Anda di halaman 1dari 4

Iklim organisasi 

merupakan suasana kerja yang dialami oleh anggota organisasi dan


merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi.
Menurut Davis dan Newstrom (1992), iklim organisasi adalah lingkungan manusia di mana
para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Masing-masing organisasi memiliki
budaya, tradisi dan metode tindakannya sendiri yang secara keseluruhan menciptakan
iklimnya.

Pada salah satu tulisannya, Robbins (1991) secara detail menjelaskan beberapa hal
yang dinyatakannya sebagai faktor-faktor iklim organisasi yaitu:

1. Individual initiative, yaitu tingkat tanggung jawab dan kemandirian yang dimiliki tiap
anggota
2. Risk tolerance, tingkat resiko yang boleh atau mungkin dipikul oleh anggotanya untuk
mendorong mereka menjadi agresif, inovatif, dan berani mengambil resiko
3. Integration, tingkat unit-unit kerja dalam organisasi yang mendorong beroperasi
dalam yang baik
4. Management support, tingkat kejelasan komunikasi, bantuan dan dukungan yang
disediakan terhadap bawahnya.
5. Control, unit manajemen kerja di sejumlah aturan/peraturan dan sejumlah pengawasan
yang digunakan untuk mengatur dan mengawasi perilaku karyawan
6. Identity, tingkat identifikasi diri tiap anggota organisasi secara keseluruhan melebihi
group kerja atau bidang profesi masing- masing,
7. Rewards, tingkat alokasi dan penghargaan (promosi jabatan dan honor) berdasarkan
kinerja pegawai sebagai lawan dari senioritas, anak emas, dan lain- lain
8. Conflict tolerance, tingkat toleransi terhadap konflik dan kritik keterbukaan yang
muncul dalam organisasi
9. Communications patterrus, tingkat keterbatasan komunikasi dalam organisasi yang
sesuai otorisasi pada hirarki forma

Menurut Nitisemito (2002:109) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang
dibebankan. Lingkungan yang harus dibangun untuk menciptakan jiwa entrepreneur di
perusahaan yaitu lingkungan yang mendukung terciptanya hal tersebut. Seperti halnya
merekrut pegawai yang memiliki ambisi yang tinggi serta kemauan untuk berkembang dan
kreatif. Orang-orang dengan sifat tersebut cenderung lebih haus akan pengalaman dan lebih
cermat dalam melihat peluang pasar yang mungkin belum dilihat orang lain. Selain itu,
membuat karyawan seperti rekan bukan buruh, hal tersebut dapat memberikan motivasi
kepada karyawan untuk melihat perusahaan tempat mereka kerja seperti perusahaan mereka
sendiri.

Selanjutnya, lingkungan yang harus dibangun salah satunya dengan menciptakan


lingkungan yang mendorong serta memberdayakan karyawan seperti dengan pemberian
hadiah atau reward ketika karyawan berhasil mencapai target atau bahkan melebihi target
yang telah ditentukan, memberikan pelatihan serta keterampilan kerja untuk meningkatkan
skill yang mereka miliki, memberikan nasihat yang membangun ketika karyawan melakukan
kesalahan dan memberikan karyawan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Pemimpin yang baik akan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para karyawannya, dan
dapat memberikan contoh agar dapat diikuti oleh para karyawan. 
Pemimpin yang baik juga akan memberikan karyawan tempat untuk berpendapat agar
karyawan dapat mengembangkan diri terkait ide-ide yang mereka miliki. Sehingga akan
menciptakan budaya entrepreneur di lingkungan kerja. Berikan pula karyawan rasa untuk
memiliki sesuatu, hal tersebut dapat memancing rasa tanggung jawab karyawan terkait apa
yang mereka miliki, baik berupa benda atau pun pekerjaan seperti proyek. Mengizinkan
karyawan untuk bertanggung jawab atas sesuatu akan memancing mereka untuk dapat
berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mungkin akan muncul.
Hal ini tentunya juga merupakan upaya untuk mengembangkan atau menciptakan jiwa
entrepreneur pada diri mereka. 
Selain itu, menciptakan budaya untuk saling membimbing, menanyakan terkait
rekomendasi yang dapat mereka berikan serta membuat karyawan untuk berupaya dalam
menyelesaikan masalah yang ada dengan cara mereka sendiri merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
terbentuknya jiwa enterpreneur di kalangan karyawan.
Atas beberapa hal diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan lingkungan
kerja yang baik dan ramah untuk menciptakan atau mengembangkan jiwa entrepreneur di
perusahaan diperlukan adanya integrasi atau komunikasi yang baik antara pekerja dengan
pimpinan perusahaan.
Iklim organisasi terjadi di setiap organisasi dan mempengaruhi perilaku anggota
organisasi. Iklim organisasi hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui persepsi
anggota organisasi. Sehingga, dimensi dan indikator iklim organisasi harus dikembangkan
guna mengukur iklim organisasi. Dimensi iklim organisasi tentunya berbeda-beda pada setiap
organisasi. Dalam kasus pada PT. PQRS, beberapa dimensi dan iklim lingkungan yang dapat
dijadikan variabel untuk mendukung tumbuhnya Intrapreneur pada PT. PQRS adalah sebagai
berikut:

No Iklim Organisasi Dimensi

1 Pimpinan tidak merubah prosedur kerja yang sudah dipatenkan. Penerepan


Sistem
Manajemen
2 Karyawan harus mampu memahami prosedur kerja.

3 Membuat regulasi, standar kerja, dan dikontrol oleh pihak


organisasi.

4 Memberikan indikator keberhasilan pada tiap jabatan.

5 Memperjelas sistem reward dan diterapkan secara konsisten oleh


para pimpinan. Adanya penghargaan (reward) yang diberikan
pimpinan kepada karyawan akan mendorong kreativitas
karyawan.

6 Membentuk alur birokrasi middle management bertanggung


jawab terhadap top management lalu middle management
mengontrol low management

7 Komitmen dari seluruh jajaran manajemen, dari top, upper dan


middle management. Komitmen dan rencana ini disosialisasikan
dalam bentuk kegiatan internal marketing kepada seluruh
karyawan.

8 Membentuk kerja sama yang baik antar karyawan, karyawan Lingkungan


dengan manajer, manajer dengan top management Sosial

9 Menanamkan pada karyawan makna “Anggaplah Perusahaan ini


Milikmu”

10 Memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk terlibat


di seluruh proses kerja dari awal hingga akhir, keleluasaan untuk
menentukan sikap kerja, serta pengambilan keputusan dibawah
supervisi atasan.

11 Memberikan ruang pada kegagalan. Perusahaan membuka


peluang bagi karyawan untuk bereksperimen, tidak takut pada
kegiatan trial dan error. Dalam mendapatkan produk baru, pasti
mengalami beberapa kegagalan sampai memperoleh bentuk
produk baru yang sempurna. Hal ini memakan waktu dan
berevolusi.

12 Masukkan kreativitas sebagai nilai inti perusahaan. Perusahaan


memiliki tanggung jawab untuk membentuk budaya inovatif dan
kreatif yang dimulai dari misi perusahaan.

13 Memberikan pelatihan kreativitas. Hampir setiap orang memiliki


kapasitas untuk menjadi kreatif, tetapi mengembangkan kapasitas
tersebut memerlukan pelatihan.
14 Memperbaiki sarana & prasarana, serta fasilitas pendukung Lingkungan
proses kerja. Adanya fasilitas yang memadai dapat membantu Fisik
mengembangkan ide karyawan.

15 Menggunakan teknologi yang dapat membangkitkan keberanian


dan menunjang ide-ide baru, sehingga karyawan tidak jadi
penakut.

Anda mungkin juga menyukai