Anda di halaman 1dari 19

IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

MODUL PERANCANGAN SISTEM KERJA


(IND224)

MODUL SESI # 7
SAMPLING PEKERJAAN
(WORK SAMPLING)

DISUSUN OLEH
Dr. Ir. Nofi Erni, MM

TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2020

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 0 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

1. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Menguasai konsep teoretis sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang
diperlukan untuk analisis dan perancangan sistem terintegrasi khususnya dalam sistem
kerja. Secara khusus capaian pembelajaran pada modul ini adalah utuk memahami prinsip
dan implementasi pengukuran waktu menggunakan metode sampling pekerjaan (work
sampling) dalam rangka pengukuran sistem kerja.

Indikator Penilaian
Ketepatan dalam menguasai konsep teoretis sains rekayasa dan perancangan
rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan perancangan sistem terintegrasi dalam
bentuk perancangan sistem kerja. Penguasaan terhadap memahami prinsip dan
implementasi pengukuran waktu secara langsung menggunakan metode sampling
pekerjaan (work sampling) dalam rangka pengukuran sistem kerja.

2. Uraian Materi
1. Pengantar
Pengukuran waktu secara langsung selain jam henti dapat juga dilakukan mengik ti
metode sampling dengan melakukan pengamatan pada sistem kerja yang akan diukur,
sehingga metode ini dikenal dengan work sampling. Bagaimana prinsip pengukuran
waktu yang menerapkan sains dan perhitungan secara statsitika dengan metode sampling
sebagai metode pengukuran waktu secara langsung akan dibahas dalam modu ini

2. Pengertian Sampling Pekerjaan


Metode penentuan waktu baku secara langsung dengan sampling pekerjaan untuk
menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang sudah
terlatih) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja
yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik.
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan
terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pada awalnya cara ini

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 1 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

dikembangkan di Inggris oleh seorang yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik tekstil di
Inggris, tetapi karena kegunaannya cara ini kemudian dipakai di negara lain secara lebih
luas. Dari namanya dapat diduga bahwa cara ini menggunakan ilmu statistik, tetapi pada
sampling pekerjaan hal ini tampak lebih nyata.
Sampling kerja yang dalam bahasa asingnya sering disebut juga dengan work
sampling ratio delay study random observation method adalah salah satu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, dan
pekerja atau operator. Maka untuk menetapkan performan level dan menentukan waktu
baku untuk suatu proses atau operasi, kerja seperti halnya yang bisa dilakukan oleh
pengukuran kerja lainnya. pengamatan dilakukan tidak secara menyeluruh (populasi)
melainkan cukup dilakukan dengan sample yang diambil secara acak (random).
Pengukuran waktu jam henti merupakan cara langsung karena dilakukan denga n
melakukan pengukuran secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan. Bedanya
dengan cara jam henti adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamatan tidak terus
menerus berada ditempat pekerjaan melainkan mengamati (di tempat pekerjaan) hanya
pada sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak. sampling pekerjaan dilakukan
secara sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak (Sutalaksana, 2002).
Metode sampling pekerjaan sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan
pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu yang relatif
panjang. Pada dasarnya prosedur pelaksanaanya cukup sederhana, yaitu melakukan
pengamatan aktifitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak terhadap satu
atau lebih mesin atau operator dan kemudian mencatatnya apakah mereka ini dalam
keadaan bekerja atau menganggur (Sritomo, 1992).
Metode sampling pekerjaan atau work sampling merupakan suatu teknik sampling secara
statistik yang didasarkan pada teori sampling sehingga dapat diperkirakan suatu besaran
tertentu, misalnya proporsi kegiatan produktif melalui pengambilan sample. Supaya
kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dipenuhi smua
persyaratan mengambil sample yang baik.

Kegunaan dan Tahapan Sampling Pekerjaan.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 2 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Sampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang


produksi sampling untuk menghitung waktu penyelesaian. Kegunaan tersebut yaitu untuk
mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau
kelompok kerja, mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik,
menentukan waktubaku bagi pekerja-pekerja tidak langsung dan dapat memperkiraka n
kelonggaran bagi suatu pekerjaan (Sutalaksana, 2002).
Sampling pekerjaan dapat dilakukan terhadap tenaga kerja tak langsung, tenaga
kerja langsung, maupun terhadap mesin. Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur
pengukuran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan-kunjungan pada waktu-waktu
tertentu yang ditentukan secara acak (random). Kunjungan-kunjungan yang dilakukan
untuk mengetahui apa yang terjadi atau kegiatan apa yangs edang dilakukan di tempat
kerja yang bersangkutan, frekuensi kegiatan tersebut, dan berapa persen waktu yang
dipergunakan untuk pekerjaan itu. Semakin banyak kunjungan yang dilakukan, semakin
kuat dasar (berupa tingkat ketelitian) untuk mengambil kesimpulan. Agar kesimpula n
yang diambil lebih tepat, diperlukan teknik tertentu secara statistik, yang dikenal dengan
sampling menduga perbandingan populasi (sampling for estimating population
proportion
Selanjutnya langkah dalam melakukan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan
cara jam henti. Begitu pula langkah- langkahnya dalam menetapkan waktu normal, waktu
baku dan lainnya, sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya/ Secara ringkas tahapan
penentuan waktu baku dalam pengukuran waktu secara langsung mengikuti alur seperti
pada Gambar berikut.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 3 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Gambar 2. Tahapan penentuan waktu baku

Hal-hal yang mendasar dan perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran waktu
dengan work sampling adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan yang dilakukan pada dasarnya adalah mengamati apakah operator
sedang dalam kondisi kerja atau menganggur.
2. Pengamatan tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya sesaat pada
waktu yang telah ditentukan secara acak (random).
3. Melakukan kunjungan ke operator yang akan diukur waktunya secara acakdan
pengamatan dilakukan dalam selang waktu yang tidak sama, didasarkan pada
bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.

Setelah dilakukan penetapan waktu dengan work sampling, hal ini dapat
memberikan kegunaan diantaranya sebagai berikut:

1. Digunakan untuk megukur ratio delay dari sejumlah mesin, karyawan/operator


dan fasilitas kerja lainnya.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 4 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

2. Digunakan untuk menetapkan performance level dari operator/karyawan selama


waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana seorang operator/karyawan
bekerja atau tidak.
3. Digunakan untuk menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.

Beberapa manfaat lain dari pengukuran dengan metode work sampling adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja.


2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat pada pabrik.
3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung.
4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat
pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan
mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamata n
setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang
dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara dibandingkan dengan cara jam
henti.

Tahapan dan langkah- langkah dalam melaksanakan pengukuran work sampling


adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan pengukuran


Merupakan langkah untuk menentukan untuk apa sampling dilakukan. Pada
langkah awal ini dilakukan dengan menentukan besarnya tingkat ketelitian
dan tingkat keyakinan yang diinginkan.

2. Melakukan penelitian pendahuluan


Jika sampling dilakukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah
penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya suatu sistem kerja
yang baik, jika belum ada lakukan perbaikan atas kondisi dan cara kerja
terlebih dahulu.

3. Memilih operator

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 5 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Operator yang diplih adalah operator yang memiliki kemampuan kerja


normal, artinya tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.

4. Melatih operator
Melakukan training bagi operator yang dipillih agar bisa dan terbiasa dengan
sistem kerja yang dilakukan.

5. Menguraikan elemen pekerjaan


Melakukan pemisahan kegiatan sedetail mungkin namun masih mudah untuk
diukur waktunya.

6. Menyiapkan peralatan
Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa alat pengukuran yaitu
stopwatch, papan atau lembaran pengamatan serta alat tulis.

7. Menentukan waktu pengamatan


Waktu pengamtan ditentukan melalui bilangan acak dari tabel bilangan
random atau dari komputer.

