Anda di halaman 1dari 20

A.

BIOMEKANIKA

Biomekainika (Mekanika Biologi Organisme) merupakan alat yang dapat

mencegah beban kerja mempelajari fungsi dan struktur bagian tubuh serta

efeknya tekanan / beban internal / ekternal yang beraksi pada tubuh manusia

dan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya-gaya tersebut.

Dalam ilmu fisika, gerakan diartikan sebagai suatu proses perpindahan

suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain yang bapat diamati secara objektif

adalah bahwa perpindahan benda tersebut dapat diukur dalam suatu satuan

waktu dan tuangan.

Gerakan pada manusia dapat diamati karena adanya perubahan dari

posisi tubuh atau anggota tubuh dalam ruang dan waktu. Semua bentuk

gerakan terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya, yaitu kontraksi otot.

Secara mekanis gerakan bisa diklasifikasi menjadi 2 kelompok yaitu

gerakan translator dan gerakan ratotari. Gerakan translatori adalah gerakan di

mana benda bergerak secara keseluruhan dari suatu tempat-ketampat lain.

Sedangkan ratotari adalah gerakan yang berpusat pada poros tertentu seperti

pada gerakan lengan tangan terhadap bahu.

Gerakan terjadi karena adanya gerak. Stimulus gerak dihantarkan oleh

syaraf ke setiap unit gerak pada otot. Otot berkontaksi dan kemudian

menggerakan tulang yang berporos pada persedian. Untuk nerkontrksinya

otot diperlukan energy dan energy yang dihasilkan dari berfungsinya sistem

suplai. Selama terjadinya, agar gerakan itu bisa dilakukan dengan lancer dan

sesuai dengan kemauan, yang berperan mengendalikannya sistem control

yaitu syaraf dan endokrin.

IV - 1
Dalam melakukan analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang

sebagai suatu sistem yang terjadi dari link (penghubung) dan joint

(sambungan). Tiap link mewakili segmen tubuh tertentu dan tiap joint

menggambarkan sendi yang ada menurut Chaffin & Anderson (1984), tubuh

manusia terdiri dari linki, yaitu :

1. Link lengan bawah yang dibatasi joint telapak tangan dan siku

2. Link punggung yang dibatasi joint siku dan bahu

3. Link penggung yang dibatasi joint bahu dan pinggul

4. Link paha yang dibatasi joint pinggung dan lutut

5. Link betis yang dibatasi joint lutut dan meta kaki

6. Link kaku yang dibatasi joint mata kaki dan telepak kaki

Analisis biomekanika ada 2 (dua) yaitu secara statis berupa analisi

besarannya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu,

saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangakan analisis biomekanika

secara dinamis adalah analisis besarannya gaya dan momen yang terjadi

pada bagian-bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi gerakan.

Menurut Winter (1990), terhadap tiga jenis gaya bekerja di dalam tubuh

manusia, yaitu :

1. Gaya Gravitasi yaitu gaya yang memulai pusat mass dari segmen tubuh

manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa di kali

percatan gravitasi (F=m.g).

2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh

atau berat segmen tubuh itu sendiri.

3. Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan

sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi, dan gaya ini

menggambarkan besaranya momen otot.

IV - 2
Dengan mendefinisikan jenis pekerjaan dan postur tubuh didalam

melakukan pekerjaan tersebut, dapat dihitung besaranya gaya dan momen

yang terjadi pada setiap link dan sendi melalui analisa mekanis. Baik pada

saat tubuh dalam posisi diam (biostatic) maupun pada saat bergerak

(biodynamic).

Hukum Keseteimbangan gaya menyatakan bahwa penjumlahan aljabar

dari semua gaya yang bekerja pada suatu benda dalam keadaan

kesetimbangan statis adalah sama dengan nol (∑ F = 0). Untuk mendapatkan

kesetimbangan gaya secara keseluruhan, maka gaya-gaya dibandingkan

sedikitknya dalam dua arah, yaitu vertical dan horizontal. Sehingga diperoleh

rumus kesetimbangan gaya sebagai berikut :

∑Fx=0; untuk arah horizontal

∑Fy=0; untuk arah vertikal

Kemudian dari hukum kesetimbangan memon menyatakan bahwa

penjumlahan aljabar momen-momen dari suatu benda dalam keadaan

kesetimbangan statis adalah sama dengan nol (∑ M = 0).

