Anda di halaman 1dari 4

Nama : Risa Setianingrum

NIM : 191120002310

Ujian : UTS Seminar Akuntansi Keuangan

Kelas : Akuntansi AB

1. Perbedaan antara teori agensi dengan teori stewardship adalah Teori Agensi
menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan kepentingan yang berlawanan
antara manajer dengan pemilik yang merupakan suatu rintangan. Sedangkan dalam
teori stewardship, manajer cenderung berusaha memberikan manfaat maksimal pada
organsasi dibanding mementingkan tujuannya sendiri.
Contoh Teori Agensi adalah seorang pengusaha counter handphone yang tidak bisa
mengelola dan menjaga counter handphone yang dimiliki karena kesibukannya.
Pemilik counter handphone (disebut prinsipal) kemudian menyuruh orang lain untuk
mengelola counter handphonenya.
Contoh Teori Steward adalah perilaku steward adalah kolektif, sebab steward
berpedoman dengan perilaku tersebut tujuan organisasi dapat dicapai. Misalnya
peningkatan penjualan atau profitabilitas. Perilaku ini akan menguntungkan principal
termasuk outside owner (melalui efek positif yang ditimbulkan oleh laba dalam
bentuk deviden dan shareprices), hal ini juga memberikan manfaat pada status
manajerial, sebab tujuan mereka ditindak lanjuti denganbaik oleh steward. Para ahli
teori stewardship mengasumsikan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara
kesuksesan organisasi dengan kepuasan principal. Steward melindungi dan
memaksimumkan shareholder melalui kinerja perusahaan, oleh karena itu fungsi
utilitas stewarddimaksimalkan.

2. Latar belakang teori kontingensi adalah seorang tokoh yang bernama Fred Edward
Fiedler yang mengembangkan studi factor factor dan karakteristik pribadi seorang
pemimpin dan memperkenalkan model kontingensi kepemimpinan dan teori
efektivitas kepemimpinan pada tahun 1967. Fred E. Fiedler (1967) menjelaskan
bahwa kepemimpinan adalah Proses seorang pemimpin menggunakan pengaruhnya
sama seperti dalam situasi tugas kelompok, gaya kepemimpinan dan kepribadiannya
serta pendekatan yang disesuaikan dengan kelompok. Seseorang menjadi pemimpin
bukan karena sifat kepribadian semata, tetapi berdasarkan faktor situasional: (interaksi
antara pemimpin dengan situasi) .
Model kontingensi structural merupakan hubungan antara factor konteks – structural
organisasi dan efek kinerja. Dan merupakan kinerja suatu organisasi tergantung pada
kesesuaian / fit antara konteks dan structural organisasi.

3. Menurut teori Fiedler dalam teori kontingensi, Teori kontingensi menganggap bahwa


kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk
melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task
situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan
pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut
Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya,
tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan
situasinya.

4. Balance Scorecard (BSC) adalah suatu system management strategic yang


mengkomunikasikan strategi perusahaan kedalam perspektif financial dan non-
finansial untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan yang berjalan di perusahaan dengan
strateginya atau dengan kata lain Balanced Scorecard atau sering disingkat BSC
adalah suatu sistem manajemen strategi (strategic based responsibility accounting
system) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi dari suatu perusahaan ke
dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut.
Konsep Balanced Scorecard antara lain:
1) Mengidentifikasi visi dan misi organisasi atau perusahaan
2) Mengidentifikasi strategi untuk mencapai misi tersebut
3) Menganalisis kinerja organisasi atau perusahaan dari perspektif tertentu,
sebagai upaya dalam menentukan gagasan untuk mengetahui bagaimana hasil
akhir yang diperoleh

5. Langkah dalam penyusunan atau pembuatan balance score card:


a) Tahap strategy fokus
Menjalankan strategi yang sudah dibuat
b) Tahap assesment
- Menentukan nilai yang menjadi tolok ukur dalam penilaian
- Mengembangkan tolok-tolok ukur baru dalam penilaian, agar mendapat
dimensi yang lebih luas.
- Menerapkan tolak ukur baru yang telah dikembangkan.
- Menganalisis hasil pengamatan dari tolok-tolok ukur yang ada dan
menuangkannya dalam bentuk laporan.
c) Tahap change planning and implementation
Hasil analisa yang didapat sebelumnya akan dapat digunakan untuk
menghasilkan rencana perbaikan bagi kinerja seluruh bagian perusahaan.
d) Tahap continuous improvement
- Membuat bagan matrix untuk dapat memonitor pelaksanaan dari perencanaan
perbaikan.
- Perbaikan yang terus menerus, mengkaji ulang setiap tolok ukur yang terdapat
di dalam BSC.

6. 4 Perspektif Balance Score Card:


1) Financial Perspective
Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan
pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus
mampu mengelola keuangan dengan baik agar keuangannya terus stabil.
Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan.
2) Customer Perspective
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara
perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus
diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan
yang diberikan.
Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti
mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.
3) Internal Process Perspective
Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran
dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin
perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam
perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang
ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.
4) Learning and Growth Perspective
Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa
adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan
menghadapi banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung
dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan
perusahaan dapat mencapai target yang maksimal.

7. Menurut saya, Impor saat panen raya dikarenakan komoditas tersebut akan diserap
oleh perusahaan seperti halnya beras yang akan diserap oleh bulog. Impor pada saat
panen raya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun. Disisi lain
memang ada untuk mengejar profit akan tetapi impor juga memunculkan oknum-
oknum yang menyalahgunakan wewenang impor.

Anda mungkin juga menyukai