opeartor yang mempunyai ketebalan 18mmdengan tinggi 100cm
panjang 240cm dan lebar 140cm sesuai dengan kebutuhan masing-masing operator. Sedangankan untuk Operator Finishing
merancang meja dan kursi dengan ketebalan 10mm dengan tinggi 67cm panjang 100cm dan lebar 50cm untuk rancangan
Meja, untuk rancangan Kursi mempunyai panjang kursi 60cm dengan diameter 46 sesuai dengan kebutuhan operator masing-
masing. Semua rancangan yang dirancang berdasarkan ukuran tubuh operator yang dihitung menggunakan Antropometri dengan
persentil 50.
Review Jurnal 5
ANALISIS KINERJA PENGEMUDI TRUK KONTAINER
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLIBEL DAN
OCCUPATIONAL VIBRATION METHOD
Boy Nurtjahyo Moch., Erlinda Muslim, Mars Rekhy , Deo G. N.
Laksana
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia
E-mail: boymoch@eng.ui. ac.id, erlinda@eng.ui.ac.id,
mars_rekhy@yahoo.co.id, deo_ti2011@yahoo.com
TUJUAN :

Tujuan penelitian diarahkan pada faktor apa yang beresiko cidera otot pada pengemudi dan seberapa besar getaran pada mesin
truk kontainer mempengaruhi kondisi pengemudi. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja
pengemudi truk dan juga nilai edukasi bagi banyak pihak.

METODE :
Ada beberapa metode ergonomi yang digunakan dalam melakukan penelitian dan di dalam penyajian data, secara garis besar
dikelompokkan sebagai berikut:
1.Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik pekerja, ergonomik checklist dan
lainnya.
2.Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti menambah
pencahayaan atau merubah temperatur yang sesuai.
3.Rekomendasi, setelah dilakukan analisis dari permasalahan yang ada diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki

HASIL :
Dari data pengolahan metode PLIBEL dihasilkan analisis data yang tersaji pada gambar 6 dan diterangkan sebagai berikut.
1.Semua pekerja mengatakan bahwa bagian lutut dan pangkal paha memiliki resiko musculosceletal disorder dengan presentase paling
besar karena pekerja mengatakan sering pegal di bagian tersebut yakni sebesar 85,71 %
2. Peringkat ke 2 teratas yakni bagian kaki ditunjukkan dengan presentase sebesar 76,79 %
3.Peringkat tertinggi berikutnya yaitu bagian pinggang atau punggung bagian bawah, dan terbukti beberapa supir mengeluhkan adanya
nyeri di bagian pinggang. Dan terpresentasikan sebesar 44,20%.
4.Keluhan terhadap muscullostal berikutnya terdapat pada bagian siku, lengan bawah dan tangan, yaitu sebesar 42,85%.
5.Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas terkompensasi sebesar 34,06%.
Selain itu dari hasil pengisian kuesioner, didapatkan juga besarnya faktor risiko dari lingkungan / organisasi yang menyebabkan
timbulnya MSDs. Didapatkan bahwa besarnya nilai faktor risiko dari lingkungan / organisasi yaitu 6 dari 9 potensi, maka besarnya faktor
risiko penyebab MSDs dari lingkungan / organisasi yaitu sebesar 66,67%.
Dari analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode PLIBEL diketahui secara umum bahwa resiko bahaya di tempat kerja
yang paling besar yaitu cidera pada bagian lutut dan pangkal paha. Hal ini juga sesuai dengan keluhan beberapa pengemudi truk yang
menyatakan bahwa pangkal paha sering merasakan otot tertarik/tegang dan lutut yang linu. Dari analisis ini bisa ditarik kesimpulan
bahwa hasil dari pengolahan data menggunakan metode PLIBEL menunjukkan kecocokan terhadap jawaban data kuesioner.bagian lutut
dan pangkal paha. Hal ini juga sesuai dengan keluhan beberapa pengemudi truk yang menyatakan bahwa pangkal paha sering merasakan
otot tertarik/tegang dan lutut yang linu. Dari analisis ini bisa ditarik kesimpulan bahwa hasil dari pengolahan data menggunakan metode
PLIBEL menunjukkan kecocokan terhadap jawaban data kuesioner.

KESIMPULAN :

Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Hasil pengolahan tingkat keluhan yang dialami oleh operator dalam hal ini pengemudi truk kontainer pada saat melakukan aktivitas
kerjanya dengan penyebaran form PLIBEL didapatkan hasil bahwa rasa sakit yang sering dikeluhkan oleh hampir semua pengemudi
berupa kram pada pangkal paha dan nyeri di lutut beralasan karena menduduki urutan teratas dengan presentase 85,71 %, kemudian kaki
76,79% dan punggung bagian bawah 44,20%.
2.Dari hasil pengukuran tingkat getaran pada truk kontainer PT. X dengan menggunakan alat ukur HVM 100 didapatkan hasil bahwa
sebagian besar truk kontainer memiliki getaran yang cukup besar untuk kategori getaran pada seluruh tubuh (Whole Body Vibration) dan
masuk dalam kategori kondisi kurang menyenangkan dan berbahaya menurut standar internasional ISO 2631-1: 1997 dan berpengaruh
pada kesehatan pengemudi.
3.Besarnya getaran lengan tangan atau Hand Arm Vibration pada pengemudi truk kontainer tidak berpengaruh besar pada kesehatan dan
tidak terlalu berbahaya dalam jangka waktu yang lumayan lama.
THAN
K YOU

Anda mungkin juga menyukai