Prinsip-prinsip dasar yang diaplikasihkan pada mekanika diatas, dapat

berbagai segmen tubuh manusia dengan memangdang tubuh sebagai

perhitungan gaya dan momen pada suatu link akan dipengaruhi link

sebelimnya dan akan mempengaruhi link selanjutnya. Oleh sebab itu link

terakhir (link kaki) akan menahan beban yang berasal dari berat seluruh link

sebelumnya, baik beban eksternal maupun beban link itu sendiri. Dalam

menganalisis biomekanika khususnya pada perajin gerabah perlu

digambarkan secara diagram segment-segmen tubuh yang akan dianalisis

yaitu pada bagian lengan yang bertujuan memudahkan dalam menentukan

IV - 3
gaya-gaya yang berpengaruh pada sistem anotomi tubuh manusia dibagi

beberapa organ sesuai dengan fungsinya.

Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material

handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau

pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan

teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada

beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan

pertimbangan biaya maupun kemudahan. pekerjaan ini membutuhkan usaha

fisik sedang hingga besar dalam durasi wakti kerja tertentu, misalhnay

penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak

mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu

besar di Negara-negara industry belakangan ini.

a. RWL (Recommended Weight Limit)

Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan

keseamatan kerja di amerika, NIOSH (National Institute of Occupational

Safety and Health) melakukan analisis terhadap kekuatan manusia

dengan dalam mengangkat atau memidahkan beban, serta

merekomendasikan betas maksumim beban yang masih boleh diangkat

oleh pekerja yaitu Action Limit (AL) dan MPL (Maximal Permissible Limit)

pada tahun 1981. Kemudian lifting equation tersebut direvisi sehingga

dapar mengevaluasi dan menyediakan pedoman untuk range yang lebih

luas dari manual lifting. Rivisi tersebut menghasilkan RWL (1991), yaitu

batas beban yang dapat diangkat oleh manusia berulang-ulang dalam

durasi kerja tertentu (missal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang

cukup lama. RWL didefinisikan dengan persamaan berikut :

IV - 4
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan :

RWL : Batas beban yang direkomendaasikan

LC : Konstanta Pembabanan = 29 kg

HM : Faktor pengali perpindahan = 25/H

Ket : H dalam cm

DM : Faktor pengali Perpindahan = 0.81 +4.5/D

Ket : D dalam cm

AM : Faktor pengali asimetrik = 1 – (0.00032 A)

Ket: A in degree

FM : Faktor pengali frekuensi

CM : Faktor pengali kopling (hendle)

VM : Faktor pengali vertikal = (1-(0.003[V-75]))

Ket: V dalam cm

Tabel 1. Faktor pengali kopling


Coupling Type V<75 cm V> 75 cm

Good 1.00 1.00

Fair 0.95 1.00

Poor 0.90 0.90

IV - 5
Tabel 2. Faktor pengali frekwensi

Work Duration
Frek
< 1 jam 1 – 2 jam 2 – 8 jam
Lift/min
V<30 V>30 V<30 V>30 V<30 V>30
<0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85
0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81
1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75
2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65
3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55
4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45
5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35
6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27
7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22
8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18
9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13
11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00
12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00
13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
(sumber : Waters et al, 1994)

Horizontal Location (H) : jarak telapak dari titik tengah antara 2 tumit,

diproyeksikan pada lantai.

Vertical Location (V) : jarak antara kedua tangan dengan lantai

Vertical Travel Distance (D) : jarak perbedaan ketinggian vertical antara

destination dan origin dari pengangkatan.

Lifting Frequency : angka reta-rata pengangkatan/ menit selama

periode 15 menit.

IV - 6
Garis Asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungakan titik

tengah garis yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan

proyeksi titik tengah beban pada lantai. Garis segital adalah garis yang

melalui titik tengah kedua mata kaki bagian dalam dan berada pada

bidang sagital. Bidang sagital adalah bidang yang membagi bagian tubuh

menjadi kedua bagian, kenan dan kiri, saat posisi tibuh netral (tangan

berada di depan tubuh dan tidak ada perputaran pada bahu dan kaki).

Perancangan work space harus memperhitungkan batasan-batasan

ini, karena faktor jarak perpindahan dan tinggi benda kerja merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap RWL.

Telah dilakukan penelitian mengenai rumus RWL yang telah

disesuaikan untuk orang Indonesia. Berikut ini adalah penelitian-penelitian

faktor pengali yang telah dilakukan, yaitu :

1. Horizontal Multplier oleh Mahachandra, 2006

2. Vertical Multplier oleh widyanti, 1998

3. Assymetric Multplier oleh Salmiah, 2001

4. Frequency Multplier oleh Alwin, 2005

Soal Biomekanika Untuk menghitung Recommended Weigth Limit dan

Lifting index

1. Pak awal mengambil kotak seberat 10 kg dari meja A 90 cm dan

mengangkat kesebuah meja B dengan ketinggian 150 cm dari lantai.

Jarak beban terhadap pusar tubuh 40 cm. Sudut simetris putaran yang

dibentuk tubuh 600. Jika selama 80 menit pekerja tersebut melakukan

pengangkutan sebanyak 224 kali. Berapa batas beban yang

IV - 7
direkomendasikan ? apakah pekerjaan tersebut dikategorikan aman

atau tidak ? (diketahui Handle Coupling dan kategori Fair)

JAWAB

Menentukan batas beban yang direkomendasikan :

Lc = 23

25
Hm =
H

25
=  0,625
40

4,5
Dm =0,82+
D

4 .5
= 0,82+  0,87
90

Am = 1-0,0032 (Ao)

=1-0,0031 (60o)

=0,808

Fm = 0.92

Cm =1

Vm = 1-0,003 (V-75)

` = 1-0,003 (V-75)

= 0,775

RWL = LC x HM x DM x AM x FM x CM X VM

= 23 x 0,625 x 0,87 x 0,808 x 0,92 x 1 x 0,775

= 7,20

L 10
L1 =   139
RWL 7,20

L1>1 = pekerjaan tersebut mengandung resiko

IV - 8
B. FISIOLOGI KERJA

Dalam fisiologi yang dipelajari bukan bagain-bagian atau struktur tubuh

mahkluk hidup, tetapi fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh mahkluk hidup,

sehingga secara keseluruhan Fisiologi dapat kita artikan sebagai ilmu yang

mempelajari fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh serta perubahan-

perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh.

Secara umum pengertian olahraga dapat kita lihat sebagai gerak atau

memainkan objek yang disusun secara terstruktur dan sistemmatis dengan

menggunakan suatu batasan aturan tertentu dalam pelaksanaannya (Liliani

Puspa 2009).

Dari pengertian diatas dapat kita lihat bahwa, didalam olahraga secara

pasti terdapat aktivitas fisik dalam bentuk gerak dan latihan, sehingga dalam

kaitannya dengan mempelajari fisiologi olahraga kita akan melihat olahraga

dari sudut pandang aktivitas gerak dalam proses latihan dan kompetisi.

Dari kajian tentang fisiologi da olahraga diatas, dapat kita buat hubungan

antara kajian teori fisiologi dan olahraga menjadi suatu kajian teori baru

tentang fisiologi olahraga. Dimana kajian teori tentang fisiologi olahraga ini

membahas tentang fungsi-fungsi kerja organ tubuh dan keterlibatan organ

tubuh manusia dalam aktivitas gerak. Sehingga pengertian fisiologi olahraga

adalah :

Bagian atau cabang ilmu dari fisiologi yang secara khusus mempelajari

tentang fungsi/cara kerja organ tubuh dan perubahan yang dapat terjadi baik

secara sementara maupun secara menetap karena sebuah aktivitas fisik (

gerak) atau latihan fisik.

a. Perubahan akibat olahraga

IV - 9
Dengan berolahraga akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh

menurut jenis, lama dan intensitas latihan yang dilakukan( Tommy Boone

2012). Secara umum yang dikatakan wara kushartanti (2009) olehraga

yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup akan

menyebabkan perubahan sebgai berikut :

1. Perubahan pada jantung

Jantung akan bertambah besar dan kuat sehingga daya tamping

besar dan denyutan kuat. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi

kerja jantung. dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu

berdenyut terlalu sering. Pada orang yang tidak melakukan olahraga,

denyut jantungnya rata-rata 80 kali per menit, sedang pada orang

yang melakukan olahraga tertentu, denyut jantung rata-rata 60 kali

per menit. Dengan demikian dalam satu menit dihebat 20 denyutan,

dalam satu jam 1200 denyutan, dan dalam satu hari 28.80 denyutan.

Penghematan tersebut menjadikan jantung awet dan boleh diharap

hidup lebih lama dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

2. Perubahan pada pembulu darah

Elastisitas pembulu dara akan bertambah karena berkurangnya

timbunan lemak dan penambahan kontraksi otot dinding pembulu

darah. Elastisitas pembulu darah yang tinggi akan memperlancar

jalannya dara dan mencegah timbulnya hipertensi. Disamping

elastisitas pembuluh darah yang meningkat, pembulu-pembulu darah

kecil (kapiler) akan bertambah padat pula. Penyakit jantung koroner

dapat diatasi dan dicegah dengan mekanisme perubahan ini.

Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat pembungan zat-zat

IV - 10
lelah sebagai sisa pembakaran sehingga bisa diharapkan pemulihan

kelelahan yang cepat.

3. Perubahan pada paru-paru

Elastisitas paru-paru akan bertambah sehingga kemampuan

berkembang kempus juga akan bertambah. Selain itu jumlah alveoli

yang aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua

hal diatas akan menyebabkan kapasitas penampangan dan

penyaluran aksigen ke dalam akan bertambah. Pernafasan

bertambah dalam dengan frekuensi yang lebih kecil. Bersamaan

dengan perubahan pada jantung dan pembuluh darah, ketiganya

bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan.

4. Perubahan pada otot

Kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan bertambah besarnya

serabut otot dan meningkatnya sistim penyediaan energgi di otot.

Lebih dari itu perubahan pada otot ini akan mendukung kelincahan

dalam panyak hal kecelakaan dapat dihindari.

5. Perubahan pada tulang

Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan

kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang, selain mencegah

pengeroposan tulang. Permukaan tulang juga akan bertamba kuat

dengan adanya tarikan otot yang terus menerus.

6. Perubahan pada ligamentum dan tendo

Kekuatan ligamentum dan tendo akan bertambah, demikian juga

dengan perlekatan tendo pada tulang. Keadaan ini akan membuat

IV - 11
ligamentum dan tendo maupun menahan beban berat dan tidak

mudah cedera.

7. Perubahan pada persendian dan tulang rawan

Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan

di persendian sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) dan

melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera.

8. Perubahan pada aklimatisasi terhadap panas

Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang

memungkinkan seseorang tahan bekerja di tempat panas. Kenaikan

aklimatisasi terhadap panas disebabkan karena pada waktu

melakukan olahraga terjadi pula kenaikan panas pada badan dan

kulit. Keadaan yang sama akan terjadi bila seseorang bekerja di

tempat panas.

b. SIKAP KERJA

Sikap kerja pengrajin hendaknya diusahakan dalam posisi fisikologi

seperti saat duduk dan berdiri, sehingga tidak sampai menimbulkan sikap

paksa yang melewati kemampuan fisikologi tubuh (Grandjea & Kroemer,

2000; Manuaba, 1998c). tujuannya mencegah kontraksi otot dan

peregangan tendo secara berlebihan (overuse). Sikap seperti saat

memegang, angkat angkut, duduk, mengambil alat, berdiri ataupun

akibat ruang kerja yang tidak sesuai dengan pekerja (Adnyana, 2001;

Chung, dkk. 2003; Dempsey, 2003; Ferreira, 2005; Fergusson, dkk; 2005;

Sutajaya, 2000).

