Latar Belakang
Gangguan muskuloskeletal adalah salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan dan cacat dalam industri fabrikasi pengelasan. Kondisi kerja yang
buruk dan tidak ada pencegahan yang efektif adalah penyebab tertinggi.
Gangguan muskuloskeletal disebakan oleh pengangkatan beban yang berat,
pekerjaan yang berulang dan posisi tubuh yang tidak sesuai, dan faktor lainnya
adalah karakteristik demografi serta faktor psikologi. Postur tubuh yang buruk
juga dapat mengurangi efisiensi dari kinerja. Postur tubuh yang baik dapat
memberikan efek positif dalam sistem muskuloskeletal pekerja dan akan
meningkatkan performansi pekerja dan mengurangi cedara.
Dalam industri fabrikasi pengelasan. Pada saat kompenen dan aksesoris boiler
diproduksi dan dirakit, pekerja terlibat dalam pekerjaan yang statis dan lama, postur
tubuh yang tidak sesuai dan gerakan yang berulang adalah hal yang umum.
Mayoritas dari aktifitas pekerjaan dikarakteristikan dengan postur duduk dengan
kepala pekerja dan tubuh yang membungkuk dan pundak yang menekuk dan
menjauhi tubuh. Hal ini menjadi masalah dalam gangguan muskuloskeletal, dan
sejauh ini belum ada studi ergonomi yang pernah dilakukan pada industri fabrikasi
pengelasan di india bagian selatan. Oleh karena itu studi ini dipercayai dapat
menjadi dasar yang sesuai untuk merencanakan dan mengimplementasikan program
intervensi ergonomi dalam tempat bekerja dan meningkatkan kesehatan pekerja
serta kualitas kerja dalam industri pengelasan.
Tujuan
Mentukan tingkat
umum gangguan
muskuloskeletal pada
pekerja
Menilai tingkat
paparan resiko
pekerja yang
mengalami gangguan
muskuloskaletal.
Metode yang
digunakan :
- Nordic Questionnaire
of Musculoskeletal
- RULA
Analisa data :
Menggunakan uji statistik T-test
untuk
menilai
keterkaitan
antara variabel personal dan
pekerjaan
dengan
laporan
gejala muskuloskeletal.
Alat pengumpulan
data :
Lembar kuisioner dan
pulpen
Videotape
Metode
Subjek penelitian :
Dalam 35 industri fabrikasi
pengelasan, secara acak 35
pekerja dari 35 unit dengan
minimal 3 tahun pengalaman
kerja dipilih dan disertakan.
RULA = 52%
Hasil
Hasil dari
gangguan
muskuloskeletal
yang terjadi
berada pada
tingkat tinggi.
Pundak
32%
Punggu
ng
81,3%
Tinggi dan
Sangat
Tinggi
(3&4)
Hubungan signifikan ditemukan diantara tingkat resiko dan gejala muskuloskeletal pada
pinggang. Hasil ini menunjukkan bahwa perlu adanya perubahan dalam pekerjaan yang
dilakukan.
Kesimpulan