Anda di halaman 1dari 11

NAMA : FITRI DIAN SULEMAN

NIM : 811417080

PEMINATAN : K3

MATA KULIAH : ERGONOMI DAN FAAL KERJA

RIVIEW JURNAL

JUDUL : DESAIN ALAT KEDUDUKAN PELAT PADA ANGKAT DAN ANGKUT PELAT
ESER UNTUK MENURUNKAN BEBAN KERJA, KELUHAN OTOT SKELETAL DAN
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
JURNAL : JURNAL LOGIC
VOLUME & HALAMAN : VOL. 18. NO. 1
TAHUN : 2018
PENULIS : I Nyoman Sutarna, I Nengah Darma Susila, I Ketut Sutapa
1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran Badung-Bali,
e-mail: sutarnanyoman@yahoo.co.id
2) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran Badung-Bal
e-mail: darmasusila@pnb,ac.id
3) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran Badung-Bali,
e-mail: ketutsutapa@pnb.ac.id

RIVIEWER : Fitri Dian Suleman


TANGGAL : 25 Maret 2020
ABSTRAK : Aktivitas mengangkat dan mengangkut pelat eser bila dilakukan dengan posisi
badan tidak ergonomis akan mengakibatkan keluhan pada otot. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui penurunan beban kerja, keluhan otot skeletal dan peningkatan produktivitas
kerja. Metode yang digunakan rancangan sama subjek (treatment by subjects design) jumlah
sampel 16 0rang. Keluhan otot skeletal di ukur dengan kuesioner nordic body map, beban kerja
diprediksi dengan cara mengukur denyut nadi kerja dengan metode 10 denyut, dan produktivitas
di hitung dengan selisih rerata produktivitas antar perlakuan per waktu kerja. Data dianalisis
dengan uji t – paired dengan taraf signifikan p<0,005.Hasil analisis setelah dilakukan intervensi
ergonomic yaitu membuat alat kedudukan pelat terjadi perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara
sebelun dan setelah perlakuan yaitu: (1) penurunan keluhan otot skeletal dari rerata skor 80,1
menjadi 70,0, (2) penurunan beban kerja mahasiswa dari 104,4 denyut permenit menjadi 93,5
denyut permenit, dan (3) peningkatan produktivitas kerja dari 5 kali per jam menjadi 12 kali per
jam , terjadi peningkatan sebesar 58,3%. Disimpulkan bahwa mendesain alat kedudukan pelat
pada aktivitas angkat dan angkut pelat dapat menurunan beban kerja, keluhan otot skeletal, dan
meningkatkan produktivitas kerja. Disarankan kepada para pengambil kebijakan di pendidikan
vokasional agar memperhatikan kondisi alat dan fasilitas kerja yang ergonomis.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui desain alat
kedudukan pelat dalam aktivitas angkat dan angkut pelat eser terhadap penurunana beban kerja,
keluhan otot skeletal dan peningkatan produktivitas mahasiswa.
