Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Analisis dan
Perancangan
Kerja
WORK SAMPLING

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Industri W161700024 Anisah H. ST, MT.

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan
Mahasiswa dapat melakukan
mengenai perhitungan waktu
baku dengan menggunakan pengukuran waktu baku dengan
waktu sampling sampling

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 1 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Definisi work sampling

Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar


pengamatan terhadap aktivitas kinerja dari mesin, proses atau
pekerja/operator (Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Perbedaan antara metode
jam henti dengan work sampling adalah dari cara melakukan pengukurannya,
dengan meotde jam henti pengamat harus terus menerus berada di lokasi
dimana pekerjaan berlangsung, sedangkan work sampling sebaliknya. Begitu
juga objeknya, dengan metode jam henti, objek yang dapat diamati hanya 1
operator, tetapi dengan metode work sampling dapat mengamati beberapa
operator, dsb. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel Perbedaan Stopwatch(metode jam henti) dengan Work


Sampling

Stopwatch Work Sampling

Pekerjaan rutin dan monoton Pekerjaan bervariasi dan tidak rutin

Umumnya mengamati 1 orang Dapat mengamati beberapa orang

Perhitungan berdasarkan waktu Berdasarkan proporsi

Siklus pekerjaan pendek & jelas Siklus tidak jelas

Pengamatan kontinu Pengamatan diskrit

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 2 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cara Kerja work sampling
Sebenarnya penggunaan metode sampel kerja dapat diilustrasikan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti sebagai berikut. Suatu hari ada pelanggan
langganan yang datang pada suatu toko fotokopi yang buka setiap hari
dan kedatangan pelanggan ini tidak memiliki jadwal ftetap(secara acak),
kadang-kadang toko ini suka meliburkan diri tanpa jadwal yang tetap dari
waktu ke waktu. Katakanlah dari 30 kali keadatangan pelanggan
langganan ini, toko fotokopi tersebut tutup 6 kali, maka pelanggan tersebut
akan mengatakan kepada pemilik toko “Ternyata 80% dari waktumu tidak
kamu gunakan untuk membuka toko fotokopi ini”.

Ilustrasi diatas menunjukkan bagaimana kesimpulan tentang ada tidaknya


suatu kejadian dapat disimpulkan melalui kunjungan-kunjungan. Dari
catatan yang dilakukan setiap kali kunjungan, dapat dilihat berbagai
kegiatan yang terjadi beserta seberapa sering (frekeuensi) keigatan itu
teramati. Semakin tinggi frekuensi, maka semakin sering kejadian tersebut
dilakukan dan dapat pula diduga bahwa total waktu yang dibutuhkan
semakin banyak. Demikian adalah kurang lebih apa yang terjadi dengan
sampling pekerjaan.

Fungsi work sampling


Seperti cara kerja yang telah dikemukakan diatas. Sampling pekerjaan
mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang produksi selain untuk
menghitung waktu penyelasaian. Kegunaan-kegunaan tersebut ialah:

1.Untuk mengetahui distribusi pemakain waktu sepanjang waktu kerja


oleh pekerja atau kelompok kerja

2.Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di


pabrik

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 3 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung

4.Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat


pemanfaatan mesin mesin atau alat-alat dapat diketahui secara mudah
dengan mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari
catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan
sampling pekerjaan yang dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara
dibandingkan dengan cara jam henti (Sutalaksana, 2006).

Kemampuan sampling pekerjaan memperkirakan kelonggaran merupakan


hal penting yang patut dicatat. Tentang lamanya pengamatan, ternyata
pada umumnya cara sampling pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih
lama daripada cara jam henti. Cara sampling pekerjaan sering kali terlalu
mahal. Memang dengan demikian cara jam henti dapat memberikan hasil
dengan kualitasnya dalam waktu yang jauh lebih cepat dan tentunya lebih
murah.

Cara pelaksanaan
1. Menetapkan Tujuan Pengukuran

Untuk apa pengukuran dilakukan yang akan menentukan berapa tingkat


ketelitian dan tingkat keyakinan.

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Jika tujuan sampling untuk mendapatkan waktu baku, maka terlebih


dahulu harus mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja untuk
mengetahui sistem kerjanya, dan jika ditemukan sistem kerja yang
belum baik, maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

3. Memilih Operator

Memiliki kemampuan normal & dapat bekerja sama, dan wajar.

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 4 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Melatih Operator

Melatih operator, agar operator dapat terbiasa dengan sistem kerja


yang dilakukan melalui kurva belajar (Learning Curve)

5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan

Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin tapi masih


mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.

6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran

Stopwatch, papan dan lembar pengamatan, kalkulator, alat tulis.