Perubahan sikap merupakan suatu adaptasi tubuh untuk

mempertahankan suatu gaya yang timbul pada saat membengkuk,

IV - 12
mengangkat. Hal ini dipengaruhi oleh penambahan otot, posisi otot serta

insersi tendo pada tulang. Secara biomekanika hal ini bertujuan

mempertahankan oleh beban dan gaya yang dihasilkan oleh otot untuk

mempertahankan beban secara seimbang pada suatu titik tumpu. Oleh

karena perbandingan momen gaya beban dengan momen gaya otot

harus seimbang. Momen gaya merupakan hasil perkalian gaya beban/otot

dengan jarak dari beban/otot ke titik sumbu (Widjaya, 1998) seperti

persamaan di bawah ini.

Fb x dbt = Fo x d ot
…………………. (1)

Keterangan :

Fb / Fo = gaya beban / otot (Netwot)

dbt / do = jarak beban / otot ke titik tumpu(meter)

Berdasarkan persamaan (1) tersebut, maka makin jauh jarak suatu

beban/ otot dari titik tumpu, maka momen yang dihasilkan makin besar.

Sehingga dengan sikap kerja, maka makin jauh jarak anggota badan atau

badan dari titik tumpu/ sumbu badan maka momen yang dihasilkan akan

makin besar.

c. BEBAN KERJA

Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang operator akan menjadi

beban fisik maupun mental. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan

berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Aktivitas manusia dapat

digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Meskipun

tidak dapat dipisahkan, naming masih dapat dibedakan pekerjaan dengan

dominasi fisik dan pekerjaan dengan dominasi aktivitas mental.

IV - 13
Analisis beban kerja banyak digunakan dalam penentuan kebutuhan

pekerja (man power planning), analisis ergonomic, analisis keselamatan

dan kesehatan kerja (k3) hingga ke perencanaan penggajian. Perhitungan

beban kerja setidaknya dapat dilihat dati tiga aspek, yaitu :

1. Fisik, Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja bedasarkan

kriteria-kriteria fisik manusia.

2. Mental, Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan

mempertimbangkan aspek mental (psikologis).

3. Penggunaan waktu, Sedangkan permanfaatan waktu lebih

mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

Menurut Tarwaka, pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk

beberapa hal berikut, yaitu :

1. Evaluasi dan perencangan tata cara kerja

2. Keselamatan kerja

3. Pengaturan jadwal istirahat

4. Spesifikasi jabatan dan seleksi personil

5. Evaluasi jabatan

6. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan

d. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN KERJA

Menurut tarwaka, faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah

sebagai berikut.

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerjaj yang berasal dari

luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut

sebagai stresor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah :

IV - 14
a. Tugas-tugas (tasks)

b. Organisasi kerja

c. Lingkungan kerja

2. Faktor Internal

Sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi

tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal

meliputi.

a. Faktor somatic, yaitu jenis kelamin, umur ukuran tubuh,

kondisi kesehatan, status gizi.

b. Faktor psiklis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan,

kenginan, kepuasaan, dan lain-lain.

e. KERJA FISIK

Kerja fisik yaitu kerja yang memerlukan energy fisik otot manusia

sebagai sumber tenaganya. Kerja fisik seringkali disebut sebagai “Manual

Operation” dimana performansi kerja sepenuhnya akan tergantung

manusia baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga ataupun pengendali

kerja. Dalam hal kerja fisik ini, konsumsi energy merupakan faktor utama

dan tolak ukuran ukur sebgai penentu berat atau ringannya kerja fisik

tersebut. Ditandai dengan perubahan yaitu :

a. Termpratur tubuh

b. Konsumsi oksigen

c. Detak jantung

d. Senyawa kimia

Kerja fisik akan mengeluarkan energy yang berhubungan erat dengan

konsumsi energy. Komsumsi energy pada waktu kerja biasnaya ditentukan

dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :

IV - 15
a. Kecepatan denyut jantung

b. Konsumen oksigen

f. KERJA MENTAL

Kerja mental yaitu kerja yang timbul dan terlihat dari [ekerjaan yang

dilakukan, terbentuk secara kognitif (pikiran). Aktivitas mental lebih banyak

didominasi oleh pekerjaan sebagai pengambilan keputusan dengan

tanggung jawab yang besar, pekerjaan di bidang teknik informasi,

pekerjaan dengan menggunakan teknologi tinggi dan pekerjaan dengan

kesiapsiagaan tinggi. Kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan

kerja antara lain disebabkan oleh :

1. Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam

waktu lama

2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung

jawab besar

3. Menurunnya konsentraasi akibat aktivitas yang menoton

4. Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja

yang terisolasi dengan orang lain

IV - 16
Tebal 3. Data Detak Jantung

Denyut Jantung Per Detik


No Waktu (detik) Sebelum Sedang Sesudah
Bekerja Bekerja Bekerja

1 0 0 0 0

2 30 0 104 95

3 60 95 106 98

4 90 98 100 96

5 120 96 106 102

6 150 102 109 102

7 180 102 108 100

8 210 100 106 103

9 240 103 112 106

10 270 106 115 111

11 300 111 109 107

TOTAL 913 1075 1020

RATA-RATA 83 97,73 92,73

Ry 
 Ji   913  1075  1020  3008
2 2 2
 274183,8
Ni 11  11  11 33

 Ji  2
 9132 (1075) 2 30082 
Ay   Ry       274183,8
Ni  11 11 11 

 [275417,6]  274183,8

= 1233,88

IV - 17
Y 2   Ji   76  87  89  ...  113  659306
2 2 2 2 2

Dy  Y 2  Ry  Ay  659306  274183,8  1233,88  383888,4

Tabel 4. Tabel Analisa Varians

Sumber
Dk Jk Kt F
Varians
Ry
Rata-rata 1 Ry = 274183,8 R  274183,8 -
1
Ay
Antar kelompok k-1 Ay = 1233,88 A  616,9394 -
2
Dy A
Dalamkelompok n1-k Dy = 383888,4 D  12796,28  0,048
30 D
TOTAL n1 = 33 Y2 = 9720166,3 9720783,218 0,048

Ftab  1   ; k  1; N  k 

 1  0,05; 2  1; 33  3


 0,95;1;30
 3,32

A 616,9394
Fhit    0,048
D 12796,28

Dapat disimpulkan bahwa Ftab ≥ Fhit yaitu 3.32 ≥ 0,048, maka Ho

diterima dan ini berarti data berdistribusi normal.

IV - 18
Sebelum Bekerja
150

Denyut Jantung
100
102 102 103 106 111
95 98 96 100
50

0
0 30
0 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Grafik 1 Grafik Denyut Jantung Sebelum Kerja

Sedang Bekerja
140
120
Denyut Jantung

100 115
106 106 109 108 106 112 109
80 104 100
60
40
20
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Grafik 2 Grafik Denyut Jantung Sedang Bekerja

Sesudah Bekerja
120
100
Denyut Jantung

106 111 107


80 98 102 102 100 103
95 96
60
40
20
0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu

Grafik 2 Grafik Denyut Jantung Sesudah Bekerja

IV - 19
Tabel 2. Data Konsumsi Energi

1 Menit 21/2 menit 5 manit


Nama
Sb Sd Sdh Sb Sd Sdh Sb Sd Sdh

Aan Kurniawan 95 106 98 102 109 102 111 109 107

Rezki Rizaldy 93 101 98 100 104 102 111 103 101

Jumlah 188 207 196 202 213 204 222 212 208

Rata-rata 94 104 98 101 107 102 111 106 104

Rata-rata/menit 188 207 196 81 85 82 44.4 42.4 41.6

IV - 20

Anda mungkin juga menyukai