Anda di halaman 1dari 5

Nama: Jovian Ari Pratama

NPM: 1402140097

Kenapa budaya perusahaan dibutuhkan. Bagaimana cara membangun sampai implementasi,


Eksekusi bagaimana.

BUDAYA PERUSAHAAN SANGAT DIBUTUHKAN


Budaya perusahaan merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang terikat
bekerja di bawah naungan suatu perusahaan. Corporate Culture (Budaya Perusahaan), memiliki
peran yang sangat besar dalam menciptakan kelancaran operasional dan produktifitas
perusahaan. Perusahaan yang memiliki infrastruktur lengkap dan biaya yang besar, tidak
menutup kemungkinan terjadinya kerugian, yang disebabkan karena budaya perusahaan yang
tidak sesuai. Sebaliknya, perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan infrastruktur dan
biaya seadanya, bisa tumbuh dengan baik, akibat budaya perusahaan yang sangat kondusif. Dari
contoh tersebut menunjukkan bahwa budaya perusahaan yang tepat akan mendukung kinerja
karyawannya mencapai sasaran perusahaan dengan efektif.
Budaya perusahaan umumnya terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan yang
umumnya mudah dilihat dan sering dianggap mewakili budaya perusahaan secara menyeluruh.
Lapisan pertama ini disebut Visible Artifacts. Lapisan ini terdiri atas cara orang berperilaku dan
berdandan. Termasuk pula simbol-simbol yang dipakai, kegiatan protokoler (seremonial), dan
cerita-cerita yang sering dibicarakan oleh para anggota. Ini sering disebut sebagai identitas.
Namun demikian, Visible Artifacts tidaklah ada begitu saja. Ia hadir mewakili nilai-nilai yang
lebih dalam dari para anggota. Lapisan ke dua yang lebih dalam itulah yang sesungguhnya
disebut budaya. Ini terdiri atas nilai-nilai pokok, filosofi, asumsi, kepercayaan, dan proses
berpikir dalam perusahaan. Untuk mengartikan budaya perusahaan, seorang praktisi PR dapat
melakukan analisis yang dimulai dari Visible Artifacts, kemudian melakukan penelusuran
terhadap pidato pendiri, wawancara yang dimuat di media massa, kejadian penting yang
menyebabkan perusahaan harus megnambil tindakan drastis, sejarah perusahaan, dan mission
statemnet perusahaan.
Pengaruh budaya perusahaan sangatlah besar pada kinerja dan produktifitas perusahaan.
Budaya perusahaan berdampak langsung pada kinerja. Salah satu sifat yang berbahaya dalam
managing culture ialah, bilamana terdapat budaya yang negatif, maka untuk melakukan koreksi
atau perbaikan, dibutuhkan waktu cukup lama. Ibarat mengendarai kapal yang besar, bila
terdapat hambatan di depan, maka tidak dapat mengerem untuk berhenti seketika.
MEMBANGUN BUDAYA PERUSAHAAN
Berikut adalah cara membangun budaya perusahaan yang baik, yaitu:
1. Ketahui Peran Budaya dalam Bisnis Anda
Membangun sebuah budaya dalam bisnis harus dilakukan sejak awal. Adanya budaya
dalam bisnis akan membantu Anda untuk menyelesaikan segala masalah yang berkaitan
dengan bisnis Anda. Budaya akan membuat Anda selalu bertahan di jalan yang tepat
demi mengembangkan bisnis sesuai tujuan dan visi. Maka dari itu, ketahuilah peran
penerapan budaya Anda dalam bisnis yang dijalankan sejak dini. Budaya tersebut akan
berkembang seiring dengan perkembangan bisnis Anda. Para karyawan Anda pun bisa
dengan mudah beradaptasi dengan budaya kerja saat ini.

2. Komunikasi Secara Transparan


Budaya baik dan efisien haruslah dilakukan oleh seluruh jajaran karyawan perusahaan. Di
sinilah komunikasi secara transparan dibutuhkan. Sebarkan budaya perusahaan Anda di
tempat-tempat yang mudah terlihat, atau bahkan pada website sekaligus. Dengan
terpampang jelas, para calon karyawan bisa dengan mudah memahami perusahaan Anda
secara mendalam. Jadi, ketika akhirnya resmi bekerja, mereka tidak akan mengalami
culture shock. Meski begitu, tidak semua budaya bisa cocok dengan seluruh karyawan.
Beberapa dari mereka mungkin akan mengajukan pertanyaan. Jawablah secara transparan
hingga mereka benar-benar paham.

3. Selalu Mengutamakan Tim


Anda tentu ingin menghasilan produk terbaik yang banyak dibeli orang, bukan? Hal
tersebut hanya bisa terjadi apabila tim pembuatnya merasa bahagia dalam
mengerjakannya. Untuk itu, Anda harus selalu mengutamakan tim. Hal ini termasuk
dalam salah satu upaya membangun budaya yang baik pada perusahaan. Tunjukkan
bahwa Anda berada pada pihak karyawan Anda dan akan selalu mendukung mereka.
Bebaskan mereka dalam berkreasi, namun Anda masih berhak memberi pengawasan agar
tidak ada hasil produk yang melenceng. Akomodasi kebutuhan mereka selama masih
sejalan dengan target perusahaan.

4. Menghargai Setiap Perbedaan


Perbedaan di tempat kerja merupakan hal yang wajar, namun belum semua orang bisa
menerimanya dengan lapang dada dan pikiran terbuka. Bahkan seharusnya Anda
menerapkan perbedaan sejak proses rekrutmen karyawan. Dengan adanya beragam
jenis karyawan dengan latar belakang kehidupan yang berbeda, perusahaan Anda akan
lebih berwarna dan Anda bisa meminta mereka untuk mendukung satu sama lain dalam
membangun budaya perusahaan. Ide-ide yang mereka hasilkan juga pasti akan lebih
beragam sehingga nantinya Anda akan memiliki banyak variasi pilihan untuk
dipertimbangkan dan diterapkan.

5. Be Happy
Apa gunanya membangun budaya pada perusahaan apabila para karyawannya justru
merasa tidak bahagia? Mereka tidak akan keberatan bekerja keras apabila menikmati apa
yang dikerjakan, dan hal tersebut dimulai dari adanya perasaan bahagia. Lagi-lagi
kuncinya terletak pada komunikasi. Sisihkan waktu untuk mengobrol dengan para
karyawan, pastikan bahwa mereka melakukan sesuatu yang sesuai minat masing-masing.
Sesekali, tidak ada salahnya mengajak para karyawan untuk bersenang-senang di luar jam
kerja, misalnya menonton atau makan siang bersama. Hal tersebut penting untuk
menjalin ikatan di antara anggota tim.
IMPLEMENTASI
Budaya perusahaan yang homogen dapat diciptakan melalui kegiatan sosialisasi budaya
organisasi. Dalam hal ini perusahaan melakukan tindakan memanipulasi budaya/persepsi. Hal-
hal yang dianggap membawa pengaruh buruk pada anggota akan diarahkan agar memberi
pengaruh baik, sehingga tindakan ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang paling ideal
yang harus dilakukan seluruh anggota.
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses di mana individu ditransformasikan pihak luar
untuk berpartisipasi sebagai anggota organisasi yang efektif ,sosialisasi sebagai suatu aktivitas
yang dilakukan oleh organisasi untuk mengintegrasikan tujuan organisasional maupun
individual. Dalam pengertian ini ada dua kepentingan yaitu kepentingan organisasional dan
kepentingan individual. Dengan kata lain, di dalam prosesnya, sosialisasi akan berhasil bila ada
partisipasi anggota selain adanya dukungan organisasi yang bersangkutan.
Sosialisasi mencakup kegiatan di mana anggota mempelajari seluk beluk organisasi serta
bagaimana mereka harus berinteraksi dan berkomunikasi di antara anggota organisasi untuk
menjalankan seluruh aktivitas organisasi. Umumnya, sosialisasi menyangkut dua masalah yaitu
masalah makro dan mikro. Masalah makro berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi anggota,
sedangkan masalah mikro menyangkut kebijakan, struktur dan budaya organisasi. Proses
sosialisasi dibutuhkan anggota untuk menjadikan karyawan sebagai anggota organisasi yang
baik, sehingga anggota tidak merasa asing dengan situasi dan budaya yang telah ada dalam
organisasi.
Biasanya, anggota yang baru pertama kalinya bergabung dengan organisasi (perusahaan) akan
merasa asing dan diliputi ketidakmengertian yang mendalam tentang prosedur-prosedur atau pun
kebijakan kebijakan serta nilai-nilai yang ada dalam organisasi. Keberhasilan proses soasialisasi
nilai-nilai budaya organisasi bergantung pada 2 hal utama yakni :
1. derajat keberhasilan mencapai kesesuaian nilai-nilai yang dimiliki anggota baru dengan
organisasi
2. metode sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam implementasinya. Oleh sebab
itu organisasi harus mampu mengajak anggotanya, terutama anggota baru, untuk
melakukan penyesuaian dengan budaya organisasi yang menjadi pedoman pencapaian
kinerja yang baik. Di samping itu, organisasi (dibantu oleh manajemen puncak) juga
harus mampu melaksanakan kegiatan sosialisasi budaya pada sumber daya manusianya
agar hasil proses sosialisasi memberi dampak positif pada produktivitas, komitmen, serta
turnover sumber daya manusia tersebut. Pada akhirnya sosialisasi budaya organisasi akan
mendukung dan mendorong anggota mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan
organisasi.
EKSEKUSI BUDAYA PERUSAHAAN
Pada perusahaan dengan budaya yang kuat, nilai mengakar dengan dalam, dan norma
berperilaku yang dianut akan menentukan pelaksanaan bisnis dan membantu eksekusi strategi
perusahaan, atau dengan kata lain tindakan dan keputusan yang diambil karyawan mencerminkan
nilai dan prinsip binis sebuah perusahaan. Budaya yang kuat mendorong tindakan, perilaku, dan
praktik kerja yang kondusif untuk melakukan eksekusi strategi dengan baik dan secara signifikan
menambah kekuatan dan efektifitas upaya melakukan eksekusi strategi dengan baik. Budaya
yang kuat mendukung eksekusi strategi dalam 3 cara, yaitu;
1. Budaya yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya melakukan eksekusi strategi
memberikan perhatian pada hal apa yang paling penting untuk karyawan dalam upaya
eksekusi strategi
2. Budaya yang terinduksi oleh peer pressure kemudian mempengaruhi karyawan untuk
berbuat sesuatu yang mendukung eksekusi strategi dengan baik.
3. Budaya perusahaan yang konsisten dengan kebutuhan eksekusi strategi yang baik dapat
meningkatkan energi karyawan, menguatkan komitmen karyawan dalam mengeksekusi
strategi secara sempurna dan meningkatkan produktifitas karyawan.
Dalam mengembangkan strategi, budaya adaptif merupakan pendorong bagi implementasi dan
proses eksekusi strategi. Ada beberapa hal dalam budaya perusahaan yang tidak sehat yang dapat
menghambat strategi eksekusi strategi yang baik, yaitu:
1. budaya menolak-perubahan,
2. budaya yang dipolitisasi,
3. budaya yang sempit/ picik,
4. budaya tidak etis dan dorongan keserakahan,
5. budaya yang tidak compatible.
Perubahaan budaya diperlukan dalam upaya melakukan eksekusi strategi dengan baik. Namun
perubahan sering menimbulkan permasalahan. Untuk mengatasi perubahan permasalahan, ada
empat langkah yang dapat dilakukan, yaitu
1. Mengidentifikasi aspek dari budaya perusahaan saat ini, mana yang mendukung eksekusi
strategi dengan baik dan mana yang tidak.
2. Spesifikasikan tindakan, perilaku, dan praktik mana yang harus menonjol dalam budaya
yang baru.
3. Mengkomunikasikan permasalahan saat ini dan pentingnya perubahan harus dilakukan.
4. Menunjukkan kesungguhan tindakan dalam mengikuti perilaku, praktik dan norma-
norma dari budaya baru.
Mengarahkan dorongan untuk eksekusi strategi dengan baik dan keunggulan operasional
membutuhkan 3 tindakan penting dari manajer, yaitu;
1. Mengetahui apa yang terjadi dan terus memantau perkembangan. Upaya ini sering
berhasil melalui Management By Walking Around (MBWA).
2. Memberikan tekanan konstruktif pada organisasi untuk mengeksekusi strategi dengan
baik dan meraih keunggulan operasional.
3. Memulai tindakan perbaikan untuk meningkatkan eksekusi strategi dan memenuhi target
hasil kinerja.

Anda mungkin juga menyukai