7. Melakukan Pengukuran

Metode pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch)

Karakteristik sistem kerja yang sesuai:

 Jenis aktifitas pekerjaan bersifat homogeny


 Aktifitas dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis
 Terdapat output yang riil, berupa produk yang dinyatakan secara kuantitatif

Melakukan Sampling

Cara melaukan sampling pengamatan dan pekerjaan tidak berbeda


dengan yang dilakukan memakai metode jam henti yang terdiri dari tiga
langkah:

– melakukan sampling pendahuluan,

– menguji keseragaman data, dan

– menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan.

Ketiga langkah ini dilakukan secara berulang sampai jumlah


data/kunjungan yang dibutuhkan mencukupi tingkat ketelitian & keyakinan

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 5 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang diperlukan. Berikut adalah contoh dari ketiga langkah untuk
melakukan samping :

1. Sampling Pendahuluan
Disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan
oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari 30. Untuk lebih jelasnya
kita ikuti contoh sampling pekerjaan untuk menghitung waktu baku
penyelesaian suatu pekerjaan. Semua keigiatan yang dilakukan
pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan disebut sebagai kegiatan
produktif, lainnya non-produktif. Selanjutnya, dilakukan
pengamatan-pengamatan sesaat pada waktu-waktu yang acak
sebanyak 196 kali dan hasilnya sebagai berikut :

Frekuensi termati pada hari ke Jumlah


Kegiatan
1 2 3 4

Produktif 45 42 35 40 162

Non produktif 4 7 14 9 34

Jumlah 49 49 49 49 196

% produktif 92 86 71 82

2. Pengujian keseragaman data


Untuk in kita perlu menentukan batas-batas kontrolnya terlebih
dahulu yaitu Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah
(BKB) sebagai berikut.

BKA = p rata-rata + 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2

BKB = p rata-rata – 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2

dimana,                 

p rata-rata = Jumlah pi/k

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 6 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan pi adalah persentase produktif di hari ke-i dan k adalah jumlah
hari pengamatan.

n rata-rata = Jumlah ni/k

dengan ni adalah jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i

Selanjutnya untuk conoh di atas didapat :

p rata-rata = (92+86+71+82)%/4 = 82,75% = 0,8275

n rata-rata = (49+49+49+49)/4 = 49

sehingga :

BKA = 0,8275 + 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 = 0,9894

BKB = 0,8275 – 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 =0,6656

Ternyata semua harga pi berada dalam batas-batas ini, sehingga semua


data dapat digunaka untuk menghitung banyaknya pengamatan yang
diperlukan. Jika terdapat harga/nila pi di luar batas, maka pengamatan
dari hari yang bersangkutan “dibuang”.

3. Menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan


Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5%
dan tingkat keyakinan 95% diketahui melaui rumus :

N’ = 1600(1 – p rata-rata)/p rata-rata

Sehingga :

N’ = 1600(1-0,8275)/0,8275 = 334

Jadi masih dibutuhkan (334-196) = 138 kunjungan lagi. Maka sampling


kedua pun dilakukan. Terus menerus lakukan pengamatan sehingga

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 7 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
jumlah kunjungan yang dilakukan lebih banyak atau sama dengan yang
seharusnya dilakukan.

Cara menentukan waktu acak


Berulang kali telah kita sebutkan bahwa kunjungan-kunjungan dilakukan
dalam waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Untuk ini satu hari kerja
dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh
pengukur. Biasanya panjang satu-satuan waktu tidak terlampau panjang,
berdasarkan satuan-satuan waktu inilah saat-saat kunjungan ditentukan.

Misalnya satu-satuan panjangnya 5 menit. Jadi satu hari kerja (7 jam)


mempunyai 84 satuan waktu. Ini berarti jumlah kunjungan perhari tidak
lebih dari 84 kali. Jika dalam satu hari dilakukan 36 kali kunjungan maka
dengan tabel bilangan acak ditentukan saat –saat kunjugan tersebut.

Caranya adalah angka-angka pada tabel itu kita sampai 36 kali.


Syaratanya adalah pasangan dua angka itu besarnya tidak boleh leibh
dari 84 dan tidak boleh terjadi pengulangan. Jadi didapat :

39 65 75 45 19 54 …dst… (36 pasang)

Dengan demikian jika jam kerja mulai pukul 08.00 – 16.00 dan istirahat
antara 12.00 – 13.00, maka pengamatan dapat dilakukan (untuk
pasangan 39) = 08.00 + 5menit*39 = 08.00 + 195 menit = 08.00 +
3jam15menit = pukul 11.15 dan (untuk pasangan 65) = 08.00 + 5menit*65
= 08.00 + 325 menit = 08.00 + 5jam25menit + 1jam (karena pukul 12.00
adalah waktu istirahat dan 12.00-08.00 = 240 menit = 4jam maka jika
penambahannya melebihi 240 menit/4jam harus ditambahkan 1 jam
karena lamanya istirahat adalah 1 jam) = pukul 14.25, dan seterusnya lalu
urutkan dari yang pukul terkecil ke yang terbesar, maka didapatkanlah
daftar saat kunjungan mulai kunjungan pertama sampai ke tiga puluh
enam.

