Anda di halaman 1dari 4

Soal Nomor 1

Pengendalian lingkungan digunakan untuk mendorong terciptanya lingkungan dan budaya kerja
yang baik, seperti kedisiplinan, kesopanan, perilaku, sistem kerja, dan lain sebagainya.
Pengendalian lingkungan akan lebih efektif apabila setiap individu dalam organisasi memiliki
keterkaitan dan komunikasi yang baik. Budaya kerja dibangun dari beberapa komponen dasar yaitu
tradisi, norma, nilai-nilai, dan ideologi. Budaya kerja harus memperhatikan kebiasaan-kebiasaan
yang terjadi di organisasi agar para personil organisasi tidak merasa asing dengan lingkungan
kerjanya. Manajemen juga harus memperhatikan apakah budaya kerja yang dirancang dapat
dilaksanakan atau tidak, jangan sampai budaya kerja yang dibangun sangat sulit untuk dilakukan
karena disebabkan standar yang dibuat terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah, sehingga pada
akhirnya rancangan budaya kerja yang akan dilaksanakan hanya menjadi semboyan-semboyan
saja.
Berikan contoh penerapan budaya kerja yang baik, pada perusahaan telekomunikasi!
Jawaban :
Setiap perusahaan pasti memiliki budaya kerjanya masing-masing. Adanya budaya kerja di
perusahaan adalah dengan mengharapkan para karyawan dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya dan bisa mencapai hasil yang sesuai dengan visi perusahaan. Hadari Nawawi
(2003:65): mendefinisikan budaya kerja sebagai kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang
oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi
tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut
merupakan kebiasaan yang harus ditaati untuk mencapai sebuah tujuan.
Ada beberapa jenis budaya kerja yang diciptakan di kantor, di antaranya adalah:
1. Budaya Klan
Budaya klan merupakan budaya dengan menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan
bersahabat. Budaya ini membuat para karyawan merasa seperti keluarga besar yang sedang
bekerja sama untuk mencapai hasil dengan terlibat di berbagai kegiatan kantor.
Kunci utama dari jenis budaya klan adalah teamwork yang solid dan memiliki komunikasi
yang baik. Strategi yang digunakan adalah dengan pemberdayaan, pembentukan tim,
pengembangan produktivitas karyawan, dan keterbukaan komunikasi.
2. Budaya Pasar
Budaya pasar menggunakan persaingan sebagai dasar untuk menjalankan perusahaan.
Dengan adanya persaingan ini, maka diharapkan karyawan akan lebih termotivasi untuk
bersikap kompetitif dan fokus meningkatkan produktivitas kerja.
Dalam budaya pasar, perusahaan menggunakan strategi mempertimbangkan preferensi
klien, memajukan produktivitas, bekerja sama dengan pihak lain, dan meningkatkan
persaingan untuk meningkatkan kualitas.
3. Budaya Hirarki
Budaya kerja berikutnya adalah budaya hirarki. Budaya ini lebih menekankan konsep
lingkungan kerja formal dan terstruktur. Orang-orang dengan jabatan tinggi memegang
penuh kendali perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki banyak pengalaman dan
kemampuan yang bisa dijadikan panutan.
Budaya hirarki diklaim sebagai yang paling tepat untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Budaya tersebut menggunakan strategi dengan mendeteksi kesalahan, pemecahan masalah
yang sistematis, dan perangkat pendukung kerja yang berkualitas.
4. Budaya Adhokrasi
Perusahaan yang menganut budaya adhokrasi lebih bersifat dinamis dan kreatif. Di
perusahaan atau kantor, para pemimpin akan dipandang sebagai sosok inovator yang berani
mengambil risiko dan memotivasi karyawan untuk menyampaikan fresh ideas.
Selain itu, konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan suatu hal yang baru
merupakan poin utama dari jenis budaya kerja ini. Budaya adhokrasi menggunakan strategi
menciptakan standar baru, membuat kejutan yang menyenangkan untuk karyawan,
pengembangan berkelanjutan, dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
Menurut Taliziduhu Ndraha (2003:25) indikator budaya kerja dapat dikategorikan menjadi
berikut:
1. Kebiasaan
Dapat dilihat dari cara pembentukan perilaku berorganisasi pegawai yang berkaitan dengan
kesadaran akan hak dan kewajiban. Selain sikap, terdapat juga pendirian yang diharapkan
tidak berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap dapat diartikan sebagai cermin pola
tingkah laku, kebiasaan biasanya sulit diperbaiki secara cepat, namun dapat diatasi dengan
aturan-aturan yang tegas baik dari organisasi ataupun perusahaan.
2. Peraturan
Dalam pelaksanaan kerja, tentu dibutuhkan peraturan untuk memberikan ketertiban dan
kenyamanan pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan adanya peraturan ini
diharapkan pegawai bisa disiplin dengan aturan yang sudah diberlakukan. Sehingga
harapannya pegawai memiliki kesadaran dan sadar akan konsekuensi yang akan dilakukan.
3. Nilai-nilai
Penilaian mengenai tugas yang penting dan kurang penting maupun baik dan kurang baik.
Peran nilai ini dapat diamati dan dirasakan jika terekam atau termuat pada suatu wahana
dan budaya kerja. Maka penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan evaluasi
terhadap kinerja pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Berikan contoh penerapan budaya kerja yang baik, pada perusahaan telekomunikasi
1. Menyusun visi misi perusahaan. Dengan adanya visi misi maka karyawan akan dapat
mengerti, memahami dan memiliki rasa kependulian terhadap perusahaan.
2. Mengembangkan Standar Sikap yang Harus Dilakukan
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua karyawan bisa dan tahu cara bersikap. Oleh karena
itu diperlukan standar sikap yang harus dilakukan di perusahaan atau kantor. Hal ini
nantinya juga bisa menjadi indikator penilaian kerja karyawan.
3. Memberikan Pelatihan. Hal ini dilakukan dengan harapan karyawan dapat mencapai target
yang sudah ditentukan.
4. Reward dan Punishment yaitu memberikan konsekuensi kepada karyawan yang melanggar
dan sebaliknya memberikan penghargaan bagi karyawan yang bersikap sesuai standar yang
ditentukan.
Soal Nomor 2:
Pada hakikatnya, suatu organisasi merupakan kumpulan dari pusat-pusat pertanggungjawaban,
yang direpresentasikan dalam suatu hierarki organisasi. Pusat pertanggungjawaban muncul dari
penjabaran satu atau lebih tujuan kerja. Di mana dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dibuatlah
strategi pelaksanaannya, untuk mengimplementasikan strategi tersebut kemudian dibuatlah
pengklasifikasian berbagai pusat pertanggungjawaban yaitu pusat pertanggungjawaban
pendapatan, pusat pertanggungjawaban Biaya, pusat pertanggungjawaban laba dan pusat
pertanggungjawaban Investasi.
Berikan contoh divisi-divisi apa saja dalam perusahaan yang merupakan pusat-pusat
pertanggungjawaban!
Jawaban :
Pertanggungjawaban merupakan aspek penting setiap pimpinan organisasi tersebut terhadap
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu penilaian kinerja yang harus dilakukan adalah bagaimana
seorang manajer bertanggungjawab atas perkembangan dan kemajuan unit bisnisnya. Unit bisnis
dapat berbentuk departemen, divisi, kantor cabang atau bentuk lain yang dikelola oleh seorang
manajer (selanjutnya unit bisnis akan disebut dengan departemen).
Manajer harus bisa mengelola biaya dan pendapatan agar departemen yang dipimpinnya tidak
hanya berjalan efisien dan efektif, namun juga memastikan dapat bersinergi baik dengan
departemen lainnya. Tanggungjawab yang dipikul oleh manajer divisi tersebut merupakan
gambaran dari tujuan departemen tersebut dibentuk sehingga berdampak pada bagaimana
mengukur kinerja departemen dan individu. Sesuai fungsinya masing-masing, maka setiap
departemen dalam sebuah organisasi memiliki kekhasannya masing-masing sesuai dengan fungsi
yang diberikan dalam rangka mencapai visi dan misi organisasi.
Pusat pertanggungjawaban adalah sebuah unit atau departemen atau bagian atau istilah lain yang
pengertiannya hampir sama dengan hal tersebut dan dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab untuk mengelola departemen tersebut.
Dalam hal ini pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat bagian pertanggungjawaban, yang
terdiri dari berikut ini.
1. Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan.
Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban atau unit organisasi yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan bagaimana memperoleh pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya. Dalam pusat pertanggungjawaban ini, luaran diukur dengan menggunakan
ukuran moneter dan tidak ada hubungan antara input dan output. Pengukuran kinerja dalam
pusat pertanggungjawaban ini berdasarkan perbandingan antara penjualan yang dianggarkan
dengan penjualan sesungguhnya. Contoh pusat pendapatan adalah divisi pemasaran,
departemen iklan dan promosi, serta bagian penjualan.
2. Pusat Pertanggungjawaban Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban atau unit organisasi yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan perolehan laba dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Setiap pusat laba biasanya merupakan organisasi yang independen dan manajer mempunyai
pengendalian yang signifikan atas operasi yang mempengaruhi laba. Manajer memiliki
kewenangan untuk merumuskan strategi demi tercapainya laba yang diisyaratkan. Manajer
dalam pusat laba diukur prestasinya berdasarkan laba yang dianggarkan dengan laba yang
sesungguhnya terjadi.
3. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban atau unit organisasi yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan perolehan return dalam pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Dalam pusat investasi, manajer bertanggungjawab dan memiliki otoritas atas
biaya, pendapatan dan aset yang diinvestasikan untuk mencapai return investasi yang
disyaratkan. Pengukuran kinerja pusat investasi dilakukan dengan membandingkan return
investasi yang dianggarkan dibandingkan dengan return investasi yang sesungguhnya.

Sumber Referensi :
https://www.kitalulus.com/bisnis/budaya-kerja
https://dspace.uc.ac.id/bitstream/handle/123456789/3866/Paper3866.pdf?sequence=1&isAllowe
d=y
Mulyani, Sri. (2023). Sistem Pengendalian Manajemern :Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai