Anda di halaman 1dari 17

Biomekanika 4

NIOSH & OWAS


Sesi 9
Oleh Defi Arjuni

1 11/28/2020
Analisa Metode Postur Kerja
1. National Institute of Occupational Safety and Health menemukan metode NIOSH (1981)
mengalisis postur berdasarkan gaya kompresi yang dihasilkan dan merekomendasikan beban
yang aman untuk dikerjakan.

2. Metode OWAS telah diaplikasikan di perusahaan besi baja Ovako Oy Finlandia (1977).
Institute of Occupational Health menganalisis postur seluruh bagian tubuh dengan posisi duduk
dan berdiri (Chaffin, 1991).

3. Rapid Upper Limb Assessment ( RULA ) th 1993. Metode RULA diperkenalkan oleh Dr.
Lynn Mc Atamney dan Dr. Nigel Corlett. Metode ini menganalisis postur tubuh bagian atas secara
detail (sudut-sudut yang dibentuk oleh postur kerja). Tulisan ini akan menganalisis dan
mengevaluasi metode-metode tersebut dengan membandingkan input, proses, output, aplikasinya
di dunia industri

4. Metode Rapid Entire Body Assesment ( REBA) th 1995

11/28/2020 2
Tujuan keempat metode tsb untuk :
1. Mengidentifikasi postur kerja,
2. Menentukan apakah postur yang dilakukan
sudah aman dan nyaman,
3. Memberikan rekomendasi perbaikan postur
kerja.

11/28/2020 3
I. Analisis Metode NIOSH
Th 1981, mengidentifikasi adanya problem back injuries
yang dipublikasikan dalam The Work Practises Guide for
Manual Lifting (Henry, et al, 1993).

11/28/2020 4
1.1. Pendahuluan
O NIOSH berkantor pusat di Washington, DC.
O NIOSH mewakili berbagai disiplin ilmu
termasuk epidemiologi, kedokteran, kebersihan
industri, keselamatan, psikologi , teknik, kimia, dan
statistik.
O UU K3 , ditandatangani oleh Presiden Richard M.
Nixon pada tanggal 29 Desember 1970.  
O NIOSH didirikan untuk membantu memastikan kondisi
kerja yang aman dan sehat dengan menyediakan
penelitian, informasi, pendidikan, dan pelatihan di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja. 

11/28/2020 5
1.2. Metode ini untuk mengetahui gaya yang terjadi di
punggung.
Ada 2 metode dalam NIOSH yaitu:
1. Metode MPL (Maximum Permissible Limit)
Pada metode MPL, input berupa rentang postur (posisi aktivitas), ukuran
beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Proses analisis dimulai dengan
melakukan perhitungan gaya yang terjadi pada telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, dan punggung.
Maximum permissible limit (MPL) merupakan batas besarnya gaya tekan
pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan newton yang
distandarkan oleh NIOSH pada tahun 1981. Besar gaya maksimum tekannya
(MPL) adalah dibawah 6500 N pada L5/S1.

11/28/2020 6
2. RWL (Recommended Weigh Limit).
Metode RWL adalah metode yang
merekomendasikan batas beban yang diangkat
oleh manusia tanpa menimbulkan cidera
meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara
repetitif dan dalam jangka waktu yang lama.

11/28/2020 7
1.3.Sasaran strategis
O Mengurangi kanker akibat kerja, penyakit
kardiovaskular, hasil reproduksi yang merugikan, dan
penyakit kronis lainnya.
O Kurangi gangguan pendengaran akibat kerja.
O Mengurangi penyakit kekebalan, infeksi, dan kulit
akibat kerja.
O Mengurangi gangguan muskuloskeletal pekerjaan.
O Mengurangi penyakit pernapasan akibat kerja.
O Tingkatkan keamanan tempat kerja untuk mengurangi
cedera traumatis.
O Mempromosikan desain dan kesejahteraan kerja yang
aman dan sehat. 11/28/2020 8
II. OWAS (Ovako Work Posture Analysis System)
suatu metode ergonomi yang digunakan untuk
mengevaluasi postural stress yang terjadi pada seseorang
ketika sedang bekerja.

Metode OWAS dibuat oleh seseorang yang bernama O.


Karhu (Finlandia, 1981) : menganalisa postural stress pada
bidang pekerjaan manual.

Kegunaan  : memperbaiki kondisi pekerja dalam bekerja.


Sehingga performansi kerja dapat ditingkatkan terus.

