LANDASAN TEORI
untuk memproduksi barang untuk digunakan atau dijual. Aplikasi umumnya pada
produksi industri, dimana bahan mentah diubah menjadi produk jadi dalam skala
pengembangan, dan penggunaan metode dan alat produksi yang tepat agar produk
1. Desain Produk
sehingga dapat di terima oleh konsumen. Misalkan pada industri makanan kaleng
perusahaan harus merancang jenis makan yang mereka buat, bunbu yang di
akan di gunakan pada proses barang. Hal ini di lakukan berdasarkan desain produk
yang sebelumnya sudah di rancang dengan matang. Pemilihan bahan mentah sangat
berpengaruh pada hasil akhir, sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam proses
3. Proses Pembuatan
lakukan secara fisik, alat atau mesin namun pada penggunaan mesin harus tetap di
kualitas barang tersebut karena bias saja terdapat cacat pada barang jadi tersebut.
Pengecekan ini di lakukan agar produk yang di hasilkan sesuai dengan harapan dan
bekerja dalam suatu aturan tertentu untuk mengubah resource (material, modal,
tenaga, energi dan keterampilan) menjadi produk (barang atau jasa) yang dapat
meningkatkan added value suatu resource. Kegiatan menambah daya guna suatu
menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa fungsi utama sistem manufaktur
Untuk memenuhi kedua aspek permintaan tersebut maka sistem manufaktur harus
standarisasi kerja, dimana usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan
pekerjaan yang spesifikasik pada tingkat kerja yang normal dalam lingkungan kerja
yang terbaik pada saat itu. Secara umum pengukuran waktu kerja terbagi atas dua
bagian yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak langsung. Secara garis
besar tekni-teknik pengukuran waktu kerja di bagi atas dua bagian yaitu:
langsung dimana tempat pekerjaan yang bersangkutan dilakukan. Terdiri dari dua
berada ditempat pekerjaan, yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia dengan
syarat mengetahui jalanya pekerjaan atau gerakan. Yang termasuk dalam kelompok
Data waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja
Pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem, maka yang
terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. pengukuran waktu juga ditujukan
Kelebihan Dan kekurangan pengukuran kerja secara langsung dan tidak langsung
Pengukuran langsung
Kelebihan :
Kekurangan :
- Dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh data waktu yang banyak
berlangsung.
Pengukuran tidak langsung
Kelebihan :
Kekurangan :
- Belum ada data waktu gerakan berupa tabel-tabel waktu gerakan yang
diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lampau.
akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana
waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua
kondisi kerja, cara kerja, dan bakukan secara tertulis sistem kerja yang telah
dianggap baik)
Pilih operator (beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada
pekerja yang akan dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada, operator
yang dipilih memiliki kemampuan normal dan dapat bekerja sama dan
wajar)
Melatih operator
henti ini merupakan cara pengukuran yang obyektif karena waktu ditetapkan
berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak cuma sekedar diestimasi secara subyektif.
Ada 3 metoda yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan
kerja menekan tombol stop watch pada saat elemen kerja pertama dimulai
sebagai snap back method, disini angka penunjuk stop watch akan selalu
dikembalikan lagi keposisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang
diukur
ini akan digunakan 2 atau lebih stop watch yang akan bekerja secara
bergantian
2.3.2 Penetapan Jumlah Siklus Waktu yang Harus Diamati
Penelitian kerja dan analisis kerja pada dasarnya akan memuaskan perhatian
prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja tersebut,
memberikan hasil yang paling efektif dan efisien. Pekerjaan telah dapat dikerjakan
secara efisien waktu penyelesaian berlangsung paling singkat, untuk itu perlu
kerja ini akan berlangsung dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki
menggunakan data yang diperoleh guna menetapkan waktu baku. Uji keseragaman
data bisa dilaksanakan dengan cara visual dan mengaplikasikan peta kontrol
kecil.
Uji keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan
cepat, dengan hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya
“ekstrim” adalah data yang jauh menyimpang dari trend rata-ratanya atau apabila
dilihat melalui peta kontrol dapat dilihat dari data yang keluar dari batas kendali
yakni BKA atau BKB. Data yang terlalu ekstrim ini sebaiknya direduksi dan tidak
Tengah dan Batas Kontrol Bawah (BKB) untuk diagram kontrol individu (I) dapat
Σ𝑅
𝑋= = Garis Tengah
𝑛
𝑀𝑅
BKA = 𝑥 + 3 𝑑2
𝑀𝑅
BKB = 𝑥 − 3 𝑑2
berikut:
∑𝑛
0𝑅
𝑀𝑅 = = Garis Tengah
𝑃−1
BKA = D4𝑀𝑅
BKB = D3𝑀𝑅
Berikut adalah susunan data atau organisasi data dari peta individu I-MR:
Tabel 2.1 Organisasi Data Peta Individu
X1 𝑥1 R1
X2 𝑥2 R2
. . .
. . .
. . .
X1n 𝑥p Rm
bhakan sampai jumlah yang tak terhingga agar data hasil pengukuran layak untuk
digunakan. Namun pengukuran dalam jumlah yang tak terhingga sulit dilakukan
mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada; baik dari segi biaya, tenaga, waktu
dan sebagainya. Sebaliknya, pengumpulan data dalam jumlah yang sekedarnya juga
kurang baik karena tidak mewakili keadaan yang sebenarnya. Untuk itu, pengujian
kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistic, yaitu tingkat
besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan
(wignjosoebroto, 2003):
𝑘 2
√𝑛 ∑𝑛 2 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 − (∑𝑖=1 𝑥𝑖 )
𝑠
N’ = ( ∑𝑛
)
𝑖=1 𝑥𝑖
Dengan:
Xi= Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu elemen kerja pada
pengamatan ke-i
K= Nilai peluang Z1-/2 atau angka deviasi standard untuk yang besarnya tergantung
nilai n≥ 𝑛′. Apabila hal tersebut sudah dipenuhi, maka sampel dianggap sudah
kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian.
Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang
diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar.
menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Penilaian perlu diadakan karena berdasarkan
operator, maka agar harga rata-rata tersebut menjadi wajar, pengukur harus
waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian.
Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh
menggunakan sistem ini adalah dengan menjumlah keempat faktor tersebut dengan
nilai masing-masing faktor pada tabel tersebut, setelah itu apabila total untuk
SKILL EFFORT
+ 0,13 A2 + 0,12 A2
+ 0,08 B2 + 0,08 B2
+ 0,06 C1 Good + 0,05 C1 Good
+ 0,03 C2 + 0,02 C2
- 0,10 E2 - 0,08 E2
- 0,22 F2 - 0,17 F2
CONDITION CONSISTENCY
pribadi, istirahat, melepas lelah dan sebagainya. Karena seorang karyawan tidak
kecepatan normal secara stabil. menurut (wignjosoebroto, 2003) ada tiga jenis
lingkungan, kondisi fisik tiap individu, beban kerja dan faktor lainnya.
dihindari atau masih bisa untuk dihindari. Pada umumnya keterlambatan ini
terjadi pada mesin, karyawan atau hal lain yang diluar kontrol. Sebagai
pada kedekatan toilet, tempat air minum dan fasilitas lainnya. Kelonggaaran
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-
umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator
bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang
berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama.Variasi
dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias
terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu
Dimana:
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
performance kerja operator adalah didasarkan pada satu factor tunggal yaitu
persentase(%) atau angka decimal ,Dimana Performance kerja normal akan sama
yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau pkecepatan kerja operator
yang berubah-ubah.Untuk maksud ini , maka waktu normal dapat diperoleh dari
rumus berikut:
Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita tetapkan sebagai
waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja,karena disini factor-faktor yang
memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus
Rumus (1) Merupakan Rumus secara umum yang paling banyak dipakai
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk
produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.
Ada pula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis
dan logis dalam menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan
metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan
kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang
Apabila kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha untuk memperbaiki metode kerja dari suatu proses
urutan kerja, menentukan mesin yang lebih ekonomis, dan menghilangkan waktu
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metoda kerja dari suatu proses produksi
untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini
dikembangkan oleh Gilberth. Pada saat itu, untuk membuat suatu peta kerja,
Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya
merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu mesin atau sistem
kerja. Contohnya : Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut, Pekerjaan
mengeraskan logam, dan Pekerjaan merakit. Dalam prakteknya, lambang ini juga
Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau
dimensi benda, Memeriksa warna benda, dan Membaca alat ukur tekanan uap pada
bagian dari suatu operasi. Contohnya : Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke
mesin skrap untuk mengalami operasi berikutnya, Suatu objek dipindahkan dari
menunggu untuk dibongkar, dan Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain.
untuk jangka waktu yang cukup lama. Lambang ini digunakan untuk menyatakan
suatu objek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi
lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi
Aktivitas gabungan, Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan
keseluruhan.
Hubungan antara kedua macam kegiatan diatas akan terlihat bila untuk
menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama
beberapa mesin produksi atau stasiun kerja. Dalam hal ini kelancaran proses
produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap stasiun
kerja. Dalam hal ini kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat
tergantung pada kelancaran setiap sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila
didapatkan suatu urutan kerja yang paling baik untuk saat itu. Barulah kemudian
Wignjosoebroto 2009).
Secara garis besarnya, penggambaran kedua kegiatan tersebut dalam bentuk
berdasarkan apa yang telah ada atau cara sekarang. Setiap kegiatan yang
berlangsung, yang terjadi di stasiun-stasiun kerja yang telah digambarkan pada peta
kerja inilah analisis keseluruhan dilakukan. Hasil akhir dinyatakan dalam peta-peta
urutan-urutan operasi dan pemeriksaan sejak dari awal sampai menjadi produk jadi
diperlukan untuk analisa lebih lanjut. Jadi dalam suatu operation process chart, yang
sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai, serta
langkah itu saling mengadakan interaksi satu sama lain. Setiap orang yang
langkah dalam proses tersebut. Ada beberapa cara untuk menggambarkan Flow
Flow Process Chart yang menunjukkan langkah-langkah secara garis besar disebut
Macro Flow Process Chart sedangkan yang menunjukkan secara lebih rinci disebut
Mini Flow Process Chart dan yang paling rinci disebut Micro Flow Process Chart