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 8 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menghitung waktu baku
Misalkan contoh diatas, akhirnya didapat bahwa jumlah pengamatan yang
diperlukan 425 kali,dan jumlah pengamatan yang dilakukan adalah 432
kali selama 12 hari atau 5040 menit. Dari 432 pengamatan ini frekuensi
kegiatan produktif yang teramati adalah 320 dan jumlah barang yang
dihasilkan selama dilakukan sampling kerja adalah 350 buah. Maka :

a. -Jumlah pengamatan : 432

-Jumlah produktif : 320

-Persentase produktif : (320/432)*100% = 74,1%

b. –Jumlah menit pengamatan : 5040 menit

-Jumlah menit produktif : 74,1% * 5040 menit = 3733 menit

c. –Jumlah barang yang dihasilkan selama pengamatan : 350 buah

-Waktu diperlukan/buah : 3733/350 = 10,67 menit

d. –Faktor penyesuaian : 0,95

-Waktu normal : (10,67 * 0,95) = 10,13

e. –Kelonggaran : 23% = 0,23

-Waktu baku : 10,13 + 0,23(10,13) = 12,4599

Waktu baku diatas didapat dengan asumsi bahwa pekerjaan sepenuhnya


ditangani oleh operator/manusia atau disebut manually controlled. Berikut
contoh waktu jika pekerjaan diatas sebagian dikerjakan oleh mesin
(machine controlled) dengan asumsi dari data diatas bahwa dari 320
produktif 40 diantaranya adalah machine controlled, maka perhitungannya
menjadi :
a. Jumlah pengamatan : 432

-Jumlah produktif : 320 atau 74,1%

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 9 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-Jumlah produktif man.cont. : 280 atau 87,5% (dari produktif)
-Jumlah produktif mach.cont. : 40 atau 12,5% (dari produkif)

b. Jumlah menit pengamatan : 5040 menit

Jumlah menit produktif : 74,1% * 5040 menit = 3733 menit

c. Jumlah barang yang dihasilkan selama pengamatan : 350 buah

Waktu diperlukan/buah : 3733/350 = 10,67 menit

Waktu man.cont./buah : 0,875 * 10,67 = 9,34 menit


Waktu mach.cont./buah : 0,125 * 10,67 = 1,33 menit
d. Faktor penyesuaian : 0,95
Waktu normal : (9,34 * 0,95) + 1,33 = 10,203 menit

e. Kelonggaran : 23% = 0,23


Waktu baku : 10,203 + 0,23(10,203) = 12,5497 menit
Terlihat faktor penyesuaian hanya dikalikan dengan waktu man.cont. dan
tidak dikalikan dengan mach.cont. karena pada mesin tidak perlu
disesuaikan sebab kegiatan-kegiatan ini dapat dianggap sebagai kerja
normal.

Sampling Pekerjaan Untuk Menghitung


Kelonggaran
Jika sampling pekerjaan dilaksanakan untuk keperluan ini, maka
pemisahan kegiatannya dapat dibentuk seperti :

Kegiatan 1 : kegiatan untuk keperluan pribadi

Kegiatan 2 : kegiatan untuk menghilangkan kelelahan

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 10 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kegiatan 3 : hambatan-hambatan yang tak terhindarkan

Kegiatan 4 : lain – lain

Selanjutnya langkah-langkahnya mengikuti langkah-langkah sampling


pekerjaan. Kegiatan 1,2, dan 3 dapat digabungkan menjadi satu, yaitu
“kegiatan kelonggaran” sehingga menjadi :

Kegiatan 1 : kegiatan kelonggaran

Kegiatan 2 : lain-lain

Cara demikian lebih sederhana(variabelnya sedikit), tetapi tentunya tidak


dapat diketahui secara terperinci.

Sebaliknya pengurangan yang terperinci dapat juga dilakukan menjadi


seperti ini :

Kegiatan 1 : barcakap-cakap sekedarnya

Kegiatan 2 : minum sekedarnya

Kegiatan 3 : ke kamar kecil

Kegiatan 4 : berhenti waktu istirahat dan seterusnya

Dengan demikian kelonggaran untuk setiap macam kegiatan yang


bersangkutan dapat diketahui. Namun cara ini menuntut jumlah
pengamatan yang lebih banyak karena persentase setiap kegiatan yang
terperinci ini (relatif terhadap seluruhnya) kecil atau sangat kecil.

‘1 Analisis Perancangan Kerja


4 11 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘1 Analisis Perancangan Kerja
4 12 Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai