Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

ORGANISASI & MANAJEMEN PERUSAHAAN INDUSTRI ROTI

DIPO

Dosen Pengampu : Andung Jati Nugroho, S.T.,M.Sc.

Disusun oleh:

Danang Adi Pratama 5190611111

Alansyah Faturohman 5190611188

Bayu Ahmed Razaski 5190611219

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

TEKNOLOGI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2021
BAB III
MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.1 Budaya Organisasi

Budaya organisasi pada hakikatnya, memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu
organisasi.Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih mendalam dan justru
menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang ideal.Masalah budaya
organisasi (Organization Culture) akhir-akhir ini telah menjadi suatu tinjauan yang sangat
menarik terlebih dalam kondisi kerja yang tidak menentu. Budaya (culture) adalah seluruh
total pikiran, karya dan hasil karya manusia, yang tidak berakar pada nalurinya, dan karena
itu hanya bisa dicetuskan manusia sesudah melalui suatu proses belajar. Kebudayaan
merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas member perintah dan
larangan serta mengambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur
prilaku anggota. Jadi budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh sehingga
dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk menjalankan aktivitas organisasi.
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang saling
berinteraksi menurut suatu pola, sehingga anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya
masing- masing.Organisasi, sebagai suatu kesatuan, memiliki tujuan tertentu dan mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Ada begitu
banyak definisi mengenai budaya yang pada hakekatnya tidak jauh berbeda antara satu ahli
dengan ahli lainnya. Budaya organisasi sebagai suatu sistem peran, aliran aktivitas dan proses
(menunjukan proses organisasi atau disebut sistem/pola hubungan kerja) dan melibatkan
beberapa orang sebagai pelaksana tugas/aktivitas, yang dirancang untuk melaksanakan tujuan
bersama. Roti Dipo terletak di Jl. Bantul KM 2.4 , Yogyakarta. Roti Dipo adalah industri yang
bergerak di bidang bisnis jasa makanan, yang dimana usahanya bergerak memproduksi roti
basah dan roti kering. Roti Dipo memiliki 15 karyawan, dimana karyawan menjadi faktor
penting dalam menjalani perusahaan terutama bagian produksi

3.1.1 Produksi

Budaya Organisasi pada tim Produksi dapat dilihat melalui koordinasi dan komunikasi
dalam perusahaan. Pekerjaan dalam Roti Dipo mengharuskan karyawan untuk mampu bekerja
sama secara tim. Dalam perusahaan roti, kerjasama tim atau lebih tepatnya kerjasama antar divisi
sangat diperlukan. Karena pada perusahaan satu roti, dikerjakan oleh lebih dari satu orang. Oleh
karena itu, setiap divisi harus memiliki koordinasi yang baik agar produktivitas perusahaan
berjalan dengan baik. Saat ini kerjasama dan koordinasi di perusahaan Roti Dipo berjalan dengan
baik. Komunikasi yang baik membantu karyawan dalam membentuk koordinasi tim yang baik.
Budaya Organisasi pada divisi produksi di Roti Dipo menunjukkan koordinasi yang baik dalam
pekerjaan serta memberikan pengaruh efisiensi pada perusahaan. Koordinasi yang baik
memberikan dampak positif pada budaya organisasi perusahaan.
3.1.2 Karyawan Produksi

Budaya kerja dibagian produksi adalah terus dengan melakukan inovasi Pada bagian
produksi Roti Dipo sebenarnya tidak diperlukan inovasi yang berlebih dari karyawan. Perusahaan
juga mengharapkan karyawan berinovasi dalam bekerja. Hal ini dikarenakan semua kegiatan kerja
dan proses produksi selain di atur oleh SOP dari buyer. Sesuai dengan perkataan kepala personalia
bahwa semua pekerjaan produksi roti, mulai dari bahan sampai packaging, semuanya sudah diatur
oleh perjanjian dengan buyer. Jadi SOP dari buyer menjadi panduan bekerja karyawan dalam
kegiatan produksi.

3.1.3 Pramuniaga

Budaya Organisasi pada divisi Pramuniaga dipersepsikan baik hal itu karena pramuniaga
di perushaan Roti Dipoi didorong untuk berinovasi agar mampu menciptakan suatu keunikan pada
Roti Dipo. Contohnya seperti pada hari-hari khusus tertentu Roti Dipo selalu mengadakan promo
menarik pada suatu produk, seperti Roti Cokelat, dan lain sebagainya. Pramuniaga di perusahaan
Roti Dipo didorong untuk berinovasi agar mampu menyediakan stok yang cukup pada barang
barang seperti roti basah dan roti kering pada hari-hari khusus tersebut. Pramuniaga
menginovasikan suatu cara agar keterbatasan stock barang yang dijual mampu memenuhi semua
kebutuhan pelanggan. Selain itu inovasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengimbuhkan gerakan
yang khas disaat mengucapkan kalimat sapaan pada pelanggan. Inovasi tentunya dilakukan dengan
lebih gencar agar dapat memperkenalkan keunikan Roti Dipo kepada pelanggan. Seiring dengan
adanya peningkatan sebuah inovasi maka pasti akan diikuti oleh suatu risiko. Suatu risiko yang
dihadapi selanjutnya diatasi dengan cara mengenali risiko yang ada dan dikelola secara tepat.
Mengingat peran pramuniaga yang berada di dalam sebuah organisasi yaitu untuk mewujudkan
tujuan bersama, maka pramuniaga Roti Dipo dituntut harus bisa menghadapi tantangan untuk
meraih kesuksesan dengan cara selalu inovatif dan berani mengambil risiko. Untuk memperoleh
itu semua dibutuhkan suatu pengembangan budaya organisasi yang kuat dalam Roti Dipo. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa
harus bersandar pada birokrasi formal yang kaku dan dapat menekan tumbuhnya inovasi untuk
berkarya. Dengan adanya inovasi yang efektif maka pramuniaga dapat didorong untuk berani
mengatasi risiko secara cerdas

3.1.4 Purchasing, Manajemen dan Administrasi


Purchasing
Budaya Organisasi pada bagian Purchasing menunjukan kinerja yang ada sudah baik,
namun perlu adanya staf Purchasing lain untuk membantu Purchasing Manager dalam tugasnya.
Pengarsipan yang dilakukan juga sudah rapi dan baik. Semua arsip maupun dokumen Accounting
berada pada tempat yang mudah dicari bila sewaktu-waktu dibutuhkan, namun tempat berkas yang
menjadi satu dengan office, membuat ruangan tampak sempit dan tidak semua berkas dapat diarsip
dalam satu ruangan. Diharapkan lokasi penyimpanan berkas maupun arsip penting juga
diprioritaskan. Hambatan yang dialami Purchasing sangat banyak terkait Daily Market List, yakni
yang sering terjadi adalah keterlambatan penyerahan Daily Market List yang membuat
kerterlambatan juga untuk pemesanan kepada supplier.
Manajemen
Budaya Organisasi pada divisi manajemen adalah Targeting Yaitu suatu tindakan
mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari
segmen pasar tersebut untuk dimasuki. Target yang ditetapkan perusahaan Roti Dipo adalah
memasuki beberapa pasar dan juga segmen konsumen. Misalnya saja untuk anak-anak mereka
mengembangkan berbagai jenis Variasi rasa pada roti basah dan roti kering untuk melengkapi
kebutuhan kosumen. Selain itu mereka juga menargetkan untuk memasuki pasar dewasa dengan
menciptkan produk makanan terutama consumer goods seperti membrand produk Roti Dipo
menjadi produk sarapan keluarga dan yang juga dicintai oleh kalangan muda sampai ibu-ibu.
Dalam menentukan target Roti Dipo lebih berfokus kepada penjagaan kualitas dan juga inovasi
produk yang dapat menambahkan value added bagi para konsumen melalui benefit yang mereka
dapatkan dari produk mayora.

Administrasi
Budaya organisasi pada bagian administrasi umum di Perusahaan Roti Dipo secara umum
dipersepsikan baik dan mendukung namun perusahaan harus lebih memperhatikan dan
memperkuat kembali budaya organisasi yang ada sehingga para pelaku organisasi merasa
nyaman dan dapat mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya. Hendaknya
setiap karyawan mampu bersikap dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis, khususnya suasana kerja antar karyawan ditingkatkan agar dapat mempertahankan
kenyamanan dalam berorganisasi

3.1.5 Pemasaran
Budaya Organisasi pada divisi pemasaran mungkin sama dengan purchasing dimana dipersepsikan
baik namun perlu adanya staf Purchasing lain untuk membantu Purchasing Manager dalam
tugasnya. Hal itu mungkin sangat berpengaruh tentang bagaimana divisi pemasaran pada
perusahaann Roti Dipo menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk Roti Dipo
dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Mungkin Istilahnya positioning yaitu
adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus menempatkan produk yang kita buat terhadap
pesaing kita dalam pikiran konsumen, dengan kata lain positioning yang dilakukan divisi
pemasaran Roti Dipo dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan konsumen dalam kategori
tertentu. Fokus dari strategi positioning yaitu: konsumen dan kompetisi. Pendekatan yang
dilakukan dengan mengasosiasikan keuntungan produk dengan kebutuhan konsumen. Selain itu
juga dengan menciptakan citra merek yang diinginkan dan membandingkan merek dengan
kompetitor. Dalam strategi pemasaran, positioning merupakan faktor yang paling penting dalam
membangun merek di pasar.

3.2 Pengembangan, Kebudayaan dan Kebiasaan


Dalam Pengembangan perusahaan pengembangan perusahaan roti dipo menggunakan strategi WO
yaitu dengan memberikan insentif pada karyawan, untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam
melakukan penjualan. Untuk menjangkau area penjualan yang selama ini belum digarap
perusahaan, maka diperlukan adanya pemotivasi pegawai dan tenaga penjual dalam melakukan
pekerjaannya. Hal ini dilakukan dengan pemberian bonus kepada karyawan berdasarkan standar
penilaian yang ada. Strategi kedua yang dilakukan adalah dengan mengurangi biaya produksi,
dengan menekan harga pembelian bahan baku untuk meningkatkan kegiatan pemasaran, dan
pengembangan. Meningkatkan kegiatan serta pengembangan produk dengan sistem yang lebih
efisien dengan mendapatkan anggaran dana dari penekanan harga beli bahan baku dengan cara
melakukan pembelian dengan jumlah besar dari pemasok. Strategi ketiga yaitu dengan menambah
variasi dan lini produk untuk menjangkau pangsa pasar yang belum terjangkau. Menyediakan
variasi serta menambah lini produk untuk memenuhi permintaan pasar yang selama ini belum
digarap. Mereka juga menggunakan WT Strategy Merupakan strategi bertahan untuk
meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada di suatu perusahaan. Dari perumusan strategi
yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa strategi WT, yaitu dengan mempertahankan
karyawan agar tidak direbut oleh perusahaan pesaing. Banyaknya pesaing yang datang dan
memberikan pembagian keuntungan yang lebih besar, menyebabkan pegawai perusahaan sering
keluar. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan motivasi kerja, sehingga pegawai dapat
mendapatkan kepuasan kerja karena kebutuhannya tercukupi, dari sana akan muncul loyalitas
karyawan yang akan mengatasi permasalahan pada tingginya turnover karyawan. Strategi kedua
adalah dengan mengembangkan inovasi produk untuk menjaga konsumen agar tidak berpindah ke
perusahaan pesaing. Memambahkan variasi produk yang akan menjadi daya pikat bagi konsumen
perusahaan. Dengan mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen yang akan menghindarkan
dari perpindahan konsumen ke produk pesaing. Strategi ketiga yang diambil adalah dengan
menyediakan produk dengan varian yang lebih lengkap untuk memenuhi keinginan konsumen,
agar konsumen tak melakukan peralihan ke produk pengganti. Menyediakan variasi produk, agar
konsumen tidak menggunakan produk pengganti, hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan
konsumen terhadap produk perusahaan.

Kebudayaan di perusahaan Roti Dipo yaitu tidak adanya Agresifitas karyawan yang dapat dilihat
melalui tindakan kompetitif yang dimiliki setiap individu. Dorongan karyawan untuk memiliki
semangat kompetitif masih rendah. Hal ini dikarenakan dalam pekerjaan, antara divisi 1 harus bisa
bekerja sama dengan baik agar dapat mencapai target harian dan mendapatkan bonus. Maka dari
itu karyawan satu dan lainnya tidak memiliki semangat kompetitif yang tinggi. Rasa kekeluargaan
juga menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat kompetitif antar karyawan. Kepala pabrik
mengatakan rasa kompetitif karyawan bisa berdampak baik pada tingkat produksi tapi harus
didasari dengan semangat budaya organisasi yang tinggi hal itulah yang membuat perusahaan
sangat sulit berkembang dikarenakan kebiasaan dari karyawan di perusahaan Roti Dipo itu sendiri.

3.3 Analisis Manajemen dan Sumber Daya manusia

Usaha Roti Dipo di Jogja saat ini memiliki sumber daya manusia yang harus dikembangkan lagi
khususnya untuk karyawan baru masuk dari segi kemampuan kerjanya dan pengetahuan tentang
cara pembuatan kue bolu. Agar karyawan mempunyai kemampuan dalam bekerja. Kondisi ini
menyebabkan proses produksi akan lebih efektif. Berdasarkan hasil analisis terhadap manajemen
sumber daya manusia perusahaan Roti Dipo ditemukan bahwa pertama Manajemen sumber daya
manusia perusahaan Roti Dipo ini selalu memberikan pengarahan kepada setiap karyawannya dan
kedua mengawasi setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawannya, khususnya untuk karyawan
yang baru bekerja akan diberi pelatihan secara terus menerus sampai karyawan tersebut bisa. Jadi
manajemen sumber daya manusia yang dijalankan oleh manajer hanyalah secara sederhana mulai
dari pembentukan organisasi, memberikan pengarahan kepada seluruh karyawan yang bekerja.
Sedangkan kendala yang dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia adalah pertama
kurangnya kemampuan karyawan. sumber daya manusia yang harus dikembangkan lagi
khususnya untuk karyawan baru masuk dan dari segi kemampuan kerja. agar karyawan
mempunyai kemampuan dalam berkerja. Kedua pendidikan yang rendah yang menyebabkan
karyawan kurang mengerti terhadap apa yang disampaikan atau yang diperintahkan oleh manajer.
Agar karyawan mengerti maka manajer harus menyampaikan secara detail kepada seluruh
karyawannya.
Berdasarkan hasil Analisis terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Roti
Dipo, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Manajemen sumber daya manusia di Perusahaan Roti Dipo, manajer selalu mengawasi setiap
aktifitas karyawan yang ada ditempat usaha tersebut dan memberikan pengarahan kepada setiap
karyawannya yang bekerja ditempat usaha tersebut. Dengan cara memberikan pelatihan kepada
karyawan baru agar mereka mempunyai kemampuan dalam bekerja, agar tercapainya suatu tujuan
usaha dan sumber daya manusia yang efektif dan efisein
2. Kendala yang mempengaruhi manajemen sumberdaya manusia pada Perusahan Roti Dipo
adalah: Kurangnya kemampuan karyawan. Jadi manajemen sumber daya manusia pada perusahaan
Roti Dipo harus dikembangkan lagi khususnya untuk karyawan yang baru masuk dan dari segi
kemapuan kerja karyawannya. agar karyawan mempunyai kemampuan atau kemampuan dalam
berkerja, maka seorang manajer harus berperan penting dalam memberikan pengarahan atau
pelatihan kepada para karyawan agar para karyawan tersebut mendapatkan ilmu pengetahuan dari
arahan dan pelatihan. Dengan berjalannya kegiatan tersebut secara efektif dapat membuat
manajemen sumberdaya manusia pada Perusahaan Roti Dipo bisa lebih berkembang lagi dari yang
sebelumnya dan bisa mengatasi kendala yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai