DISUSUN OLEH :
NPM : 20612010043
2021/2022
•PENGERTIAN BUDAYA KERJA
Budaya kerja merupakan suatu konsep yang didasari oleh kebiasaan atau keseluruhan pola
perilaku setiap individu atau kelompok yang dibudayakan dan dikembangkan dalam suatu
organisasi atau perusahaan untuk mempertahankan efisiensi dalam bekerja. Budaya kerja
tentu saja diciptakan dengan tujuan, dalam hal ini, untuk meningkatkan kinerja karyawan
dengan menjadikannya lebih produktif, sehingga visi dan misi perusahaan dapat terwujud
serta mampu menghadapi semua tantangan di masa mendatang.
Budaya kerja klan menciptakan lingkungan kerja yang cenderung ramah dan bersahabat.
Dalam situasi ini, seluruh karyawan perusahaan dianggap seperti satu keluarga besar yang
sedang melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk
pengambilan keputusan.
Jenis budaya dalam pekerjaan ini menekankan pembentukan team work yang solid serta
komunikasi yang baik.
Dalam budaya klan, strategi untuk meningkatkan kualitas perusahaan dapat dilakukan dengan
pemberdayaan, pembentukan tim, pengembangan produktifitas karyawan, dan keterbukaan
komunikasi.
Budaya kerja pasar menggunakan persaingan sebagai landasan dalam menjalankan sebuah
perusahaan.
Dengan adanya persaingan, para karyawan akan termotivasi untuk bersikap kompetitif dan
fokus dalam mencapai tingkat produktivitas tertentu sehingga mampu mengungguli rekan
kerjanya lainnya.
Pemimpin dalam budaya pasar ini harus bisa menciptakan situasi persaingan yang sehat dan
kondusif bagi seluruh jajaran perusahaan.
Dalam budaya pasar, strategi untuk meningkatkan kualitas perusahaan dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan preferensi klien, memajukan produktivitas, bekerja sama dengan
pihak luar, dan meningkatkan atmosfer persaingan.
Budaya kerja hierarki menekankan konsep lingkungan kerja yang formal dan terstruktur.
Kendali perusahaan sepenuhnya dipegang oleh para pejabat tinggi perusahaan, sebab mereka
dinilai memiliki pengalaman serta kemampuan yang layak untuk dijadikan panutan.
Perusahaan akan berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya apabila seluruh jajaran
perusahaan mematuhi aturan-aturan hierarki yang bersifat tegas dan tepat guna.
Jenis budaya hierarki ini adalah dianggap sebagai budaya kerja yang paling tepat untuk
meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan.
Strategi peningkatan kualitas perusahaan dalam budaya kerja hierarki adalah dengan
mendeteksi kesalahan, melakukan pengukuran, proses pengendalian, pemecahan masalah
yang sistematis, serta perangkat berkualitas.
Lingkungan yang menganut budaya adhokrasi akan bersifat dinamis dan kreatif.
Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang berani mengambil risiko dan memacu
motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar.
Budaya kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu
yang baru sehingga nantinya akan mampu membuat perusahaan bertahan di tengah ketatnya
persaingan.
Untuk meningkatkan kualitas perusahaan dalam budaya adhokrasi ini yang harus dilakukan
adalah membuat kejutan menyenangkan, menciptakan standar baru, mengantisipasi
kebutuhan, pengembangan berkelanjutan, serta mencari solusi yang kreatif.
Keempat tipe budaya kerja di atas masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan,
sehingga penerapannya harus dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi suatu perusahaan.
Komunikasi merupakan kunci dari hubungan yang baik dalam suatu perusahaan.Harus ada
keterbukaan dan transparansi antar sesama karyawan mengenai apa pun yang berkaitan
dengan pekerjaan.Tidak bisa dipungkiri, masalah pasti akan selalu ada, namun dengan
pengaplikasian sistem kerja yang transparan.Dengan begini diharapkan seluruh jajaran
perusahaan dapat bersikap terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan
yang ada serta mencari solusinya bersama-sama.
Semakin banyak komunikasi yang terjalin juga dapat menumbuhkan rasa empati pada
masing-masing karyawan
Salah satu penerapan budaya kerja yang positif lainnya adalah membentuk sebuah tim yang
solid.Perlu diketahui bahwa sebuah tim merupakan gabungan dari berbagai pribadi dengan
latar belakang berbeda yang melebur menjadi satu demi menggapai visi dan misi yang
sama.Tentu saja menyelaraskan perbedaan tersebut bukan hal yang mudah, dibutuhkan sikap
saling percaya, sikap saling mengerti, dan sikap saling mendukung antaranggota tim.
Seluruh anggota tim juga harus memiliki kemauan untuk bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan.Jangan biarkan siapapun yang ada di dalam tim merasa terbebani akan suatu
pekerjaan atau masalah.Penerapan budaya kerja ini memungkinkan setiap orang bekerja
secara individu namun tetap fokus pada kesuksesan sebagai sebuah tim.
-Kunci kesuksesan sebuah tim adalah kerja sama yang baik.
Berkaitan dengan poin sebelumnya, komunikasi juga menjadi kunci penting dalam
membentuk tim yang solid.
Mengapresiasi pencapaian yang diraih oleh karyawan merupakan salah satu hal yang penting
dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.
Tidak melulu soal materi, bentuk apresiasi pun beragam, misalnya dapat berupa pujian
seperti, “Pekerjaanmu hari ini bagus, keep it up!“.
Mungkin kalimat tersebut terdengar sepele, tetapi bagi karyawan, itu dapat
memberikannya kata -kata motivasi bijak untuk terus melakukan yang terbaik.Atasan yang
baik tidak hanya akan menegur jika para karyawan membuat kesalahan, tetapi juga akan
memuji jika mereka melakukan sesuatu yang dirasa memiliki dampak baik dan bermanfaat
bagi perusahaan.
Selain membuat karyawan merasa dihargai, pemberian apresiasi ini juga secara tidak
langsung akan mengakrabkan hubungan antara atasan dan bawahan.
Melalui keakraban tersebut akan dihasilkan suatu bentuk kenyamanan yang membuat para
karyawan dan atasan menjadi betah untuk bekerja bersama dan membentuk tim yang solid.
Penerapan aplikasi manajemen KPI tentu juga akan membantu terbentuknya tim yang solid,
karena dengan kehadiran aplikasi tersebut atasan dan bawahan akan mengetahui performa
timnya dan saling membantu agar mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Terkadang, hubungan yang terlalu kaku pun akan menyebabkan lingkungan kerja menjadi
kurang kondusif.Contoh penerapan budaya kerja seperti ini dianggap berhasil dalam
mendukung perkembangan dan kemajuan perusahaan.
Namun, jarang sekali ada perusahaan yang mendominasi salah satu tipe budaya tertentu atau
menyetarakan penerapan keempat budaya kerja tersebut.
Diatas telah diulas apa itu pengertian, dan apa yang dimaksud dengan budaya kerja adalah
apa, dan bagaimana seharusnya budaya kerja di perusahaan yang baik.
Menjadi seorang profesional di bidang HR adalah sebuah tantangan. Salah satu yang tidak
terlupakan meskipun profesional dari segi etis dan kinerja,
•Wolseley dan Cambell dalam (Triguno 1995 : 9), menyatakan bahwa
orang yang terlatih dalam kelompok budaya kerja akan mempunyai sikap :
Menurut Torang (2014: 174) Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas
hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran
yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja suatu karyawan dapat dilihat dari kemampuannya dalam Berorganisasi. Seperti
pengertian kinerja tersebut, maka jika budaya berorganisasi suatu karyawan baik dan positif,
maka akan meningkatkan kinerjanya. Kinerja karyawan memberikan manfaat yang besar
pada suatu
organisasi, karena dengan kinerja karyawan dapat meningkatkan produktivitas kerja,
menghemat
sumber daya
yang dimiliki oleh manajemen maupun organisasi secara keseluruhan,
mempertahankan stabilitas kinerja karyawan serta membantu organisasi untuk bertahan dan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Ada tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi
bagaimana tingkatan kinerja individu antara lain budaya organisasi.
Dalam penelitian menunjukkan bahwa hasil kinerja karyawan yakni 42 karyawan
mendapatkan nilai sangat tinggi, 45 karyawan mendapatkan nilai tinggi, dan 15 karyawan
mendapatkan nilai sedang dalam kinerjanya. Hal ini menandakan bahwa kinerja karyawan
yang dilakukan didominasi kriteria sangat tinggi dan tinggi atau positif. Meskipun begitu
manajemen atau perusahaan hendaknya selalu berusaha menjaga produktifitas kinerja
karyawan melalui pemenuhan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti
yang telah disebutkan di kajian teori. Karena berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner
hasil penilaian kinerja karyawan di PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun diketahui bahwa
variabel kinerja karyawan
mendapatkan skor terendah 2,4 pada butir item no 4 pada indikator kualitas. Dengan
pernyataan karyawan merasa tidak puas dengan hasil pekerjaan yang dilakukan.Kondisi ini
tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain budayaorganisasi. Budaya organisasi
ini merupakan salah satu bentuk aturan dalam bekerja dalam suatu organisasi atau kelompok
untuk mengarahkan, mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam kelompok tersebut
agar dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga mendorong gairah kerja anggotanya agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan suatu
organisasi.
Darodjat (2015: 236) menjelaskan bahwa budaya organisasi dapat didefinisikan
sebagai perangkat sistem nilai – nilai (values), keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi atau
norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasi.
Sebagaimana teori tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila dalam sebuah organisasi atau
perusahaan terdapat budaya organisasi yang positif, maka anggota atau karyawan yang
berada di dalamnya akan memiliki sikap yang taat dan patuh terhadap nilai – nilai dan norma
yang disepakati dalam budaya organisasi tersebut. Hal ini juga dijelaskan oleh Emron dan
Yohny (2016: 129) mengemukakan tentang fungsi budaya dalam organisasi menjadi empat
fungsi yairu : 1) memberikan nuansa yang membedakan dengan organisasi lain dan kesan
tersendiri sehingga memberikan citra positif bagi organisasi/ perusahaan dimata publik atau
pelanggan; 2) memiliki simbol dan nilai – nilai yang menjadi kebanggaan anggota yang ada
didalamnya; 3) membimbing perilaku – perilaku anggotanya kearah pemikiran konstruktif,
berkontribusi positif, dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan organisasi/ perusahaan; 4)
membangun kerja sama tim yang solid dan rasa kebersamaan yang tinggi sesama anggota.