Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

STUDI GERAKAN MENGGUNAKAN METODE


MOTION TIME MEASUREMENT (MTM) DAN
WORK FACTOR (WF)
MODUL II
STUDI GERAKAN MENGGUNAKAN METODE
MOTION TIM MEASUREMENT (MTM) DAN WORK FACTOR (WF)

2.1 PENDAHULUAN
Tingkat persaingan yang cukup tinggi pada setiap perusahaan menuntut perusahaan untuk
memiliki produktivitas yang baik, sehingga perusahaan dapat berkembang dan berada lebih baik dari
perusahaan pesaingnya. Hal penting dalam meningkatkan produktivitas kerja adalah efektivitas dan
efisiensi sistem kerja. Efektivitas berkaitan dengan waktu yang digunakan dalam mencapai tujuan
perusahaan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang digunakan dalam
setiap proses pada sistem kerja tersebut. Kriteria sistem kerja yang baik adalah sistem kerja yang
memiliki efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat
komponen, yaitu manusia, bahan, perlengkapan, dan peralatan seperti mesin dan perkakas pembantu,
lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya, dan keadaan pekerjaan-pekerjaan lain
disekelilingnya.

2.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mampu memahami proses pengukuran waktu secara tidak langsung.
2. Praktikan mampu menghitung waktu baku dengan pengukuran waktu secara tidak
langsung.
3. Praktikan memahami dan mampu melakukan pengukuran waktu baku dengan metode studi
gerakan.

2.3 LANDASAN TEORI


Pengukuran waktu dilakukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan.
Waktu baku yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam suatu sistem kerja terbaik.
Secara garis besar teknik-teknik pengukuran waktu baku dibagi kedalam dua bagian
(Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 131), yaitu :
a. Secara langsung
Cara ini disebut demikian karena pengukurannya dilakukan secara langsung, yaitu ditempat
dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Dua cara yang termasuk didalamnya adalah
cara jam henti (Stopwatch time study) dan sampling pekerjaan (Work sampling).
b. Secara tak langsung
Cara ini melakukan penghitungan waktu tanpa harus berada di tempat pekerjaan, yaitu dengan
membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-
elemen gerakan. Adapun yang termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu
gerakan.
Waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dijalankan dengan suatu sistem kerja tertentu dapat
ditentukan dengan salah satu metode tersebut. Apabila pengukuran dilakukan terhadap beberapa
alternatif sistem kerja, maka alternatif yang dipilih adalah sistem yang membutuhkan waktu
penyelesaian tersingkat.
2.3.1 Pengukuran Waktu Baku Secara Tidak Langsung
Pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan dengan cara menggunakan tabel yang telah
distandarkan, dengan catatan mengetahui setiap gerakan pekerja ketika melakukan suatu pekerjaan.
Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran waktu baku secara tidak langsung ini yaitu studi
gerakan.
Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh pekerja
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak
perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk
tenaga, waktu pekerja maupun dana (Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 102).
Gerakan untuk mengefektifkan penerapannya, muncul dari seorang konsultan “Methods Engineering”
ternama dari Jepang Mr. Shigeo Singo. Dia mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilbreth
menjadi empat kelompok, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Selain itu gerakan-gerakan dapat juga diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu:
1. Efektif
- Physical Basic Division: Reach, Grasp, Move, Hold, Preposition, Release
- Objective Basic Division: Use, Assemble, Disassemble
2. Inefektif
- Mental atau semimental Basic Division: Search, Select, Position, Inspect, Plan
- Delay: Avoidable delay, Inavoidable delay, Rest

Tabel 2.1 Elemen Gerakan THERBLIG

(Sumber: Sutalaksana, dkk. 2006, hal. 103)

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sistem kerja harus dirancang dengan
memadukan gerakan-gerakan yang benar dan hemat tenaga (ekonomis). Prinsip-prinsip gerakan
yang demikian disebut “Ekonomi Gerakan”, dimana secara garis besar terdiri dari tiga kelompok
(Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 120), yaitu:
a. Prinsip Ekonomi Gerakan yang Berhubungan dengan Tubuh Manusia dan Gerakannya
Berikut adalah perinsip-prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia dan
gerakannya :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur bersamaan kecuali sedang istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika suatu terhadap lainnya simetris dan
berlawanan arah.
4. Gerakan, tubuh atau tangan sebaiknya dihemat. Gerakan hanya bagian badan yang
diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
5. Sebaiknya memanfaatkan momentum untuk membantu gerakan.
6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan yang
dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja
harus mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerjanya.
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
b. Prinsip Ekonomi Gerakan yang Berhubungan dengan Pengaturan Tata Letak Tempat
Kerja
Prinsip ekonomi gerakan dengan pengaturan tataletak tempat kerja ada 8. Berikut adalah prinsip
ekonomi gerakan yang berhubungan dengan pengaturan tataletak tempat kerja :
1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu
dan tetap.
2. Bahan dan peralatan ditempatkan pada tempat yang mudah, cepat, dan enak untuk
dijangkau.
3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan
memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang mudah
diambil. Hal ini akan menghemat tenaga dan biaya.
4. Untuk menyalurkan benda yang telah diproses, sebaiknya dirancang mekanisme yang
disusun sedemikian rupa sehingga gerakan dapat dilakukan dengan urutan yang terbaik.
5. Bahan dan peralatan kerja sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga gerakan dapat
dilakukan dengan urutan yang terbaik.
6. Tipe dan tinggi kursi sebaiknya memungkinkan operator untuk bekerja dengan duduk atau
sambil berdiri.
7. Tipe dan tinggi kursi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat mempunyai sikap
duduk/postur yang baik dan aman.
8. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sehingga dapat membentuk kondisi
lingkungan yang baik untuk penglihatan.
c. Prinsip Ekonomi Gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan
Ada lima prinsip dalam ekonomi gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan,
yaitu:
1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan perkakas
pembantu atau alat yang dapat digerakkkan kaki dapat dirancang.
2. Sebaiknya peralatan dirancang “Multi Function”.
3. Peralatan perlu dirancang agar mudah dipegang dan mudah disimpan.
4. Bila masing-masing jari tangan harus berfungsi beban harus didistribusikan sesuai dengan
kemampuan masing-masing jari.
5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu, sebaiknya diatur sedemikian,
sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik serta dengan tenaga yang
minimum.
Penentuan waktu baku yang sebelumnya dikembangkan untuk pekerjaan-pekerjaan pabrik,
tidak dapat ditetapkan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor, yang dimana pekerjaan-pekerjaan kantor lebih
memperhatikan elemen-elemen kerja melalui elemen gerakan. Sehingga, hal ini kemudian dilakukan
dengan menjadikan elemen-elemen gerakan sebagai rincian dari suatu pekerjaan. Yang dimaksud
dengan elemen-elemen gerakan disini adalah serupa dengan yang dimaksud oleh Gilberth dan istrinya
mengenai therblig-therblig. Cara ini dikenal dengan penentuan waktu baku dengan data waktu gerakan
(Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 192). Adapun cara yang akan digunakan
untuk menentukan waktu baku dengan menggunakan data waktu gerakan atau studi gerakan diantaranya
adalah metode Faktor Kerja (Work Factor) dan Pengukuran Waktu Metoda (Motion Time
Measurement/Measurement Time Method MTM)
2.3.2 Work Factor (WF)
Faktor kerja atau work factor adalah salah satu sistem diantara data sistem-sistem yang
dikembangkan sebagai data waktu gerakan. Pada faktor kerja, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-
elemen gerak Menjangkau (Reach), Membawa (Move), Memegang (Grasp), Mengarahkan
Sementara(Preposotion), Merakit (Assemble), Lepas Rakit (Disassasemble), Memakai (Use),
Melepaskan (Realease), Dan Proses Mental (Mental Process), sesuai dengan pekerjaan yang
bersangkutan.
Dalam menentukan waktu penyelesaian, yang diperhatikan adalah bagian badan yang
menggerakannya, faktor kerja yang berlaku dan variable yang sesuai untuk gerakannya. Umumnya
bagian badan yang bergerak adalah jari atau telapak tangan, putaran lengan, lengan dan telapak kaki.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu gerakan yaitu berat atau hambatan, keadaan
perhentian, pengarahan, kehati-hatian gerakan dan perubahan arah gerak yang semuanya ini disebut
faktor-faktor kerja.
Ada empat variabel yang diperhitungkan disini, yaitu anggota badan yang digerakan, jarak yang
ditempuh, kontrol manusia (manual control) yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat.
Dalam faktor kerja diperhatikan enam faktor anggota badan berikut :
 Jari atau Telapak Tangan (F atau H)
Walaupun jari dan telapak tangan merupakan bagian-bagian badan yang tidak sama,
penyelidikan faktor kerja menunjukkan bahwa perbedaan waktu diantaranya sangat kecil dan
dapat diabaikan, sehingga keduanya dapat dianggap sama.
Yang dimaksud dengan geraan-gerakan jari dan telapak tangan adalah gerakan bagian-bagian
badan ini maupun telapak tangan yang bersumbu pada pergelangan tangan.
 Putaran Lengan (LS)
Yang termasuk disini adalah bila lengan dibawah berputar pada sumbunya sementara siku
ditekuk. Selain itu seluruh tangan berputar pada sumbunya dengan berpangkal pada bahu dan
siku tidak ditekuk, termasuk dalam gerakan ini. Begitu pula kombinasi antara keduanya.
 Lengan (A)
Gerakan lengan terjadi bila lengan bawah bergerak dengan sumbu siku, seluruh lengan bergerak
dengan sumbu bahu atau kombinasi keduanya.
 Badan bagian atas (T)
Gerakan badan bagian atas dapat berupa gerakan kedepan, kebelakang, kesamping ataupun
berputar.
 Telapak kaki (F)
Bila telapak kaki bergerak mengerjakan sesuatu, seperti ketika menginjak pedal gas kendaraan,
maka gerakannya disebut gerakan telapak kaki.
 Jarak (D)
Yang dimaksud dengan jarak adalah jarak lurus antara titik dimulainya gerakan sampai titik
berhentinya.
Di dalam kerja ada dua gaya yang harus benar-benar diperhatikan yaitu:
 Berat atau Tahanan (W)
Dua gaya yang harus diperhatikan adalah tahanan yang harus diatasi dan berat benda yang
dipindahkan, tahanan terjadi, misalnya pada pekerjaan mendorong sebuah kotak pada sebuah
meja, atau menekan sebuah pedal gas. Penyelidikan kerja menunjukkan bahwa berat atau
tahanan, untuk sekelompok berat tertentu tidak mempunyai perbedaan yang berarti satu dari
lainnya sehungga perbedaan ini dapat diabaikan. Karenanya pengaruh faktor ini pada waktu
gerakan dibagi dalam beberapa kelompok berat.
 Kontrol manual
Kontrol terhadap suatu gerakan mempengaruhi lamanya gerakan. Semakin besar kontrol
diperlukan, semakin lama waktu yang dibutuhkannya.
Besar kecilnya control ditentukan oleh beberapa banyak diantara factor dibawah ini yang
tersangkut dalam suatu gerakan :
1. Keadaan Perhentian yang pasti (Definete Stop) Lambang D
Bila letak perhentian suatu gerakan merupakn tempat yang pasti maka perhentian ini disebut
perhentian pasti. Umumnya gerakan jangkau yang mendahului gerakan pegang atau angkut
yang mendahului gerakan Pegang atau Angkut yang mendahului gerakan rakit harus berhenti
pada suatu tempat yang pasti.
2. Pengarahan (Steering) Lambang S
Bila letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang pasti maka perhentian ini
Pengarahan. Seringkali factor ini terjadi bersama Perhentian Pasti, dimana untuk suatu
gerakan diperlukan factor pengarahan.
3. Kehati-hatian (Precaution) Lambang P
Gerakan yang pengerjaannya memerlukan kehati-hatian misalnya untuk menghindari, atau
control lain, mengandung factor kehati-hatian didalamnya.
4. Perubahan Arah Gerak (Change Direction) lambang U
Perubahan arah gerak adalah factor yang tersangkut bila dalam suatu gerakan terjadi
perubahan arah yang cukup tajam.
Data waktu gerakan menurut faktor kerja dapat dilihat dalam table. Data waktu gerakan ini
ditabelkan sedemikian rupa sehingga jika suatu gerakan kerja setelah dapat didefinisikan sesuai
dengan empat variabel utama yang telah diuraikan. Maka waktu penyelesaian pekerjaan yang
tepat akan bisa dipilih secara cepat. Nilai-nilai yang tercantum dalam table masih belum
termasuk faktor kelonggaran.
Tabel waktu gerakan kerja mencantumkan waktu-waktu gerakan menurut anggota badan
yang menggerakannya. Pada bagian paling kiri setiap table akan terdapat kolom jarak, yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh setiap gerakan. Kolom disebelahnya menunjukkan waktu untuk
gerakan tersebut bila gerakannya merupakan gerakan dasar, yaitu gerakan dengan tidak ada
satupun faktor kerja yang terkait didalamnya.
Cara Menggunakan Tabel
Tabel Waktu Gerakan Faktor Kerja mencantumkan waktu-waktu gerak menurut anggota badan
yang menggerakannya, contoh pada Gambar 2.1:

Distance Basic Work Factor


Moved 1 2 3 4 c
(L) Leg – Measured at Ankle
a 1’’ 21 30 39 46 53
2’’ 23 33 42 51 38
3’’ 26 37 48 57 65
4’’ 30 43 55 66 76 b
d Weight Male in 8 42 UP - -
Lbs. Fem. 4 21 Up - -
Gambar 2. 1 Tabel WF
Keterangan: a = Kolom jarak, yaitu jarak yang ditempuh setiap gerakan.
b = Kolom waktu untuk gerakan (satuan Time Unit)
c = Menyatakan banyaknya faktor kerja yang tersangkut dalam gerakan.
d = Menyatakan benda
Notasi Umum Cara Faktor Kerja
Notasi Umum : a b c
dimana : a = notasi untuk anggota badan yang bergerak
b = jarak yang ditempuh
c = menyatakan banyaknya faktor kerja yang tersangkut dalam gerakan
contoh :
 Menjangkau suatu benda sejauh 20 inchi
A 20 D = 80/10000 = 0,0080 menit
 Membawa suatu benda seberat 4 pon ke meja kerja yang berjarak 30 inchi
A 30 WD = 119/10000 = 0,0119 menit
 Memutar sekrup ke ujung mur sebesar 180 derajat
FS 180 D = 40/10000 = 0,0040 menit
Berikut adalah contoh pembuatan perhitungan waktu baku dengan Work Factor. Analisa
gerakan kerja diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mengambil sebuah pena yang terletak di meja
kerja, menuliskan sesuatu pada selembar kertas,mengembalikan lagi pena ke tempatnya dimeja, dan
tangan brgerak kembali ke kertas yang telah ditulis. Pemegang pena (pen holder) dalam hal ini terletak
di meja sejauh 12 inchi dari pusat area penulisan. Dengan analisa Work-Factor persoalan tersebut dapat
diselesaikan sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Contoh Perhitungan Work Factor
No Analisa Waktu
Deskripsi elemen kerja
Elemen Gerakan (menit)
1 menjangkau pena sejauh 12" A12D 0.0065
2 membawa pena menuju kertas yang akan ditulis sejauh 12" A12D 0.0065
menempatkan atau mengarahkan pena kembali pada kertas yang
3 0.5F1 0.0008
akan ditulis
4 menggoreskan pena membuat tanda X F1SD 0.0029
menempatkan atau mengarahkan pena kembali pada kertas yang
5 F1D 0.0023
akan ditulis
6 membawa pena kembali ke pemegang (pen holder) sejauh 12" A12D 0.0085
7 mengarahkan pena agar bisa masuk ke dalam pemegangnya 0.5FA1 0.0007
8 memasukan pena ke dalam pemegangnya F1P 0.0023
9 melepaskan pena 0.5F1 0.0008
10 menggerakan tangan kembali ke kertas sejauh 12" A12D 0.0065
Total Waktu (menit) 0.0378