Hasil yang diperoleh : merancang metode perbaikan kerja


guna meningkatkan produktifitas.  11/28/2020 9
2.1. Pendahuluan
O Metode OWAS merupakan salah satu metode yang
memberikan output berupa kategori sikap kerja yang
beresiko terhadap kecelakaan kerja pada
bagian musculoskeletal. 
O Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian
punggung, tangan, kaki, dan berat beban. Masing-
masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri.
O Metode ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. 
O Postur dasar OWAS disusun dengan kode yang terdiri
empat digit, dimana disusun secara berurutan mulai dari
punggung, lengan, kaki dan berat beban yang diangkat
ketika melakukan penanganan material secara11/28/2020
manual.10
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja
dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb:

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
O LC = konstanta pembebanan = 23 kg
O HM = faktor pengali horizontal = 25 / H
O FM = faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier)
O CM = faktor pengali kopling (handle)
O VM = Faktor pengali vertical
O VM = 1-0,03 |v-75|
O DM = Faktor pengali perpindahan
O DM = 0,82 + (4,5/D)
O AM = Faktor pengali asimetrik
O AM = 1-0,0032.A
O H    = jarak beban terhadap titik pusat tubuh
O V    = jarak beban terhadap lantai
O D   =jarak perpindahan beban secara vertical
O A   = sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh
O Untuk Frekuensi Pengali ditentukan dengan menggunakan tabel FM dibawah ini dengan
mengetahui frekuensi angkatan tiap menitnya dan juga nilai V dalam inchi. 11/28/2020 11
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya
perhitungan Lifting Index (LI) : untuk mengetahui index
pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang, dengan persamaan :
LI = Bobot Beban Aktual / min {RWLawal .
RWLakhir}
Keterangan:
O Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung
resiko cidera tulang belakang.
O Jika 1 < LI < 3 aktivitas tsb “Mungkin” beresiko
O Jika LI > 3, maka aktivitas tersebut mengandung resiko
cidera tulang belakang
11/28/2020 12
2.2. Sejarah
O Sebenarnya perkembangan OWAS dimulai 1970an di
perusahaan  Ovako Oy Finlandia (sekarang Fundia Wire).
O Metode ini dikembangkan oleh Karhu dkk di Laboartorium
Kesehatan Buruh Finlandia (Institute of Occupational Health).
O Lembaga ini mengkaji tentang pengaruh sikap kerja terhadap
gangguan kesehatan seperti sakit pada punggung, leher, bahu,
kaki, lengan, dan rematik. Penelitian tersebut memfokuskan
hubungan antara postur kerja dengan berat beban.
O Di th 1977 Karhu dkk memperkenalkan metode ini untuk
pertama kalinya. Pengenalan pertama terbatas pada aspek
klasifikasi postur kerja. Stofert menyempurnakan metode
OWAS melalui disertasinya (1985). Penyempurnaan ini telah
memasukkan aspek evaluasi analisa secara detail.
  
11/28/2020 13
1.3. Prosedur Pelaksanaan
Metode Penelitian Tahapan penilaian postur kerja
diawali dengan :
O Menyebarkan kuesioner Nordic Body Map (NBM).
O Priyono menyatakan bahwa kuesioner NBM
merupakan satu bentuk check list ergonomi yang
digunakan karena sudah terstandardisasi dan tersusun
rapi.
O NBM berfungsi mengetahui bagian tubuh manusia
yang terasa sakit yang telah dibagi menjadi 9 bagian
utama, yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku,
punggung bagian bawah, pergelangan tangan,
pinggang/ pantat, lutut, tumit/ kaki.
11/28/2020 14
Klasifikasi OWAS antara lain :
1. Sikap Punggung : lurus, membungkuk, memutar atau miring ke
samping, membungkuk dan memutar atau membungkuk ke
depan dan menyamping.
2. ikap Lengan : kedua lengan berada dibawah bahu, satu lengan
berada pada atau diatas bahu, kedua lengan pada atau diatas
bahu.
3. Sikap Kaki : duduk, berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus,
berdiri bertumpu pada satu kaki lurus, berdiri bertumpu pada
kedua kaki dengan lutut ditekuk, berdiri bertumpu pada satu kaki
dengan lutut ditekuk, berlutut pada satu atau kedua lutut,
berjalan.
4. Berat Beban : kurang dari 10 Kg (W = 10 Kg), 10 Kg – 20 Kg
(10 Kg < W ≤ 20 Kg), berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg
(W > 20 Kg) 11/28/2020 15
Analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja antara lain[12];
1. Kategori 1 : Pada sikap ini tidak ada masalah pada sistem
musculoskeletal, tidak perlu ada perbaikan.
2. Kategori 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal,
postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan.
Perlu perbaikan dimasa yang akan datang.
3. Kategori 3 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal,
postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat
signifikan. Perlu perbaikan segera mungkin.
4. Kategori 4 : Pada sikap ini sangat berbahaya pada sistem
musculoskeletal, postur kerja ini mengakibatkan risiko yang jelas.
Perlu perbaikan secara langsung atau saat ini juga.

11/28/2020 16
Terimakasih

11/28/2020 17

Anda mungkin juga menyukai