SUBJEK PENELITIAN : Subjek Penelitian ini adalah jumlah populasi angkat dan angkut pelat
eser pada semester I yang masuk kreteria inklusi sejumlah 28 orang. Dari 28 orang angkat dan
angkut pelat eser ini, dilakukan acak sederhana dengan menggunakan table bilangan random
sehingga didapatkan 16 orang mahasiswa sebagai sampel penelitian.
ASSEMENT DATA : Menggunakan tiga variable yaitu variabel bebas, variabel tergantung, dan
variabel kontrol.
1) Variabel bebas yaitu desain alat kedudukan pelat, perbaikan cara angkat dan angkut pelat
eser pada aktivitas mengangkat dan mengangkut.
2) Variabel tergantung meliputi; beban kerja, keluhan otot skeletal, dan produktivitas kerja.
3) Variabel kontrol meliputi;
a. Karakteristik subjek, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman
kerja, dan kesehatan.
b. Pekerjaan; jenis pekerjaan, bahan baku, dan tempat kerja.
c. Organisasi kerja; jam kerja, jam istirahat, dan sistem kerja.
d. Kondisi lingkungan mikroklimat, intensitas penerangan, bising dan getaran.
METODE PENELITIAN : Menggunakan instrument Stop Watch merk Casio , Antopometer
merk Super, Meteran logam merk Daiyu, Kamera digital merk Kodak, Nordic Body Kuesioner
Map dengan empat Skala Likert, Timbangan Badan merk Detecto Medic.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
- Rerata karakteristik subjek dapat dicermati bahwa rerata umur subjek dalam penelitian ini
adalah 18,8 0,9 tahun, rerata berat badan subjek 57,0 2,4 kg, sedangkan tinggi badan
subjek reratanya 165,61,0 cm dan rerata indeks masa tubuh 20,8 0,8 tahun.
- Rerata tinggi siku berdiri subjek dalam penelitian ini adalah 84,8 0,8 cm, persentil 5 dari
tinggi siku didapat 83,5 cm, dipakai sebagai dasar untuk menghitung pegangan alat
kedudukan pelat.
- Rerata keluhan otot skeletal dihitung berdasarkan nilai keluhan sesudah angkat dan
angkat dikurangi nilai sebelum angkat dan angkut pelat eser.
- Rerata nilai keluhan otot skeletal dihitung berdasarkan nilai keluhan sesudah angkat dan
angkut pelat eser dikurangi nilai keluhan sebelum angkat dan anfkut pelat eser untuk
masing-masing perlakuan, dilanjutkan dengan uji t paried.
- bahwa penggunaan alat kedudukan pelat pada aktivitas angkat dan angkut pelat eser
menurunkan keluhan otot sketal pada mahasiswa.
- Pada Pelitian ini data yang didapat pada perlakuan (PO) adalah 5 kali/jam, sedangkan
pada perlakuan (P1) adalah 12 kali/jam, terjadi peningkatan sebesar 58,3%. Ini berarti
menunjukkan bahwa penggunaan alat kedudukan pelat pada aktivitas mengangkat dan
mengangkut pelat eser dapat meningkatkan produktivitas kerja mahasiswa.
KESIMPULAN :

Bertitik tolak dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Desain alat kedudukan pelat pada aktivitas mengangkat dan mengangkut pelat eser dapat
penurunan beban kerja mahasiswa di Bengkel Teknologi Mekanik Politeknik Negeri
Bali.
2) Desain alat kedudukan pelat pada aktivitas mengangkat dan mengangkut pelat eser dapat
penurunan keluhan otot skeletal mahasiswa di Bengkel Teknologi Mekanik Politeknik
Negeri Bali.
3) Desain alat kedudukan pelat pada aktivitas mengangkat dan mengangkut pelat
eser dapat meningkatkan produktivitas mahasiswa di Bengkel Teknologi
Mekanik Politeknik Negeri Bali.
RIVIEW JURNAL

JUDUL : WORKSTATION IMPROVEMENT DAN PEMBERIAN STRETCHING


KARYAWAN PEMBERSIHAN INJEKSI MENURUNKAN KEBOSANAN KERJA,
KELUHAN MUSKULOSKELETAL, DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
PADA INDUSTRI PERAK DI CV JPS
JURNAL : Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)

VOLUME & HALAMAN : Vol 4., No.1


TAHUN : 1 Januari – Juni 2018
1 2 3
PENULIS : Nathasya Ferdyastari, I Putu Gede Adiatmika, Susy Purnawati

1) Mahasiswa Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Universitas Udayana


2) Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
3) Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Chanathasya@gmail.com
RIVIEWER : Fitri Dian Suleman
TANGGAL : 25 Maret 2020
ABSTRAK : Kondisi kerja industri kerajinan perak di Bali masih ditemukannya beberapa
masalah ergonomi khususnya proses pembersihan injeksi. Sikap kerja duduk statis dan monoton
serta peralatan kerja tidak sesuai antropometri dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal
dan kebosanan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan workstation improvement dan
stretching menurunkan kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan peningkatan produktivitas.
Telah dilakukan penelitian di industri perak CV JPS Gianyar, dengan rancangan sama subjek
terhadap 10 orang karyawan. Periode I (P0) proses pembersihan injeksi tanpa intervensi. Periode
II (P1) proses pembersihan injeksi dengan intervensi workstation improvement dan stretching.
Kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan produktivitas kerja antar Periode I dan Periode II.
Dianalisis dengan uji Paired Samples Test untuk perbedaan kemaknaan antar kelompok variabel
kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan produktivitas kerja pada tingkat kemaknaan
α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan workstation improvement dan pemberian stretching dapat
mengurangi kebosanan kerja Periode I 118,40±4,42; Periode II 108,50±4,78; terjadi penurunan
sebesar 8,4%. Mengurangi keluhan muskuloskeletal Periode I sebelum kerja 41,90±4,72 dan
sesudah kerja 71,70±8,4; Periode II sebelum kerja 37,20±3,29 dan sesudah kerja 56,20±4,47;
terjadi penurunan sebesar 21,61%; Meningkatkan produktivitas Periode I 0,13±0,04 dan Periode
II 0,19±0,06; terjadi peningkatan sebesar 46,15%. Terjadi penurunan kebosanan kerja, keluhan
muskuloskeletal, dan peningkatan produktivitas yang berbeda bermakna (p<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa workstation improvement dan pemberian stretching dapat menurunkan
kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan
pembersihan injeksi di industri perak CV JPS. Disarankan untuk diterapkan di industri perak
agar dapat mengurangi kebosanan kerja dan keluhan akibat proses kerja.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian ini untuk membuktikan workstation improvement
dan stretching menurunkan kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan peningkatan
produktivitas.
SUBJEK PENELITIAN : Penelitian inidilakukan di industri perak CV JPS Gianyar, dengan
rancangan sama subjek terhadap 10 orang karyawan. Periode I (P0) proses pembersihan injeksi
tanpa intervensi. Periode (P1) proses pembersihan injeksi dengan intervensi workstation
improvement dan stretching. Kebosanan kerja, keluhan muskuloskeletal dan produktivitas kerja
antar Periode I dan Periode II.
ASSEMENT DATA : Kebosanan kerja pada subjek diukur dengan kuesioner kebosanan kerja
dengan 5 skala likert. Keluhan muskuloskeletal pada subjek diukur dengan kuesioner Nordic
Body Map dengan 4 skala likert. Pada hari sabtu setelah bekerja pada masing-masing Periode
seluruh subjek mengisi kuesioner kebosanan kerja, mengukur denyut nadi kerja dan dihitung
waktu efektif selama membersihkan injeksi dan kuesioner Nordic Body Map diisi pada hari senin
sebelum bekerja dan sabtu sesudah bekerja pada masing-masing periode.
METODE PENELITIAN : Tujuan penelitian untuk membuktikan workstation improvement
dan pemberian stretching karyawan pembersihan injeksi dapat menurunkan kebosanan kerja,
keluhan muskuloskeletal dan meningkatkan produktivitas pada industri perak CV JPS.
HASIL PENELITIAN : Hasil penelitian menunjukkan workstation improvement dan pemberian
stretching dapat mengurangi kebosanan kerja Periode I 118,40±4,42; Periode II 108,50±4,78;
terjadi penurunan sebesar 8,4%. Mengurangi keluhan muskuloskeletal Periode I sebelum kerja
41,90±4,72 dan sesudah kerja 71,70±8,4; Periode II sebelum kerja 37,20±3,29 dan sesudah kerja
56,20±4,47; terjadi penurunan sebesar 21,61%; Meningkatkan produktivitas Periode I 0,13±0,04
dan Periode II 0,19±0,06; terjadi peningkatan sebesar 46,15%. Terjadi penurunan kebosanan
kerja, keluhan muskuloskeletal, dan peningkatan produktivitas yang berbeda bermakna (p<0,05).
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa :
a) Work station improvement dan pemberian stretching karyawan pembersihan injeksi
menurunkan kebosanan kerja sebesar 8,4 % dari rerata 118,40±4,43 menjadi
108,50±3,03.
b) Work station improvement dan pemberian stretching karyawan pembersihan injeksi
menurunkan keluhan muskuloskeletal sebesar 21,61 % dari rerata 71,70±8,42 menjadi
56,20±4,47.
c) Work station improvement dan pemberian stretching karyawan pembersihan injeksi
meningkatkan produktivitas sebesar 46,15 % dari rerata 0,13±0,04 menjadi 0,19±0,06.
RIVIEW JURNAL

JUDUL : PENGATURAN ORGANISASI KERJA BERORIENTASI ERGONOMI MENURUNKAN


RESPON FISIOLOGIS PEKERJA DAN WAKTU BONGKAR MUAT DI KOMPLEK
PERGUDANGAN BULOG BATUBULAN DIVISI REGIONAL BALI
JURNAL : Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)

VOLUME & HALAMAN : Vol 4. No.2 : 1 Juli-Desember 2018


TAHUN : 1 Juli-Desember 2018
1 2 3
PENULIS : Ni Wayan Sutrisni, I.D.P. Sutjana, I Putu Gede Adiatmika

1) Mahasiswa Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Universitas Udayana


2) Staff Dosen Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Universitas Udayana
3) Staff Dosen Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Universitas Udayana
wayansutrisni5@gmail.com
RIVIEWER : Fitri Dian Suleman
TANGGAL : 25 Maret 2020
ABSTRAK : Proses bongkar muat beras di pergudangan bulog masih dilakukan dengan tenaga
fisik. Berat beban yang diangkat sekitar 60 kg, melebihi beban maksimal yang ditentukan sekitar
40-50 kg. Disamping itu buruh pengumpan yang menaikan beban ke atas bahu buruh pengangkut
bekerja dengan sikap membungkuk, kepala menunduk, mengangkut melebihi tinggi bahu dan
dilakukan berulang. Kondisi demikian meningkatkan respon fisiologis dan memperlambat waktu
bongkar muat. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan seberapa besar pengaturan organisasi
kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan respon fisiologis serta waktu bongkar muat. Telah
dilakukan penelitian di komplek pergudangan bulog Batubulan divisi regional Bali, Gianyar.
Penelitian eksperimental dengan rancangan sama subjek dengan subjek 12 orang buruh. Periode
I proses bongkar muat tanpa intervensi. Periode II dengan intervensi pengurangan berat beban
dan rotasi tugas. Beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat
dianalisis antar Periode I dan Periode II. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengaturan organisasi
kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan beban kerja periode I sebelum kerja rerata
81,00±4,30 dan sesudah kerja rerata 128±12,7, periode II sebelum kerja rerata 81,47±4,20 dan
sesudah kerja rerata 116±7,06 penurunan sebesar 9,4%. Menurunkan keluhan muskuloskeletal
periode I sebelum kerja rerata 42,41±4,62 dan sesudah kerja rerata 54,30±4,64 periode II
sebelum kerja rerata 42,08±4,87 dan sesudah kerja rerata 46,35±4,46 penurunan sebesar 14,64%.
Menurunkan kelelahan periode I sebelum kerja rerata 35,67±2,94 dan sesudah kerja rerata
67,80±2,26 periode II sebelum kerja rerata 35,95±2,36 dan sesudah kerja rerata 57,82±2,56
penurunan sebesar 14,72%, menurunkan waktu kerja periode I rerata 3,24±0,08 dan periode II
rerata 3,15±0,04 penurunan sebesar 2,78%. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi
dapat menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat
(p<0,05). Disimpulkan pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar
muat dapat menurunkan respon fisiologis dan waktu bongkar muat. Disarankan pengaturan
organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup pekerja.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian ini untuk membuktikan seberapa besar pengaturan
organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan respon fisiologis serta waktu bongkar
muat.
SUBJEK PENELITIAN : Penelitian ini dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan
sama subjek dengan subjek 12 orang buruh. Periode I proses bongkar muat tanpa intervensi.
Periode II dengan intervensi pengurangan berat beban dan rotasi tugas. Beban kerja, keluhan
muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat dianalisis antar Periode I dan Periode II.
ASSEMENT DATA : Beban kerja diukur dengan menghitung denyut nadi kerja menggunakan
alat stopwatch, dengan metode sepuluh denyut, keluhan muskuloskeletal pada subjek diukur
dengan kuesioner Nordic Body Map, kelelahan diukur menggunakan kuesioner 30 item of rating
scale, waktu bongkar muat diukur menggunakan stopwatch. Pengukuran dilakukan 5 kali dalam
seminggu selama 2 minggu.
METODE PENELITIAN : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan
menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subject design).
HASIL PENELITIAN : Hasil penelitian diperoleh bahwa pengaturan organisasi kerja
berorientasi ergonomi dapat menurunkan beban kerja periode I sebelum kerja rerata 81,00±4,30
dan sesudah kerja rerata 128±12,7, periode II sebelum kerja rerata 81,47±4,20 dan sesudah kerja
rerata 116±7,06 penurunan sebesar 9,4%. Menurunkan keluhan muskuloskeletal periode I
sebelum kerja rerata 42,41±4,62 dan sesudah kerja rerata 54,30±4,64 periode II sebelum kerja
rerata 42,08±4,87 dan sesudah kerja rerata 46,35±4,46 penurunan sebesar 14,64%. Menurunkan
kelelahan periode I sebelum kerja rerata 35,67±2,94 dan sesudah kerja rerata 67,80±2,26 periode
II sebelum kerja rerata 35,95±2,36 dan sesudah kerja rerata 57,82±2,56 penurunan sebesar
14,72%, menurunkan waktu kerja periode I rerata 3,24±0,08 dan periode II rerata 3,15±0,04
penurunan sebesar 2,78%. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan
beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat (p<0,05).
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar muat dapat
menurunkan respon fisiologis dinilai dari penurunan beban kerja secara bermakna sebesar
9,4%.
2. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar muat dapat
menurunkan respon fisiologis dinilai dari penurunan keluhan muskuloskeletal secara
bermakna sebesar 14,64%.
3. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar muat dapat
menurunkan respon fisiologis dinilai dari penurunan kelelahan secara bermakna sebesar
14,72%.
4. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar muat dapat
menurunkan waktu bongkar muat secara bermakna sebesar 2,78%.
RIVIEW JURNAL
4

JUDUL PENERAPAN ISTIRAHAT AKTIF MENINGKATKAN


:
KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA BAGIAN
PEMBENTUKAN KERAMIK DI BTIKK BPPT BALI
JURNAL : Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)

VOLUME & HALAMAN : Vol 4., No.2


TAHUN : 1 Juli-Desember 2018
1 2 3
PENULIS : Made Asri Puspadewi, I Putu Gede Adiatmika, I Nyoman Sutarja
1) Mahasiswa Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Universitas
Udayana
2) Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
3) Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
luv_asrie@yahoo.com

RIVIEWER : Fitri Dian Suleman


TANGGAL : 25 Maret 2020
ABSTRAK : Sikap kerja duduk statis dalam waktu 7 jam pada pekerja pembentukan keramik
dengan mesin electric wheel di industri keramik dapat menimbulkan kelelahan dan keluhan
muskuloskeletal. Tujuan penelitian ini adalah mencari solusi untuk meningkatkan kapasitas
kerja dinilai dari penurunan kelelahan dan penurunan keluhan muskuloskeletal serta
meningkatkan produktivitas pada pekerja bagian pembentukan keramik di BTIKK BPPT Bali.
Telah dilakukan penelitian di BTIKK BPPT Bali, dengan rancangan sama subjek terhadap 10
orang pekerja. Periode I (P0) proses pembentukan keramik dengan mesin electric wheel tanpa
intervensi. Periode II (P1) dengan intervensi penerapan istirahat aktif berupa Workplace
Stretching Exercise dan berjalan untuk mengambil minum. Perbedaan rerata kapasitas kerja
berdasarkan penurunan kelelahan dan keluhan muskuloskeletal, serta peningkatan produktivitas
dianalisis untuk menguji perbedaannya, pada tingkat kemaknaan α=0,05 saat sebelum dan
sesudah bekerja antara kedua periode. Hasil penelitian menunjukkan kelelahan Periode I
sesudah bekerja 68,60±3,23; Periode II sesudah bekerja 56,40±1,84, terjadi penurunan sebesar
17,78%. Keluhan muskuloskeletal Periode I sesudah bekerja 64,90±1,90; Periode II sesudah
bekerja 55,40±1,84, terjadi penurunan sebesar 14,63%. Produktivitas Periode I 0,63±0,16 dan
Periode II 0,75±0,19, terjadi peningkatan sebesar 19,05%. Terjadi penurunan kelelahan dan
keluhan muskuloskeletal serta produktivitas meningkat secara bermakna (p<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa penerapan istirahat aktif berupa Workplace Stretching Exercise dan berjalan
untuk mengambil minum dapat meningkatkan kapasitas kerja dan produktivitas kerja bagian
pembentukan keramik dengan mesin electric wheel di BTIKK BPPT Bali. Disarankan untuk
diterapkan di BTIKK BPPT Bali agar dapat mengurangi kelelahan dan keluhan muskuloskeletal
akibat proses kerja.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian ini adalah mencari solusi untuk meningkatkan
kapasitas kerja dinilai dari penurunan kelelahan dan penurunan keluhan muskuloskeletal serta
meningkatkan produktivitas pada pekerja bagian pembentukan keramik di BTIKK BPPT Bali.
SUBJEK PENELITIAN : Penelitian ini telah dilakukan di BTIKK BPPT Bali, dengan
rancangan sama subjek terhadap 10 orang pekerja. Periode I (P0) proses pembentukan keramik
dengan mesin electric wheel tanpa intervensi. Periode II (P1) dengan intervensi penerapan
istirahat aktif berupa Workplace Stretching Exercise dan berjalan untuk mengambil minum.
Perbedaan rerata kapasitas kerja berdasarkan penurunan kelelahan dan keluhan muskuloskeletal,
serta peningkatan produktivitas dianalisis untuk menguji perbedaannya, pada tingkat kemaknaan
α=0,05 saat sebelum dan sesudah bekerja antara kedua periode.
ASSEMENT DATA : Kelelahan pada subjek diukur dengan kuesioner 30 item of rating scale
dengan 4 skala likert. Keluhan muskuloskeletal pada subjek diukur dengan kuesioner Nordic
Body Map dengan 4 skala likert. Setiap hari kerja senin - jumat sebelum dan setelah bekerja pada
masing-masing periode, seluruh subjek mengisi kuesioner 30 item of rating scale dan kuesioner
Nordic Body Map, serta mengukur denyut nadi kerja.
METODE PENELITIAN : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan
menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subject design). Tujuan penelitian ini untuk
membuktikan penerapan istirahat aktif dapat meningkatkan kapasitas kerja dinilai dari penurunan
kelelahan dan penurunan keluhan muskuloskeletal serta meningkatkan produktivitas pekerja
bagian pembentukan keramik dengan mesin electric wheel.
HASIL PENELITIAN : Hasil penelitian menunjukkan kelelahan Periode I sesudah bekerja
68,60±3,23; Periode II sesudah bekerja 56,40±1,84, terjadi penurunan sebesar 17,78%. Keluhan
muskuloskeletal Periode I sesudah bekerja 64,90±1,90; Periode II sesudah bekerja 55,40±1,84,
terjadi penurunan sebesar 14,63%. Produktivitas Periode I 0,63±0,16 dan Periode II 0,75±0,19,
terjadi peningkatan sebesar 19,05%. Terjadi penurunan kelelahan dan keluhan muskuloskeletal
serta produktivitas meningkat secara bermakna (p<0,05).
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan istirahat aktif untuk pekerja bagian pembentukan keramik dengan
menggunakan mesin electric wheel dapat meningkatkan kapasitas kerja dinilai dari
penurunan kelelahan sebesar 17,78% dari rerata 68,60±3,24 menjadi 56,40±1,84.
2. Penerapan istirahat aktif untuk pekerja bagian pembentukan keramik dengan
menggunakan mesin electric wheel dapat meningkatkan kapasitas kerja dinilai dari
penurunan keluhan muskuloskeletal sebesar 14,63% dari rerata 64,90±1,10 menjadi
55,40±1,84.
3. Penerapan istirahat aktif untuk pekerja bagian pembentukan keramik dengan
menggunakan mesin electric wheel dapat meningkatkan produktivitas kerja sebesar
19,05% dari rerata 0,63±0,16 menjadi 0,75±0,19.
RIVIEW JURNAL

JUDUL : REDESAIN ALAT KERJA PENGAMPLAS DAN HAND STRETCHING DAPAT


MENURUNKAN BEBAN KERJA DAN NYERI MUSKULOSKELETAL SERTA
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA BENGKEL BAGIAN PROSES
PENGAMPLASAN DI DESA TENGKUDAK TABANAN
JURNAL : Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)

VOLUME & HALAMAN : Vol 4., No.2


TAHUN : 1 Juli-Desember 2018

PENULIS : ¹I Made Astika Yasa, 2Nyoman Adiputra, 3I Nyoman Sutarja.


1) Mahasiswa Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Uniersitas Udayana
2) Staff Dosen Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Uniersitas Udayana
3) Staff Dosen Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Uniersitas Udayana
¹Ymadeyasa87@Gmail.com, ²nadip2003@yahoo.com,³nsutarja10@yahoo.com
RIVIEWER : Fitri Dian Suleman
TANGGAL : 25 Maret 2020
ABSTRAK : Permasalahan ergonomi di industri bengkel bagian pengamplasan berupa sikap
kerjayang tidak alamaiah dan alat kerja yang tidak ergonomis sehingga menimbulkan nyeri
musculoskeletal pada pekerja pengamplas. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan
penelitian dengan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan redesain alat kerja pengamplas dan
pemberian hand stretching pada pekerja pengamplas cat motor terhadap penurunan beban kerja,
nyeri pada musculoskeletal dan produktivitas. Rancangan penelitian adalah rancangan sama
subjek dengan melibatkan 12 orang pekerja pengamplas cat motor, laki-laki dengan usia 22-37
tahun, pengalaman kerja antara 2-6 tahun. subjek diberi perlakuan kerja dengan alat kerja
pengamplas tanpa redesain dan tanpa pemberian hand stretching. Tahap kedua (II) subjek diberi
perlakuan kerja dengan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching. Di antara
ke dua tahap penelitian tersebut, diberikan wash out period selama 2 hari dan adaptasi redesain
alat kerja pengamplas selama 4 hari, untuk menghilangkan carry over effects. Beban kerja diukur
dari denyut nadi dengan metode 10 denyut, nyeri muskuloskeletal diukur dengan Visual
Analogue Scale (skala 0 sampai 10) dan produktivitas kerja berdasarkan perbandingan antara
output dan input. Data dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas data, uji
t-paired untuk menguji perbedaan kemaknaan variabel beban kerja dan produktivitas kerja pada
tingkat kemaknaan α=0,05 serta uji Wilcoxon untuk variabel keluhan muskuloskeletal. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa redesain alat kerja pengamplas dan hand stretching dapat
menurunkan beban kerja sebesar 8,4% (p<0,05) dan menurunkan nyeri muskuloskeletal sebesar
53,8% (p<0,05) serta meningkatkan produktivitas kerja sebesar 63,2% (p<0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa redesain alat kerja pengamplas dan hand stretching dapat mengurangi beban
dan nyeri musculoskeletal meningkatkan produktivitas pekerja pengamplas cat motor.
Disarankan kepada pemilik industri usaha sejenis agar melakukan perbaikan kondisi kerja yang
mengacu pada prinsip ergonomi, sehingga tercipta kondisi kerja yang lebih aman, nyaman, sehat
dan produktif bagi pekerja.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan redesain
alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching pada pekerja pengamplas cat motor
terhadap penurunan beban kerja, nyeri pada musculoskeletal dan produktivitas. Rancangan
penelitian adalah rancangan sama subjek dengan melibatkan 12 orang pekerja pengamplas cat
motor, laki-laki dengan usia 22-37 tahun, pengalaman kerja antara 2-6 tahun.
SUBJEK PENELITIAN : Subjek penelitian ini diberi perlakuan kerja dengan alat kerja
pengamplas tanpa redesain dan tanpa pemberian hand stretching. Tahap kedua (II) subjek diberi
perlakuan kerja dengan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching. Di antara
ke dua tahap penelitian tersebut, diberikan wash out period selama 2 hari dan adaptasi redesain
alat kerja pengamplas selama 4 hari, untuk menghilangkan carry over effects.
ASSEMENT DATA : Alat kerja pengamplasan cat motor yang digunakan untuk meratakan
permukaan cover body yang diamplas dengan cara memegang, menjepit serta menekan alat
amplas, Nyeri muskuloskeletal pada subjek diukur dengan menggunakan Visual Analog Scale
(VAS). Pengukuran tersebut bersifat subjektif. Sebelum memulai pekerjaan pada masing-masing
periode, seluruh subjek diminta menunjukkan besar skala pada Visual Analog Scale yang
mewakili n1i5lai nyeri muskuloskeletal dialami sebelum bekerja. Produktivitas kerja dihitung
dengan membandingkan antara jumlah keluaran (output) dengan masukan (input) dan persatuan
waktu (time).

METODE PENELITIAN : Data dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui


normalitas data, uji t- paired untuk menguji perbedaan kemaknaan variabel beban kerja dan
produktivitas kerja pada tingkat kemaknaan α=0,05 serta uji Wilcoxon untuk variabel keluhan
muskuloskeletal. Pekerja bengkel bagian proses pengamplasan di desa Tengkudak Tabanan
berjenis kelamin laki-laki sampel diambil sebanyak 12 orang dari 18 pekerja pengamplasan
cat motor dengan pengalaman kerja 1-5 tahun. Besar sample menggunakan rumus colton
(1985).

HASIL PENELITIAN : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa redesain alat kerja
pengamplas dan hand stretching dapat menurunkan beban kerja sebesar 8,4% (p<0,05) dan
menurunkan nyeri muskuloskeletal sebesar 53,8% (p<0,05) serta meningkatkan produktivitas
kerja sebesar 63,2% (p<0,05).
KESIMPULAN : dapat disimpulkan bahwa redesain alat kerja pengamplas dan hand stretching
dapat mengurangi beban dan nyeri musculoskeletal meningkatkan produktivitas pekerja
pengamplas cat motor.

Anda mungkin juga menyukai