2.1 PENDAHULUAN
Tingkat persaingan yang cukup tinggi pada setiap perusahaan menuntut perusahaan untuk
memiliki produktivitas yang baik, sehingga perusahaan dapat berkembang dan berada lebih baik dari
perusahaan pesaingnya. Hal penting dalam meningkatkan produktivitas kerja adalah efektivitas dan
efisiensi sistem kerja. Efektivitas berkaitan dengan waktu yang digunakan dalam mencapai tujuan
perusahaan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang digunakan dalam
setiap proses pada sistem kerja tersebut. Kriteria sistem kerja yang baik adalah sistem kerja yang
memiliki efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat
komponen, yaitu manusia, bahan, perlengkapan, dan peralatan seperti mesin dan perkakas pembantu,
lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya, dan keadaan pekerjaan-pekerjaan lain
disekelilingnya.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sistem kerja harus dirancang dengan
memadukan gerakan-gerakan yang benar dan hemat tenaga (ekonomis). Prinsip-prinsip gerakan
yang demikian disebut “Ekonomi Gerakan”, dimana secara garis besar terdiri dari tiga kelompok
(Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 120), yaitu:
a. Prinsip Ekonomi Gerakan yang Berhubungan dengan Tubuh Manusia dan Gerakannya
Berikut adalah perinsip-prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia dan
gerakannya :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur bersamaan kecuali sedang istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika suatu terhadap lainnya simetris dan
berlawanan arah.
4. Gerakan, tubuh atau tangan sebaiknya dihemat. Gerakan hanya bagian badan yang
diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
5. Sebaiknya memanfaatkan momentum untuk membantu gerakan.
6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan yang
dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja
harus mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerjanya.
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
b. Prinsip Ekonomi Gerakan yang Berhubungan dengan Pengaturan Tata Letak Tempat
Kerja
Prinsip ekonomi gerakan dengan pengaturan tataletak tempat kerja ada 8. Berikut adalah prinsip
ekonomi gerakan yang berhubungan dengan pengaturan tataletak tempat kerja :
1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu
dan tetap.
2. Bahan dan peralatan ditempatkan pada tempat yang mudah, cepat, dan enak untuk
dijangkau.
3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan
memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang mudah
diambil. Hal ini akan menghemat tenaga dan biaya.
4. Untuk menyalurkan benda yang telah diproses, sebaiknya dirancang mekanisme yang
disusun sedemikian rupa sehingga gerakan dapat dilakukan dengan urutan yang terbaik.
5. Bahan dan peralatan kerja sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga gerakan dapat
dilakukan dengan urutan yang terbaik.
6. Tipe dan tinggi kursi sebaiknya memungkinkan operator untuk bekerja dengan duduk atau
sambil berdiri.
7. Tipe dan tinggi kursi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat mempunyai sikap
duduk/postur yang baik dan aman.
8. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sehingga dapat membentuk kondisi
lingkungan yang baik untuk penglihatan.
c. Prinsip Ekonomi Gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan
Ada lima prinsip dalam ekonomi gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan,
yaitu:
1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan perkakas
pembantu atau alat yang dapat digerakkkan kaki dapat dirancang.
2. Sebaiknya peralatan dirancang “Multi Function”.
3. Peralatan perlu dirancang agar mudah dipegang dan mudah disimpan.
4. Bila masing-masing jari tangan harus berfungsi beban harus didistribusikan sesuai dengan
kemampuan masing-masing jari.
5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu, sebaiknya diatur sedemikian,
sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik serta dengan tenaga yang
minimum.
Penentuan waktu baku yang sebelumnya dikembangkan untuk pekerjaan-pekerjaan pabrik,
tidak dapat ditetapkan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor, yang dimana pekerjaan-pekerjaan kantor lebih
memperhatikan elemen-elemen kerja melalui elemen gerakan. Sehingga, hal ini kemudian dilakukan
dengan menjadikan elemen-elemen gerakan sebagai rincian dari suatu pekerjaan. Yang dimaksud
dengan elemen-elemen gerakan disini adalah serupa dengan yang dimaksud oleh Gilberth dan istrinya
mengenai therblig-therblig. Cara ini dikenal dengan penentuan waktu baku dengan data waktu gerakan
(Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 192). Adapun cara yang akan digunakan
untuk menentukan waktu baku dengan menggunakan data waktu gerakan atau studi gerakan diantaranya
adalah metode Faktor Kerja (Work Factor) dan Pengukuran Waktu Metoda (Motion Time
Measurement/Measurement Time Method MTM)
2.3.2 Work Factor (WF)
Faktor kerja atau work factor adalah salah satu sistem diantara data sistem-sistem yang
dikembangkan sebagai data waktu gerakan. Pada faktor kerja, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-
elemen gerak Menjangkau (Reach), Membawa (Move), Memegang (Grasp), Mengarahkan
Sementara(Preposotion), Merakit (Assemble), Lepas Rakit (Disassasemble), Memakai (Use),
Melepaskan (Realease), Dan Proses Mental (Mental Process), sesuai dengan pekerjaan yang
bersangkutan.
Dalam menentukan waktu penyelesaian, yang diperhatikan adalah bagian badan yang
menggerakannya, faktor kerja yang berlaku dan variable yang sesuai untuk gerakannya. Umumnya
bagian badan yang bergerak adalah jari atau telapak tangan, putaran lengan, lengan dan telapak kaki.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu gerakan yaitu berat atau hambatan, keadaan
perhentian, pengarahan, kehati-hatian gerakan dan perubahan arah gerak yang semuanya ini disebut
faktor-faktor kerja.
Ada empat variabel yang diperhitungkan disini, yaitu anggota badan yang digerakan, jarak yang
ditempuh, kontrol manusia (manual control) yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat.
Dalam faktor kerja diperhatikan enam faktor anggota badan berikut :
Jari atau Telapak Tangan (F atau H)
Walaupun jari dan telapak tangan merupakan bagian-bagian badan yang tidak sama,
penyelidikan faktor kerja menunjukkan bahwa perbedaan waktu diantaranya sangat kecil dan
dapat diabaikan, sehingga keduanya dapat dianggap sama.
Yang dimaksud dengan geraan-gerakan jari dan telapak tangan adalah gerakan bagian-bagian
badan ini maupun telapak tangan yang bersumbu pada pergelangan tangan.
Putaran Lengan (LS)
Yang termasuk disini adalah bila lengan dibawah berputar pada sumbunya sementara siku
ditekuk. Selain itu seluruh tangan berputar pada sumbunya dengan berpangkal pada bahu dan
siku tidak ditekuk, termasuk dalam gerakan ini. Begitu pula kombinasi antara keduanya.
Lengan (A)
Gerakan lengan terjadi bila lengan bawah bergerak dengan sumbu siku, seluruh lengan bergerak
dengan sumbu bahu atau kombinasi keduanya.
Badan bagian atas (T)
Gerakan badan bagian atas dapat berupa gerakan kedepan, kebelakang, kesamping ataupun
berputar.
Telapak kaki (F)
Bila telapak kaki bergerak mengerjakan sesuatu, seperti ketika menginjak pedal gas kendaraan,
maka gerakannya disebut gerakan telapak kaki.
Jarak (D)
Yang dimaksud dengan jarak adalah jarak lurus antara titik dimulainya gerakan sampai titik
berhentinya.
Di dalam kerja ada dua gaya yang harus benar-benar diperhatikan yaitu:
Berat atau Tahanan (W)
Dua gaya yang harus diperhatikan adalah tahanan yang harus diatasi dan berat benda yang
dipindahkan, tahanan terjadi, misalnya pada pekerjaan mendorong sebuah kotak pada sebuah
meja, atau menekan sebuah pedal gas. Penyelidikan kerja menunjukkan bahwa berat atau
tahanan, untuk sekelompok berat tertentu tidak mempunyai perbedaan yang berarti satu dari
lainnya sehungga perbedaan ini dapat diabaikan. Karenanya pengaruh faktor ini pada waktu
gerakan dibagi dalam beberapa kelompok berat.
Kontrol manual
Kontrol terhadap suatu gerakan mempengaruhi lamanya gerakan. Semakin besar kontrol
diperlukan, semakin lama waktu yang dibutuhkannya.
Besar kecilnya control ditentukan oleh beberapa banyak diantara factor dibawah ini yang
tersangkut dalam suatu gerakan :
1. Keadaan Perhentian yang pasti (Definete Stop) Lambang D
Bila letak perhentian suatu gerakan merupakn tempat yang pasti maka perhentian ini disebut
perhentian pasti. Umumnya gerakan jangkau yang mendahului gerakan pegang atau angkut
yang mendahului gerakan Pegang atau Angkut yang mendahului gerakan rakit harus berhenti
pada suatu tempat yang pasti.
2. Pengarahan (Steering) Lambang S
Bila letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang pasti maka perhentian ini
Pengarahan. Seringkali factor ini terjadi bersama Perhentian Pasti, dimana untuk suatu
gerakan diperlukan factor pengarahan.
3. Kehati-hatian (Precaution) Lambang P
Gerakan yang pengerjaannya memerlukan kehati-hatian misalnya untuk menghindari, atau
control lain, mengandung factor kehati-hatian didalamnya.
4. Perubahan Arah Gerak (Change Direction) lambang U
Perubahan arah gerak adalah factor yang tersangkut bila dalam suatu gerakan terjadi
perubahan arah yang cukup tajam.
Data waktu gerakan menurut faktor kerja dapat dilihat dalam table. Data waktu gerakan ini
ditabelkan sedemikian rupa sehingga jika suatu gerakan kerja setelah dapat didefinisikan sesuai
dengan empat variabel utama yang telah diuraikan. Maka waktu penyelesaian pekerjaan yang
tepat akan bisa dipilih secara cepat. Nilai-nilai yang tercantum dalam table masih belum
termasuk faktor kelonggaran.
Tabel waktu gerakan kerja mencantumkan waktu-waktu gerakan menurut anggota badan
yang menggerakannya. Pada bagian paling kiri setiap table akan terdapat kolom jarak, yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh setiap gerakan. Kolom disebelahnya menunjukkan waktu untuk
gerakan tersebut bila gerakannya merupakan gerakan dasar, yaitu gerakan dengan tidak ada
satupun faktor kerja yang terkait didalamnya.
Cara Menggunakan Tabel
Tabel Waktu Gerakan Faktor Kerja mencantumkan waktu-waktu gerak menurut anggota badan
yang menggerakannya, contoh pada Gambar 2.1:
Iftikar Z. Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja,
Penerbit ITB.
PANDUAN PRAKTIKUM MODUL II DSK
STUDI GERAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTM
DAN WF
COVER
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Uraian mengenai ruang lingkup tugas besar terkait dengan perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan cara Motion Time Measurement (MTM) dan Work Factor (WF).
BAB II LANDASAN TEORI
Memuat teori-teori pendukung yang berhubungan dengan perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan menggunakan metode MTM dan WF.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Uraian Prolog pengumpulan data yang dilakukan saat implementasi.
3.1.1 Produk yang Diteliti
Uraian mengenai produk yang diteliti, dimulai dari material dasar yang digunakan oleh
produk dan komponen yang digunakan untuk merakit produk tersebut.
3.1.2 Deskripsi Kerja
Mendeskripsikan mengenai tahapan dari pekerjaan pembuatan produk (Steker Listrik
atau U-Clamp) sesuai dengan produk yang dirakit.
3.2 Pengolahan Data
Uraian pengolahan data secara detail mengenai perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan menggunakan metode MTM dan WF.
3.1.1 Perhitungan Waktu Baku dengan Studi Gerakan
(Uraikan terlebih dahulu mengenai langkah-langkah dalam perhitungan waktu baku
dengan studi gerakan)
3.2.1.1 Penentuan Faktor Kelonggaran
(Uraian terlebih dahulu mengenai penentuan faktor penyesuaian dan kelonggaran pada
pekerja saat melakukan pekerjaannya pada kedua stasiun kerja kemudian digambarkan secara
terpisah kedalam tabel seperti dibawah ini
3.2.1.2 Perhitungan Waktu Baku dengan Metode Work Factor (WF)
Uraian mengenai metode Work Factor. Dilanjutkan dengan perhitungan Waktu Baku
dengan metode WF sesuai dengan proses perakitan produk yang ditunjukkan pada Tabel
dibawah ini (Contoh).
Tabel... Perhitungan Waktu Baku WF
Waktu
No Tangan Kanan Notasi Notasi Tangan Kiri
TUU
Menjangkau Landasan
1 A16D 73 A16D Menjangkau Pengait 1
Depan
Memegang Landasan
2 F1 16 F1 Memegang Pengait 1
Depan
Jadi, WN = 1894 TU
Perhitungan waktu baku berdasarkan work factor (WF) adalah sebagai berikut:
(TU = 0,0001)
WB = Wn x TU x i
= 1894 x 0,0001 x 0.05
= 0,00947 menit
3.2.1.3 Perhitungan Waktu Baku dengan Metode Motion Time Measurement (MTM)
Uraian mengenai metode Motion Time Measurement. Dilanjutkan dengan perhitungan
Waktu Baku dengan metode MTM sesuai dengan proses perakitan produk yang ditunjukkan
pada Tabel dibawah ini (Contoh)
Tabel ... Perhitungan Waktu Baku MTM
Waktu
Tangan Kanan Notasi Notasi Tangan Kiri
TMU
Menjangkau Landasan
RE16A 11,4 RE16A Menjangkau Pengait 1
Depan
Memegang Landasan
M16A 16,0 M16A Memegang Pengait 1
Depan
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Faktor Kelonggaran
4.2 Analisis Waktu Baku dengan Menggunakan Metode Work Factor dan Motion
Time Measurement
4.3 Usulan Perbaikan Waktu Baku dengan Metode Work Factor dan Motion Time
Measurement
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari modul 2 yang telah dilakukan dalam bentuk point.
DAFTAR PUSTAKA