8. Melakukan pengukuran
Setelah semua disiapkan maka langkah terakhir adalah melakukan
pengukuran.

2.1 Penentuan Jumlah Sample


Secara umum jumlah kunjungan untuk melakukan pengamatan pada work
sampling ditentukan oleh pengukur. Namun biasanya jumlah data tersebut tidak kurang
dari 30. Dimana semua pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja ataupun operator disebut
dengan kegiatan produktif dan non produktif. Banyaknya pengamatan yang harus
dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Tingkat ketelitian (degree of accuracy) dari hasil pengamatan.


2. Tingkat kepercayaan (level of confident) dari hasil pengamatan.
Adapun tingkat kepercayaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk tingkat kepercayaan 68%, maka harga k adalah 1


2. Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka harga k adalah 2

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 6 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

3. Untuk tingkat kepercayaan 99%, maka harga k adalah 3

Berikut merupakan rumus untuk mencari nilai tingkat ketelitian:

p(1 - p)
Sp= k√
N

Dimana:

S : tingkat ketelitian yang dikehendaki (decimal)

p : presentase terjadinya kejadian yang diamati (decimal)

N : jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja

k : harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

Terkait dengan tingkat ketelitian yang diinginkan, maka dapat dihitung jumlah
pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sample pengamatan
adalah:

k 2 p(1  p)
N
Sp 2

Dimana:

p : presentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan dalam


bentuk decimal

N: jumlah pengamatan yang harus dilakukan

k : harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan yang


diambil

Sp: tingkat ketelitian yang dinyatakan dalam bentuk decimal

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 7 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Rating Factor dan Allowance

Berikut ini merupakan penjelasan rating factor dan allowance:

2.6.1 Rating Factor


Menurut Teguh Surya, aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja
operator disebut dengan rating performance. Dengan melakukan rating ini diharapkan
waktu kerja yang diukur bisa dinormalkan kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja
sering diakibatkan oleh operator yang bekerja dalam kecepatan yang tidak semestinya.
Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan maka dilakukan
penyesuaian dengan cara mengalikan waktu siklus dengan faktor penyesuaian (rating
factor).
Westing house system’s rating merupakan sistem untuk memberikan rating yang
diaplikasikan dalam pengukuran kerja yang dimana faktor yang mempenga r uhi
performance manusia ada 4 macam yaitu skill, effort, condition, condition. Adapun nilai
yang digunakan untuk rating factor tersebut dapat dilihat pada Tabel.1 berikut.

Tabel 1. Westing House System’s rating


Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Keterampilan Superskill A1 + 0,15


A2 + 0,13
Excellent B1 + 0,11
B2 + 0,08
Good C1 + 0,06
C2 + 0,03
Average D 0,00
Fair E1 - 0,05
E2 - 0,10
Poor F1 - 0,16
F2 - 0,22
Excessive A1 + 0,13
A2 + 0,12
Usaha
Excellent B1 + 0,10
B2 + 0,08

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 8 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Good C1 + 0,05
C2 + 0,02
Average D 0,00
Fair E1 - 0,04
E2 - 0,08
Poor F1 - 0,12
F2 - 0,17
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Kondisi Kerja Ided A + 0,06
excellently B + 0,04
Good C + 0,02
Average D 0,00
Fair E - 0,03
Poor F - 0,07
Konsistensi Perfect A + 0,04
Excellent B + 0,03
Good C + 0,01
Average D 0,00
Fair E - 0,02
Poor F - 0,04
(Sumber : http://www.economicsdiscussion.net/engineering-economics/rating-the-
performance-of-workers-6-methods/21710)

Pada faktor penyesuaian terdapat 3 kondisi yang dimana kondisi tersebut yang
menentukan kecepatan kerja dari operator, yaitu:
a. P > 1 atau p > 100%
Artinya operator bekerja terlalu cepat yaitu di atas batas normal.
P = 1 atau p = 100%
Artinya operator bekerja secara normal.
b. P < 1 atau p < 100%
Artinya operator bekerja terlalu lambat, yaitu dibawah kecepatan normal.
2.6.2 Allowance
Penetapan allowance diperlukan untuk mengantisipasi waktu dimana seorang
operator tidak dalam keadaan bekerja. Pada kenyataannya operator sering menghentika n
pekerjaanya dan membutuhkan waktu-waktu khusus dan alasan-alasan lain di luar kontrol.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 9 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

2.7 Uji Keseragaman Data


Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Melalui
pengujian ini kita dapat mendeteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di
luar batas kendali (out of control) yang dapat kita gambarkan pada peta kontrol. Data-
data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Uji
keseragaman data dilakukan dengan memilih tingkat ketelitian 5% dan tingkat
keyakinan 95% dengan harga mutlaknya adalah 2. Untuk membuat peta kontrol,
terlebih dahulu kita tentukan batas-batas kontrolnya dengan memakai rumus sebagai
berikut:

jumlah produktif
𝑃̅ = 𝑥 100%
jumlah pengamatan

𝑝̅ (1 − 𝑝̅)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑝̅ + 𝑘√
𝑛

𝑝̅ (1 − 𝑝̅)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑝̅ − 𝑘√
𝑛

Dimana:

pi : persentase produktif di hari ke-i

ni : jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i

k : harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

n : rata-rata jumlah pengamatan keseluruhan

2.8 Uji Kecukupan Data

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 10 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Uji kecukupan data merupakan proses untuk mengetahui apakah data dari
pengukuran yang telah dilakukan sudah cukup atau tidak. Data pengamatan dikatakan
cukup apabila N > N’ yaitu jumlah pengukuran yang dilakukan lebih besar dari jumlah
pengukuran yang diperlukan.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kecukupan data adalah sebagai
berikut:

k 2 (1  p)
N' 
S2p

Dimana:

N’ : Jumlah data teoritis

k : Harga mutlak berdasarkan tingkat keyakinan

s : tingkat ketelitian

p : presentase produktif hari ke-i

2.9 Penentuan Waktu Baku


Menurut Teguh Surya, apabila pengukuran-pengukuran telah selasai dilakukan,
yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya
telah memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung waktu baku dari data tersebut. Perhitungan waktu baku
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jam kerja produktif = P x jumlah menit pengamatan

Waktu siklus = JKP / Jumlah unit yang dihasilkan \

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 11 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Waktu normal = Ws (1+RF)

Waktu baku = Wn (1+ allowance)

Dimana:

JKP : Jam kerja produktif

P : Presentase produktif

RF : Rating Factor

All : Allowance (kelonggaran)

Ws : Waktu siklus

Wn : Waktu normal

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 12 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Menentukan Faktor Penyesuaian


Penentuan faktor penyesuaian dapat dilakukan dengan cara Shumard atau cara
Westinghouse. Masing-masing metode memberikan memberikan patokan-patokan
penilaian menurut kelas-kelas kinerja dan setiap kelas memiliki nilai tersendiri. Berikut
contoh penyesuaian menurut cara Shumard dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penyesuaian Menurut Cara Shumard

Penentuan faktor penyesuaian dengan cara Westinghouse dilakukan dengan cara


mengarahkan pada penilaian terhadap 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau
ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu: keterampilan, usaha, kondisi kerja, serta konsistens i.
Setiap faktor dibagi dalam kelasnya dengan nilai masing- masing (tabel dapat dipelajari
pada modul sebelumnya.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 13 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Untuk penentuan factor kelonggaran dapat menggunakan tabel kelonggaran seperti


dibahas pada modul sebelumnya. Tabel kelonggaran dapat menggunakan pertimbana ga n
sebagai berikut :

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 14 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

Tabel 3. Faktor kelonggaran

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 15 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

LINK Pengayaan Materi


Peserta harus membuka dan membaca LINK jurnal ini agar dapat berpartisipasi dalam
FORUM. LINK ini berisi jurnal yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk
berpartisipasi pada FORUM dan untuk mengerjakan TUGAS.
Untuk memahami materi yang terdapat dalam MODUL, silahkan buka dan baca jurnal
pada LINK berikut ini.

LINK jurnal/artikel penelitian :


http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/142/175

FORUM Diskusi
Peserta dapat berpartisipasi dalam FORUM ini jika telah membuka dan membaca LINK
yang terdapat pada pertemuan ini dan peserta harus berpartisipasi dalam FORUM ini agar
dapat mengerjakan QUIZ.
Peserta harus menuliskan judul jurnal yang terdapat pada LINK pertemuan ini. Selain itu,
peserta juga dapat memberikan komentar pada jawaban peserta lainnya, dan jika terdapat
pertanyaan atau apapun yang terkait dengan MODUL dan TUGAS dapat juga dituliska n
pada FORUM ini.