2.3.3 Pengukuran Waktu Cara MTM (Measurement Time Method)


Dalam metoda MTM, pengukuran waktu dibagi kedalam 7 gerakan yaitu (Sutalaksana,
Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal: 197):
1. Menjangkau (RE)
2. Mengangkut (M)
3. Memutar ( T )
4. Memegang (G)
5. Melepas (RL)
6. Lepas rakit (D)
7. Gerakan Mata (E)
Berikut adalah penjelasan mengenai 7 gerakan utama pada pengukuran waktu tersebut serta
beberapa gerakan yang biasa dilakukan saat melakukan pekerjaan :
a. Menjangkau (RE)
Menjangkau adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk
memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan
menjangkau ini bervariasi dan tergantung pada faktor-faktor seperti keadaan/kondisi tujuan, panjang
gerakan, dan macam gerak jangkauan yang dilakukan. Kelima kelas menjangkau tersebut adalah sebagai
berikut:
 Menjangkau kelas A
Gerakan menjangkau ke arah suatu tempat yang pasti, atau ke suatu obyek di tangan lain.
 Menjangkau kelas B
Gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu
dan diketahui lokasinya.
 Menjangkau kelas C
Gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang bercampur aduk dengan banyak obyek lain.
 Menjangkau kelas D
Gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang kecil sehingga diperlukan suatu alat pemegang
khusus.
 Menjangkau kelas E
Gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.
Panjang gerakan menjangkau adalah merupakan lintasan yang sebenarnya, tidak hanya sekedar berupa
garis lurus yang menunjukkan jarak antara dua titik lokasi.
b. Mengangkut (M)
 Mengangkut kelas A
Jika gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek dari satu tangan ke tangan yang lain atau
berhenti karena suatu sebab.
 Mengangkut kelas B
Jika gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti
atau mendekati.
 Mengangkut kelas C
Jika gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu sasaran yang letaknya sudah
tertentu/tetap.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dipengaruhi oleh variabelvariabel seperti kondisi sasaran
yang dituju, jarak yang harus ditempuh, jenis atau tipe pengangkutan, dan faktor-faktor berat, dinamika
atau statika obyek. Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut juga dipengaruhi oleh panjangnya
gerakan.
c. Memutar (T)
Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam keadaan kosong atau
membawa beban. Gerakan di sini berputar pada tangan, pergelangan, dan lengan sepanjang sumbu
lengan tangan yang ada. Waktu dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua variabel yaitu
derajat putaran dan faktor berat yang harus dipikul.
d. Crank
Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan , tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda
dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil.
e. Gerakan Menekan (Apply Pressure)
Gerakan menekan (Apply Pressure) ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang
termasuk dalam gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng.
f. Memegang (G)
Memegang adalah elemen dasar yang digerakkan dengan maksud utama untuk menguasai sebuah
atau beberapa objek baik dengan jari maupun dengan tangan untuk memungkinkan melakukan
gerakan dasar berikutnya. Hal-hal yang mempengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah sulitnya
dipegang, bercampur tidaknya dengan objek lain, bentuk objek dan lain-lain.
g. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk menggabungkan, mengarahkan
atau memasangkan satu obyek dengan obyek lainnya. Gerakan yang ada disini cukup sederhana
sehingga tidak diklasifikasikan seperti elemen-elemen gerakan dasar yang lain. Waktu untuk gerakan
mengarahkan dipengaruhi oleh derajat kesesuaian, bentuk simetris, dan kemudahan untuk ditangani
(handling).
h. Melepas (RL)
Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu obyek oleh jari/tangan.
Ada dua klasifikasi gerakan melepas, yang pertama adalah gerakan melepas normal yaitu secara
sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan yang kedua adalah gerakan melepas sentuhan yaitu
dimulai dan diselesaikan penuh sesaat elemen gerakan menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu
idle. Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu yang untuk melaksanakannya bila
gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.
i. Melepas Rakit (Disassamble atau Disengage)
Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan kontak antara satu
obyek dengan obyek lainnya. Hal ini termasuk gerakan memaksa yang dipengaruhi oleh mudah atau
tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan atau mudah sulitnya obyek dipegang. Waktu yang
dibutuhkan untuk gerakan lepas rakit akan dipengaruhi oleh tiga variabel seperti tingkatan
hubungan/sambungan dari obyek-obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling,
faktor kehati-hatian yang perlu dipertimbangkan.
j. Gerakan Mata (Eye Movement)
Sebagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan dan memfokuskan mata
bukanlah merupakan faktor-faktor yang menghambat sehingga konsekuensinya hal ini tidak akan
mempengaruhi waktu untuk melaksanakan operasi kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata
yaitu eye focus time dan eye travel time. Eye focus time (gerakan mata untuk fokus) akan memerlukan
waktu untuk melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya untuk waktu yang cukup
lama guna menentukan karakteristikkarakteristik dari obyek tersebut (obyek dilihat tanpa
mengangkat mata). Selanjutnya eye travel time (gerakan perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak
di antara obyek-obyek yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata.
k. Gerakan Anggota Badan, Kaki, dan Telapak Kaki (Body,Leg,Foot)
Gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya
lutut, pinggang,dan lain-lain. Di dalam operasioperasi kerja di industri, seringkali dijumpai bahwa
gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama. Biasanya
metode yang paling efektif untuk melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih
anggota tubuh yang bergerak pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan
(overlapping) maka hal ini akan bisa menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-
gerakan kerja. Apabila dua gerakan dilaksanakan dalam waktu bersmaan hal ini akan disebut sebagai
kombinasi gerakan (gerakan dilakukan oleh anggota tubuh yang sama), sedangkan bila gerakan-
gerakan tersebut dilakukan oleh anggota tubuh yang berbeda dikenal sebagai gerakan-gerakan
simultan (silmutaneous motions).
2.3.3.1 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pengukuran Waktu Kerja
Pendeskripsian gerakan-gerakan kerja dilaksanakan dengan menuliskan kode-kode tertentu.
Satu hal yang tidak efisien kalau harus mendeskripsikan suatu gerakan dalam kalimat menjangkau
sebuah benda yang terletak di tempat yang pasti pada jarak 5 inci karena hal ini akan cukup ditulis
dengan RSA (dalam waktu 6,5 TMU). Jika simbol-simbol atau kode-kode akan dituliskan, maka cara
penulisan dilakukan dengan menguraikan gerakan-gerakan kerja satu per satu secara berurutan dari atas
ke bawah. Demikian pula apabila gerakan benda kerja tersebut dilakukan oleh tangan kanan atau tangan
kiri harus dituliskan secara terpisah. Sedangkan waktu (dalam unit satuan TMU) dituliskan di kolom
tengah. Contoh penulisan menggunakan pengukuran waktu metode MTM dapat dilihat pada Tabel 2. 3.
Tabel 2. 3 Contoh Pengukuran MTM
Tangan Tangan
TMU
Kiri Kanan
R12C 14.2
G4A 7.3
M10A 11.3
G3 5.6 G3
5.2 M2C
5.6 P1SSE
2 RL1
Total 57.2

Langkah-langkah tersebut di atas menunjukkan gerakan-gerakan kerja tangan kiri menjangkau


obyek sejauh 12 inci (gerakan menjangkau kelas C) dan kemudian diikuti dengan gerakan memegang
obyek G-4A untuk mengambil obyek atau benda kerja. Tangan kiri kemudian bergerak membawa obyek
dan dipindahkan ke tangan yang lain (tangan kanan) sejauh 10 inci dan gerakan membawa dikategorikan
kelas A. Suatu transfer dilakukan sehingga akhirnya obyek dipegang oleh tangan kanan yang membawa
obyek sejauh 12 inci ke lokasi kerja yang pasti, mengarahkan dan akhirnya melepaskan obyek tersebut.
Pada dasarnya pembacaan tabel baik itu dengan Metode Work Factor ataupun Measurement
Time Method adalah sama. Tabel waktu MTM mencantumkan waktu-waktu gerak menurut elemen
gerakannya.
Contoh MTM:
Reach - R c d
Distance TMU Hand in Motion Case an Description
Move A B C or E A B A. Reach the object in
a Inchies D fixed location, or to
% or less 2.0 2.0 2.0 2.0 1.6 1.6 object in other hand or
1 2.5 2.5 3.6 2.4 2.3 2.3 on which other hand rest
2 4.0 4.0 5.9 3.8 3.5 2.7
3 5.3 5.3 7.3 5.3 4.5 3.6 B. Reach to single object in
4 6.1 6.4 8.4 6.8 4.9 4.3 location which may
5 6.5 7.8 9.4 7.4 5.3 5.0 vary slightly from cycle
6 7.0 8.6 10.1 8.0 5.7 5.7 to cycle
Gambar 2. 2 Tabel MTM Reach – R
b
(Sumber: Sutalaksana, dkk. 2006)

Keterangan: a = Kolom jarak.


b = Kolom waktu untuk gerakan
c = Gerakan yang dilakukan oleh operator
d = Penjelasan untuk kolom c
Notasi Umum Cara Metode Kerja
Notasi umum : a b c
Dimana : a = elemen gerak yang bekerja
b = jarak yang ditempuh
c = kelas dari gerakan yang bersangkutan
Contoh:
- Menjangkau suatu benda yang terletak ditempat yang pasti dan berjarak 5
R 5 A = 6,5 TMU = 6,5 x 0,0006 menit = 0,0039 menit
- Memegang sebuah benda yang sangat kecil
G 1 B = 3,5 TMU = 3,5 x 0,0006 menit = 0,0021 menit
Waktu untuk setiap elemen-elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut
dengan “kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian dan keadaan
obyek yang ditempuh. Selain itu, juga menyangkut tentang sulit mudahnya menangani obyek atau
kondisi lainnya. Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah sebesar perkalian 0.00001 jam
dan satuannya dikenal sebagai TMU. Disini, 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006
menit, atau 0,036 detik.
2.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.4.1 Langkah-Langkah Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan pada praktikum Modul II ini adalah sebagai berikut:
a. Praktikan akan melakukan perakitan terhadap produk yang berbeda untuk masing-
masing kelompok
b. Praktikan ditugaskan untuk merakit produk yang telah disediakan sesuai dengan
urutan perakitan yang telah diberikan oleh Asisten
c. Praktikan diharuskan untuk merekam (secara visual) proses perakitan yang
dilakukan agar diketahui setiap tahapan proses perakitan dapat diketahui dan akan
mempermudah dalam pengukuran waktu tidak langsung.
d. Mendeskripsikan elemen kerja yang terjadi pada saat proses perakitan produk
(dilihat dari hasil rekaman).
e. Melakukan perhitungan waktu tidak langsung dengan cara MTM dan WF.
DAFTAR PUSTAKA

 Iftikar Z. Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja,
Penerbit ITB.
PANDUAN PRAKTIKUM MODUL II DSK
STUDI GERAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTM
DAN WF

COVER
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Uraian mengenai ruang lingkup tugas besar terkait dengan perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan cara Motion Time Measurement (MTM) dan Work Factor (WF).
BAB II LANDASAN TEORI
Memuat teori-teori pendukung yang berhubungan dengan perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan menggunakan metode MTM dan WF.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Uraian Prolog pengumpulan data yang dilakukan saat implementasi.
3.1.1 Produk yang Diteliti
Uraian mengenai produk yang diteliti, dimulai dari material dasar yang digunakan oleh
produk dan komponen yang digunakan untuk merakit produk tersebut.
3.1.2 Deskripsi Kerja
Mendeskripsikan mengenai tahapan dari pekerjaan pembuatan produk (Steker Listrik
atau U-Clamp) sesuai dengan produk yang dirakit.
3.2 Pengolahan Data
Uraian pengolahan data secara detail mengenai perhitungan waktu baku secara tidak
langsung dengan menggunakan metode MTM dan WF.
3.1.1 Perhitungan Waktu Baku dengan Studi Gerakan
(Uraikan terlebih dahulu mengenai langkah-langkah dalam perhitungan waktu baku
dengan studi gerakan)
3.2.1.1 Penentuan Faktor Kelonggaran
(Uraian terlebih dahulu mengenai penentuan faktor penyesuaian dan kelonggaran pada
pekerja saat melakukan pekerjaannya pada kedua stasiun kerja kemudian digambarkan secara
terpisah kedalam tabel seperti dibawah ini
3.2.1.2 Perhitungan Waktu Baku dengan Metode Work Factor (WF)
Uraian mengenai metode Work Factor. Dilanjutkan dengan perhitungan Waktu Baku
dengan metode WF sesuai dengan proses perakitan produk yang ditunjukkan pada Tabel
dibawah ini (Contoh).
Tabel... Perhitungan Waktu Baku WF
Waktu
No Tangan Kanan Notasi Notasi Tangan Kiri
TUU
Menjangkau Landasan
1 A16D 73 A16D Menjangkau Pengait 1
Depan
Memegang Landasan
2 F1 16 F1 Memegang Pengait 1
Depan

49 Melepaskan SA8 F1 16 F1 Melepaskan SA8


Total 1894 Total

Jadi, WN = 1894 TU
Perhitungan waktu baku berdasarkan work factor (WF) adalah sebagai berikut:
(TU = 0,0001)
WB = Wn x TU x i
= 1894 x 0,0001 x 0.05
= 0,00947 menit

3.2.1.3 Perhitungan Waktu Baku dengan Metode Motion Time Measurement (MTM)
Uraian mengenai metode Motion Time Measurement. Dilanjutkan dengan perhitungan
Waktu Baku dengan metode MTM sesuai dengan proses perakitan produk yang ditunjukkan
pada Tabel dibawah ini (Contoh)
Tabel ... Perhitungan Waktu Baku MTM
Waktu
Tangan Kanan Notasi Notasi Tangan Kiri
TMU
Menjangkau Landasan
RE16A 11,4 RE16A Menjangkau Pengait 1
Depan
Memegang Landasan
M16A 16,0 M16A Memegang Pengait 1
Depan

Melepas SA8 RL1A 2,0 RL1A Melepas SA8


Total 251,2 Total

Jadi, WN = 251,2 TMU


Perhitungan waktu baku berdasarkan Motion Time Measurement (MTM) adalah sebagai
berikut: (TMU = 0,0006)
WB = Wn x TMU x i
= 251,2 x 0,0006
= 0,007536 menit

BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Faktor Kelonggaran
4.2 Analisis Waktu Baku dengan Menggunakan Metode Work Factor dan Motion
Time Measurement
4.3 Usulan Perbaikan Waktu Baku dengan Metode Work Factor dan Motion Time
Measurement

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari modul 2 yang telah dilakukan dalam bentuk point.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai