Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI

1. WORK SAMPLING
Sampling atau dalam Bahasa asingnya sering disebut dengan Work Sampling adalah suatu
Teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja mesin, proses
atau pekerja/operator. Cara atau metode sampling kerja telat terbukti sangat efektif dan efisien
untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin dan operatornya, cara
ini akan dipakai dapat dipakai untuk penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia
untuk satu pekerjaan, pedayagunaan mesin sebaik-baiknya. Waktu lebih menjadi lebih singkat
dan dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Metoda sampling kerja ini akan dapat digunakan untuk :
• Mengukur “Ratio Delay” dari sejumlah mesin, karyawan/operator dan fasilitas kerja
lainnya. Seperti menentukan prosentasedari jam atau haridimana dimana mesin atau
orang benar benar terlibat dalam aktivitas kerja, dan dimana sama sekali tidak ada
aktivitas kerja
• Menetapkan “Performance Level” dari seseorang dimana selama waktu kerjanga
orang ini bekerja atau tidak bekerja.
• Menentukan waktu bakuuntuk suatu proses/operasi kerja
Metode sampling tersebut dikembangkan berdasarkan hokum probabilitas (the law of
probability)
Prosedur pelaksanaan work sampling
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan Sampling Pekerjaan antara lain :
1. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, menentukan
besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.
2. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik.
3. Memilih operator
4. Pelatihan bagi operator agar terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan.
5. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
6. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa papan pengamatan, lembaran-lembaran
pengamatan, alat tulis.
Aplikasi dari metode sampling kerja
Dengan menggunakan metode ini maka waktu kosong atau menganggur (idle time) dari mesin
atau fasilitas prosuk lainnya akan segera dapat diatasi. Berikut beberapa aplikasi dari metode
sampling kerja untuk beberapa aplikasi dari metode sampling kerja untuk berbagai macam
kegiatan dan kebutuhan, yaitu :
- Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu baku
- Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu tunggu (delay allowance)
Contoh table perhitungan work sampling :

2. PENGUKURAN WAKTU KERJA TIDAK LANGSUNG


Pengukuran kerja dimana operator tidak perlu dating ketempat pekerjaan yang akan diukur
Perhitungan waktu kerja dilakukang dengan membaca table waktu yang tersedia asalkan
mengetahui elemen elemen pekerjaan atau elemen Gerakan
• Metode standar data/formula
Manfaat nya untuk mengurangi aktivitas pengukuran kerja, mempercepat
penetapan waktu baku, dan digunakan untuk problem konstan seperti set up,
loading/unloading dan handling machine
• Metode Analisa regresi
Pendektana dngan Analisa regresi akan dapat diaplikasikan yaitu bila mana
sejumlah data waktu yang diperoleh melalui beberapa eksperimen dan dikaitkan
dengan satu atau beberapa variable
Work factor system
Adalah salah satu predetermined motion system yang paling awal dan secara luas
diaplikasikan
Variable utama :
- Anggota tubung yang digunakan
- Jarak yang harus ditempuh
- Control manual
- Berat yang menghambat

MTM (Methids Time Measurement)


Adalah suatu system penetapan awal batu baku yang dikembangkan berdasarkan studi
gambar Gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja

3. PERANCANG FASILITAS KERJA


Antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat dan berkaitan dengan
produk yang akan dirancang dan manusia yang akan mengoprasikan produk tersebut.

Perencanaan fasilitas ini bias dibagi dalam 3 jenis, yaitu :


1. Perencanaan lokasi,
suatu kegiatan strategis yang tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan sehingga perusahaan bias beroperasi dengan lancer, dengan biaya rendah
2. Perencanaan tata letak,
yaitu meliputi desain atau konfigurasi dari bagian bagian yang membentuk suatu proses
perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi
3. Perencanaan system penanganan material,
yaitu menangani material dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar

untuk perencanaan suatu fasilitas baru ataupun pengebangan dari fasilitas yang sudah ada,
barang yang akan dibuat ataupun jasa yang akan dihasilkan harus bisa dinyatakan secara
kuantitatif termasuk volume dan tingkat kegiatannya, jika memang meungkinkan

menurut Tomlips (1984), proses perencanaan fasilitas adalah suatu proses yang berkelanjutannya
bisa digambarkan dalam bentuk daur hidup fasilitas, antara lain :
4. MANUAL MATERIAL HANDLING
Pekerjaan penanganan material manual (MMH) berkontribusi pada persentase besar dari
lebih dari setengah juta kasus gangguan muskuloskeletal yang dilaporkan setiap tahun di
Amerika Serikat. Gangguan muskuloskeletal sering melibatkan ketegangan dan keseleo
ke punggung bawah, bahu, dan tungkai atas.

Peralatan material handling


Tulang punggung system material handling adalah peralatan material handling. Semua
peralatan material handling diklasifikasi kedalam 3 tipe utama yaitu;
Convenyor (ban berjalan), crane (derek) dan truck (alat angkut)
Convenyor

Contoh konvenyor

Cranes dan hoist


Digunakan untuk memindahkan bebas secara terputus putus dengan area terbatas

Contoh crane

Contoh hoist
Truck
truck yang digerakan tangan atau mesin dapat memindahkan material dengan berbagai
macam jalur yang ada

contoh hand truck

automated guided vehicles

5. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA


Produktivitas kerja adalah suatu ukuran perbandingan kualitan dan kuantitas dari seorang
tenaga kerja secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.

Produktiviyas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah kepada
pencapaian kerja untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu

Aspek aspek produktivitas kerja

1. Perbaikan terus-menerus. Salah satu implikasinya adalah bahwa seluruh komponen


organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Hal tersebut dikarenakan
suatu pekerjaan seluruh dihadapkan pada tuntutan yang terus-menerus berubah seiring
dengan perkembangan zaman.
2. Tugas pekerjaan yang menantang. Dalam jenis pekerjaan apapun akan selalu
terdapat pekerjaan yang menganut prinsip minimalis, yang berarti sudah puas jika
melaksanakan tugasnya dengan hasil yang sekedar memenuhi standar minimal. Akan
tetapi tidak sedikit orang justru menginginkan tugas yang penuh tantangan.

3. Kondisi fisik tempat bekerja. Telah umum dikatakan baik oleh pakar maupun praktisi
manajemen bahwa kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan diperlukan dan
memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan berdasarkan sistem pemasukan fisik per
orang atau per jam kerja orang berdasarkan waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).
Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja, yaitu jumlah kerja yang dapat dilakukan
dalam satu jam oleh pekerja yang sedang bekerja menurut pelaksanaan standar.

Anda mungkin juga menyukai