QUIZ
Peserta dapat membuka dan mengerjakan QUIZ ini jika telah membuka MODUL dan
berpartisipasi pada FORUM yang terdapat pada pertemuan ini dan peserta harus
mengerjakan QUIZ ini agar dapat membuka dan mengerjakan TUGAS.
Kerjakan QUIZ berikut sebaik-baiknya agar nilai yang diperoleh maksimal. Terdapat 3
(tiga) kali kesempatan percobaan dengan nilai akhir adalah nilai rata-rata dari kesempatan
percobaan yang digunakan.

1. Work sampling merupakan studi waktu berkaitan dengan hal berikut kecuali :
a. Penemu time study adalah L.H.C. Tippet
b. Bukan penerapan ilmu statitika
c. Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 16 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

2. Work sampling berkaitan dengan hal berikut kecuali :


a. Pencatatan aktifitas menganggur (non produktif) dan aktifitas bekerja
(produktif)
b. Tidak dapat digunakan unuk menentukan waktu baku penyelesaia n
pekerjaan
c. Pengumpulan data secara acak

3. Langkah melakukan work sampling berkaitan hal berikut, kecuali :


a. Diperlukan untuk menentukan apakah data yang dikumpulkan sudah
memenuhi distribusi normal
b. Tidak ditetntukan oleh tingkat kepercayaan dan ketelitian secara statistik
c. Memerlukan uji untuk kecukupan data

4. Penehitungan waktu baku dengan work samping mempertimbangkan hal berikut


kecuali :
a. Tingkat keteliatian dan tingkat kepercayaan secara statistik
b. Memilih operator yang mampu bekerja wajar dan normal
c. Tidak membutuhkan lembar pengamatan

5. Uji keseragman data dalam work sampling meliputi hal-hal berikut kecuali :
a. Bertujuan untuk memastikan bahwa data berasal dari sistem yang sama
b. Memberikan rentang batas kendali atas dan batas kendali bawah
c. Tidak membutuhkan persentase produktif

TUGAS
Peserta dapat mengerjakan TUGAS ini jika telah mengerjakan QUIZ yang terdapat pada
pertemuan ini.Jawab pertanyaan berikut ini yang bersumber dari jurnal yang terdapat
pada LINK pertemuan ini.
1) Tuliskan judul, nama peneliti dan institusi dari peneliti yang terdapat pada artikel
tersebut.
2) Sebutkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang terdapat pada artikel tersebut.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 17 / 19
IND224-Perancangan Sistem Kerja Materi Sesi #7

3) Sebutkan tahapan penelitian pada artikel tersebut secara singkat dan jelas.
4) Sebutkan metode pemecahan masalah yang digunakan pada artikel tersebut
5) Sebutkan hasil penelitian yang terdapat pada artikel tersebut.
Jawaban tugas dapat langsung ditulis pada tempat yang telah disediakan (bersifat online
text) dan isi jawaban maksimal 200 kata.

Daftar Pustaka
Barnes, R. M. (1980). Motion and Time Study Design and Measurement of Work. Seventh
Edition. John Wiley & Sons.

Mc Cormick, E.J & Sanders M.S Human Factor in Engineering and Design, 7 th ed. Mc
Graw-Hill, New York 1993.

Niebel, B. W. dan Freivalds, A. (2009). Methods, standards, and work design. Twelfth
Edition. New York: McGraw-Hill.

Nurmianto, E. (1996). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet, 3.
Penerbit Guna Widya, Surabaya.

Sanders, M. S., dan McCormick, E. J. (1987). Human factors in engineering and design .
McGRAW-HILL book company.

Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2012). Perancangan Sistem


Kerja, Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.

Universitas Esa Unggul 1034 – Nofi Erni


http://esaunggul.ac.id Halaman 18 / 19

Anda mungkin juga menyukai