Abstract
In the process of moving cement products from the packaging department to several trucks, human power
is required. Workers who transfer finished cement products from belt conveyors to trucks take a long time
to lift heavy workpieces which can cause disturbances in the limbs as a result of repetitive work. Therefore,
an analysis is needed that aims to determine the level of safety of work postures as a basis for improving
the work posture of workers. In analyzing body posture, the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) and
Rapid Entire Body Assessment (REBA) methods are used. The results of the study found that the analysis
of worker posture using the RULA method was 7, this indicates that the job requires investigation and
changes to SOP. Based on the REBA score of 6, it indicates that the work has a moderate risk level, with
an action level of 2 and further action for evaluation of the work system needs to be carried out. Changes
to the work system are made in order to minimize the risk of musculoskeletal complaints in workers so that
it will affect the level of worker productivity.
Keywords: body posture, RULA, REBA, musculoskeletal disorder (MSDs), ergonomics
Abstrak
Dalam proses pemindahan produk semen dari bagian pengemasan ke beberapa truk diperlukan tenaga
manusia. Pekerja yang melakukan pemindahan produk jadi semen dari belt conveyor ke truk memakan
waktu yang cukup lama dalam mengangkat benda kerja yang berat sehingga dapat menimbulkan gangguan
pada anggota tubuh akibat dari pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Oleh karena itu
diperlukannya analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan postur kerja sebagai basis untuk
melakukan perbaikan postur kerja para pekerja. Dalam menganalisis postur tubuh ini digunakan metode
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil penelitian
didapatkan bahwa analisis postur tubuh pekerja dengan menggunakan metode RULA sebesar 7, hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut membutuhkan investigasi dan perubahan SOP. Berdasarkan nilai
score REBA sebesar 6 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki level risiko sedang, dengan level
tindakan sebesar 2 dan tindakan untuk evaluasi sistem kerja lebih lanjut perlu dilakukan. Perubahan sistem
kerja dilakukan agar meminimalisir risiko keluhan musculoskeletal pada pekerja sehingga akan berakibat
tingkat produktivitas pekerja.
Kata Kunci: postur tubuh, RULA,REBA, musculoskeletal disorder (MSDs), ergonomi
1. Pendahuluan
Di era globalisasi seperti sekarang ini pembangunan akan infrastruktur, perkantoran, properti,
maupun fasilitas publik semakin meningkat. Untuk menunjang pembuatan konstruksi tersebut diperlukan
adanya bahan-bahan seperti semen, pasir, kayu, batu bata dan bahan lainnya. Salah satu bahan yang
terpenting adalah semen dimana semen berfungsi sebagai perekat antara pasir dan batu bata. Semen
diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan utama seperti tanah liat, pasir silika, gipsum, batu kapur,
dan pasir besi.
Dalam proses produksinya perusahaan penghasil semen. menggunakan mesin dengan sistem
mekanik dan elektrikal berteknologi sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas baik dan dalam
waktu yang relatif singkat, namun pada praktiknya tentu tidak terlepas dari risiko potensi bahaya dan
keluhan kelelahan pekerja yang timbul akibat proses produksi tersebut, pada packing house section keluhan
yang sering terjadi adalah nyeri pada leher akibat terlalu lama menunduk, keluhan pada punggung akibat
terlalu lama membungkuk dan keluhan pada bagian tubuh lainnya.
Dalam aktivitasnya, pekerja yang melakukan pemindahan produk jadi semen dari belt conveyor ke
truk memakan waktu yang cukup lama dalam mengangkat benda kerja yang berat. Begitu pun posisi
5909
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5909 - 5915
e-ISSN : 2541-1934
pekerjaannya yang dilakukan secara berulang saat melakukan pekerjaan tersebut bisa saja menimbulkan
gangguan pada anggota tubuh.
Musculoskeletal disorders (MSDs) biasanya dirasakan dengan adanya nyeri pada bagian tubuh saat
atau sesudah bekerja. Kondisi MSDs biasanya melibatkan terganggunya tulang belakang, tendon, saraf,
otot, ligament, dan fungsi sendi. Salah satu cara agar bisa mengurangi dampak cedera ini dengan melakukan
perbaikan tempat kerja atau postur tubuh pekerja, evaluasi, dan identifikasi [1]. Luka pada saraf, sistem
vaskular, rangka, ligamen, kartilago, otot, dan tendon merupakan ciri-ciri cedera yang terjadi pada tubuh
pekerja atau bisa disebut MSDs. Kinerja dalam bekerja dan tempat kerja bisa memperparah cedera sistem
muskuloskeletar disorder [2].
Salah satu metode ergonomi yang telah dikembangkan yang bisa digunakan untuk mengukur posisi
pekerja dalam melakukan pekerjaannya yaitu metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Metode
REBA dipakai untuk mengevaluasi aktifitas, postur kekuatan, dan faktor coupling yang bisa menyebabkan
nyeri dari aktifitas statis dan berulang saat bekerja. Penilaian postur pekerja saat melakukan pekerjaannya
dilihat dari faktor nilai, yang mana jika nilai tersebut tinggi maka bahaya cedera MSDs akan sangat
memungkinkan bagi pekerja [3].
Salah satu metode ergonomi selain REBA yang biasa digunakan untuk mengukur posisi pekerja
dalam melakukan pekerjaannya yaitu metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). RULA dipakai
dengan melihat target postur tubuh untuk memperkirakan terjadinya nyeri gangguan otot skeletal, terutama
pada postur tubuh bagian atas (upper limb disorders), seperti adanya gerakan berulang, pekerjaan
diperlukan pengerahan kekuatan, aktivitas otot statis pada otot skeletal, dan lainnya [4].
Penelitian terdahulu yang relevan menggunakan metode RULA telah dilakukan dalam beberapa
penelitian misalnya Tara Toys Smart yang menunjukkan bahwa nilai RULA dengan hasil 5 yang cukup
besar berisiko pada pekerja [5]. Pada Juragan Konveksi di Jakarta menunjukkan bahwa stasiun proses
menjahit diperoleh nilai 6 yang berarti perlu diadakan penyelidikan lebih lanjut dan harus segera ada
perubahan [6]. Pada UD. Karunia Sentosa Utama diperoleh skor RULA sebesar 6 dan perlu dilakukan
penyesuaian dengan memperluas permukaan popliteal, memberikan sandaran pada kursi, memperluas
sedikit meja kerja, dan melakukan rotasi pekerja atau melakukan jeda sebentar untuk mengurangi titik jenuh
pada otot [7]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keluhan pekerja guna memperbaiki
sistem kerja yang baik di divisi packaging.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan yang berasal dari hasil observasi lapangan yang kemudian
dianalisis menggunakan metode RULA dan REBA, adapun alur pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Adapun deskripsi dari gambar tahapan alur penelitian kali ini dapat dilihat pada penjelasan dibawah
ini:
a. Identifikasi Masalah, merupakan penentuan dari masalah yang akan dijadikan penelitian diantaranya
Analisis Postur Tubuh Menggunakan Metode RULA, REBA Pada Pekerja di divisi Packaging
b. Studi Literatur, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari referensi-referensi dari
sebuah buku, artikel atau jurnal tentang penelitian yang akan dilakukan.
c. Studi Lapangan, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data guna keperluan
penelitian.
d. Pengumpulan Data, pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akan diolah sesuai
metode yang akan digunakan.
e. Pengolahan Data, data yang sudah terkumpul kemudian menggunakan metode RULA dan REBA.
f. Kesimpulan, merupakan hasil ringkasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
5910
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5909 - 5915
e-ISSN : 2541-1934
5911
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5909 - 5915
e-ISSN : 2541-1934
5912
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5909 - 5915
e-ISSN : 2541-1934
3. Grup C
Berdasarkan hasil perhitungan score postur tubuh pekerja dengan metode RULA didapatkan
hasil dari penjumlahan score pada tabel A dijumlahkan dengan beban dan dilihat dari gerakan
pekerjaan yang berulang dengan berat beban yang harus dipindahkan oleh pekerja sehingga total
score grup A mendapatkan nilai 5, dan score pada tabel B dijumlahkan beban serta melihat gerakan
dari pekerja yang berulang sehingga mendapatkan nilai 8, sehingga dapat diketahui nilai akhirnya
yaitu 7.
atas dengan score 1, posisi lengan bawah dengan score 2, posisi pergelangan tangan dengan score
2, serta score dari genggaman terhadap beban yang dipindahkan oleh pekerja yaitu 1 sehingga
total score grup B yaitu Tabel B 2 ditambah dengan score coupling 1 menjadi 3.
3. Grup C
Berdasarkan hasil perhitungan score postur tubuh pekerja dengan metode REBA didapatkan
hasil dari penjumlahan score pada grup A dengan berat beban yang harus dipindahkan oleh pekerja
sehingga total score grup A mendapatkan nilai 6, dan score pada grup B dijumlahkan dengan nilai
coupling mendapatkan nilai 3, sehingga dapat diketahui nilai akhirnya yaitu 6 .
4. Kesimpulan
Postur kerja pemindahan barang jadi yang dilakukan pekerja pada packaging mendapatkan nilai
RULA sebesar 7, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut membutuhkan investigasi dan perubahan
SOP dalam bekerja yang berarti bahwa postur kerja perlu diperbaiki beberapa waktu ke depan.
Hasil dari perhitungan postur tubuh dengan metode REBA, pada grup A mendapatkan score 6,
sedangkan pada grup B mendapatkan score 3, sehingga dapat diketahui nilai akhir dari metode REBA ini
adalah sebesar 6. Berdasarkan nilai score REBA sebesar 6 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki
level risiko sedang, dengan level tindakan sebesar 2 dan tindakan untuk evaluasi sistem kerja lebih lanjut
perlu dilakukan. Perubahan sistem kerja sebaiknya dilakukan agar meminimalisir risiko keluhan
musculoskeletal pada pekerja sehingga akan berakibat tingkat produktivitas pekerja.
Rekomendasi dari hasil penelitian ini, perlu perubahan postur tubuh agar tidak terlalu condong ke
depan dan posisi leher yang terlalu membungkuk saat melakukan proses pekerjaan menjahit, serta memutar
badan saat bekerja dengan membawa beban kerja, hal tersebut bisa diubah dengan membiasakan postur
tubuh atau mengubah benda kerja sehingga posisi tubuh tetap tegak saat bekerja.
5. Daftar Pustaka
[1] N. P. Ahmad, R. Hidayat, and R. Hamdani, “Analisis Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada
Operator Las Di Bengkel Las Sumber Jaya Bekasi, Jawa Barat,” Bull. Appl. Ind. Eng. Theory, vol.
2, no. 1, pp. 59–63, 2020.
[2] K. A. Nidaan, A. Suwondo, and S. Jayanti, “Hubungan Beban Kerja, Iklim Kerja, dan Postur Kerja
terhadap Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja Baggage Handling Service Bandara,” J. Kesehat.
Masy., vol. 7, no. 4, pp. 619–625, 2019.
[3] Y. Hutabarat, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi. Malang: Media Nusa Creative, 2017.
[4] A. Ramadanti, W. Fatmawati, and S. B. Utomo, “Analisis Risiko Musculoskeletal Disorder Pada
Pekerja Proyek Demolish Attb Dengan Metode Reba Dan Rula,” J. Logist. pp. 15–23.
[5] F. Rozi and K. Herlina, “Analisis Postur Kerja Operator Sewing Dengan Metode Rula Di Tara Toys
Mart,” J. Baut dan Manufaktur, vol. 03, no. 02, pp. 41–47, 2021.
[6] Z. F. Hunusalela, S. Perdana, and G. K. Dewanti, “Analisis Postur Kerja Operator Dengan Metode
RULA dan REBA Di Juragan Konveksi Jakarta,” J. IKRAITH-TEKNOLOGI, vol. 6, no. 58, pp. 1–
10, 2022.
[7] M. Z. Arifin and A. Sokhibi, “Analisis Postur Kerja pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki Studi
Kasus UD. Karunia Sentosa Utama,” J. Ind. Eng. Technol. Univ. MURIA KUDUS, vol. 1, no. 2, pp.
52–60, 2021.
5914
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5909 - 5915
e-ISSN : 2541-1934
[8] D. Tiara Catur Anggraini, D. Herwanto, R. Estu Nugroho, J. H. Ronggowaluyo, T. Timur, and J.
Barat, “Analisis Postur Kerja Karyawan Menggunakan Metode RULA,” J. Sains, vol. 20, no. 1, pp.
147–155, 2022.
[9] A. F. Sari, P. Yuliarty, and A. Wibowo, “Analisis Tingkat Risiko Pekerja Pada Poin Kerja Header
Pipe Dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (Reba) Dan Rapid Upper Limb Assessment
(Rula),” J. PASTI, vol. 13, no. 3, p. 285, 2020, doi: 10.22441/pasti.2019.v13i3.006.
[10] N. Hudaningsih, D. Rahman, I. Ahmad Jumari, and Fazriansyah, “Analisis Postur Kerja Pada Saat
Mengganti Oli Mobil Dengan Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Rula) Dan
Rapid Entire Body Assessment (Reba) Di Bengkel Barokah Mandiri,” J. Ind. Teknol. Samawa, vol.
2, no. 1, pp. 6–10, 2021, doi: 10.36761/jitsa.v2i1.1018.
[11] A. O. Briansyah, “Analisa Potur Kerja Yang Terjadi Untuk Aktivitas Dalam Proyek Konstruksi
Bangunan Dengan Metode RULA di CV. Basani (Studi Kasus CV. Basani Bidang Konstruksi,
Yogyakarta),” Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018.
[12] V. Tiogana and N. Hartono, “Analisis Postur Kerja dengan Menggunakan REBA dan RULA di PT
X,” J. Integr. Syst., vol. 3, no. 1, pp. 9–25, 2020, doi: 10.28932/jis.v3i1.2463.
[13] Wandiyanto, H. K. Nurtjahyo, and D. E. A. Prasetio, “Perbaikan Postur Kerja Proses Ganti Dies
Cutting Menggunakan Metode Rula Dan Reba Di PT . Dwa,” J. Baut dan Manufaktor, vol. 4, no.
2, pp. 37–44, 2022.
[14] P. A. Samudra, “Analisis Keamanan Aktivitas Penyablonan pada Morfo Industries Dengan
Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dan REBA (Rapid Entire Body
Assessment),” Penelit. dan Apl. Sist. dan Tek. Ind., vol. 12, no. 2, pp. 235–248, 2022.
[15] A. Astari, “Gambaran Postur Kerja Petani Rumput Laut Dengan Metode REBA Di Pulau Kano Dua
Kec. Pulau Sembilan Kab. Sinjai,” J. Pengawan Kesehat., vol. Volume 4, no. Issue 1, 2017.
5915