Anda di halaman 1dari 17

PERSYARATAN PEMBUANGAN TINJA

1. Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkungan


sekitar, harus memenuhi syarat ditinjau dari sgi kenyamanan maupun
estetika. Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah
tangga.
2. Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai
yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap
air. Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.
3. Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat penampungan
tinja, kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa
atau memakai tutup mudah diangkat.
4. Kecukupan Air Bersih: Jamban disiram minimal 4-5
gayung,  menghindari penyebaran bau tinja dan
menjaga kondisi jamban tetap bersih, menghindari
kotoran tidak dihinggapi serangga  mencegah
penularan penyakit.

Tersedia Alat Pembersih: agar jamban tetap bersih setelah


jamban disiram air. Pembersihan minimal 2-3 hari sekali:
kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin.
5. Tempat Penampungan Tinja: rangkaian dari sarana
pembuangan tinja yang berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi lubang harus kedap air
dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,sehingga
menghindari pencemaran lingkungan.

6. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu


sistem pembuangan tinja yang lengkap, berfungsi
mengalirkan dan meresapkan cairan yang bercampur tinja.
MENURUT DEPKES RI (2004),
TERDAPAT BEBERAPA SYARAT
JAMBAN SEHAT
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak
10-15 meter dari sumber air minum.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna.
6. Cukup penerangan
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih.
CONTOH JAMBAN
LAINNYA
• Modern
• Bersih
• Rapi
• Tdk
menggunakan air
mengalir
BANGUNAN JAMBAN SEHARUNYA:
1. Tertutup, bangunan terlindung dari panas & hujan,
pivacy, serangga dan binatang lainnya.
2. Bangunan mempunyai lantai yang kuat, tempat
berpijak kuat.
3. Bangunan ditempatkan pada lokasi yang tidak
mengganggu pemandangan, tidak menimbulkan bau dsb
4. Disediakan alat pembersih, air atau kertas pembersih.
SISTEM PENGELOLAAN AIR BUANGAN
1. Sistem off-site ( terpusat )
• Sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan
dikumpulkan dalam riol pengumpul, kemudian dialirkan ke dalam
riol kota menuju tempat pengolahan dan baru dibuang ke badan
air penerima.
2. Sistem on-site ( setempat)
• Sistem dimana air limbah tidak dikumpulkan dalam satu
tempat, tetapi masing-masing yang mengeluarkan air buangan
membuat sendiri sistem pengelolaannya, kemudian di buang ke
badan air penerima.
TEKNOLOGI PEMBUANGAN
KOTORAN MANUSIA
SECARA SEDERHANA
1. Jamban cemplung (pit latrine).
Jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah
bangunan jamban. Fungsi dari lubang adalah
mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak
dimungkinkan penyebaran dari bakteri secara
langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,
kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak
terlalu dalam karena akan mengotori air tanah,
kedalamannya sekitar 1,5-3 meter.
2. Jamban Cemplung
berventilasi (ventilasi
improved pit latrine =
VIP latrine).
mempunyai kesamaan
dengan jamban
cemplung, perbedaannya
dilengkapi dengan viva
ventilasi.
3. Jamban empang (fishpond
latrine):
Adalah jamban yang
dibangun diatas empang,
sungai ataupun rawa.
Jamban model ini ada yang
kotorannya tersebar begitu
saja, yang biasanya
dipakai untuk makanan
ikan, ayam.
4. Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban
leher angsa merupakan jamban leher lubang
closet berbentuk lengkungan, dengan
demikian akan terisi air gunanya sebagai
sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk
serta masuknya binatang kecil.

Jamban model ini adalah model yang


terbaik yang dianjurkan dalam
kesehatan lingkungan.
5. Septic tank
latrine jenis septic tank (cara
yang memenuhi
persyaratan).

Terdiri dari: tangki


sedimentasi yg kedap air,
excreta masuk dan
mengalami dekomposisi.
Dalam tangki tinja berada
bbrp hari, mengalami 2
proses:
PROSES EXCRETA DALAM SEPTIC TANK

a. Proses kimiawi: penghancuran tinja direduksi & (60%-70%) zat


padat mengendap di tangki “sludge”. Zat yang tdk hancur,
mengapung & membentuk lapisan yg menutup permukaan air
dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut “scum” yang
berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan
dibawahnya, yg memungkinkan bakteri anaerob & fakultatif
anaerob dapat tubuh subur yang berfungsi pada proses
berikutnya.
b. Proses biologis: terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob yg memakan zat organik alam
sludge dan scum. Hasilnya terbentuk gas dan zat zair lainnya,
serta pengurangan volume sludge (septic tank) tdk cepat
penuh. Cairan enfluent yg tdk mengandung tinja & mempunyai
BOD relatif rendah, dikeluarkan melalui pipa dan masuk
kedalam tempat perembesan.
6. Jamban kimia (Chemical Toilet): Jamban model
ini biasanya dibangun pada tempat rekreasi,
transportasi; kereta api, pesawat terbang dan
lainnya. Tinja disenfeksi dengan zat kimia seperti
caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue
(toilet paper).

Jamban kimia 2 macam: yaitu tipe lemari (commode


type), dan tipe tangki (tank type). Jamban kimia sifatnya
sementara, karena kotoran yang telah terkumpul perlu di
buang lagi.
7. Jamban pupuk (the compost
privy) seperti kakus
cemplung, lebih dangkal
galiannya.

a. Selain sbg jamban


juga membuang
kotongan hewan,
sampah dan daun-
daunan.
b. Tiap lapisan 20 inchi.
c. Setelah 6 bulan, dapat
digunakan
untuk pupuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai