Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ERGONOMI

ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY


ASSESMENT PADA PEKERJA LAUNDRY DI PONDOK BAITUL
QUR’AN SRAGEN

Di Susun Oleh :
Risal Kartika Bintoro
Angela Marici Abigail Callista

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Salah satu
pencapaian Kesehatan Kerja adalah penerapan ergonomi di tempat kerja yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental para karyawan. Salah satu yang perlu
diperhatikan dalam ilmu ergonomi adalah postur kerja, postur kerja janggal dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya menimbulakan gangguan
musculoskeletal (MSDs).
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan
dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan
hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal (Tarwaka, 2015). Menurut
International Labour Organization (ILO) 2013, menyatakan dalam program The
Prevention of Occupational Disease bahwa kasus Musculoskeletal Disorder termasuk
Carpal Tunnel Syndrome dan mewakili 59% dari kasus penyakit yang ditemukan pada
tahun 2005 di Eropa. Sedangkan di Inggris pada periode 2011-2012 kasus
Musculoskeletal Disorders mencapai 40% dari semua kasus penyakit akibat kerja.
Berdirinya Pondok Pesantren Baitul Qur’an Sragen sangat berpengaruh
terhadap perekonomian masyarakat sekitar sehingga memberikan dampak yang
signifikan terhadap penghasilan dari masyarakat sekitar. Di pondok sendiri santri hanya
di tuntut untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an sehingga dari pihak pondok
memberikan adanya fasilitas jasa loundry untuk santri. Banyak sekali warga yang
menyambut jasa laundry ini sehingga memberikan hasil tambahan terhadat masyarakat,
mereka rata-rata adalah warga sekitar dan kampung sekitar. Mereka berkerja setiap hari
untuk mengambil pakaian laundry santri yang telah di siapkan pada kerajang dan
diberikan identitas di setiap keranjangnya. Jam kerja dari warga kisaran 6-7 Jam perhari.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2024, diambil 2
sampel warga saat melakukan aktivitas laundry. Di temukan kejanggalan postur saat
bekerja seperti membungkuk menunduk dan memiringkan badang yang tidak sesuai
dengan ergonomi, sehingga berpotensi menimbulkan gangguan musculoskeletal.
Dari 2 sampel ini ada yang mengeluhkan sakit dan nyeri pada bagian tubuh,
seperti punggung, tangan, bahu dan leher pada saat bekerja, sehingga membuat proses
kerja menjadi lebih lambat. Oleh karena itu berdasarkan informasi dari 2 sampel warga
ini dengan informasi secara langsung ditemukan adanya potensi postur kerja janggal
yang dapat menimbulkan gangguan musculoskeletal pada pekerja loundry di Pondok
Pesantren. Maka di perlukan identifikasi dan Program Keselamatan dan Kesehatam
Kerja dengan baik berdasarkan teori-teori yang ada sebagai bentuk pengendalian.
Peneliti berharap melalui penelitian ini pemilik usaha usaha landry warga sekitar pondok
pesantren mampu melakukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya
Musculoskelatal Disorder akibat postur kerja janggal saat bekerja, sehingga produktifitas
pekerja meningkat serta keselamatan dan kesehatan pekerja tetap terjaga.

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui :
1. Resiko Postur kerja yang di alami oleh pekerja loundry di Pesantren Baitul Qur’an
Sragen.
2. Analisis postur pekerja laundry dengan metode Rapid Entir
3. Keluhan yang di alami oleh para pekerja laundry di Pesantren Baitul Qur’an Sragen
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kualitatif.
Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang ilmiah (natural setting),
disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara wawancara dan
kueisioner Nordic Body Map yang gunakan sebagai screening awal untuk memberikan
gambaran terhadap keluhan musculoskeletal disorders serta untuk mendapatkan data tingkat
keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) yang dirasakan oleh pekerja laundry di Pondok
Pesantren. teknik observasi menggunakan Lembar observasi Repid Entire Body Assessment
(REBA) digunakan untuk mendapatkan data tingkat risiko postur kerja, dan dokumentasi.
Adapun proses penetapan sumber data dalam penelitian ini merujuk pada model Purposive
Sampling. Menurut Sugiono (2018), Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sumber data dalam penelitian in berjumlah 2
orang warga yang terlibat langsung pada aktivitas kerja.

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampling adalah sebagai berikut:

1. Berusia minimal 30 tahun


2. Masa kerja minimal 5 jam

Pemilihan kriteria tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh apa saja yang menjadi
penyebab dari Musculoskeletal Disorder (MSDs) yang dirasakan oleh pekerja loundry di
Pesantren Baitul Qur’an Sragen.
BAB III
HASIL PENELITIAN
Hasil Kuesioner Keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs)
Berdasarkan pengumpulan data dengan kuesioner Nordic Body Map (NBM) terhadap
2 warga ojek penelitian. 1 warga mengalami keluhan MSDs dan 1 warga belum mengalami
tapi beresiko mengalami keluhan MSDs. Faktor umur sangat berpengaruh dalam penelitian
ini dimana 1 sampel warga masih berumur 34 tahun yang dimana pekerjaan laundry ini
belum dirasakan dan berpotensi mengalami Keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Dan
satu sampel warga berumur 44 tahun dimana pekerjaan laundry ini merasakan keluhan MSDs
tinggi. Berikut hasil perhitungan penilaian keluhan musculoskelatal disorder (MSDs) dari 2
objek penelitan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Keluhan MSDs


Objek Penelitian Skor Akhir Tingkat Risiko Tindakan Perbaikan
Objek Penelitian 1 31 Sedang Mungkin diperlukan
(Ibu Vela) tindakan di
kemudian Hari
Objek Penelitian 2 46 Tinggi Diperlukan Tindakan
(Ibu Sri Yamtini) Sesegera Mungkin

Berdasarkan wawancara yang dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai


keluhan MSDs serta postur kerja janggal yang dialami oleh pekerja laundry di pondok
pesantren Baitul Qur’an Sragen. Semua pekerja merasakan proses kerja yang postur kerjanya
menyulitkan mereka pada saat bekerja, yang mengharuskan mereka menunduk atau
membungkuk pada saat bekerja, ditambah proses pngerjaan laundry mencapai 60 kg sampai
80 kg pakaian perhari. Para perkerja laundry ini pernah dan merasakan sakit atau nyeri bagian
tubuh tertentu pada saat bekerja karena postur kerja mereka belum sesui dengan ergono,i dan
apabila postur kerja tersebut dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan
menyebabkan Low back pain bahkan musculoskeletal (MSDs). Seperti dalam wawancara
sebagai berikut :

“Proses pencuciannya 2 jam sampai 3 jam mas.”


“3 keranjang ini 1 asrama mas jadi 1 asrama di ambil setiap orang untuk di laundry”
“Kurang lebih 20-25 kilo mas”
Hasil Perhitungan Tingkat Risiko Postur Kerja
Analisis risiko postur kerja dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Rapid Entire Body Assesment (REBA) dengan menilai postur tubuh seluruh pekerja
di Loundry Pesantren Bitul Qur’an Sragen, yang berjumlah 2 orang pekerja laundry.
Pekerjaan laundry ini meliputi pekerjaan pengambilan pakaian laundry, pencucian,
penjemuran dan proses menyetika. Hasil dari pengisian kuesoner Nordic Body Map (NBM)
dan di analisis menggunakan Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil dari analisa REBA
sebagai berikut :
a. Proses Pencucian
Proses mencuci dilakukan dengan cara berdiri dan dilakukan dengan waktu lama.
Dimana dari analisa REBA di dapati posisi kaki saat mencuci membentuk sudut 20°,
posisi punggung dengan sudut 20°, posisi kepala 50°, bahu dan lengan kanan atas
membentuk sudut 80°, sikut membentuk sudur 35° pergelangan tangan dan tangan
membentuk sudut 30° dan leher membentuk sudut 90°
b. Proses penjemuran
Setelah proses pencucian proses selanjutnya yaitu proses penjemuran dimana hasil
dari analisa REBA didapati posisi kaki membentuk sudut 20°, kemudian posisi
punggung membentuk sudur 15°, posisi dari tubuh ke bahu membentuk sudut 135°,
posisi lengan atas kanan dengan lengan bawah kanan membentuk sudut 120° dan
kepala membentuk sudut 40°
c. Proses Penyetrika
Setelah proses penjemuran proses selanjutnya yaitu proses penyetrikaan dimana dari
hasil analisa menggungankan metode REBA didapati hasil portur posisi kaki
membentuk sudut 0° posisi postur punggung membentuk sudut 10°, postur dari
lengan atas membentuk sudut 30°, postur lengan atas dengan lengan bawah
membentuk sudut 50°, postur dari lengan bawah dengan tangan membentuk sudut 25°
dan posisi kepala membentuk sudut 55° dan proses selanjutnya yaitu pakaian yag
sudah di setrika langsung di masukkan ke keranjang
d. Proses pengangkatan keranjang laundry
Proses pengankatan keranjang ini sangat beresiko untuk tejadinya keluhan
Musculoskeletal disorder (MSDs) karena prosesnya didapati dari hasil analisis REBA
yaitu sudut kaki membentuk sudut 0°, posisi punggung membentuk sudut 90°, lengan
atas membentuk sudut 90°, tangan bawah membentuk sudut 170°, lengan bawan
dengan tangan membentuk sudut 40° dan posisi kepala membentuk sudut 40°. Proses
ini sangat berpotensi sakit punggung dan menghambat pekerjaan.

Dari hasil analisa Rapid Entire Body Assesment (REBA) didapati proses laundry ini
sangan berpotensi cedera tanpa mempertimbangkan ergonomi saat pekerja dan harus segera
ada penanganan khusus sehingga postensi-potensi cedera dapat dihindari dan di kurangi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Musculoskeletal
Disorders adalah masa kerja, postur kerja dan faktor usia, dimana 1 sampel warga
masih berumur 34 tahun yang dimana pekerjaan laundry ini belum dirasakan dan
berpotensi mengalami Keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Dan satu sampel
warga berumur 44 tahun dimana pekerjaan laundry ini merasakan keluhan MSDs
tinggi. Selain itu juga pengaruh masa bekerja dan postur kerja, yang mengharuskan
mereka menunduk atau membungkuk pada saat bekerja, ditambah proses pengerjaan
laundry mencapai 60 kg sampai 80 kg pakaian perhari. Para perkerja laundry ini pernah
dan merasakan sakit atau nyeri bagian tubuh tertentu pada saat bekerja karena postur
kerja mereka belum sesui dengan ergonomi dan apabila postur kerja tersebut dilakukan
secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan Low back pain
bahkan musculoskeletal (MSDs).

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni Aulia , Casmudi , Zulfikar Iwan. 2020. Gambaran Postur Kerja Dengan Metode
Rapid Entire Body Assesment Pada Borneo Laundry Di Balikpapan. Jurnal
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan : Universitas Balikpapan

Laksana Jaka Aditya ,Srisantyorini Triana. 2020. Analisis Risiko Musculoskeletal Disorders
(MSDs) pada Operator Pengelasan (Welding) Bagian Manufakturing di PT X Tahun
2019. Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat .Universitas
Muhammadiyah Jakarta

Tarwaka, Backri Solichul HA, Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS

Lampiran 1
LAMPIRAN 2
TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber :
Nama : 1. Ibu Vela
2. Ibu Sri Yamtini
Usia : 1. 31 Tahun
2. 46 Tahun
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Januari 2024
Narasumber 1 (Ibu Vela)
Pertanyaan Jawaban
Assalamu’alaikum Wr. Wrb. Perkenalkan Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Iya mas.
Saya Risal Kartika Bintoro Mahasiswa silahkan
Teknik Industri Universitas Islam Batik
Surakarta. Disini saya akan melakukan
Wawancara Penelitian Tentang “ANALISIS
POSTUR KERJA DENGAN METODE
RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA
PEKERJA LAUNDRY DI PONDOK
BAITUL QUR’AN SRAGEN” ? jadi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keluhan yang dialami saat pelaksanaan
laundry
Pekerjaan pertama yang dilakukan saat Pengambilan Keranjang Laundry di pondok
pelaksanaan laundry apa ya bu ? mas
Biasanya berapa keranjang bu ? 3 keranjang mas
3 keranjang ini biasaya berapa kelas bu ? 3 keranjang ini 1 asrama mas jadi 1 asrama
di ambil setiap orang untuk di laundry
1 keranjang ini kira kira beratnya berapa Kurang lebih 20-25 kiloan mas
mas
Setelah pengambilan keranjang laundry Pekerjaan selanjutnya yaitu Proses
pekerjaan yang dilakukan selanjutnya apa pencucian pakaian mas
ya bu ?
Proses pencucian ini biasanya berapa lama Kurang lebih 2 – 4 Jam mas. Itu sudah
bu ? termasuk proses pengeringan dan
penjemuran. Jadi saat mesin cuci selesai
mencuci lalu dimasukkan ke mesin
pengering dan yang selesai pengeringan
langsung di jemur mas
Jadi Prosesnya laundrynya langsung ya bu Iya mas, pengambilan laundrynya sore jadi
pencuciannya pelaksanaannya malam mas
langsung di cuci
Untuk pekerjaan selanjutnya apa bu ? Untuk selanjutnya proses penyetlikaan mas.
Pelaksanaan penyetlikaannya jam berapa bu Siang mas biasanya. Jadi setelah kering
? langsung di setlika bajunya mas dan di
masukkan ke keranjang
Selanjutnya setelah di masukkan ke Mengantar keranjang ke asrama pondok
keranjang, pekerjaan selanjutnya apa bu ? pesantren mas. Pengantarannya di
laksanakan sore juga mas dan dilanjutkan
pengambilan keranjang yang kotor
Jadi proses laundrynya nyambung terus Iya mas,
begitu ya bu ?
Baik bu, untuk keluhannya pelaksanaan Untuk keluhannya belum terlalu banyak
laundrynya apa saja bu ? mas. Paling di telapak kaki karena capek
berdiri dan lain lain.
Untuk keluhan yang lain ada bu? Seperti Paling lengan mas karena proses
sakit punggung, Sakit pada lengan Ataupun penggantungan cucian mas, tapi tidak terlalu
yang lain sakit banget sih mas.
Baik bu. Terima kasih untuk waktunya dan Iya mas. Sama sama. Wassalammu’alaikum
jawabanya. Cukup sekian wawancara ini. Wr. Wb.
Saya mohon pamit bu. Wassalamu’alaikum
Wr. Wb

Narasumber 2 (Ibu Sri Yamtini)


Pertanyaan Jawaban
Assalamu’alaikum Wr. Wrb. Perkenalkan Wa’alaikumsalam Wr. Wb. njih mas.
Saya Risal Kartika Bintoro Mahasiswa silahkan
Teknik Industri Universitas Islam Batik
Surakarta. Disini saya akan melakukan
Wawancara Penelitian Tentang “ANALISIS
POSTUR KERJA DENGAN METODE
RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA
PEKERJA LAUNDRY DI PONDOK
BAITUL QUR’AN SRAGEN” ? jadi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keluhan yang dialami saat pelaksanaan
laundry
Pekerjaan pertama yang dilakukan saat Pengambilan Keranjang Laundry di Asrama
pelaksanaan laundry apa ya bu ? mas
Biasanya berapa keranjang bu ? 3 keranjang mas
3 keranjang ini biasaya berapa kelas bu ? 3 keranjang ini 1 asrama mas jadi 1 asrama
di ambil setiap orang untuk di laundry
1 keranjang ini kira kira beratnya berapa ya Kurang lebih 20-25 kilo mas
bu ?
Setelah pengambilan keranjang laundry Pekerjaan selanjutnya yaitu Proses
pekerjaan yang dilakukan selanjutnya apa pencucian pakaian mas
ya bu ?
Proses pencucian ini biasanya berapa lama Proses pencuciannya 2 jam sampai 3 jam
bu ? mas.
Setelah proses pencucian pekerjaan Pekerjaan selanjutnya proses pengeringan
selanjutnya apa ya bu ? mas
Untuk proses pengeringan ini berapa lama Untuk pengeringan kurang lebih 1 jam mas
bu ?
Untuk proses pencucian dan pengeringan Punggung mas biasanya yang sakit mas,
keluhan yang dirasakan apa bu ? sama telapak kaki yang sakit mas karena
usia mungkin ya mas “hehehe”
Setelah proses pengeringan selanjutnya apa Pekerjaan selanjutnya penjemuran pakaian
ya bu pekerjaannya ? mas
Untuk proses penjemuran ini berapa lama Sekitar satu jaman mas
bu ?
Untuk pekerjaan penjemuran ini keluhan Lengan mas agak sakit, soalnya pekerjaan
yang dirasakan apa bu ? penjemuran ini menggantung baju di
jemuran agak tinggi mas kadang jinjit, dan
sakit di telapak kaki
Baik bu, setelah proses penjemuran Proses penyetlikaan mas
pekerjaan selanjutnya apa ya bu ?
Proses penyetlikaan ini berapa lama bu ? sekitar 1 – 2 jam mas
Keluhan yang dirasakan saat proses Tangan mas sakit , terus telapak kaki sakit
penyetlikaan apa bu ? mas
Ini proses penyetlikaannya berdiri atau Berdiri terus mas tidak pernah duduk saya
kadang duduk bu ? mas, soalnya enak berdiri kalau duduk
punggung sakit mas
Setelah proses menyetlika pekerjaan Memasukkan ke keranjang mas dan
selanjutnya apa bu ? mengantar keranjang laundry ke asrama
Berarti ini pengantaran keranjang sekalian Iya mas, betul jadi sekalian ngambil
pengambilan keranjang laundry ya bu keranjang laundry yang kotor untuk di cuci
Baik bu, untuk wawancara kali ini saya Iya mas. Sama – sama, Wassalamu’alaikum
akhiri ya bu dan saya mohon pamit. Terima Wr. Wb
Kasih bu
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Lampiran 3
Kuisoner Nordic Body Map

Anda mungkin juga menyukai